ور ّ ش ُر ُ َونَعُوذُ ّباهللّ ّم ْن،َُـح َمدُهُ َونَ ْست َ ّع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغ ّف ُره ْ إن الـ َح ْمدَ ّ هلِلّ ن َّ
َو َم ْن،ُض َّل لَه ّ َم ْن يَ ْه ّد ّه هللاُ فَ ََل ُم،ت أ َ ْع َما ّلنَا ّ س ّيهئَا َ أ َ ْنفُ ّسنَا َو ّم ْن
ُ أ َ ْش َهدُ أَن الَّ ّإلَهَ ّإالَّ هللا َو ْحدَهُ َال ش َّري َْك لَه،ُّي لَه َ ض ّل ْل فَ ََل َهاد ْ ُي
سولُه ُ ع ْبدُهُ َو َر َ ً َوأ َ ْش َهدُ أَ َّن ُمـ َح َّمدا
َّللاَ َح َّق َّ يَا أَيُّ َها الَّذّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا،قال هللا تعالى فى كتابه الكريم
َتُقَاتّ ّه َو َال تَ ُموت ُ َّن ّإ َّال َوأَ ْنت ُ ْم ُم ْس ّل ُمون
سدّيدًا َّ يَا أَيُّ َها الَّذّينَ آ َمنُوا اتَّقُوا،وقال تعالى
َ َّللاَ َوقُولُوا قَ ْو ًال
سولَهُ فَقَ ْد َّ ص ّل ْح لَ ُك ْم أ َ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغ ّف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ّط ّع
ُ َّللاَ َو َر ْ ُي
ع ّظي ًما َ فَازَ فَ ْو ًزا
ُ سنَ ْال َه ْدي ّ َه ْد
ي َ َوأَ ْح،َّّللا
َّ اب ُ َ ث ّكت ّ صدَقَ ْال َحدّي َ َ فإّ َّن أ،ُأ َ َّما بَ ْعد
َو ُك َّل ُم ْحدَثَ ٍة،ور ُم ْحدَثَات ُ َها ّ َوش ََّر األ ُ ُم،سلَّ َم َ علَ ْي ّه َو َ َُّللا َّ صلَّى َ ُم َح َّم ٍد
ضَللَ ٍة فّي النَّار َ َو ُك َّل، ٌضَللَة َ ع ٍة َ َو ُك َّل ّب ْد،ٌعة َ ّب ْد
Ummatal Islam,
Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita hidup di dunia sebelum akhirat untuk
menguji siapa yang bersungguh-sungguh melangkahkan kakinya menuju surgaNya dan
siapa yang tidak bersungguh-sungguh untuk mencari keridhaan Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Allah menjadikan dunia penuh dengan ujian karena dengan ujian itu Allah ingin
pilah dan pilih siapa orang-orang yang berhak masuk ke dalam surgaNya dan siapa yang
ia akan dimasukkan ke dalam api neraka. Allah Ta’ala berfirman:
َاس أَن يُتْ َر ُكوا أَن يَقُولُوا آ َمنَّا َو ُه ْم َال يُ ْفتَنُون َ ﴾ أ َ َحس١﴿ الم
ُ َّّب الن
﴾٢﴿
“Alif laam miim.. Apakah manusia mengira akan dibiarkan berkata: “Kami beriman”,
sementara ia tidak diuji?” (QS. Al-Ankabut[29]: 2)
Dan khithab ini ditujukan kepada kita semua kaum mukminin. Bahwa orang-orang
yang beriman pasti dan pasti diuji. Lalu Allah berfirman:
Setiap kita harus sadar bahwa kita hidup di dunia tidak akan selamanya. Pastilah setiap
orang yang menyatakan “Saya beriman”, Allah akan berikan ujian. Ujian itu dengan
perintah-perintahNya, ujian itu dengan larangan-laranganNya, ujian itu dengan
kesusahan yang menimpanya atau bahkan terkadang dengan kesenangan. Karena
kesenangan pun hakikatnya adalah ujian. Allah berfirman:
Seorang hamba yang sadar dan menggunakan akal pikirannya, maka ketika ia
menggunakan akal pikirannya tentang hakikat tujuan hidupnya, maka ia akan berusaha
menguatkan dirinya untuk sabar menghadapi perintah-perintah Allah dan menjauhi
laranganNya. Ketika seorang hamba sadar bahwasanya dunia ini hanyalah ujian belaka,
ia hidup di dunia tak akan lama, maka ia berusaha sekuat tenaga untuk ia bisa
meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan kepadaNy
Berbeda dengan orang yang tidak menggunakan akal pikirannya untuk memahami
hakikat tentang kehidupan dunia. Dia hanya terbuahi dengan kesenangannya, dia
terbuai dengan syahwatnya, sehingga akhirnya ia mengikuti syahwatnya, ia mengikuti
maksiat kepada Allah, dia tidak peduli apakah Allah akan ridha kepadanya atau tidak, ia
lemah dihadapan maksiat, ia tidak punya kekuatan untuk melawan hawa nafsunya,
maka orang seperti ini kita katakan celaka untuknya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam bersabda dalam riwayat Muslim dalam shahihnya:
Kata para ulama artinya ia tidak menggunakan akal pikirannya untuk mengetahui
tentang buruknya maksiat, untuk menyadari bahwasannya maksiat itu akan
menjerumuskan ia ke dalam api neraka, untuk memahami dan menyadari bahwasanya
maksiat itu hanya akan menimbulkan kesialan dalam hidupnya. Namun akalnya ia tidak
gunakan, ia lebih terkalahkan oleh syahwatnya. Maka Rasulullah mengatakan bahwa
dia penduduk api neraka.
Maka saudaraku..
Kewajiban kita adalah untuk senantiasa sadar dan terus menyadari tentang mengapa
Allah memberikan kepada kita perintah dan larangan. Karena semuanya itu untuk
kemaslahatan kita di dunia ini. Tidak mungkin manusia dibiarkan oleh Allah seperti
binatang ternak yang hidupnya hanya bersenang-senang dan mengikuti syahwat, tidak
mungkin Allah samakan mereka dg hewan
Oleh karena itulah Allah jadikan Nabi Adam ‘Alaihish Shalatu was Salam lebih tinggi
derajatnya daripada malaikat. Karena Allah istimewakan dengan ilmu tentang Allah,
ilmu yang bisa membimbing kepada kebahagiaan ia di dunia dan akhiratnya.
Ummatal Islam,
Maka berbahagialah Anda ketika Anda berhasil berusaha untuk mengikuti wahyu dan
berusaha untuk mengalahkan syahwat dan hawa nafsu. Kemudian kita berusaha untuk
tunduk kepada Allah. Anda yakin seyakin yakinnya bahwasannya apabila kita mengikuti
Allah, Allah pasti tidak akan sia-siakan kita.
Memang saudaraku, mengikuti Allah dan RasulNya terasa berat. Karena banyak sekali
tantangan-tantangan yang harus kita hadapi. Tantangan itu terkadang dari diri kita
sendiri berupa syahwat dan hawa nafsu, tantangan itu terkadang dari keluarga kita dan
lingkungan kita. Tapi ketika kita yakin bahwasanya akhirat itu benar-benar ada dan
bahwasanya surga dan neraka itu benar-benar ada, di situlah kekuatan itu akan ada di
hati kita, kita tidak peduli lagi dengan cercaan manusia, yang penting Allah ridha
kepadanya.
Merupakan motto dan cita-cita seorang mukmin yang ia tahu dan yakin bahwa ia akan
kembali kepada Allah.
Ummatal Islam,
Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk menggunakan akal pikiran tiada
lain adalah untuk kebaikan diri kita sendiri. Allah sering kali mengatakan:
atau
atau
Hal ini karena dengan kita menggunakan akal pikiran kita, maka di situlah kita akan
sadar siapa diri kita sebenarnya. Kita hanyalah hamba yang hidup di dunia. Di dunia ini
adalah tempat yang fana yang kelak kita semua pasti akan kembali kepada Allah
Subhanahu wa Ta’ala.
Maka saudaraku, ketika akal lebih dominan daripada syahwat dan hawa nafsu kita,
maka akal itulah yang akan membimbing kita kepada kebaikan. Tapi ketika syahwat dan
hawa nafsu lebih dominan daripada akal pikiran kita, maka di saat itu kita akan masuk
ke dalam berbagai macam dosa dan maksiat.
Maka ya ummatal Islam, Allah memberikan kepada kita akal.. Janganlah kita sia-
siakan. Dan makanan akal itu tiada lain adalah ilmu yang berasal dari Al-Qur’an dan
sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
علَى ّإب َْرا ّهي َْم ْت َ صلَّي َعلَى آ ّل ُم َح َّم ٍد َك َما َ ص ّهل َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َ اَللَّ ُه َّم َ
علَى آ ّل علَى ُم َح َّم ٍد َو َ ار ْك َ علَى آ ّل ّإب َْرا ّهي َْمّ ،إنَّ َك َح ّم ْيدٌ َم ّج ْيدٌَ .وبَ ّ َو َ
علَى آ ّل ّإ ْب َرا ّهي َْمّ ،إنَّ َك َح ّم ْيدٌعلَى ّإب َْرا ّهي َْم َو َ ت َ ار ْك َ
ُم َح َّم ٍد َك َما بَ َ
َم ّج ْيدٌ
ت األ َ ْحيَ ّ
اء ت َوالمؤْ ّمنّيْنَ َوالمؤْ ّمنَا ّ الل ُه َّم ا ْغ ّف ْر ّل ْل ُم ْس ّل ّميْنَ َوالم ْس ّل َما ّ
ياض َع َواتّ ،فَيَا قَ ّْب الدَّ َْب ُم ّجي ُ ت ّإنَّ َك َ
س ّم ْي ٌع قَ ّري ٌ ّم ْن ُه ْم َواأل َ ْم َوا ّ
ال َحا َجات
اب النَّ ّ
ار سنَةً َو ّقنَا َ
عذَ َ سنَةً َو ّفي ّ
اآلخ َر ّة َح َ َربَّنَا آ ّتنَا ّفي الدُّ ْنيَا َح َ
عباد هللا:
اء ذّي ْالقُ ْربَ ٰى َويَ ْن َه ٰى َ
ع ّن ان َو ّإيت َ ّ س ّاْل ْح َ ّإ َّن اللَّـهَ يَأ ْ ُم ُر ّب ْالعَ ْد ّل َو ْ ّ
ظ ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَذَ َّك ُرونََاء َو ْال ُمن َك ّر َو ْالبَ ْغي ّ ۚ يَ ّع ُ ْالفَ ْحش ّ
علَى نّعَ ّم ّه يَ ّز ْد ُكم، فَا ْذ ُك ُروا هللا العَ ّظي َْم يَ ْذ ُك ْر ُكمَ ،وا ْش ُك ُروهُ َ
Credit : radiorodja.com