Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
2. Susilowati (18108241092)
PGSD-3C
Berilah centang ( ) dibawah skor 5 bila Anda anggap cara melakukan aspek
keterampilan sangat tepat, skor 4 bila tepat, 3 bila agak tepat, 2 bila tidak tepat, dan
skor 1 bila sangat tidak tepat untuk setiap aspek keterampilan di bawah ini!
Tampak dalam skala penilaian diatas bahwa penilaian di atas harus bekerja keras
untuk menilai apakah aspek keterampilan yang muncul itu sangat tepat sehingga harus
di beri skor 5, atau agak tepat sehingga skornya 3. Oleh karena itu, dalam menggunakan
skala penilaian ini harus dilakukan secermat mungkin agar skor yang didapat
menunjukkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya.
Sedikit berbeda dengan skala penilaian, skor yang ada di lembar daftar periksa
observasi tidak banyak bervariasi, biasanya hanya dua pilihan, yaitu ada atau “ya”
dengan skor 1 dan “tidak” dengan skor 0. Kriteria (rubrik) dan penggunaanya pada
datar periksa observasi dapat dilihat pada contoh berikut.
Berilah centang ( ) dibawah ini kata “ya” bila aspek keterampilan yang
dinyatakan iti muncul dan benar, dan berilah centang di bawah kata “tidak” bila
aspek keterampilan itu muncul tetapi tidak benar atau aspek itu tidak muncul
tetapi tidak benar atau asperk itu tidak muncul sama sekali. Kata “ya” diberi skor
1, dan kata “tidak” diberi skor 0.
Nomor Aspek keterampilan Skor
Butir Ya Tidak
Starting Position
01 Waktu jongkok lutut kaki belakang ada di depan
ujung kaki lainnya.
02 Kedua tangan di tanah, siku, empat jari agak
rapat mengarah ke samping luar.
03 Waktu jongkok posisi punggung segaris dengan
kepala.
04 Pandangan kira-kira 1 meter di depan garis start.
05 Waktu aba-aba siap, posisi tungkai depan 90
dan tungkai belakang 100-120
Starting Action
06
07
B. Penilaian Kinerja
1. Pengertian Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja (Performance assessment) secara sederhana dapat dinyatakan
sebagai penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui suatu
perbuatan. Menurut para ahli penilaian kinerja merupakan penilaian terhadap perolehan,
penerapan pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan kemampuan siswa dalam
proses maupun produk. Penilaian tersebut mengacu pada standar tertentu.
Terdapat istilah lainnya yang berkaitan dengan penilaian kinerja yaitu penilaian
alternatif (alternative assessment) dan penilaian otentik (authentic assessment). Beberapa
ahli (Bookhart, 2001) menyatakan bahwa istilah penilaian otentik kadang-kadang
digunakan untuk menjelaskan penilaian kinerja karena tugas-tugas asesmennya yang lebih
dekat dengan kehidupan nyata. Istilah penilaian alternatif digunakan untuk penilaian
kinerja karena merupakan alternatif untuk penilaian tradisional-paper and pencil test (tes
tertulis obyektif).
Standar diperlukan dalam penilaian kinerja untuk mengidentifikasi secara jelas
apa yang seharusnya siswa ketahui dan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan.
Standar tersebut dikenal dengan istilah rubrik. Rubrik dapat dinyatakan sebagai
panduan pemberian skor yang menunjukkan sejumlah kriteria performance pada proses
atau hasil yang diharapkan. Rubrik terdiri atas gradasi mutu kinerja siswa mulai dari
kinerja yang paling buruk hingga kinerja yang paling baik disertai dengan skor untuk
setiap gradasi mutu tersebut. Dengan mengacu pada rubrik inilah guru memberikan
nilai terhadap kinerja siswa.
Selain dari rubrik, penilaian kinerja terdiri atas komponen lainnya yaitu task
(tugas-tugas). Task merupakan perangkat tugas yang menuntut siswa untuk
menunjukkan suatu performance (kinerja) tertentu.
2. Keistimewaan dan Keterbatasan
Penilaian kinerja dapat menilai pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa.
Penilaian kinerja memungkinkan siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan.
Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa terdapat perbedaan antara
“mengetahui bagaimana melakukan sesuatu” dengan “mampu secara nyata melakukan
hal tersebut”. Seorang siswa yang mengetahui cara menggunakan mikroskop, belum
tentu dapat mengoperasikan mikroskop tersebut dengan baik. Tujuan sekolah pada
hakekatnya adalah membekali siswa dengan kemampuan nyata (the real world
situation). Dengan demikian penilaian kinerja sangat penting artinya untuk memantau
ketercapaian tujuan tersebut.
Penilaian kinerja dapat menilai proses dan produk pembelajaran. Pada
pembelajaran biologi, penilaian kinerja lebih menekankan proses apabila dibandingkan
dengan hasil. Penilaian proses secara langsung tentu lebih baik karena dapat memantau
kemampuan siswa secara otentik. Namun seringkali penilaian proses secara langsung
tersebut tidak dimungkinkan karena pengerjaan tugas siswa memerlukan waktu lama
sehingga siswa harus mengerjakannya di luar jam pelajaran sekolah. Untuk mengatasi
hal tersebut, penilaian terhadap proses dan usaha siswa dapat dilakukan terhadap
produk. Misalnya untuk menilai kemampuan siswa membuat herbarium, maka guru
biologi dapat melihat hasil
/produk herbarium siswa. Melalui produk tersebut dapat dilihat kemampuan siswa
dalam melakukan tahapan pembuatan herbarium dan usahanya. Usaha dan kemajuan
belajar mendapatkan penghargaan dalam penilaian kinerja. Hal tersebut menyebabkan
penilaian kinerja memiliki keunggulan untuk pembelajaran biologi bila dibandingkan
dengan tes tradisional yang berorientasi pada pencapaian hasil belajar.
Penilaian kinerja memiliki kekuatan apabila dibandingkan dengan penilaian
tradisional. Kekuatan tersebut dapat dirangkum sebagai berikut: 1) siswa dapat
mendemonstrasikan suatu proses; 2) proses yang didemonstrasikan dapat diobservasi
langsung; 3) menyediakan evaluasi lebih lengkap dan alamiah untuk beberapa macam
penalaran, kemampuan lisan, dan keterampilan- keterampilan fisik; 4) adanya
kesepakatan antara guru dan siswa tentang kriteria penilaian dan tugas-tugas yang akan
dikerjakan; 5) menilai hasil pembelajaran dan keterampilan-keterampilan yang
kompleks; 7) memberi motivasi yang besar bagi siswa; serta 8) mendorong aplikasi
pembelajaran pada situasi kehidupan yang nyata.
Selain memiliki kekuatan, penilaian kinerja memiliki juga beberapa keterbatasan
yaitu; 1) sangat menuntut waktu dan usaha; 2) pertimbangan (judgement) dan
penskoran sifatnya lebih subyektif; 3) lebih membebani guru; dan 4) mempunyai
reliabilitas yang cenderung rendah. Meskipun penilaian kinerja memiliki keterbatasan,
penilaian kinerja tetap perlu dilaksanakan pada pembelajaran biologi untuk mengatasi
kelemahan dari tes dalam menilai siswa.
Kriteria pemberian
skor
Seperti contoh sebelumnya, skala penilaian 0,1,2,3,4 pada contoh rubrik ini dapat
diubah ke dalam skala 5,6,7,8,9 atau diubah sesuai keperluan. Untuk keperluan
pengisian nilai raport, hasil penilaian pada contoh 1 dan contoh 2 dapat dirata-ratakan
sehingga diperoleh satu nilai.
a. Daftar Cek
Penilaian kinerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya – tidak). Pada
penilaian kinerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik mendapat nilai apabila
kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh guru. Jika
tidak dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai
hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak dapat
diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai (kemampuan) tengah.
b. Skala Penilaian
Hari/tanggal : ............................
Materi Pembelajaran : ............................
Aspek yang
Dinilai
Ide Argumentasi Bersikap Orisin
Na berhubun Pedapat Ide baik/ mengharga al (ide
ma gan erat Tepat/benar disampaikan mempertahanka i pendapat yang
Sis dengan (sesuai konsep jelas dan n pendapat orang lain disampai
wa topik biologi) sistematis dengan alasan
permasala kan baru)
han yang logis dan
ilmi
ah
Y Tid Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tida Ya Tida
a ak k k
4. Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan salah satu jenis model evaluasi yang menekankan pada
evaluasi secara otentik pada peserta didik. Penilaian portofolio menurut Phopam, (1999)
merupakan kumpulan pekerjaan seseorang. Jika ditinjau dari segi pendidikan portofolio
berarti kumpulan dari tugas-tugas peserta didik yang membentuk sejumlah kompetensi
dasar atau standar kompetensi.
Model asesmen dengan portofolio adalah model penilaian dengan cara peserta didik
membandingkan dengan kemampuan dirinya sendiri sebagai tolak ukur keberhasilan, oleh
karena itu pendidik harus sudah menyiapkan perencanaan tugas dalam satu semester.
Tujuan dari penilaian portofolio secara kognitif agar peserta didik terampil dalam
menyelesaikan masalah dalam bidang studi. Secara afektif peserta didik dapat menjadi
lebih percaya diri, dan secara motorik peserta didik lebih terampil dalam mengembangkan
psikomotornya. Beberapa cara portofolio yang dianggap sangat penting dalam proses
penilaian potofolio adalah 1). pengumpulan ( storing ), 2). pemilihan ( sorting ), 3).
penetapan ( dating ) dari suatu tugas ( task ).
Berdasarkan hasil penelitian Hidayat (2004) menyebutkan bahwa semakin tinggi
penggunaan penilaian portopolio maka semakin baik pula penguasaan materi bagi
mahasiswa. Kekuatan pengaruh dan konstribusi penilaian portofolio terhadap variasi
penguasaan materi sebesar 46,05%. Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya pembelajaran
dan penilaian portofolio terhadap penguasaan materi.
Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa dalam kaitannya dengan peningkatan
kualitas dan efesiensi pembelajaran, sistem penilaian portofolio terbukti dapat membantu
peningkatan penguasaan materi dan perolehan nilai rata-rata yang semakin tinggi. Dengan
pembelajaran menggunakan penilaian portofolio dapat memotivasi belajar dan
meningkatkan keterampilan hidup mahasiswa baik yang berkenaan dengan general skills
maupun spec ific skills .
Fungsi portofolio tidak hanya sebagai tempat untuk menyimpan hasil pekerjaan
siswa tetapi juga mempunyai fungsi yang lain, yaitu: a). Merupakan sumber informasi
bagai pendidik maupun peserta didik, b). Mengetahui perkembangan pengetahuan peserta
didik, c). Memberikan data yang telah dilakukan peserta didik sebagai bahan untuk
mengembangkan kemampuan pendidk dan peserta didik, d). Melihat perkembangan dan
tanggung jawab peserta didik dalam belajar, e). Melihat perluasan dimensi belajar, f).
Melihat pembaharuan kembali proses belajar mengajar, dan g). Melihat perkembangan
pandangan peserta didik dalam belajar.
Beberapa hal yang harus diperhatikan selama melakukan penilaian portofolio
adalah a). Karya yang dikumpulkan adalah benar-benar karya yang besangkutan, b).
Menentukan contoh pekerjaan yang harus dikumpulkan, c). Mengumpulkan dan
menyimpan sampel karya, d). Demonstrasi kemampuan untuk menunjukkan kemampuan
pekerjaan yang original e). Demonstrasi kemampuan untuk mengintegrasikan teori dan
praktek, f). Menentukan kriteria untuk menilai portofolio, g). Merencanakan pertemuan
dengan peserta didik yang akan dinilai dan h). Merefleksikan nilai-nilai individu,
pandangan dunia baru atau orientasi filosofi.
Prinsip-prinsip yang merupakan pedoman dalam penilaian portofolio adalah a).
Saling percaya (Mutual Trust ), b). Kerahasiaan bersama ( Confidentiality ), c). Milik
bersama ( Joint Ownership ), d). Kepuasan ( Satisfaction ), e). Kesesuaian ( Relevan ce ),
dan f).Penilaian proses dan hasil. Sehingga dapat disimpulkan bahwa prinsip penilaian
portofolio merupakan penilaian yang dilakukan oleh peserta didik yang kemudian hasilnya
dibahas bersama dengan pendidik. Penilaian portofolio yang berbentuk sebuah karya,
dinilai meliputi tugas projek, tugas menghitung, pemecahan masalah, merancang, dan
sebagainya. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penerapan penilaian
portofolio adalah:
a. Membuat bentuk penilaian portofolio yang tepat agar dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran Mata Kuliah Restoran.
b. Merancang penilaian portofolio yang sesuai dengan pembelajaran Mata Kuliah
Restoran.
c. Membuat pedoman penetapan penilaian portofolio.
d. Menganalisis hasil penilaian portofolio.
e. Melaporkan penilaian portofolio.
f. Merefleksikan hasil akhir penilaian portofolio.
5. Penilaian Proyek
1. Aspek-Aspek Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Penilaian proyek dapat digunakan untuk
mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan menyelidiki, dan
kemampuan menginformasikan suatu hal secara jelas. Penilaian proyek dilakukan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan. Pada penilaian proyek
setidaknya ada empat hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu sebagai berikut.
a. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola
waktu pengumpulan data, dan penulisan laporan yang dilaksanakan secara
kelompok.
b. Relevansi kesesuaian tugas proyek dengan muatan mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan dalam
pembelajaran.
c. Keaslian proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya,
dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan
terhadap proyek peserta didik
d. Inovasi dan kreativitas hasil penilaian proyek yang dilakukan peserta didik terdapat
unsur-unsur kebaruan dan menemukan sesuatu yang berbeda dari biasanya.
Guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan
tertulis/lisan. Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan kriteria penilaian atau rubik.
Rubrik merupakan paduan penilaian yang menggambarkan kriteria yang diinginkan
guru dalam menilai atau memberi tingkatan dari hasil pekerjaan siswa. Rubrik memuat
daftar karakteristik yang diinginkan yang perlu ditunjukkan dalam suatu pekerjaan
siswa. Pengembangan rubrik penilaian dijelaskan Donna Szpyrka dan Ellyn B. Smith
(1995) bahwa langkah-langkah pengembangan rubrik dapat memenuhi kriteria sebagai
berikut.
a. Menentukan konsep, keterampilan atau kinerja yang akan diasesmen
b. Merumuskan atau mendefinisikan dan menentukan urutan konsep atau
keterampilan yang akan diasesmen ke dalam rumusan atau definisi yang
menggambarkan aspek kognitif dan aspek kinerja.
c. Menentukan konsep atau keterampilan yang terpenting dalam tugas yang harus
diasesmen.
d. Menentukan skala yang akan diasesmen.
e. Mendeskripsikan kinerja mulai dari yang diharapkan sampai dengan kinerja yang
tidak diharapkan secara gradual. Deskripsi konsep atau keterampilan kinerja
tersebut dapat diikuti dengan memberikan angka pada setiap gradasi atau memberi
deskripsi gradasi.
f. Melakukan uji coba dengan membandingkan kinerja atau hasil kinerja dengan
rubrik yang telah dikembangkan.
g. Berdasarkan hasil penilaian terhadap kinerja atau hasil kerja dari uji coba tersebut,
kemudian dilakukan revisi terhadap deskripsi kinerja maupun konsep dan
keterampilan yang akan diasesmen.
2. Rubrik Penilaian Proyek
Pelaksanaan penilaian keterampilan, baik kinerja, proyek, maupun
portofolio, dapat menggunakan rubrik dan daftar checklist rating scale atau skala
Gutman, sebagaimana contoh berikut.
Contoh rubrik dan rating scale/daftar checklist kinerja praktik dan produk KD 4.1, 4.2,
dan 4.3.
Keterangan:
4 = Baik Sekali
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Perlu Bimbingan
DAFTAR PUSTAKA
Brookhart, S.M., (2001), The Standard and Classroom Assessment Research. Paper
Presentend At The Anual Meeting Of The American Assosiation Of Collage Of
Teacher Education, Dallas, USA
Dave, R.H. (1967). Taxonomy of educational objectives and achievement testing. London:
University of London Press.
Hidayat. 2004. Pengaruh Penilaian Portofolio terhadap Penguasaan Materi Kuliah Statistik.
Yogyakarta 26-27 Maret 2004.
Leighbody, G.B. 1968. Methods of teaching shop and technical subjects. New York: Delmar
Publishing
Ryan, D.C. 1980. Characteristics of teacher. A Research study: Their description, comparation,
and appraisal. Washington, DC: American Council of Education.
Singer,R.N. 1972. The psychomotor domain: Movement behavior. London: Henry Kimton
Publisher.