PENDAHULUAN
1
perseroan yang berada di Sulawesi Selatan merupakan daerah strategis untuk mengisi
kebutuhan semen di Kawasan Timur Indonesia. Dengan didukung oleh jaringan
distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh delapan unit pengantongan semen yang
melengkapi sarana distribusi penjualan, telah menjadikan perseroan sebagai pemasok
terbesar di kawasan tersebut. Kedelapan unit pengantongan semen berlokasi di
Bitung, Palu, Banjarmasin dan Ambon.
Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) merupakan institusi teknologi
berbasis pendidikan vokasi memiliki visi menghasilkan alumni/lulusan yang unggul
dibidangnya. Upaya yang dilakukan oleh PNUP untuk mewujudkan visi tersebut yaitu
mengadakan suatu program Kerja Praktik. Kerja praktik merupakan sarana bagi
mahasiswa untuk mengaplikasikan apa yang telah didapatkan selama proses perkuliah
sekaligus menjadi sarana bagi mahasiswa untuk menambah wawasan di dunia kerja
agar dapat menjadi pekerja yang berkompeten dimasa yang akan datang. Selain itu,
Kerja Praktek juga menjadi ajang persiapan menghadapi dunia kerja dengan segala
aturan yang berlaku dibeberapa perusahaan, misalnya sikap disiplin, bertanggung
jawab, etika dalam bekerja serta sosialisasi dengan lingkungan sekitar. Kuliah Praktik
juga merupakan salah satu syarat yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa PNUP
sebagai pelengkap SKS dalam mata kuliah.
Mahasiswa dapat menerapkan teori-teori dan praktik yang diperoleh selama menjalani
pendidikan di perguruan tinggi serta melihat keterkaitan antara teori dan praktik;
Mahasiswa dapat mengembangkan pola pikir dan kreatifitas penerapan teori dalam
melakukan anilisis terhadap mutu produksi;
Mahasiswa memperoleh gambaran mengenai situasi kerja pada instansi, lembaga atau
perusahaan tempat melakukan praktik;
Dapat memperluas pengetahuan mahasiswa tentang proses penerapan teknologi dari
lapangan kerja yang sebenarnya.
2
1.3 Tujuan Laporan Kerja Praktik
Pada penyusunan laporan kerja praktik kali ini, penulis memilih “Penggunaan Sistem
Proteksi Simocode pada RKC unit Tonasa V” sebagai batasan masalah.
3
b. Wawancara dan Diskusi
Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dilakukan dengan cara
bertanya langsung pade pembimbing, operator, maupun karyawan perusahaan
mengenai batasan masalah laporan saat kerja praktik berlangsung. Diskusi
dilakukan untuk memperoleh data yang lebih maksimal ketika wawancara
langsung.
c. Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan menggunakan metode ini dilakukan dengan mencari
data yang bersumber dari dokumen-dokumen perusahaan, buku-buku yang
berbentuk hard copy maupun soft copy, serta literatur-literatur yang bersumber
dari internet sehubungan dengan batasan masalah laporan.
Bagian ini berisi tentang latar belakang kerja praktik, tujuan kerja praktik dan
laporan kerja praktik, batasan masalah, tempat dan waktu, metode pengumpulan
data, serta sistematika penulisan laporan.
e. BAB V Penutup
Berisikan kesimpulan dan saran.
4
BAB II
5
2. Pabrik Semen Tonasa II
Pabrik Semen Tonasa II yang berlokasi di desa Biringere, Kecamatan Bungoro,
Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi SSelatan, yang berjarak 23 km dari
Pabrik Semen Tonasa Unit I, yang didirikan berdasarkan persetujuan Bappenas
No. 023/XL-LC/B.V/76 dan No.2854/D.I/IX/76, tanggal 02 september 1976.
Proyek pembangunan pabrik semen tonasa II secara resmi dimulai tanggal 20
Oktober 1976 dan selesai pada tanggal 15 Desember 1979, yang diresmikan
oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 28 Februari 1980.
Tonasa unit II yang menggunakan proses kering yang beroperasi secara
komersial pada tahun 1980 dengan kapasitas 510.000 ton semen pertahun dan
dioptimalisasi menjadi 590.000 ton semen pertahun pada tahun 1991.
6
4. Pabrik Semen Tonasa IV
Pabrik Semen Tonasa IV yang berlokasi sama dengan pabrik Semen Tonasa II
dan III yang dibangun berdasarkan Surat Menteri Muda Perindustrian No.
182/MPP-IX/1990 tanggal 02 Oktober 1990 dan Surat Menteri Keuangan RI
No.1549/MK.013/1990 tanggal 29 November 1990. Tonasa unit IV dikerjakan
secara swakelola oleh PT Semen Tonasa dibantu oleh PT. Rekayasa Industri
sebagai konsultan Diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10
September 1996. Proses yang digunakan adalah proses kering dengan kapasitas
produksi 2.300.000 ton pertahun.
7
6. Konsolidasi dengan PT Semen Gresik (Persero)Tbk.
Sebelum PT Semen Tonasa berkonsolidasi dengan PT. Semen Gresik (Persero)
Tbk, pemegang saham PT Semen Tonasa adalah pemerintah RI. Konsolidasi
dengan Semen Gresik (Persero) Tbk, dilaksanakan pada tanggal 15 September
1995, dan sesuai keputusan RUPS LB pada tanggal 13 Mei 1997, 500 lembar
saham portepel di jual kepada Koperasi Karyawan Semen Tonasa (KKST),
sehingga pemegang saham PT Semen Tonasa adalah PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk dan KKST.
8
PT Semen Tonasa memiliki Fasilitas Coal Unloading system yang berlokasi di
daerah Biringkassi dengan kapasitas pembongkaran mencapai 1000 ton/jam. Selain
itu PT Semen Tonasa membangun pelabuhan khusus Biringkassi yang berjarak 17 km
dari lokasi pabrik. Pelabuahan ini berfungsi sebagai jaringan distribusi antar pulau
ataupun ekspor dapat disandari dengan muatan diatas 17.500 ton selain itu, pelabuhan
ini digunakan untuk bongkar muat bahan-bahan kebutuhan pabrik seperti : gypsum,
batu bara, copper slag, kertas kraf, suku cadang, dan lain-lain. Pelabuhan biringkassi
ini dilengkapi 5 unit packer dengan kapasitas masing-masing 100 ton perjam serta 7
unit shop leader, 4 unit digunakan untuk pengisian semen zak dengan kapasitas
masing-masing 100-200 ton perjam, atau sekitar 4000 ton perhari, 3 unit lainnya
digunakan untuk pengisian semen curah dengan kapasitas masing-masing 500 ton
perjam atau 6000 ton perhari.
Panjang dermaga pelabuhan sekitar 2 kilometer diukur dari garis pantai kelaut,
sedangkan panjang dermaga untuk standar kapal adalah:
1. Dermaga I
i. Sebelah utara 429 m dengan kedalaman 10.5 m (LWL)
ii. Sebelah selatan 445.50 m dengan kedalaman 7.5 m (LWL)
2. Dermaga II
Panjang Dermaga 65 m dengan kedalaman 5 m (LWL). Disamping itu PT
Semen Tonasa juga membangun pembangkit listrik tenaga uap atau Boiler Turbin
Generator (BTG) di pelabuhan biringkassi dengan kapasitas 2 x 25 MW dan 2 x 35
MW.
9
1. Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan PT Semen Tonasa adalah CHAMPS:
a. Compete with a Clear & Synergized Vision
Dalam nilai ini terkandung kata “Clear & Synergized Vision” atau “Visi yang
jelas dan sinergis”
b. Having Spirit of Continous Learning
Dalam nilai ini terandung kata “Continous Learning” atau “Belajar terus-
menerus”.
c. Act with High Acountability
Dalam nilai ini terandung kata ”Acountability” atau “Akuntabilitas”.
Akuntabilitas berarti dapat diandalkan, memiliki tanggung jawab atas perkataan,
tindakan serta keputusan yang diambil.
d. Meet Customer Expection
Dalam nilai ini terandung kata ”Customer Expection” atau “Ekpectasi
Pelanggan”. Ekspektasi pelanggan adalah akumulasi persepsi, harapan, dan
keinginan atas produk dan layanan yang akan dipergunakannya.
e. Perform Ethically with high integrity
Dalam nilai ini terandung kata ”Ethically with Integrity” atau “Integritasbyang
beretika”
f. Strengthening Teamwork
Dalam nilai ini terandung kata ”Teamwork” yang berarti kerjasama yang
dibangun dalam tim.
2. Kebijakan PT Semen Tonasa
PT Semen Tonasa sebagai perusahaan yang memproduksi dan
memperdagangkan klinker dan seen mempunyai komitmen untuk:
a. Memenuhi harapan pelanggan agar seluruh produk yang dihasilkan dan
dipasarkan melalui pemenuhan persyaratan mutu, pelayanan terbaik serta
keabsahan hasil uji yang didukung oleh system manajemen yang terintegritas
dengan mengacu pada pemenuhan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan
Standar Internasional (SI).
b. Meningkatkan nilai dan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan
melalui prioritas pemasaran pada pasar utama, peningkatan produktivitas dan
progrsm efisiensi di segala bidang.
10
c. Meningkatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap stakeholder dengan
cara:
1) Selalu menaati peraturan dan perundang-undangan serta persyaratan laiannya
yang berlaku.
2) Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) secara efektif dan efisien untuk
mengantisipasi dan pemanasan global termasuk upaya efisiensi energi;
pengurangan dan pemaanfaatan limbah B3 dan non-B3; pengurangan pencemar
udara; kenservasi air; perlindungan keanekaragaman hayati; serta berusaha
mencegah terjadinya pencemaran dan pengendalian dampak lingkungan.
3) Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja dengan menjag lingkungan kerja
yang sehat dan aman serta mencegah mengendalikan kecelakaan kerja.
4) Pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR) sebagai wujud
komitmen terhadap masyarakat sekitar.
d. Melaksanakan good corporate governance (GCG) dan selalu memperhatikan
aspek resiko dalam mewujudkan perusahaan bertaraf internasional.
e. Mengembangkan sumber daya manusia dan kompeten profesional untuk
mendukung pelaksanaan seluruh komitmen perusahaan. Kebijakan ini akan
selalu dikaji, dikembangkan untuk peningkatan secara berkelanjutan.
11
c. Wilayah III, meliputi:
1) Bali
2) Nusa Tenggara Barat
3) Nusa Tenggara Timur
4) Maluku
5) Papua
14
1. Penambangan bahan baku (Raw Material Mining)
2. Pemecah bahan baku (Raw Mill Crusher)
3. Penggilingan bahan baku (Raw mill)
4. Proses pembuatan clinker
5. Penggilingan akhir (Finish mill)
6. Pengemasan (Packaging)
Proses yang terjadi pada tiap-tiap tahap yaitu :
1. Penambangan bahan baku (Raw Material Mining)
Pada proses penambahan batu kapur terdapat beberapa proses yaitu antara lain:
a. Pengeboran (Boring)
Pada tambang batu kapur dilakukan pengeboran untuk membuat lubang dengan
kedalaman ±2 meter yang akan diisi bahan peledak. Jenis bor yang digunakan
adalah Pneumatic Drill dan Hydraulic Drill.
b. Peledakan
Peledakan dilakukan untuk memecah baebatuan kapur yang akan diangkut oleh
Dump Truck dan akan dibawa ke Lime stone crusher untuk dihancurkan agar
ukuran batu kapur lebih kecil. Bahan peledak yang digunakan yaitu Amonium
nitrat, Detonator, dan Dinamit.
16
3. Penggilingan bahan baku (Raw mill)
Bahan baku yang berada pada bin (batu kapur, tanah liat) selanjutna dibawa
dengan belt conveyor yang dilengkapi dengan weigher (timbangan). Dengan
timbangan kemudian takaran campuran bahan baku ini diatur dan ditambahkan
bahan pelengkap seperti pasir besi serta pasir silika.
Material kemudian diumpankan ke dalam raw mill.
Material kemudian diumpankan ke dalam raw mill. Material yang telah keluar
dari raw mill kemudian dialirkan masuk oleh hisapan dua buah (Indus Draft) ID
Fan Mill ke dalam empat buah siklon tipe FLS 6300. Udara tersebut kemudian
dihisap oleh exhaust fan dan dihembuskan ke alat Electrostaticprecipitator (EP)
untuk memisahkan udara dengan material-material yang masih terbawa.
Material-material yang terkumpul di EP kemudian dibawa menuju dust bin
berkapasitas 170 ton untuk kemudian dikirimkan ke kiln. Material yang keluar
dari siklon dengan air slide menuju bucket elevator kemudian dimasukkan
kedalam dua buah blending silo yang masing-masing berkapasitas 20.000 ton.
Hasil penggilingan di blending silo kemudian diangkut menuju preheater
menggunakan bucket elevator.
17
batu bara. Batu bara banyak digunakan karena murah dan abu yang dihasilkan
mengandung komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan semen, yaitu silika.
Sekitar 40% total konsumsi bahan bakar digunakan untuk pembakaran kiln.
c. Pendinginan terak (Clincer Cooler )
Clincer atau terak panas bertemperatur sekitar 1400°C sebagai produk dari kiln
erlu didinginkan secara tepat menggunakan cooler yang terdiri dari 16
kompartemen. Material panas kemudian dihembuskan udara melalui ID fan
untuk mendinginkan clinker sampai bertempur 100-1200°C. Clincer yang telah
didinginkan kemudian masuk ke unti clincer breaker di dalam cooler untuk
direduksi ukurannya. Debu yang dihasilkan dari pemecah clincer ditangkap oleh
EP dan dikembalikan ke dalam clincer breaker melalui chain conveyor. Klinker
output dari cooler dimasukkan ke dalam clincer storage (dome) yang dilengkapi
satu unit bag filter dan setelah gate untuk jaur pendistribusian klinker ke dalam
bin klinker untuk diumpan ke unit finish mill.
18
water spray. Temperatur maksimal yang diperbolehkan di dalam mill adalah
1070°C karena temperature yang terlalu tinggi akan menyebabkan gypsum
terhidrasi. Material yang keluar dari finish mill dibawa dengan air slide menuju
bucket elevator kemudian masuk separator yang memisahkan material halus dan
sesuai spesifikasi menuju silo-silo penyimpanan semen sedangkan material yang
masih kasar dikembalikan ke finish mill. Gas pembawa material halus dihisap
oleh fan menuju bag filter dengan terlebih dahulu melewati siklon sehingga
material semen yang terbawa dapat dipisahkan dan dialirkan ke dalam silo
semen dengan air slide.
6. Pengemasan (Packing)
Unit ini bertugas melaksanakan pengisian, penyinpanandan pengiriman semen
dari tiap-tiap silo. Dari silo, material dihembus oleh udara untuk dibawa dengan
air slide menuju vibrating screen untuk memisahkan semen dengan material
asing. Setelah diayak, material dibawa ke bin pusat yang berjumlah dua buah
dan pemasukan material ini dilakukan bergantian. Aliran material setelah bin
pusat terbagi menjadi dia airan yaitu aliran untuk semen curah dan aliran semen
bag. Aliran bsemen kantong setelah bin pusat semen dibawa ke air slide ke bin
roto packer kemudian ke rotary feeder dan akhirya ke roto packer.
19
Komposisi
Oksida
% Berat
CaO 66
SiO2 21.5
Al2O3 5.5
Fe2O3 3.9
MgO 5
SO3 2.5-3
20
diproduksi dengan menggiling klinker semen portland dan pozzoland bersama-
sama atau mencampur secara merata bubuk semen portland dan pozzoland.
Kadar Pozzoland 15%-40% massa semen Portland pozzolan.
Semen Portland Pozzoland produksi perseroan memenuhi persyaratan SNI
15-0302-2004 tipe IP-U. Semen jenis ini banyak digunakan untuk bangunan
bertingkat (2-3 lantai), kontruksi beton umum, kontruksi beton massa seperti
pondasi plat penuh dan bendungan, konstruksi bangunan didaerah pantai, tanah
berair (rawa) dan bangunan dilingkungan garam sulfat yang agresif, serta
konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan
sanitasi, bangunan perairan dan penampungan air.
21
Kapasitas 2 x 300.000 ton per tahun. Beroperasi sejak tahun 1996 yang
berlokasi Jalan Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan.
c. UPS Bitung
Kapasitas 2 x 300.000 ton per tahun. Beroperasi sejak tahun 1996 yang
berlokasi Jalan Pelabuhan Nusantara, Bitung.
d. UPS Palu
Kapasitas 300.000 ton per tahun. Beroperasi sejak tahun 2000 yang
berlokasi Kecamatan Tawaeli, Kbaupaten Donggala, Palu, Sulawesi
Tengah.
e. UPS Samarinda
Kapasitas 2 x 300.000 ton per tahun. Beroperasi sejak tahun 1997 yang
berlokasi Jalan Gaya Baru RT 09, Kel. Rawa Makmur, Desa Tempurejo,
Palaran, Samarinda, 75243.
f. UPS Celukan Bawang Bali
Kapasitas 2 x 300.000 ton per tahun. Beroperasi sejak tahun 1998 yang
berlokasi Jalan Pelabuhan Celukan Bawang, Bali, 81155.
g. UPS Banjarmasin
Kapasitas 300.000 ton per tahun. Beroperasi sejaka tahun 1997 yang
berlokasi Komplek Pelabuhan Trisakti, Jalan Barito Hilir No.9,
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 70119.
h. UPS Ambon
Kapasitas 175.000 ton per tahun. Beroperasi sejak tahun 1999 yang
berlokasi Jalan Dr. Siwabessy, Pelabuhan Gudang Arang, Ambon, 97117.
i. UPS Lapuko Kendari
Kapasitas 300.000 ton per tahun yang berlokasi Kecamatan Lapuko,
Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.
j. UPS Mamuju
Kapasitas 300.000 ton per tahun. Beroperasi sejak tahun 2014 yang
berlokasi Dusun Bakengkeng, Belang-belang, Kecamatan Kaluku,
Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
22
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Semen
Semen adalah suatu zat yang digunakan untuk merekatkan batu, bata,
batako, maupun bahan bangunan lainnya sehingga bahan bangunan dapat kokoh,
kuat, dan keras. Semen berasal dari bahasa latin caementum yang berarti bahan
perekat. Semen adalah suatu campuran yang terdiri dari bahan-bahan kimia yang
mempunyai sifat hidrolis dimana adanya proses penguraian air dengan garam
dan apabila dicampur dengan air akan bereaksi dan berubah menjadi bahan yang
mempunyai sifat perekat sehingga bisa mengikat bahan-bahan lain menjadi satu
satuan massa yang padat.
Semen yang terdiri dari bahan yang mempunyai sifat hidrolisis apabila
bereaksi dengan udara yang dimana udara itu mengandung uap air maka proses
pengerasan akan terjadi pada semen. Sifat hidrolis ini yang menjadikan semen
sebagai bahan utama dalam konstruksi bangunan, jalan, jembatan, bendungan,
dan lain-lain.
3.2 Simocode
Simocode adalah sebuah modul dalam MCC yang berfungsi untuk memasukkan
nilai set point dari karateristik masing-masing proteksi atau dengan kata lain,
Simocode adalah media penghubung antara manusia dengan rele pengaman.
Simocode merupakan salah satu peralatan listrik yang diproduksi oleh Siemens.
23
Simocode hanya bisa digunakan dalam sistem proteksi motor bertegangan
rendah.
Simocode adalah alat yang dipasang pada suatu module dengan tujuan untuk
mempermudah dalam pengoperasian suatu proteksi pada motor listrik.
Simocode merupakan alat yang diproduksi dari pabrik “SIEMENS”, dimana
digunakan sebagai proteksi tambahan untuk menjaga kualitas motor listrik.
Maksudnya mempermudah yaitu simocode bekerja sebagai monitoring apabila
terjadi masalah pada motor antara lain seperti Overload , Unbalanced , dan
Stall.
Simocode dapat juga disebut sebagai cara operator untuk berkomunikasi dengan
proteksi – proteksi pada motor listrik dan hanya digunakan pada motor listrik
dengan tegangan rendah ( Low Voltage ).
Simocode Pro C
Simocode Pro V
24
Simocode ” Pro C” digunakan pada motor yang memiliki direct dan reversing
starter dan untuk “ Pro V” memiliki fungsi yang sama hanya saja dapat
a. Simocode Pro C
b. Simocode Pro V
25
BAB IV
PEMBAHASAN
26
Gambar 4.1 Bagian Umum Simocode Pro
a. Simocode Pro C
Simocode Pro C dapat digunakan pada saat starting motor secara langsung
dan juga pada saat keadaan terbalik (reverse).
27
b. Simocode Pro V
3. Modul earth-fault
Modul ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gangguan ke tanahpada fasa-fasa
motor yang mana sinyalnya akan dikirim ke operator melalui PLC untuk
selanjutnya ditindaklanjut mengenai proteksi motor listrik tersebut.
4. Modul Analog
Modul analog sama halnya dengan modul digital, tetapi nilainya bersifat kontinu
sehingga nilai yang muncul tidak hanya 0 atau 1 saja melainkan nilainya
bervariatif dan juga dapat membaca angka desimal. Sama halnnya dengan modul
digital, modul analog mempunyai dua fungsi juga, yaitu analog input dan analog
output.
28
a) Analog input
Fungsi analog input adalah salah satu fungsi pada modul analog simocode pro
V yang mana sinyal dikirim dari peralatan menuju PLC. Contoh penggunaan
analog input adalah pembacaan nilai aktual pada peralatan. Sinyal ini dikirim
dari peralatan menuju operator melalui perantara PLC.
b) Analog output
Fungsi analog output adalah salah satu fungsi pada modul analog simocode
pro V yang mana sinyal dikirim dari PLC menuju peralatan. Contoh
penggunaan analog input adalah pengaturan nilai set point pada peralatan.
Sinyal ini dikirim dari operator menuju peralatan melalui perantara PLC.
29
yang disambungkan ke simocodenya. Pada menu marking terdapat pilihan “ plant
identifier “ , “ Location designation “ , “ Installation date “ , dan “ Description “.
3. Kemudian dilanjutkan dengan pilih menu “device configuration“. Menu ini digunakan
untuk penentuan simocode.
30
Gambar 4.6 Device
Configuration
(V2.0)
31
4. Menu selanjutnya yaitu “Bus Parameter”. Gunanya untuk memberikan penemoran
alamat pada bus agar dapat diidentifikasi oleh CCR ( Centre Control Room ). CCR
meruapakan unit yang mengontrol semua modul di Tonasa V dan pemberian
penomoran diharuskan agar CCR dapat memonitor modul yang terpasang ke objek.
32
Gambar 4.9 Motor Protection
33
2. Perawatan saat pengoperasian di lapangan
Selain melakukan perawatan setiap satu tahun sekali, perlu dilakukan
perawatan dan pemeriksaan secara eksternal terhadap kondisi Simocode seperti suhu,
bunyi, getaran, kelembaban dan lainnya setiap Simocode beroperasi.
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1) Bahwa kerja praktek (KP) yang penulis laksanakan sangat membantu mahasiswa
yang nantinya terjun ke masyarakat untuk mengaplikasikan apa yang diperoleh di
bangku kuliah maupun di instansi selama mengikuti praktek di PT. Semen
Tonasa.
2) Simocode pada dasarnya berfungsi sebagai sistem proteksi sekaligus sistema
monitoring terhadap motor listrik bertegangan rendah yang memudahkan
pengontrolan motor listrik itu sendiri dengan berbagai tambahan beberapa modul.
3) Dengan adanya Simocode dapat memudahkan dalam pengontrolan dan
pengamanan motor listrik.
5.2 Saran
Berikut penulis memberikan beberapa saran yang kiranya bersifat membangun
kedepannya bagi pihak-pihak yang terkait;
a. Bagi PT Semen Tonasa
Sebaiknya tetap mempertahankan relasi baik antar pembimbing lapangan,
karyawan, operator, maupun staf dengan mahasiswa yang sedang melakukan
KP.
b. Bagi Politeknik Negeri Ujung Pandang
Diharapkan untuk membina dan meningkatkan relasi yang baik dengan
perusahaan-perusahaan agar dapat memudahkan mahasiswa dalam
melaksanakan program KP dan juga dapat menunjang kesuksesan alumni
dalam memasuki dunia kerja. Selain itu, kiranya semakin hari pihak kampus
semakin meningkatkan kualitas belajar-mengajar sehingga bekal mahasiswa
untuk melaksanakan KP semakin baik pula.
35
DAFTAR PUSTAKA
Anthony, Suriman. 2013. Bahan Ajar Mesin Listrik : Arus Bolak-Balik Yogyakarta
Yos Mavenso. Studi Perencanaan Motor Control Center (MCC) Dengan Starter
Bintang Segitiga Berdasarkan Standar ANSI dan NEMA.
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Materi%20Elektronika%20Daya%20(VFD)_0
.pdf )
www.sementonasa.co.id
36
LAMPIRAN
Simocode Pro C
37