MANAJEMEN UMUM
"MOTIVASI"
S1 Fakultas Ilmu Pendidikan dan Pengetahuan Sosial
Disusun oleh :
Kami sebagai penulis juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang konstruktif sangat
kami harapkan dari para pembaca guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar.................................................................................................... 2
Daftar Isi.............................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah........................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan.............................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan..................................................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN
Perusahaan menginginkan pencapaian tujuan tanpa mengalami banyak kendala dan kalaupun ada
maka kendala yang dihadapi dapat diminimalisasi. Diantara tujuan tersebut adalah tujuan
memperoleh laba, memenangkan persaingan serta memberikan kepuasan kepada stakeholder
organisasi. Dalam kenyataanya, proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ternyata
bukanlah suatu hal yang mudah dilaksanakan. Organisasi merupakan kumpulan dari berbagai
faktor sumber daya, baik sumber daya manusia, moral, teknologi, serta keterampilan. Dari sekian
banyak faktor dalam organisasi, yang memgang peranan penting adalah faktor sumber daya
manusia. Keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada bagaimana
perusahaan tersebut mengelola dan mempersiapkan menajemen sumber daya manusia yang
dimilikinya.
Organisasi tersusun dari banyak individu dengan banyak motif dan tujuannya. Apabila tejadi
kesalahan dalam pengelolaannya maka akan menimbulkan berbagai macam permasalahan.
Diantara permasalahn yang timbul dari aspek sumber daya manuisa adalah penurunan motivasi
kerja. Motivasi kerja karyawan yang sangat rendah apabila dibiarkan akan berpengaruh tehadap
kinerja karyawan tersebut yang pada akhirnya akan berimbas pada kinerja organisasi secara
keseluruhan.
Organisasi baik pemerintah mupun swasta senantiasa dihadapkan pada berbagai masalah,
diantaranya masalah dalam motivasi kerja karyawan yang mempengaruhi perkembangan
organisasi. Oleh karena itu, organisasi sangat membutuhkan karyawan yang mempunyai
motivasi yang tinggi dalam bekerja karena seseorang yang mempunyai motivasi yang tinggi
dalam bekerja akan memperoleh hasil kerja yang optimal, sehingga suatu pekerjaan akan
terselesaikan dengan baik.
B. Rumusan Masalah
Maka bedasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam tentang motivasi
karyawan, selain itu juga sebagai tolok ukur sejauh mana motivasi kerja mempengaruhi kinerja
karyawan dalam organisasi. Sehingga dapat menjadi acuan untuk meningkatkan kinerja
karyawan, kalau seandainya motivasi tersebut sudah ada di dalam lingkup organisasi. Dan kalau
belum ada maka diharapkan dengan adanya makalah ini dapat menjadi sumber inspirasi untuk
menciptakan kondisi organisasi yang bermotivasi.
Tujuan lain dari penulisan makalah ini tentu saja untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Umum.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau pemberian daya penggerak
dalam suatu hal yang menimbulkan dorongan, maka motivasi dapat pula dikatakan sebagai
energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri (drive arousal). Dalam motivasi ini dapat
menimbulkan kondisi yang menggerakan seseorang agar mampu mencapai tujuan dari motifnya.
Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas, arah dan ketekunan usaha untuk
mencapai suatu tujuan.
Motivasi adalah suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau
bekerja secara sehingga para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai.
3. G. R. Terry (2005)
Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri seseorang individu yang
merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan.
4. Sujono Trimo
Motivasi adalah sesuatu kekuatan penggerak dalam prilaku individu baik yang akan
menentukan arah maupun daya tahan (perintence) tiap perilaku manusia yang di
dalamnya terkandung pula unsur-unsur emosional insan yang bersangkutan.
Motivasi adalah sesuatu energi atau daya biasanya dalam bentuk psikologis baik yang
berasal dari dalam diri seseorang atau perusahaan maupun dari luar, dalam upaya menuju
suatu keinginan atau tujuan tertentu, yang penuh dengan muatan emosional.
Tujuan motivasi adalah untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan
dan kemaunannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai
tujuan tertentu. Jika tujuannya jelas dan disadari oleh yang dimotivasi serta sesuai dengan
kebutuhan orang yang dimotivasi. Setiap orang yang akan memberikan motivasi harus mengenal
dan memahami benar-benar latar belakang kehidupan, kebutuhan, dan kepribadian orang yang
akan dimotivasi.
1. Mendorong manusia untuk berbuat yang merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan
yang akan dikerjakan.
2. Menentukan arah perbuatan
3. Kearah tujuan yang hendak dicapai, sehingga dapat memberikan arah dan kegiatan yang
harus di kerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
Motivasi langsung adalah motivasi (materiil dan non materiil) yang diberikan secara
langsung kepada setiap individu untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya.
Motivasi tak langsung adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas
yang mendukung serta menunjang gairah kerja, sehingga lebih bersemangat dalam
bekerja.
1. Pendekatan tradisional (traditional approach) oleh Frederik Winslow Tailor yang di sebut
pendekatan klasik memandang bahwa motivasi para pekerja hanya dipandang dari sudut
pemenuhan kebutuhan fisik atau bilogi saja.
2. Pendekatan sumber daya manusia (human resource approach) oleh Mc. Gregor dengan
teori Y yang mengungkapkan bahwa manusia otomatis melihat pekerjaan sebagai sesuatu
yang tidak dikehendaki, melainkan justru pekerjaan merupakan suatu kesempatan atau
peluang yang perlu dikerjakan untuk mengejar karier dan menghasilkan kepuasan.
3. Pendekatan hubungan manusia (human relation approach) oleh Elton Mayo, seorang
psikologi dari Harvard University yang mengungkapkan bahwa manusia tidak hanya
membutuhkan uang, tetapi juga membutuhkan interaksi dengan orang lain dan uang tidak
bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
Kebutuhan ini menunjang kebutuhan dasar kehidupan manusia yang diantaranya pangan,
sandang, papan dan seks. Apabila kebutuhan fisiologis ini belum terpenuhi secukupnya,
maka kebutuhan lain tidak akan memotivasi manusia.
Kebutuhan akan terbebaskannya dari bahaya fisik, rasa takut kehilangan pekerjaan atau
materi.
Sebagai makhluk sosial manusia juga membutuhkan pergaulan dengan sesamanya dan
sebagai bagian dari kelompok.
Kebutuhan pada diri seseorang yang merasa dirinya berharga dan dihargai oleh orang
lain.
Kebutuhan untuk mengembangkan diri dan menjadi orang sesuai dengan yang dicita-
citakan.
Teori ini menggambarkan kondisi pemikiran saat ini dalam menjelaskan motivasi karyawan. Tiga
kebutuhan yang dikemukakan oleh Mc. Clelland adalah :
Jika karyawan memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi cenderung termotivasi dengan
situasi kerja yang penuh tantangan dan persaingan, sebaliknya karyawan memiliki
kebutuhan prestasi yang rendah cenderung berprestasi jelek dalam situasi kerja yang
sama.
Tercermin pada seseorang yang ingin mempunyai pengaruh atas orang lain dan
struktur pengaruh antar pribadi suatu kelompok atau organisasi.
Teori ini menggabungkan motivasi internal dan eksternal, ia telah merumuskan perbedaan dasar
mengenai perilaku manusia, kedua teori itu disebutnya teori X dan teori Y.
1. Rata-rata pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan kalau bisa akan menghindarinya.
2. Karena pada dasarnya tidak suka bekerja maka harus dipaksa dan dikendalikan,
diperlakukan dengan hukuman dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
1. Rata-rata manusia bersedia belajar dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima
tetapi mencari tanggung jawab.
2. Ada kemampuan yang besar dalam kecerdikan, kualitas dan daya imajinasi untuk
memecahkan masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh pegawai.
3. Usaha fisik dan mental yang dilakukan oleh manusia sama halnya bermain atau istirahat.
4. Pengendalian dari luar hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan tercapainya
tujuan organisasi.
Latar belakang Frederick Herzberg (18 April 1923 - 18 Januari 2000), adalah seorang ahli
psikolog klinis dan dianggap sebagai salah satu pemikir besar dalam bidang manajemen dan teori
motivasi berdasarkan teori dua faktor yaitu faktor higiene dan motivator. Herzberg menyatakan
bahwa orang dalam melaksanakan pekerjaannya dipengaruhi oleh dua faktor yang merupakan
kebutuhan, yaitu :
1. Maintenance factors
Faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakikat manusia yang ingin memperoleh
kebutuhan kesehatan yang berlangsung terus-menerus, karena kebutuhan ini akan
kembali pada titik nol setelah dipenuhi.
2. Motivation factors
Setiap pemimpinboleh tidak harus bekerja bersama-sama dan melalui orang lain atau
bawahan, untuk itu diperlukan kemampuan memberikan motivasi kepada bawahan.
Karena motivasi tidak bisa diamati dan diukur secara pasti, untuk mengamati dan
mengukur motivasi berarti harus mengkaji lebih jauh perilaku bawahan.
Teori motivasi ini merupakan akibat suatu hasil dari yang ingin dicapai oleh seorang dan
perkiraan yang bersangkutan bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang
diinginkannya. Artinya, apabila seseorang sangat menginginkan sesuatu dan jalan tampaknya
terbuka untuk memperolehnya, yang bersangkutan akan berupaya mendapatkannya. Teori ini
juga mempunyai daya tarik tersendiri karena penekanan tentang pentingnya bagian kepegawaian
membantu para pegawai dalam menentukan hal-hal yang diinginkannya serta menunjukkann
cara-cara yang paling tepat untuk mewujudkan keinginannya. Menurut Vroom, tinggi rendahnya
motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu :
2. Instumentalis yang penilaiannya tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam
melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan outcome tertentu).
3. Valensi merupakan respon terhadap outcome seperti perasaan positif, netral atau negatif.
Motivasi tinggi juga usaha menghasilkan sesuatu yang melebihi harapan, motivasi
rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang diharapkan.
2. Kekuatan
Menilai besarnya dan arah semua kekuatan yang memengaruhi individu. Tindakan yang
didorong oleh kekuatan paling besar adalah tindakan yang paling mungkin untuk
dilakukan.
3. Valensi
Berhubungan dengan preferensi hasil sebagaimana yang dilihat individu. Suatu hasil
memiliki valensi positif apabila dipilih dan lebih disenangi dan mempunyai valensi
negatif apabila tidak dipilih, sedangkan valensi nol apabila individu acuh tak acuh
memperolehnya.
4. Pertautan (insturmentalitas)
Presepsi individu bahwa hasil tingkat pertama akan dihubungankan dengan tingkat
kedua.
5. Harapan
Hasil tingkat pertama ditimbulkan dari perilaku yang berhubungan dengan pelaksanaan
pekerjaan, yaitu produktivitas dan pergantian. Hasil tingkat dua adalah ganjaran yang
mungkin ditimbulkan oleh hasil tingkat pertama, yaitu kenaikan gaji, promosi,
penerimaan atau penolakan kelompok.
Teori ini mengatakan bahwa individu mempunyai kebutuhan tiga hirarki yaitu : ekstensi (E),
keterkaitan (Relatedness) (R) dan pertumbuhan (Growth) (G). Teori ini juga mengungkapkan
bahwa sebagai tambahan terhadap proses kemajuan pemuasan juga pengurangan keputusan.
Teori ini juga mengisyaratkan bahwa individu akan termotivasi untuk melakukan sesuatu guna
memenuhi salah satu dari ketiga perangkat kebutuhan.
4) Sebutkan model-model motivasi terpadu?
Model ini merupakan model pengharpan yang dimulai dengan pengertian bahwa motivasi tidak
sama dengan kepuasan dan prestasi kerja. Asumsi menurut David Nadler dan Edward Lawrer
juga di bagi menjadi empat, yaitu :
2. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh perpaduan antara faktor-faktor dalam individu
dan faktor-faktor dalam lingkungan.
3. Individu memilih diantara alternatif tingkah laku bedasarkan harapan mereka bahwa
setiap tingkah laku akan membawa hasil yang diinginkan.
4. Individu secara sadar membuat keputusan mengenai tingkah laku mereka dalam
organisasi.
Saran yang diberikan oleh Nadler dan Lawler kepada para manajer ketika menghadapi
karyawan :
Untuk memodifikasi tingkah laku seseorang, maka ada empat metode atau teknik, yaitu :
Memberikan masukan secara lisan ataupun tertulis untuk setiap tingkah laku yang
berkenan maupun tidak berkenan.
2. Konsekuensi positif
3. Mengabaikan
Tidak peduli terhadap setiap tingkah laku seseorang, baik ataupun buruk.
4. Hukuman
Memberikan hukuman untuk mengubah perilaku yang salah, bertujuan untuk memberi
kesempatan kepada yang bersangkutan agar tidak mengulang kembali kesalahannya.
Sedangkan metode dan teknik memodifikasi tingkah laku seseorang menurut W. Clay Hammer
ialah :
3. Bertindak adil.
5. Memberitahukan kepada karyawan tentang apa yang harus dilakukan untuk memperoleh
penghargaan.
2) Beri identitas organisasi supaya para karyawan dapat merasakan sebagai anggotanya.
3) Memberikan imbalan atau hadiah uang, promosi atau pengakuan perusahaan dalam
bentuk apapun atas prestasi dan pekerjaan yang terlaksana dengan baik.
4) Memberi kontrak kerja dan jaminan pensiun agar para karyawan merasa terjamin dan
aman.
5) Secara tidak langsung, walaupun gaji yang diterima dapat memungkinkan karyawan
untuk melakukan hal-hal yang dapat membantu mewujudkan terpenuhinya kebutuhan
dirinya, organisasi yang bersangkutan dapat memberikan lingkup kerja dan tanggung
jawab bagi mereka untuk melakukan hal itu.
2) Memastikan agar karyawan mengerti aturan dan program organisasi yang mendukung
rasa aman dan bila memungkinkan angkatlah sebagai karyawan tetap.
4) Beri pengakuan dengan memberi perhatian dan pujian terhadap sumbangan masing-
masing anggota tim, serta berilah perhatian terhadap perkembangan setiap karyawan.
5) Membantu anggota tim untuk menggembangkan diri mereka dalam hal independensi,
inisiatif dan tanggung jawab.
Kondisi hilangnya motivasi bisa terjadi karena stres, emosi atau penyakit. Bisa pula
karena dia ada masalah dengan pekerjaan itu sendiri. Untuk itu bicarakan dengan anggota
yang hilang motivasinya untuk mengetahui letak masalah dan merancamg
penyelesaiannya
Staff konseling berguna untuk menjadi wadah keluh kesah para karyawan tentang
masalah kerja atau pribadi yang dapat merusak motivasi. Idealnya, konselor bukan orang
dalam atau jika terpaksa harus orang dalam maka ia tidak terkait dengan pelaksanaan
pekerjaan peserta konseling.
Mendorong kerjasama
Menempatkan karyawan dalam tim besar yang memaksa mereka saling bekerja sama atau
dengan membalik posisi antar karyawan agar mereka lebih memahami kerja satu sama
lain dan dapat mengubah pertentangan antar karyawan menjadi kerjasama.
Memberikan rasa hormat dan penghargaan secara adil namun adil bukan berarti sma rata.
II. Informasi
III. Perilaku
Perilaku harus sesuai dengan harapan bawahan, dengan demikian ia mampu membuat
pegawai berperilaku atau berbuat sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi.
IV. Hukuman
Berikan hukuman kepada karyawan yang bersalah diruang yang terpisah, jangan
menghukum di depan pegawai lain karena dapat menimbulkan frustasi dan merendahkan
martabat.
V. Perasaan
Tanpa mengetahui bagaimana harapan karyawan dan perasaan yang ada dalam diri
mereka, sangat sulit bagi pimpinan untuk memotivasi bawahan. Perasaan dimaksud
seperti rasa memiliki, rasa partisipasi, rasa bersahabat, rasa diterima dalam kelompok,
rasa mencapai prestasi.
a) Tujuan
Dalam proses motivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu tujuan organisasi, baru kemudian
para karyawan dimotivasi kearah tujuan.
b) Mengetahui kepentingan
Hal yang penting dalam proses motivasi adalah mengetahui keinginan karyawan dan
tidak hanya melihat dari sudut kepentingan pimpinan atau perusahaan saja.
c) Komunikasi efektif
Dalam proses motivasi harus dilakukan motivasi yang baik dengan bawahan. Bawahan
harus mengetahui apa yang akan diperolehnya dan syarat apa saja yang harus
dipenuhinya supaya insentif tersebut diperolehnya.
d) Integrasi tujuan
Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan organisasi dan tujuan kepentingan
karyawan. Tujuan organisasi adalah needs complex yaitu untuk memperoleh laba serta
perluasan perusahaan. Sedangkan tujuan individu karyawan ialah pemenuhan kebutuhan
dan kepuasan. Jadi, tujuan organisasi dan tujuan karyawan harus disatukan dan untuk itu
penting adanya penyesuaian motivasi.
e) Fasilitas
Manajer penting untuk memberikan bantuan fasilitas kepada organisasi dan individu
karyawan yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. Seperti memberikan
bantuan kendaraan kepada salesman.
f) Team work
Manajer harus membentuk team work yang terkoordinasi baik yang bisa mencapai tujuan
perusahaan. Team work penting karena dalam suatu perusahaan biasanya terdapat banyak
bagian.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
2. Menurut Taufik (2002) secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk
menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk
melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil dan atau mencapai tujuan tertentu.
· Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa motivasi tidak akan timbul
perbuatan seperti belajar.
· Sebagai penggerak, berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motivasi akan
menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.