Anda di halaman 1dari 14

1.

Sistem Muskular (Otot)


Sistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas
gerakan tubuh.1 Otot sering dikenal sebagai “daging” tubuh dan tersusun dari banyak dinding
organ berongga dan pembuluh-pembuluh tubuh. Jaringan otot yang mencapai 40% sampai 50%
berat tubuh, pada umumnya tersusun dari sel-sel kontaktil yang disebut dengan serabut otot.
Nantinya, melalui kontraksi, sel-sel otot akan menghasilkan pergerakan dan melakukan
pekerjaan.2
Secara umum, otot memiliki beberapa karakteristik, diantaranya: serabut mengandung
banyak miofibril yang tersusun dari miofilamen-miofilamen kontraktil, nukleus sel-sel otot
terbentuk dengan baik, sitoplasmanya disebut sarkoplasma, membran selnya disebut
sarkolema, retikulum endoplasma halus disebut retikulm sarkoplasma, dan serabut otot dapat
membesar.2
1.1 Fungsi Sistem Muskular2
Terdapat tiga fungsi utama dari otot, yaitu: pergerakan, penopang tubuh, dan produksi
panas. Otot mengahasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat, selain itu otot
juga menopang rangka dan dapat mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi duduk
maupun berdiri. Kontraksi otot secara metabolis akan menghasilkan panas yang dapat
mempertahankan suhu normal tubuh.

1
1.2 Ciri-Ciri Otot
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot akan memendek
jika sedang berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kotraksi otot dapat terjadi apabila
otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa otot memiliki 4 ciri, yaitu: kontraktilitas,
eksitabilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas.
Kontraktilitas adalah saat dimana serabut otot berkontaksi dan menegang, dalam kasus ini
dapat melibatkan pemendekan otot atau juga tidak. Pemendekan yang dihasilkan akan sangat
terbatas karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat. Pada
eksitabilitas, serabut otot akan merespon dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.
Ekstensibilitas, serabut otot memiliki kemampuan untuk meregang melebih panjang otot saat
relaks. Sementara, elastisitas, serabut otot dapat kembali ke ukurannya semula setelah
berkontraksi atau meregang.2

2. Jenis-Jenis Otot
Berdasarkan struktur dan fungsinya, otot diklasifikasikan atau digolongkan ke dalam tiga
golongan, yaitu: otot polos, otot rangka, dan otot jantung.2 Proses dasar kontraksi pada ketiga
jenis otot tersebut serupa, namun terdapat perbedaan yang penting, perbedaan-perbedaan
tersebut akan dibahas di bawah ini.
2.1 Otot Polos
Otot polos adalah otot yang tidak berlurik dan kerjanya involunter (tak sadar). Jenis otot
ini dapat ditemukan pada dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada
dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem
sirkulasi dasar.2
Otot polos memiliki ciri-ciri: serabut ototnya berbentuk spindel dengan panjang yang
bervariasi, satu sel otot polos mengandung satu nukleus yang terletak di tengah (sentral),
bekerja secara tidak sadar, kontraksinya kuat dan lamban, serta tidak mudah lelah.2 Jenis otot
ini dapat berkontraksi tanpa adanya rangsangan saraf (meskipun didberapa tempat di bawah
pengendalian saraf otonimik / tak sadar).3 Secara fisiologi, otot polos sangat berbeda dengan
otot rangka. Kontraksinya lambat namun tahan lama, otot polos juga dapat memendek sampai
seperempat panjangya dan dapat membangkitkan kekuatan.4

2
Gambar 1. Gambaran Mikroskopik Dari Otot Polos3
2.2 Otot Jantung

Seperti namanya, otot jantung hanya ditemukan pada


jantung. Otot ini bergaris atau memiliki lurik seperti pada otot
lurik. Perbedaanya adalah bahwa serabutnya bercabang dan
saling bersambung satu sama lain. Otot jantung memiliki
kemmapuan khusus untuk mengadakan kontraksi otmatis dan
ritmis tanpa tergantung pada ada atau tidaknya rangsangan
saraf.3 Ciri lain dari otot jantung adalah nukleusnya yang
terletak di tengah dan panjangnya yang berkisar antara 85
Gambar 2. Gambaran
mikron sampai 10 mikon dan diameternya sekitar 15 mikron,
Mikroskopik Dari Otot
Jantung3 serta bekerja secara tak sadar.2

2.3 Otot Lurik / Otot Rangka


Otot lurik atau otot rangka merupakan otot volunter (bekerja secara sadar). Otot rangka
melekat pada rangka tubuh dan bertanggung jawab untuk pergerakan. Satu serabut panjangnya
berkisar antara 10mm sampai 40mm. Jumlah nukleus banyak dan dapat ditemukan di bawah
sarkolema pada bagian perifer sel (bagian tepi sel). Kontraksi otot rangka lebih cepat dan kuat
namun mudah lelah.2
Lurik yang terdapat pada otot rangka disebabkan oleh struktur protein yang membentuk
otot. Protein ini disebut aktin dan miosin. Nantinya, apabila otot berkontraksi, gambaran lurik
akan menyempit dan ini diperkirakan karena gerakan relatif satu protein terhadap protein yang
lainnya (teori pergeseran filamen – sliding filamen).1

3
Otot lurik dikendalikan oleh otak yang sangat cepat reaksinya terhadap berbagai jenis
rangsangan seperti dingin, panas, angin, arus listrik, dll. Tiap otot mempunyai dua atau lebih
tendon yang melekat di tuang. Tendon yang elekat di tulang yang tidak bergerak disebut tendon
origo, sementara tendon yang melekat di tuang yang akan digerakan disebut tendon insertio.5

Gambar 3. Gambaran Mikroskopik Dari Otot Rangka3

3. Mekanisme Kerja Otot


Otot rangka melakukan kerja otot yaitu kontraksi dan relaksasi. Akibat dari aktivitas
kontraksi dan relaksasi ini, akan timbul pergerakan pada rangka tubuh. Otot tidak pernah
bekerja sendiri, walaupun hanya untuk melakukan gerak paling sederhana. Misalnya saja saat
mengambil pensil, memerlukan gerakan jari dan ibu jari, pergelangan tangan, siku, bahu dan
mungkin juga batang tubuh ketika membungkuk ke depan. Setiap otot harus berkontraksi dan
setiap otot antagonis harus rileks untuk menghasilkan gerakan yang halus. Kerja harmonis otot-
otot disebut koordinasi otot. 1
Tentu saja, kerja otot tidak lepas dari peran saraf. Otot
dipersarafi oleh 2 serat saraf pendek yaitu saraf sensorik dan saraf
motorik. Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot menuju
ke saraf pusat, sementara saraf motoik membawa impuls ke serat
otot dari saraf pusat untuk memicu kontraksi otot. Korpus sel dari
Gambar 6. Pensarafan sel-sel saraf motorik terdapat dalam komu anterior substansia
Otot – Medula Spinalis8
grisea dalam medula spinalis.8

4
3.1 Kontraksi Otot1
Kontraksi otot dapat terjadi akibat impuls saraf. Impuls saraf yang sifatnya elektrik,
dihantar ke sel-sel otot secara kimiawi oleh sambungan otot-saraf. Impuls swampai ke
sambungan otot-saraf yang mengandung gelembung-gelembung kecil asetikolin yang
kemudian akan dilepaskan ke dalam ruang antara saraf dan otot (celah sinaps). Ketika
asetikolin yang dilepaskan menempel pada sel otot, ia akan menyebabkan terjadinya
depolarisasi dan aktivitas listrik akan menyebar ke seluruh sel otot.

Gambar 7. Proses Kontraksi Otot1


Proses ini kemudiaan diikuti dengan pelepasan ion Ca2+ (kalsium) yang berada diantara sel
otot. Ion kalsium akan masuk ke dalam otot dan kemudian mengangkut troponin dan
tropomiosin ke aktin, sehingga posisi aktin berubah. Impuls listrik yang menyebar akan
merangsang kegiatan protein aktin dan miosin hingga keduanya akan bertempelan membentuk
aktomiosin. Aktin dan miosin yang saling bertemu akan menyebabkan otot memendek dan
terjadilah peristiwa kontraksi. Kejadian ini akan menyebabkan pergeseran filamen (sliding
filamen) yang berujung pada peristiwa kontraksi.

Gambar 8. Teori Pergeseran Filamen1

5
3.2 Relaksasi Otot 9
Apabila berlangsung normal, kontraksi otot akan selalu diikuti dengan relaksasi, yaitu
proses pemulihan sel otot ke keadaan istirahat. Relaksasi otot akan segera terjadi apabila
pemberian rangsangan atau penjalaran impuls ke sel otot dihentikan. Mekanisme relaksasi pada
sel otot mirip dengan proses repolariasi pada sel saraf.
Secara sederhana, peristiwa relaksasi otot akan terjadi apabila ATP pada kepala miosin
telah habis sehingga miosin tidak lagi dapat berikatan dengan aktin. Relaksasi otot diawali
dengan pengaktifan pompa kalsium yang akan membuat jumlah kalsium turun karena ion
kalsium kembali ke dalam plasma. Dengan kembalinya ion kalsium, maka ia tidak lagi
berikatan dengan troponin dan tropomiosin. Hal ini menyebabkan aktin dan miosin kembali
berpisah, otot kembali memanjang, terjadilah relaksasi.

4. Metabolisme Kerja Otot


Kontraksi otot sangat bergantung pada produksi ATP dari salah satu dari tiga sumber, yaitu:
kretinin fosfat yang disimpan di otot, fosforilasi oksidatif bahan makanan yang disimpan di
atau ke otot, dan glikolisis aerob maupun anaerob.10 Saat kerja yang dilakukan otot tidak terlalu
berat, serabut otot dapat memenuhi energinya dengan proses aerob (dengan oksigen). Akan
tetapi, apabila kerja yang dilakukan terlalu berat sehingga pasokan oksigen tidak mencukupi,
maka energi akan didapat melalui proses anerob (tanpa oksigen).
Proses aerob dialami saat otot sedang berelaksasi. Pada proses ini, karbohidrat akan dipecah
menjadi gula sederhana yang disebut glukosa. Glukosa yang tidak diperlukan oleh tubuh akan
dikonversi menjadi glikogen dan disimpan di hati serta otot. Selama oksidasi, glikogen akan
menjadi karbondioksida dan air, serta terbentuk 36 adenosin trifosfat (ATP). Nantinya, apabila
otot hendak melakukan kontraksi, ATP akan diubah menjadi adenosin difosfat (ADP). Hasil
sampingan dari proses ini adalah asam laktat.1

ATP (36)

Gambar 9. Proses Aerob5

6
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, apabila kerja otot terlalu keras, akan
menyebabkan pasokan oksigen berkurang sehingga penghasilan energi harus melewati proses
anaerob (tanpa oksigen). Pada proses ini, selain ATP yang dihasilkan 18X lebih sedikit (2ATP),
proses anaerob menghasilkan lebih banyak asam laktat. Karena oksigen tidak mencukupi, asam
laktat akan menumpuk dan berdifusi ke dalam cairan darah.1
Keberadaan asam laktat di dalam cairan darah akan merangsang pusat pernapasan
sehingga frekuensi dan kedalaman napas meningkat. Hal ini akan terus berlangsung, sampai
jumlah oksigen cukup untuk memungkinkan sel otot dan hati mengoksidasi asam laktat dengan
sempurna dengan mengubahnya menjadi glikogen. Oksigen ekstra yang dibutuhkan untuk
membuang tumpukan asam laktat disebut oxygen debt.1

5. Kelelahan Otot
Kelelahan otot dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya: waktu istirahat otot
yang kurang, kontraksi yang terus-menerus; meningkat; atau berlangsung dalam waktu lama,
asam laktat yang meningkat, sumber energi berkurang, dan kerja enzim yang berkurang.
Apabila waktu istirahat otot terlalu sedikit padahal kerja otot (kontrasi) berlangsung dalam
waktu yang cukup lama, maka otot dapat kehabisan energi
(ATP). Otot tidak memiliki waktu yang cukup untuk memproduksi ATP yang baru, jika terus
berlangsung hal demikian, maka produksi ATP akan dialihkan dengan cara anaerob. Produksi
dengan cara anaerob akan membuat penimbunan asam laktat semakin banyak. Asam laktat
yang merupakan hasil sampingan peristiwa dari pemecahan glikogen dapat menyebabkan
“pegal linu” dalam otot ataupun dapat menyebabkan “kecapaian” otot. Kecapaian atau
kelelahan otot biasanya ditandai dengan tubuh yang menjadi lemas dan juga lelah.
Asam laktat dapat diubah lagi menjadi glukosa dengan bantuan enzim-enzim yang ada di
hati. Akan tetapi hanya sekitar 70% asam laktat yang dapat diubah kembali menjadi glukosa
oleh enzim-enzim dalam hati. Cara lain untuk mengurangi penimbunan asam laktat adalah
dengan menambah pasokan oksigen ke dalam darah. Kebutuhan oksigen yang tinggi akan
mengakibatkan seseorang bernapas dengan terengah-engah.

6. Pembahasan Kasus
Pada PBL kali ini, kelompok kami mendaptkan kasus tentang seorang perempuan berusia
34 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan lemas dan lelah pada sekujur tubuhnya sejak
satu minggu yang lalu. Perempuan tersebut adalah seorang pedagang kue keliling. Dari
anamnesa diketahui bahwa ia sudah beberapa kali mengalami keadaan seperti ini.
7
Berdasarkan materi yang telah disampaikan diatas, keluhan lemas dan lelah pada sekujut
tubuh perempuan tersebut, dikarenakan terjadinya kelelahan otot. Kelelahan otot yang dialami
oleh perempuan ini dikarenakan jumlah asam laktat yang meningkat. Peningkatan asam laktat
dapat terjadi karena perempuan tersebut tidak memberikan waktu istirahat yang cukup pada
otot (terutama otot-otot pada tubuh bagian bawah), padahal hampir setiap waktu otot-otot
tersebut berkontraksi atau melakukan kerja.
Kerja yang terlalu berat pada otot, membuat otot tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan
ATPnya dengan cara aerob. Maka untuk menghasilkan ATP, otot akan melakukannya dengan
jalan anaerob yang justru memberikan lebih banyak hasil sampingan asam laktat, yang
kemudian menjadi penyebab kelelahan otot.

Kesimpulan
Keluhan lemas dan lelah pada kasus, dikarenakan terjadinya kelelahan otot. Kelelahan otot
yang dialami oleh perempuan ini dikarenakan jumlah asam laktat yang meningkat. Peningkatan
asam laktat dapat terjadi karena tidak ada cukup waktu istirahat dan kerja otot yang terlampau
berat. Dengan demikian maka hipotesis yang menyatakan bahwa keluhan lemas dan lelah yang
dialami oleh perempuan dalam kasus, diakibatkan karena kelelahan otot – dapat dibenarkan.

Asam laktat adalah suatu senyawa asam yang berasal dari pemecahan asam
piruvat dalam kondisi anaerobic.
Kontraksi adalah suatu mekanisme yang terjadi pada otot akibat peningkatan
tegangan dengan ada atau tidaknya pemendekan otot.

4. Apa yang menyebabkan terjadinya penumpukan asam laktat?


5. Bagaimana bisa terjadi cidera otot dan apa yang mempengaruhinya?
6. Apakah otot jantung bisa lelah?
7. Apa jenis otot dan apa perbedaannya?
8. Bagaimana mekanisme kontraksi otot pada setiap jenis otot?
9. Apa hubungan asam laktat dengan kelelahan?
10. Apakah ada factor lain yang mempengaruhi kelelahan otot?
11. Apa sajakah sumber cadangan energy pada otot?
12. Apakah ada pengaruh usia terhadap perkembangan otot?

4. Asam laktat terbentuk akibat respirasi anaerob yang terjadi dalam sel otot. Bila
konsentrasi O2 dalam otot menurun maka asam piruvat yang harusnya masuk ke
dalam siklus kreb beralih masuk ke dalam siklus anerob menghasilkan asam laktat
dan hanya menghasilkan 2 ATP.

5. Cidera otot terjadi paling sering pada olahragawaan yaitu pada otot hamstring.
Hamstring sendiri terdiri dari 4 otot, yaitu semitendinou;, semimebranosu;, biceps
femoris caput lognu; dan caput breve. Jika salah satu dari 4 otot ini mengalami strain,

8
yaitu ketegangan yang mulai dari hanya tertarik ringan sampai putus (biasanya
pemain mendengar bunyi 'tuk' apabila salah satu ototnya putus).
Cedera ini terjadi otot tersebut harus melakukan gerakan secara eksplosif/tiba-tiba seperti
sprint.
Penyebab lain yaitu otot yang sudah lelah namun tetap dipaksa untuk bekerja. Karena
otot selalu berkontraksi, kadar asam menjadi sangat tinggi sehingga bila tiba-tiba
melakukan gerakan eksplosif, otot tersebut terkejut dan tidak siap menerima tekanan.
Akibat ini, otot hamstring menjadi robek. Untuk mencegah terjadinya cedera
hamstring, maka otot harus kuat dan lentur. Untuk itu, perlu latihan peregangan dan
penguatan otot yang baik. Selain itu, sebelum melakukan olah raga, hendaknya selalu
melakukan pemanasan sebelumnya dan melakukan pendinginan sesudahnya.

6. Sifat otot jantung tidak lelah karena ia bekerja secara involunter dikendalikan oleh
system saraf otonom yaitu simpatik dan parasimpatik. Ini mengakibatkan rangsangan
yang diperoleh bersifat autoritmik. Disamping itu, respirasi yang terjadi di sel otot
jantung hanya bersifat aerob, ini disebabkan sel otot jantung memiliki organel
mitokondria yang sangat banyak dan konsentrasi O2 yang sangat tinggi sehingga
energy yang dihasilkan juga sangat besar cukup untuk melakukan kontraksi otot terusmenerus.

7. - Otot rangka adalah serat otot berserat, memiliki banyak inti, dipersaraf oleh saraf
motorik somatik (volunter), dan melekat pada tulang
- Otot polos adalah serat otot polos (tidak berserat), memiliki 1 inti yg berada di
tengah, dipersaraf oleh saraf otonom (involunter), terdapat di organ dalam tubuh
(viseral)
- Otot jantung adalah otot polos yang bekerja involunter; berserat, memiliki 1 inti,
dipersaraf oleh saraf otonom (involunter)

8. Mekanisme kontraksi otot jantung hampir sama dengan mekanisme kontraksi otot
lurik, namun perbedaannya adalah pada sifat perangsangannya. Dimana otot jantung
bersifat autoritmik (spontan) sedangkan otot lurik tidak demikian, hanya berkontraksi
jika ada rangsangan dari luar.
Tahapan kontraksi :
- Adanya potensial aksi akan menimbulkan depolarisasi membran serat otot dan berjalan lebih
dalam kedalam serat otot pada tempat dimana potensial aksi dapat mendepolarisasi sarkolema
dan
sitem tubulus Tranversus, sehingga ion kalsium dari cairan ekstrasel masuk. Potensial aksi juga
menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan sejumlah besar ion kalsium kedalam
myofibril.
- Adanya ion kalsium dalam jumlah besar, efek penghambatan troponin/tropomiosin terhadap
filament yang akan dihambat. Dengan meningkatnya ion kalsium maka akan meningkatkan
gabungan kalsium troponin C. Komplek troponin akan mengalami perubahan bentuk yang
menarik
molekul tropomiosin dan memindahkannya lebih dalam kelekukan antara dua untai aktin.
Sehingga
bagian aktif dari aktin tidak tertutupi.
- Setelah filamin aktin menjadi teraktivasi oleh ion-ion kalsium, kepala jembatan penyebrangan
dari
filamen myosin menjadi tertarik ke bagian aktif filament aktin.
- Setelah kepala jembatan penyebrangan melekat pada bagian aktif menimbulkan kekuatan

9
intramolekuler yang akan menyebabkan kepala miring ke arah lengan dan menarik filament
aktin
( power stroke) segera setelah kepala miring secara otomatis terlepas dari bagian aktif kembali
ke
arah normal. Kemudian kepala akan berkombinasi bagian aktif yang baru sepanjang filament
aktin,
kemudian kepala miring lagi untuk menimbulkan power stroke baru, sehingga kepala jembatan
penyebrangan membelok ke depan dan ke belakang berjalan sepanjang filament aktin, menarik
ujung filament aktin ketengah filament myosin sehingga terjadi kontraksi.
- Proses tersebut akan berlangsung terus sampai filament aktin menarik membrane Z
menyentuh
ujung akhir filament myosin. Kontraksi akan terus berlangsung sehingga lebih memendekkan
panjang sarkomer ujung-ujung filament myosin menjadi kusut dan kekuatan kontraksi
menurun
dengan cepat.

Mekanisme Relaksasi Otot


- Ion Ca yang kembali ke reticulum sarkoplasma meningkat.
- Ca keluar dari sel lewat sarkoplasma, fasilitas pemasukan Ca dalam sarkoplasma menurun.
- Menurunnya ion Ca yang berikatan dengan Troponin C.
- Meningkatnya komplek troponin/ tropomiosin akan menutupi bagian aktif dari filament aktin
sehingga menghambat aktin dan myosin berkontraksi.
- Menyebabkan aktin myosin relaksasi.
Mekanisme kontraksi otot polos
Ditinjau dari segi fisik, struktur sel otot polos berbeda dengan otot jantung dan lurik.
Akibatnya mekanisme kontraksinya juga berbeda, sifat kontraksinya bukan memendek namun
mengkerut akibat letak filamen aktin dan miosin saling bersilangan.

9. Hubungan asam laktat dengan kelelahan


Setiap otot berkontraksi akan menghasilkan asam laktat. Makin tinggi intensitas
latihan makin banyak asam laktat yang terbentuk dan untuk mengurangi asam laktat
diperlukan oksidasi. Bila O2 yang masuk kedalam otot relatif sedikit bila dibanding
dengan kebutuhan proses oksidasi, dapat dipastikan makin lama jumlah asam laktat
akan bertambah banyak. Kadar asam laktat dalam otot mencapai 0,3%-0.6%, maka
otot tak dapat bereaksi lagi terhadap rangsang, sehingga otot tersebut dapat
dikatakan lelah total. Bertambah banyaknya asam laktat ini dapat menghalangi
rangsang yang dibawa oleh saraf menuju otot, sehingga tidak semua rangsang sampai
pada otot dan otot akan berkurang kekuatannya disamping itu, dengan meningkatnya
asam laktat, konsentrasi H meningkat, dan pH menurun. Di pihak lain, peningkatan
konsentrasi ion H menghalangi proses rangkaian eksitasi, oleh menurunnya sejumlah
Ca yang dikeluarkan dari reticulum sarkoplasma dan gangguan kapasitas mengikat
troponin. Di lain pihak peningkatan konsentrasi ion H juga menghambat kegiatan
fosfofruktokinase, enzim kunci yang terlibat di dalam anaerobic glikolisis. Demikian
lambatnya hambatan glikolisis, mengurangi penyediaan ATP untuk energy.

10. Factor lain yang mempengaruhi kelelahan otot


>>Rendahnya tingkatan/level glukosa darah, menyebabkan pengosongan cadangan
glikogen hati.
>>Kelelahan otot lokal disebabkan karena pengosongan cadangan glikogen otot.
>>Kekeringan (dehidrasi) dan kurangnya elektrolit, menyebabkan temperatur tubuh

10
meningkat.

11. Sumber energy untuk kontraksi otot


1. ATP
(Adenosht Tri Phosphat) merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP
berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi
antara aktin dan miosin yang memerlukan ATP.
ATP ---- ADP + P
Aktin + Miosin ------------------------- Aktomiosin
ATPase
2. Keratin fosfat
Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam
konsentrasi tinggi pada otot. Fosfokreatin tidak dapat dipakai langsung sebagai
sumber energi, tetapi fosfokreatin dapat memberikan energinya kepada ADP.
kreatin
Fosfokreatin + ADP ----------------- keratin + ATP
Fosfokinase
Pada otot lurik jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP
dan fosfokreatin untuk menghasilkan energy tidak memerlukan oksigen bebas. Oleh
sebab itu , fase kontraksi otot sering disebut fase anaerob.

12. hubungan usia dengan perkembangan otot


Pada tahun pertama kelahiran, distribusi serat kedut cepat dan lambat yang
spesifk pada masing-masing individu mulai muncul pada sistem muskuloskeletal.
Perkembangan sarkomer tambahan dan hipertrof serat otot berlanjut sampai
pertumbuhan berhenti dan ukuran serat dewasa tercapai (mendekati usia 15 tahun).
Pertambahan panjang pada otot rangka biasanya dihasilkan dari penambahan
sarkomer pada serat otot, terutama pada daerah myotendinous junction. Jika unit
tendon-otot teregang, sarkomer tambahan ditambahkan secara khas pada daerah
tersebut.
Kekuatan maksimal otot pria dan wanita dicapai pada usia 20 dan 30 tahun. Saat itu,
area cross-sectional otot berada pada kondisi paling besar. Kekuatan otot akan
cenderung menurun pada usia 50 tahun dan makin turun saat usia 65 tahun ke atas.
Penurunan kekuatan ini bisa berhubungan dengan kehilangan massa otot karena
pengurangan serat otot. Serat kedut cepat lebih terserang dari serat kedut lambat
pada proses penuaan ini.

2. Kelelahan Otot
Kelelahan otot membatasi kinerja otot.
Kelelahan otot dapat bersifat lokal maupun
menyeluruh. Dapat menyertai olahraga
endurans maupun olahraga yang
berintensitas tinggi yang berlangsung
singkat.

11
Kelelahan Otot Yang Bersifat Lokal
Kelelahan otot lokal (local muscular fatigue) mengikuti latihan fisik berintensitas
tinggi dan berlansung singkat disebabkan oleh akumulasi produksi asam laktat di dalam otot
dan darah. Hal ini berhubungan dengan mekanisme resintesa energi (ATP) selama proses
kontraksikontraksi otot di dalam serabut otot FT
(fast-twitch) yang lebih banyak berperan
pada aktivitas fisik atau olahraga yang
berintensitas tinggi.
Sebagaimana kita telah ketahui bahwa serabut otot FT lebih cepat
mengalami kelelahan dibandingkan dengan
serabut otot ST (slow-twitch) karena
serabut otot FT mempunyai kemampuan
sistem anaerobik yang tinggi dengan sistem
aerobik yang rendah, sehingga cepat
terbentuk asam laktat. Hal ini akan
menyebabkan kelelahan otot lebih cepat
terjadi.
Kelelahan Yang Menyertai Olahraga
Endurans
Kelelahan yang mengikuti olahraga atau
latihan endurans (endurance exercise) tidak
disebabkan oleh karena akumulasi produksi
asam laktat. Kelelahan ini disebabkan
selain oleh karena terjadinya kelelahan
pada otot (komponen lokal), juga karena
faktor diluar otot (komponen tubuh
lainnya). Kelelahan karena faktor
komponen lokal, disebabkan terkurasnya
cadangan glikogen otot baik pada serabut
otot FT maupun ST, sedangkan kelelahan
karena komponen tubuh lainnya, mungkin
disebabkan oleh: (1) hipoglikemia; (2)
Sarifin, Kontraksi Otot Dan Kelelahan 60
penipisan glikogen hati; (3) dehidrasi; (4)
kehilangan elektrolit; (5) hipertermia; dan
(6) kebosanan (psikologis). Jadi kelelahan
yang menyertai olahraga endurans
merupakan kelelahan yang bersifat
menyeluruh.
Kelelahan dan Kinerja Olahraga
Kemungkinan untuk menunda kelelahan
atau mencegah terjadinya kelelahan, baik
komponen kelelahan lokal maupun
komponen kelelahan seluruh tubuh selama
kinerja olahraga telah memperoleh
perhatihan banyak peneliti. Sebagai catatan
adalah bahwa seharusnya bukanlah
pencegahan kelelahan selama kinerja
olahraga yang harus menjadi perhatian
seorang atlit atau pelatih, karena

12
bagaimanapun juga, seorang atlet yang
tidak lelah pada titik akhir suatu kinerja
olahraga (perlombaan) dapat saja tidak
mengalami kelelahan karena kemungkinan
tidak mengaerahkan seluruh tenaganya.
Mestinya, yang menjadi perhatian
utama adalah bagaimana menunda
kelelahan. Menunda kelelahan akan
memberikan kesempatan kepada seorang
atlet untuk menyelesaikan suatu
perlombaan, permainan, atau pertandingan
yang memerlukan upaya keras, dimana
pada saat yang sama upaya atlet selama
bagaian awal dan pertengahan tidak
dikompromikan. Idealnya adalah menunda
kelelahan seharusnya mengisinkan seorang
atlet untuk mempertahankan atau
meningkatkan kinerjanya pada bagian awal
dan pertengahan dari pertandingan penting
dan masih menyediakan tenaga yang besar
untuk menyelesaikan pertandingan. Kita
semua tahu bahwa penampilan pada saat
akhir suatu perlombaan, sangat menentukan
atlet menjadi juara atau kalah. Pelatihan
fisik (physical training) memberikan
perubahan-perubahan fisiologis tubuh yang
akan menjadi alat untuk menunda
kelelahan. Sebagai contoh, atlet yang telah
menyelesaikan suatu pelatihan dapat
melakukan kerja yang lebih berat tanpa
menyebabkan produksi asam laktat yang
berlebihan sebagaimana sebelumnya. Ada
semacam efek glykogen sparing pada atlet
terlatih, mereka menggunakan lebih banyak
lemak daripada glikogen sebagai bahan
bakarnya. Hal ini menyebabkan cadangan
glikogen otot dan hati dapat irit, sehingga
kelelahan tertunda. Efek pelatihan fisik
lainnya adalah: meningkatkan aklimatisasi
terhadap panas lingkungan yang akan
menolong untuk mengurangi terjadinya
hipertermia, dehidrasi, dan hilangnya
elektrolit selama kinerja berlangsung.
Kesimpulan
Otot rangka/skelet tersusun oleh kumpulan
serabut (sel) otot bergaris (muscle
fiber/skeletal myocyte), mempunyai
banyak inti yang terletak di tepi. Dinding
atau membran sel disebut sarkolemma
mempunyai kemampuan menghantarkan

13
impuls (potensial aksi) kesemua arah
temasuk melanjutkan penghantaran
sepanjang dinding tubulus transversalis
(transvere tubule/Ttub). Sitoplasma serabut
otot atau sarkoplasma mengandung struktur
kontraktil (suatu cytoskeleton) yang
berperanan terhadap fungsi utama otot
rangka yaitu fungsi kontraksi. pencegahan
kelelahan selama kinerja olahraga yang
harus menjadi perhatian seorang atlit atau
pelatih, karena bagaimanapun juga, seorang
atlet yang tidak lelah pada titik akhir suatu
kinerja olahraga (perlombaan) dapat saja
tidak mengalami kelelahan karena
kemungkinan tidak mengaerahkan seluruh
tenaganya. Pelatihan fisik (physical
training) memberikan perubahanperubahan fisiologis tubuh yang akan
menjadi alat untuk menunda kelelahan.

14

Anda mungkin juga menyukai