Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KASUS GASTRITIS

Nama : Yulia Wenitamara


Prodi : D3 Keperawatan
NIM : 0432950118052

Dosen Pembimbing :
Ns.Sunirah,.M.Kep., Ns.Sp.Kep mat
STIKES BANI SALEH
TAHUN 2019/2020
LAPORAN
LAPORAN PENDAHULUAN
GASTRITIS

1. Pengertian
Gastritis bersal dari dua kata yaitu gaster yang berarti lambung, dan it is berarti peradangan
atau pembengkakan. Gastritis adalah suatu inflamasi yang terjadi didaerah mukosa lambung
yang disebabkan oleh kuman-kuman, diman bisa terjadi secara akut dan kronis.
Secara klinis gastritis terbagi atas :
a. Gastritis akut
Inflamasi akut dari dinding lambung yang biasannya terbatas pada bagian mukosa saja.
Terjaddi atas gastritis atas, gastritis ekssogen dan endogen akut.
b. Gastritis kronis
Inflamasi kronis pada dinding lambung yang bisa bagia n mukosa saja atas ssudah penetrasi
kelapisan sub mukosa lambung yang kaya akan pembuluh darah. Gastritis kronis terjadi karena
gastritis akut yang tidak tertangani.
2. Etiologi
Makanan minuman yang dapat mersak mukosa lambung, banyak mengkumsumsi alkohol,
penggunaan obat-obatan seperti yudium, kafein. Infeksi bakjteri terutama sreptococcus,
stapylococcus, serta bahan kimia dan minuman yanag bersifat korosif seperti asam pekat dan
soda kausatif. Makanan dan minuman yang terlalu asam, pedas, panas, berle mak juga dapat
menyebabkan gastritis. Terlalu banyak berpikir atau stres dapat meningkatkan asam lambung.
3. Patofisiologi
Pada gaster yang terjadi peradangan pada lapisan mokusa terjadi kemeraha , edema dan
meradang, biasanya peradangan ini terbatas pada mukosanya saja. Apabilaa sering
mengkonsumsi bahan-bahan yang bersifat iritasi, maka dapat menyebabkan perdarahan
mukosa lambung juga dapat menimbulkan kerak yang disertai reaksi inflamasi. Jika hal ini
terus berlanjut, maka akn terjadi peningkatan sekresi asam lambung serta dapat meningkatkan
jumlah asam lambung.Keadaan demikian dapat menyebabkan iritasi yang lebih parah pada
mukosa lambung akibat hiper sekresi dari asam lambung.
4. Manifestasi Klinik
a. Gastritis akut
Rasa nyeri pada epigastrium yang mungkin ditambah mual. Nyeri dapat timbul kembali bila
perut kosong. Saat nyeri penderita berkeringat, gelisah, sakit perut dan mungkin disertai
peningkatan suhu tubuh, tachicardi, sianosis, persaan seperti terbakar pada epigastrium, kejng-
kejng dan lemah.
b. gastritis kronis
tanda dan gejala hanpir sam dengan gastrritis akut, hanya disertai dengan penurunan berat
badan, nyeri dada, enemia nyeri, seperti ulkus peptikum dan dapat terjdi aklohidrasi, kadar
gastrium serum tinggi.
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Foto lambung
2. Foto Rontgen
3. Gastrokopi
4. Endoskopi
5. Biopsi Mukosa
6. Analisa lambung
7. Penatalaksanaan Medis
– Selama masa akut; istirahat 1 – 2 hari
– Mengatur diet; lembek dan tidak pedas
– Mengganti cairan tubuh melalui intravena
– Beri antimetik; psimpesan
– Beri analgetik dan anti inflamasi
– Terapi infus; D5 %
8. Diagnosa dab Intervensi Keperawatan
a. gangguan rasa nyaman: nyeri s.d peradangan pada gaster
kaji status nyeri : Skala, intensitas, frekuensi, durasi nyeri
Kaji penyebab nyeri : area nyeri
Anjurkan Px menari napas dalam dan menggunakan tekhnik relaksasi lain
Anjurkan Px untuk tidak mrngkunsumsi makana pedas dan mengandung gas serta minuman
yang sifatnya oversidosis
Beri analgetik SOD
Beri Asetaminofen karena ada efek tidur
Beri antasit

Beri anticholirgik
b. gangguan pemenuhan nutrisi s.d Anorexia d.d mual dan muntah
Observasi karakteristik muntahan
Berikan makan cair dalam jumlah kecil dan cukup kering
Anjurkan Px makan sedikit demi sedikit namun sering
Pertahankan puasa selama masa akut kurang lebih beberapa jam
Kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian antiemetik
c. Gangguan regulasi suhu s.d Proses peradangan lambung
Berikan kompres dingin pada prontal dan axila
Observasi TTV
Anjurkan minum yang banyak
Berikan pakaian yang tipis
d. Kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya
Kaji tingkat pengetahuan tentang proses penyakitnya
Observasi tingkat kecemasan Px
Berikan kesempatan Px untuk bertanya
8. Daftar Pustaka
Doengos, M.E,dkk,1999”Rencana Asuhan KeperawatanPedoman Untuk Perencanaan dan
Pedokomentasian Perawatan Pasien”.Edisi III, Jakarta : EGC
Mansjoer,A,dkk,1999 “Kapita Selekta Kedokteran” Jilid I Edisi III, Jakarta : Media Aeskulapius
FKUI

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN GASTRITIS PADA LANSIA

A. PENGERTIAN
Suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung.(Mizieviez).
B. ETIOLOGI
1. Faktor imunologi
2. Faktor bakteriologi
3. Faktor lain seperti : NSAID ( aspirin ), merokok, alkohol, kafein, stres/ ansietas, refluk usus-
lambung, bahan kimia

C. PATWAYS DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN


F. imunologi F. Bakteriologik Faktor lain

Infiltrasi sel - sel radang


Atropi progresif sel epitel kelenjar mukosa
Kehilangan sel parietal dan chief sel
Produksi asam klorida, pepsi dan faktor intrinsik menurun
Dinding lambung menipis
Mukosa rata
Kerusakan mukosa asam lambung
Nyeri ulu hati Mual, muntah, anoreksia Kurang penget.
Perub. Kenyamanan Resiko nutrisi kurang
Nyeri dari kebutuhan tubuh

D. TANDA DAN GEJALA


Nyeri epigastrium yang tidak hebat, nyeri tekan pada epigastrium, mual, muntah anoreksia,
muntah darah bila berat.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Endoskopi
2. Biopsi mukosa lambung
3. Analisa cairan lambung
4. Pemeriksaan barium
5. Radiologi abdomen
6. Kadar Hb, Ht, Pepsinogen darah
7. Feces bila melena

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GASTRITIS DI RUMAH SAKIT

A. PENGKAJIAN
1. Riwayat atau adanya faktor resiko
Riwayat garis perama keluarga tentang gastritis
Penggunaan kronis obat yang mengiritasi mukosa lambung
Perokok berat
Pemajanan pada stres emosi kronis
2. Pengkajian fisik
Nyeri epigastrik. Nyeri terjadi 2 – 3 setelah makan dan sering disertai dengan mual dan
muntah. Nyeri sering digambarkan sebagai tumpul, sakit, atau rasa terbakar, sering hilang
dengan makanan dan meningkat dengan merokok dan stres emosi.
Penurunan berat badan
Perdarahan sebagai hematemesis dan melena bila berat
3. Kaji diet khusus dan pola makan selama 72 jam perawatan dirumah sakit
4. Kaji respon emosi pasien dan pemahaman tentang kondisi, rencana tindakan, pemeriksaan
diagnostik, dan tindakan perawatan diri preventif
5. Kaji metode pasien dalam menerima peristiwa yang menimbulkanstres dan persepsi tentang
dampak penyakit pada gaya hidup

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut /kronis b/d peningkatan lesi skunder terhadap peningkatan sekresi gastik
2. Resiko peningkatan inefektif regimen terapeutik yang b/d kurang pengetahuan tentang
proses penyakit, kontra indikasi, tanda dan gejala, komplikasi, dan program pengobatan
3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d rasa tidak nyaman setelah makan ,
anoreksia, mual, muntah

C. RENCANA KEPERAWATAN
• Dx/ Kep. 1.
• Kriteria klien akan :
1. Melaporkan gejala ketidaknyamanan dengan segera
2. Mengungkapkan peningkatan rasa nyaman dalam respon terhadap rencana pengobatan
• Intervensi
1. Jelaskan hubungan antara sekresi asam hidroklorit dan awitan nyeri
2. Berikan antasida, antikolinergik, sukralfat, bloker H2 sesuai pesanan
3. Beri dorongan untuk melakukan aktivitas yang meningkatkan istirahat dan rileks
4. Bantu klien untuk mengidentifikasi subtansi pengiritasi misalnya makanan gorengan, pedas,
kopi
5. Ajarkan tehnik diversional untuk reduksi stres dan penghilang nyeri
6. Nasehati klien untuk menghindari merokok dan penggunaan alkohol
7. Dorong klien untuk menurunkan masukan minuman yang mengandungkafein, bila ada
indikasi
8. Peringatkan klien berkenaan dengan penggunaan salisal kecuali bila dianjurkan dokter
9. Ajarkan klien tentang pentingnya pengobatan berkelanjutan bahkan saat tidak nyeri
sekalipun

Dx/ Kep. 2.
Kriteria : Berkaitan dengan perencanaan pemulangan, rujuk pada rencana pemulangan
Intervensi:

1. Jelaskan patofisiologi penyakit gastritis menggunakan terminologi dan media yang tepat
untuk tingkat pengetahuan klien dan keluarga
2. Jelasskan perilaku yang dapat diubah atau dihilangkan untuk mengurangi resiko
kekambuhan:
a. penggunaan tembakau,
b. masukan alkohol berlebihan,
c. makanan dan minuman yang mengandung kafein,
d. jumlah besar produk yang mengandung susu.
3. Jika klien dipulangkan dengan terapi antasid, ajarkan hal-hal berikut:
a. kunyah tablet dengan baik dan minum segelas air, untuk meningkatkan absorbsi
b. minum antasid 1 jam setelah makan untuk memperlambat pengosongan lambung
c. berbaring selama 1/2 jam setelah makan untuk memperlambat pengosongan lambung
d. Hindari antasid tinggi natrium ( misal: gelusil, amphojel, mylanta ), masukan
natrium berlebuhan memperberat rettensi cairan dan meningkatkan takanan darah
4. Diskusikan tentang pengobatan lanjut bahkan saat tidak ada gejala
5. Instruksikan klien dan keluarga untuk memperhatikan dan melaporkan gejala ini :
Feces merah / hitam
Muntahan berdarah / hitam
Nyeri epigastrik menetap
Nyeri abdomen berat dan tiba-tiba
Konstipasi
Mual dan muntah menetap
Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya
6. Rujuk ke sumber komunitas, bila ada indikasi( misal : program penghentian
merokok, minum alkohol, penatalaksanaan stres)

Dx/ Kep. 3.
Kriteria: mempertahankan masukan makanan yang adekuat
Intervensi:
1. Kaji status nutrisi pasien: diit, pola makan, makanan yang dapat menjadi pencetus
rasa nyeri
2. Kaji riwayat pengobatan pasien: aspirin, steroid, vasopresin
3. Pantau tanda-tanda vital / 4 jam
4. Pantau masukan dan haluaran
5. Pertahankan lingkungan tampa stres
6. Berikan diit dalam jumlah kecil dan sering
7. Pantau keefektifan / efek samping obat

DAFTAR PUSTAKA

1. Darmojo R.B, Martono H, (2000), Buku Ajar Geriatri, Edisi 2, Balai penerbit FKUI,
Jakarta

2. Price SA, Lorraine M, (1995), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,


Buku 1, Edisi IV, EGC, Jakarta

3. Mansjoer a,dkk,(1999), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid I, Media Euskulapius


FKUI, Jakarta

4. Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8,
EGC, Jakarta

5. FKUI, (2000), Kumpulan Makalah Pelatihan Askep Keluarga, Jakarta


6. Capernito L.J, (2000), Rencana Askep dan Dokumentasi Keperawatan, Edisi 2, EGC,
Jakarta

7. Engram B, (2000), Rencana askep medikal bedah, Edisi !, EGC, Jakarta

8. Tuker SM et al, (1992),Standard Perawatan Pasien, Vol 2, Edisi V, EGC, Jakarta

9. Suparman dkk, (1990), Ilmu Penyakit Dalam , Jilid 2, Balai Penerbit FKUI, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai