Anda di halaman 1dari 9

PENTINGNYA KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA DALAM BISNIS

Dalam dunia bisnis, komunikasi lintas budaya menjadi elemen yang sangat
penting. Apabila para pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah
lain atau ke negara lain, pemahaman budaya di suatu daerah atau negara tersebut
menjadi sangat penting artinya, termasuk bagaimana memahami produk-produk
musiman di suatu negara. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai terjadi
kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan kegagalan bisnis. Misalnya saja
menimbulkan komunikasi yang tidak lancar, timbul rasa tidak nyaman, timbul
kesalahpahaman. Oleh sebab itu mempelajari Komunikasi Lintas Budaya menjadi
sangat penting. Tujuannya diantaranya adalah (Litvin 1977) :
a. Menyadari budaya sendiri
b. Lebih peka secara budaya
c. Merangsang pemahaman yang lebih besar atas budaya sendiri
d. Memperluas dan memperdalam pengalaman seseorang, dll.

Budaya sendiri juga memilki komponen-komponennya. Komponen tersebut antara


lain Budaya material, Organisasi sosial, Sistem kepercayaan atau keyakinan,
Estetika, dan Bahasa. Komunikasi antar budaya yang efektif terjadi apabila muncul
mutual understanding atau komunikasi yang saling memahami. Saling memahami
artinya keadaan di mana seseorang dapat memperkirakan bagaimana orang lain
memberi makna atas pesan yang dikirim dan menyandi balik pesan yang diterima.
Berbagai cara untuk mengatasi hambatan dalam komunikasi lintas budaya dalam
bisnis antara lain memelihara iklim komunikasi terbuka, memegang teguh etika
berkomunikasi, menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada
penerima, memelih saluran atau media yang tepat serta meningkatkan keterampilan
berkomunikasi.

Komunikasi dengan Orang yang Berbudaya Asing


1. Belajar Tentang Budaya
Ketika tinggal di negara lain alangkah baiknya seseorang sedikit banyak mengenal
budaya maupun adat istiadat yang berlaku dinegara tersebut. Mengenal beberapa
kata bahasa asing untuk seatu pergaulan di lingkuang bisnis merupakan langkah
baik yang senantiasa perlu dikembangkan. Jadi belajar tentang budaya negara lain
juga bisa dijadikan sebagai langkah awal untuk berkomunikasi dengan orang yang
berbudaya asing.
2. Mengembangkan Ketrampilan Komunikasi Lintas Budaya
Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seorang tentang budaya tertentu
sebenarnya merupakan cara yang baik untuk menemukan bagaiman mengirim dan
menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif.
Mempelajari ketrampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan
membantu seseorang beradaptasidalam setiap budaya, khususnya jika seseorang
berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.
3. Negosiasi Lintas Budaya
Membedakan budaya dalam dua kelompok yaitu budaya permukaan (surface
culture) seperti makanan, liburan, gaya hidup, dan buday tinggi (deep culture),
yang terdiri atas sikap nilai-nilai yang menjadi dasar budaya tersebut.
Orang yang berasal dari budaya yang berbeda seringkali mempunyai pendekatan
negosiasi yang berbeda. Tingkat toleransi untuk suatu ketidaksetujuan pun
bervariasi. Seseorang harus dapat menumbuhkan hubungan personal sebagai dasar
membangun kepercayaan dalam proses negosiasi.
Negosiator dari budaya yang berbeda mungkin menggunakan teknik pemecahan
masalah dan metode pengambilan keputusan yang berbeda. Jika mempelajari
budaya partner sebelum bernegosiasi, akan lebih mudah untuk dapat memahami
pandangan mereka. Menunjukkan sikap yang luwes, hormat, sabar dan sikap
bersahabat akan membawa pengaruh yang baik bagi proses negosiasi yang sedang
berjalan, yang pada akhirnya dapat ditemukan solusi yang menguntungkan kedua
belah pihak.
Pentingnya komunikasi bisnis dalam lintas budaya sudah saatnya para
pengambilan keputusan, khususnya manajemen puncak, mengantisipasi era
perdagangan bebas dan globalisasi sejak dini. Era yang ditandai dengan semakin
meluasnya berbagai produk dan jasa termasuk teknologi komunikasi ini
menyebabkan pertukaran informasi dari suatu negara ke negara lain semakin leluasa,
sehingga seolah-olah dunia ini tidak dapat terikat dengan sekat-sekat yang
membatasi wilayah suatu negara. Misalnya: masuknya sejumlah produk dan jasa
dari luar negeri yang dapat dikonsumsi olek konsumen di tanah air, seperti makanan
dan minuman siap saji, minuman ringan, mainan anak-anak, pakaian, perlengkapan
komunikasi, kompurter personal, produk elektronik ( audio-visual ),dll
Dan dalam menyikapi era perdagangan bebas dan globalisas, perusahaan-
perusahaan besar mencoba melakukan bisnis secara gelobal. Pada umumnya
perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di tanah air baik dalm bidang
manufaktu, eksplorasi, maupun jasa, menggunakan beberapa konsultan asing untuk
membantu memngembangkan perusahaan, perusahaan-perusahaan di tanah air juga
dapat mengembangkan bisnisnya ke dalam berbagai negara.
Mengenal perbedaan budaya, dalam kehidupan sehari-hari, orang akan selalu
berhubungan dengan orang lain yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa
yang berbeda. Di samping itu orang juga berbeda dalam suku, agama, ras/etnis
pendidikan, usia, pekerjaan, status, dan jenis kelamin. Perbedaan berbagai macam
latar belakang budaya yang ada akan mempengaruhi cara seseorang mengirim,
menerima, dan menafsirkan pesan-pesan kepada orang lain. Perbedaan budaya dapat
dilihat dari:
1. nilai sosial ( nilai –nilai sosial yang tumbuh dan berkembang di suatu negara bisa
jadi beberapa dengan negara lain )
2. peran dan status ( peran wanita dalam dunia bisnis di negara macu sangat cukup
dominan di banding dengan negara yang berkembang )
3. kebiasaan pengambilan keputusan ( proses pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh para manajemen puncak antara negara yang satu dengan negara yang lain itu
berbeda, ada yang cepat ada juga yang lambat )
4. sikap terhadap waktu ( penilaian terhadap waktu antara negara yang satu dengan
negara yang lain juga berbeda, ada juga yang ketat dan ada juga yang longgar/luwess
)
5. penggunaan ruang/jarak komunikasi ( menjaga jarak komunikasi untuk suatu
budaya yang berbeda )
6. konteks budaya (berbagai macam cara orang untuk menyampaikan pesanannya
kepada orang lain sangat ditentukan pada konteks budaya, pemanfaatan sinyal
komunikasi verbal dan nonverbal sangat tergantung pada konteks budaya )
7. bahasa tubuh ( penggunaan bahasa tubuh yang sama antara negara yang satu dengan
negara yang lain yang dapat diartikan berbeda, sehingga bisa menimbulkan
kesalahpahaman )
8. perilaku sosial ( perilaku sosial antara negara yang satu dengan negara yang lain bisa
menjadi hambatan dalam berkomunikasi )
9. perilaku etis ( perilaku yang etis dan tidak etis antara antara negara yang satu dengan
negara yang lain itu berbeda, dan kita dapat mempelajari sebuah etika bisnis di
negara yang akan lebih maju )
10. Perbedaan budaya perusahan ( budaya organisasi suatu perusahaan tumbuh
dan berkembang melalui suatu proses yang lama )
Cara untuk mengatasi kesulitan dalam mempraktekkan komunikasi lintas budaya
dalam bisnis antara lain:
1. Memelihara iklim komunikasi terbuka
2. Bertekad memegang teguh etika berkomunikasi
3. Menggunakan pendekatan berkomunikasi yang berpusat pada penerima
4. Menggunakan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab
5. Menciptakan dan memproses pesan secara efektif dan efisien

15 Hambatan Komunikasi Lintas Budaya


Sponsors Link

Setiap daerah memiliki budayanya masing-masing. Dalam satu Negara saja, seperti negara kita
Indonesia, terdapat beragam budaya yang tumbuh dan berkembang dan menjadi ciri khas setiap
daerah. Seperti kita ketahui, manusia perlu berkomunikasi dengan manusia lainnya untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya sebagai mahluk sosial. Dengan begitu komunikasi lintas budaya
tidak dapat dihindarkan.
ads

Komunikasi lintas budaya merupakan komunikasi yang dilakukan oleh dua atau lebih orang yang
memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Budaya disini mengacu pada pola prilaku,
kepercayaan, dan adat istiadat di daerah asal pelaku komunikasi. Proses penyampaian pesan yang
dilakukan dalam komunikasi lintas budaya bisa secara lisan, tulisan, maupun simbol tertentu yang
telah disepakati.

Dengan adanya berbadaan budaya, akan memeperngaruhi persepsi, cara berpikir, juga bahasa yang
digunakan individu yang bersangkutan. Sehingga dalam pelaksanaannya komunikasi lintas budaya
seringkali menemukan hambatan, contohnya perbedaan persepsi akibat perbedaan bahasa.
Misalnya dalam bahasa Sunda kata “atos” berarti “sudah”, sedangkan dalam bahasa Jawa kata
“atos” berarti “keras”. Berikut ini akan Pakar Komunikasi paparkan 5 hambatan komunikasi lintas
budaya.

Baca juga:

Etika Komunikasi
Komunikasi Yang Efektif
Hambatan-Hambatan Komunikasi
Prinsip-Prinsip Komunikasi
Komunikasi Bisnis

1. Etnosentrisme

Etnosentrisme merupakan sikap keyakinan atau kepercayaan bahwa budaya sendiri lebih unggul dari
budaya lain. Bahkan cenderung memandang rendah budaya lain, dan tidak mau mengakui
keunikan budaya lain sebagai suatu ciri khas dari kelompok lain. Entnosentrisme memandang dan
mengukur budaya lain berdasarkan budaya sendiri, dan jika tidak sejalan maka dianggap
berlawanan dan berbahaya sebab berpotensi mencemari budaya sendiri.
Hal ini dapat mengakibatkan adanya pembatasan pergaulan dengan individu yang memiliki budaya
yang berbeda. Contohnya kecenderungan orang Indonesia yang mengganggap budaya ‘barat’ yang
vulgar berlawanan dengan budaya ‘timur’ yang santun. Hal tersebut menimbulkan ketakutan akan
tercemarnya budaya lokal oleh budaya asing, sehingga pergaulan dengan orang barat akan dibatasi.

2. Stereotipe

Stereotipe adalah sikap yang menggeneralisasi atau menyamaratakan sekelompok orang, tanpa
mempertimbangkan kepribadian atau keunikan masing-masing individu. Stereotipe
mengelompokkan individu berdasarkan keanggotaan individu dalam suatu kelompok dan tidak
memandang individu dalam kelompok tersebut sebagai individu yang unik. Karakteristik
individual mereka diabaikan, dianggap homogen.

Sikap stereotipe muncul karna dua sebab:

Kecenderungan untuk membagi dunia kedalam dua kategori yaitu ‘aku’ dan ‘mereka’. Ketika
informasi yang dimiliki mengenai ‘mereka’ kurang, maka timbul kecenderungan untuk
mengganggap ‘mereka’ sebagai homogeny (disamaratakan).
Kecenderungan untuk sedikit mungkin melakukan kerja kognitif dalam berpikir tentang orang lain,
sehingga menimbulkan persepsi selektif terhadap orang-orang disekitar dan membuat informasi
yang kita terima tidak akurat.

Stereotipe bersifat negatif, sikap ini dapat menghambat berjalannya proses komunikasi lintas budaya
yang efektif dan harmonis. Contoh sikap stereotipe misalnya anggapan bahwa orang berkacamata
itu pintar, atau orang padang itu pelit, sedangkan orang batak itu kasar, dan semacamnya. Dengan
stereotipe tersebut, bisa saja timbul permasalahan, misalnya stereotipe menganai orang pandang
itu pelit, bisa saja membuat orang padang yang bersangkutan merasa tersinggung dan akhirnya
timbul konflik.
Sponsors Link

3. Rasialisme

Rasialisme adalah prilaku diskriminatif, tidak adil dan semena-mena terhadap RAS tertentu. Bukan
saja dapat menghambat terjadinya komunikasi lintas budaya, prilaku ini bahkan dapat
menimbulkan konflik berkepanjangan. Berbeda dengan sikap rasis, rasialisme merujuk pada
gerakan sosial atau politik yang mendukung teori rasisme. Fokus dari rasialisme adalah
kebanggaan ras, identitas politik, atau segregasi rasial. Contoh rasialisme misalnya bangsa Jerman
yang merasa dirinya lebih unggul dari bangsa lain, semasa Jerman berada di bawah kepemimpinan
Hitler. Contoh lain di Indonesia adalah konflik anti-tionghoa yang pernah terjadi sekitar tahun
1998an, dimana terjadi pengusiran besar-besaran dan bahkan pembantaian terhadap ras tionghoa.

Baca juga

Teori Agenda Setting


Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
Filsafat Komunikasi
Psikologi Komunikasi
Sosiologi Komunikasi

4. Prasangka

Prasangka adalah persepsi yang keliru terhadap seseorang atau kelompok lain. Konsep prasangka mirip
dengan streotipe, bahkan dikatakan bahwa prasangka merupakan kunsekuensi dari adanya
streotipe. Menurutt Richard W. Brislin, prasangka merupakan sikap tidak adil, menyimpang, dan
intoleran terhadap orang atau kelomopok lain. Prasangka pada umumnya bersifat negatif, adanya
prasangka dapat membuat seseorang memandang rendah dan bahkan memusuhi orang atau
kelompok lain.

Hadirnya prasangka berpotensi menghambat komunikasi lintas budaya yang terjadi antara pemilik
prasangka dengan orang atau kelompok target prasangka. Sebab belum apa-apa, seseorang telah
memiliki pemikiran negatif terhadap lawan bicara. Hal ini akan membuat komunikasi lintas
budaya yang dilakukan tidak efektif. Contoh prasangka misalnya prasangka terhadap ras, suku,
atau agama tertentu.

Ada tiga tipe prasangka yang muncul:

Prasangka kognitif: berada pada ranah pemikiran, benar atau


Prasangka afektif: berada pada ranah perasaan, suka atau tidak suka.
Prasangka konatif: berada pada ranah perbuatan, misalnya deskrimninasi terhadap kelompok yang
dianggap berlawanan.

Sebenarnya prasangka pasti selalu muncul dalam pemikiran/ perasaan setiap individu. Setiap orang
pasti akan lebih suka berkomunikasi dengan orang-orang yang memiliki kesamaan tertentu dengan
dirinya dibanding dengan orang lain yang tidak dikenalnya. Namun perbedaan wujud prasangka
tersebut akan menentukan seberapa besar hambatan komunikasi yang terjadi. Ketika hanya sebatas
pada pemikiran, mungkin seseorang hanya akan menjauhi kelompok lain pada saat tertentu saja,
namun ramah di saat yang lain. Tapi jika wujud prasangka tersebut hingga ranah prilaku ekstrem
seperti diskriminasi, akan membatasi peluang dan akses terhadap kelompok lain akibatnya
komunikasi akan sulit dilakukan.

5. Jarak Sosial

Jarak sosial berbicara tentang kedekatan antar kelompok secara fisik atau sosial. Jarak sosial berbeda
dengan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial, jarak sosial mengacu pada perbedaan tingkat
peradaban antar kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, buka perbedaan kekayaan,
kekuasaan, atau ilmu pengetahuan. Pelapisan sosial membagi individu dalam kelompok-kelompok
secara hierarkis (vertical). Sedangkan jarak sosial membagi individu individu dalam suatu
kelompok secara horizontal, berdasarkan peradaban.

Jarak peradaban ini muncul karena adanya perbedaan kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi.
Misalnya jarak sosial antara peradaban modern di kota seperti Jakarta dimana segala hal sudah di
digitalisasi secara online dengan peradaban di pedalaman papua yang masih mengandalkan cara
manual. Kedua daerah tersebut bisa jadi terpisah jarak 100 tahun, meskipun berada di zaman yang
sama.

Adanya jarak sosial ini dapat menghambat terjadinya komunikasi lintas budaya. Seperti misalnya
ketika ditempat lain telah bisa melakukan komunikasi secara online yang lebih cepat dan mudah,
maka untuk komunikasi dengan orang di wilayah yang jarak sosialnya sangat jauh, seseorang harus
datang dan berbicara tatap muka secara langsung yang tentunya akan memakan waktu lama juga
biaya yang mahal.

baca juga:

Bahasa Jurnalistik
Fungsi Pers
Karakteristik Komunikasi Massa
Model Komunikasi Berlo
Teori Belajar Sibernetik

ads

6. Persepsi

Persepsi merupakan proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mencoba mengetahui dan memahami
orang lain. Persepsi merupakan filter yang digunakan oleh seseorang ketika berhubungan dengan
kebudayaan yang berbeda. Persepsi negatif dapat berdampak buruk bagi kefektifan komunikasi
lintas budaya.

7. Sikap

Sikap merupakan hasil evaluasi dari berbagai aspek terhadap sesuatu. Sikap menimbulkan rasa suka
atau tidak suka. Sikap seseorang terhadap budaya lain, menentukan prilakunya terhadap budaya
tersebut. Sikap negatif terhadap budaya lain akan menyebabkan komunikasi lintas budaya sulit
berhasil.

Baca juga:

Komunikasi Antar Pribadi


Komunikasi Organisasi
Komunikasi Antar Budaya
Sistem Komunikasi Indonesia
Komunikasi Politik

8. Atribusi

Atribusi merupakan proses identifikasi penyebab prilaku orang lain yang dilakukan oleh seseorang
untuk menetapkan posisi dirinya. Kebudayaan lain, akan diidentifikasi berdasarkan
kebudayaannya sendiri. Apabila atribut yang dimiliki kebudayaan lain berbeda, maka kebudayaan
lain dapat dipandang negatif.

9. Bahasa

Bahasa merupakan sebuah kombinasi dari system simbol dan aturan yang menghasilkan berbagai pesan
dengan arti yang tak terbatas. Antara budaya yang satu dengan yang lainnya, bahasa menjadi
pembeda yang sangat signifikan. Kata yang sama bisa memiliki arti yang berbeda, kesalahan
penggunaan bahasa bisa jadi sangat fatal akibatnya.

10. Paralinguistik

Paralinguistik merupakan gaya pengucapan seseorang, meliputi tinggi rendahnya suara, tempo bicara,
atau dialek. Budaya yang berbeda memiliki paralinguistic yang berbeda, misalnya orang solo yang
berbicara pelan dan lambat berbeda dengan orang medan yang berbicara dengan lantang dan cepat.

11. Misinterpretation

Misinterpretation atau salah tafsir merupakan kesalahan penfsiran yang umumnya disebabkan oleh
persepsi yang tidak akurat. Hal ini bisa disebabkan karena kesalahan persepsi mengenai intonasi
suara, mimic wajah, dkk.

12. Motivasi

Motivasi disini berkaitan dengan tingkat motivasi lawan bicara dalam melakukan komunikasi lintas
budaya. Motivasi yang rendah akan menjadi hambatan komunikasi lintas budaya.

13. Experiantial

Experiental atau pengalaman hidup tiap individu berbeda, dan hal tersebut akan mempengaruhi
persepsi serta cara pandang seseorang terhadap sesuatu.

14. Emotional

Emotional disini berkaitan dengan emosi pelaku komunikasi. Jika emosi komunikan sedang buruk,
komunikasi lintas budaya tidak akan dapat berjalan dengan efektif.

15. Competition

Competiton atau kompetisi terjadi ketika komunikan berkomunikasi sembari melakukan kegiatan lain,
misalnya sedang menyetir, menelopon, atau lainnya. Hal ini menyebabkan komunikasi lintas
budaya tidak akan berjalan secara maksimal.

Mengembangkan Ketrampilan Komunikasi Lintas Budaya


Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seorang tentang budaya tertentu
sebenarnya merupakan cara yang baik untuk menemukan bagaiman mengirim dan
menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif.
Mempelajari ketrampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan
membantu seseorang beradaptasidalam setiap budaya, khususnya jika seseorang
berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.
z

SUMBER :
https://gedesujana.wordpress.com/komunikasi-lintas-budaya/
http://deedee-heydirina.blogspot.co.id/2011/11/pentingnya-komunikasi-lintas-
budaya.html
http://dianaumgresik.blogspot.co.id/2013/10/peran-penting-komunikasi-lintas-
budaya.html

https://pakarkomunikasi.com/hambatan-komunikasi-lintas-budaya

http://kombisdanbudaya.blogspot.co.id/2013/01/komunikasi-bisnis-lintas-budaya.html

Anda mungkin juga menyukai