Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Republik Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang


sedang gencar melakukan pembangunan diberbagai wilayah dengan tujuan
tercapainya pemerataan pembangunan. Pembangunan yang paling nyata terlihat pada
saat ini yaitu pembangunan infrastruktur seperti jalan raya, jalan tol, jembatan,
bandara, dan pembangkit listrik serta pembangunan infrastruktur lainnya yang
tujuannya jelas yaitu pemerataan pembangunan di negara kita ini. Pembangunan
infrastruktur ini juga harusnya diikuti dengan peningkatan Sumber Daya Manusia
(SDM) agar pengelolahannya bisa dilakukan oleh anak bangsa tanpa harus
mepercayakan pemeliharaannya kepada orang asing. Peningkatan sumber daya
manusia sendiri dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan sejak
dini agar sumber daya yang dapat dihasilkan kelak merupakan sumber daya manusia
yang berkompeten dibidangnya. Peningkatan sumber daya manusia sangatlah penting
mengingat Indonesia merupakan negara yang terkenal akan Sumber Daya
Alam(SDA) yang melimpah dan membutuhkan SDM yang berkompeten agar Sumber
Daya Alam ini dapat dilestarikan dan diolah dengan baik.
Pada era globalisasi saat ini, perkembangan ekonomi serta pembangunan
masing-masing negara semakin meningkat khususnya di Indonesia. Oleh karena itu,
dibutuhkan pekerja atau sumber daya manusia yang sudah teruji agar pembangunan di
negara ini dapat tetap berlangsung. Di Indonesia yang gencar dalam membangun
infrastruktur tentunya membutuhkan berbagai bahan pokok dan salah satu dari bahan
pokok tersebut yaitu semen. Semen ialah suatu zat yang digunakan untuk merekatkan
bahan bangunan. Semen dibuat dengan memanfaatkan sumber daya alam yang diolah
sehingga menghasilkan produk yang terbaik. Di Indonesia timur, terdapat perusahaan
penghasil semen yaitu PT Semen Tonasa yang merupakan perusahaan penghasil
semen terbesar di kawasan Indonesia Timur yang hadir guna memenuhi kebutuhan
dalam pembangunan dibeberapa wilayah di Indonesia.
PT Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan Timur
Indonesia yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan
Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar. Lokasi pabrik

1
perseroan yang berada di Sulawesi Selatan merupakan daerah strategis untuk mengisi
kebutuhan semen di Kawasan Timur Indonesia. Dengan didukung oleh jaringan
distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh delapan unit pengantongan semen yang
melengkapi sarana distribusi penjualan, telah menjadikan perseroan sebagai pemasok
terbesar di kawasan tersebut. Kedelapan unit pengantongan semen berlokasi di
Bitung, Palu, Banjarmasin dan Ambon.
Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) merupakan institusi teknologi
berbasis pendidikan vokasi memiliki visi menghasilkan alumni/lulusan yang unggul
dibidangnya. Upaya yang dilakukan oleh PNUP untuk mewujudkan visi tersebut yaitu
mengadakan suatu program Kerja Praktik. Kerja praktik merupakan sarana bagi
mahasiswa untuk mengaplikasikan apa yang telah didapatkan selama proses perkuliah
sekaligus menjadi sarana bagi mahasiswa untuk menambah wawasan di dunia kerja
agar dapat menjadi pekerja yang berkompeten dimasa yang akan datang. Selain itu,
Kerja Praktek juga menjadi ajang persiapan menghadapi dunia kerja dengan segala
aturan yang berlaku dibeberapa perusahaan, misalnya sikap disiplin, bertanggung
jawab, etika dalam bekerja serta sosialisasi dengan lingkungan sekitar. Kuliah Praktik
juga merupakan salah satu syarat yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa PNUP
sebagai pelengkap SKS dalam mata kuliah.

1.2 Tujuan Kerja Praktik

Praktik Kerja Lapangan yang di laksanakan pada berbagai jenis instansi,


lembaga ataupun perusahaan kurang lebih satu bulan dengan tujuan yaitu:

Mahasiswa dapat menerapkan teori-teori dan praktik yang diperoleh selama menjalani
pendidikan di perguruan tinggi serta melihat keterkaitan antara teori dan praktik;
Mahasiswa dapat mengembangkan pola pikir dan kreatifitas penerapan teori dalam
melakukan anilisis terhadap mutu produksi;
Mahasiswa memperoleh gambaran mengenai situasi kerja pada instansi, lembaga atau
perusahaan tempat melakukan praktik;
Dapat memperluas pengetahuan mahasiswa tentang proses penerapan teknologi dari
lapangan kerja yang sebenarnya.

2
1.3 Tujuan Laporan Kerja Praktik

Setelah melakukan praktik kerja lapangan, diwajibkan untuk membuat laporan


praktik kerja lapangan. Hal ini merupakan syarat yang harus di penuhi. Adapun tujuan
dari penulisan laporan kerja praktik yaitu:
a. Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir terutama dalam
menganalisa data;
b. Mahasiswa dapat mengembangkan kemampuannya dalam menyusun meteri
laporan baik yang bersumber dari buku-buku ataupun konsultasi langsung
dengan pembimbing;
c. Menambah kemampuan mahasiswa menggunakan Bahasa tulisan sehingga dapat
dimengerti oleh pembaca;
d. Sebagai bahan pertanggungjawaban atas kerja praktik yang dilakukan;
e. Sebagai bahan perpustakaan sehingga kelak akan berguna bagi pembaca
khususnya jurusan teknik elektro.

1.4 Batasan Masalah

Pada penyusunan laporan kerja praktik kali ini, penulis memilih “Penggunaan Sistem
Proteksi Simocode pada RKC unit Tonasa V” sebagai batasan masalah.

1.5 Tempat dan Waktu pelaksanaan

Kerja Praktik ini dilaksanakan di PT Semen Tonasa tepatnya dibagian Pemeliharaan


Listrik & Instrument Raw Mill, Kiln & Coal Mill Tonasa Unit V mulai dari tanggal 1
Agustus 2019 sampai 31 Agustus 2019.

1.6 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan sebagai pedoman dalam


penyusunan laporan kerja praktik ini, penulis menggunakan metode-metode sebagai
berikut:
a. Observasi
Pengumpulan data dengan menggunakan metode ini dilakukan dengan
mengamati secara langsung objek yang menjadi batasan masalah laporan.

3
b. Wawancara dan Diskusi
Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dilakukan dengan cara
bertanya langsung pade pembimbing, operator, maupun karyawan perusahaan
mengenai batasan masalah laporan saat kerja praktik berlangsung. Diskusi
dilakukan untuk memperoleh data yang lebih maksimal ketika wawancara
langsung.
c. Studi Pustaka
Pengumpulan data dengan menggunakan metode ini dilakukan dengan mencari
data yang bersumber dari dokumen-dokumen perusahaan, buku-buku yang
berbentuk hard copy maupun soft copy, serta literatur-literatur yang bersumber
dari internet sehubungan dengan batasan masalah laporan.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan ini, penyusun menggunakan sistematika sebagai


berikut:
a. BAB I Pendahuluan

Bagian ini berisi tentang latar belakang kerja praktik, tujuan kerja praktik dan
laporan kerja praktik, batasan masalah, tempat dan waktu, metode pengumpulan
data, serta sistematika penulisan laporan.

b. BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

Bagian ini berisi tentang sejarah perusahaan, status perusahaan, tujuan


perusahaan, visi & misi perusahaan, kebijakan sistem manajemen perusahaan,
struktur organisasi perusahaan, proses pembuatan semen, dan hasil produksi
perusahaan.
c. BAB III Tinjauan Pustaka

Berisikan dasar teori secara umum mengenai semen dan pengenalan


SIMOCODE pada Tonasa V
d. BAB IV Pembahasan

Berisikan hal-hal mengenai SIMOCODE seperti prisip kerja, cara penginstalan,


cara pengaturan dan lain sebagainya.

e. BAB V Penutup
Berisikan kesimpulan dan saran.

4
BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Berdirinya PT Semen tonasa

PT Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di kawasan timur Indonesia


yang menempati lahan seluas 1.200 hektar di Desa Biringere Kec. Bungoro Kab.
Pangkep, sekitar 60 km dari kota Makassar.
PT Semen Tonasa Mulai didirikan berdasarkan TAP MPRS RI
No.II/MPRS/1960, tanggal 05 Desember 1960 tentang pola pembangunan Nasional
Semesta berencana tahapan 1961-1969.
PT Semen Tonasa memiliki kapasitas terpasang 5.980.000 ton semen pertahun,
mempunyai 5 unit pabrik , yaitu Tonasa I, Tonasa II, Tonasa III, Tonasa IV, dan
Tonasa V.
1. Pabrik Semen Tonasa I
Pabrik Semen Tonasa I berlokasi di desa Tonasa Kec. Balocci, Kab. Pangkep,
Provinsi Sulawesi Selatan. Pabrik Semen Tonasa I didirikan berdasarkan TAP
MPRS RI No. II/MPRS/1960 tanggal 5 Desember 1960 tentang pola
pembangunan nasional semesta berencana tahapan 1961-1969.
Pabrik Tonasa unit I mulai beroperasi pada tahun 1968 dengan kapasitas
120.000 metrik ton semen per tahun dengan proses basah. Tetapi pabrik unit I
ini hanya beroperasi sampai tahun 1984 atas pertimbangan ekonomis.

Gambar 2.1 Pabrik Semen Tonasa I

5
2. Pabrik Semen Tonasa II
Pabrik Semen Tonasa II yang berlokasi di desa Biringere, Kecamatan Bungoro,
Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi SSelatan, yang berjarak 23 km dari
Pabrik Semen Tonasa Unit I, yang didirikan berdasarkan persetujuan Bappenas
No. 023/XL-LC/B.V/76 dan No.2854/D.I/IX/76, tanggal 02 september 1976.
Proyek pembangunan pabrik semen tonasa II secara resmi dimulai tanggal 20
Oktober 1976 dan selesai pada tanggal 15 Desember 1979, yang diresmikan
oleh Bapak Presiden Soeharto pada tanggal 28 Februari 1980.
Tonasa unit II yang menggunakan proses kering yang beroperasi secara
komersial pada tahun 1980 dengan kapasitas 510.000 ton semen pertahun dan
dioptimalisasi menjadi 590.000 ton semen pertahun pada tahun 1991.

Gambar 2.2 Pabrik Semen Tonasa II

3. Pabrik Semen Tonasa III


Pabrik Semen Tonasa III yang berlokasi sama dengan pabrik Semen Tonasa II,
yang dibangun berdasarkan persetujuan Bappenas No. 32 XC-LC/B.V/1981.
Proyek pembangunan dimulai pada tanggal 09 Januari 1982 dan selesai pada
tanggal 03 April 1985, yang diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto
didampingi Perdana Menteri Lee Kwan Yew dari Singapura. Kapasitas
produksi pabrik Semen Tonasa III adalah 590.000 ton pertahun, kerjamasa
antara pemerintah Indonesia dengan Jerman Barat. Proses yang digunakan
yaitu proses kering.

6
4. Pabrik Semen Tonasa IV
Pabrik Semen Tonasa IV yang berlokasi sama dengan pabrik Semen Tonasa II
dan III yang dibangun berdasarkan Surat Menteri Muda Perindustrian No.
182/MPP-IX/1990 tanggal 02 Oktober 1990 dan Surat Menteri Keuangan RI
No.1549/MK.013/1990 tanggal 29 November 1990. Tonasa unit IV dikerjakan
secara swakelola oleh PT Semen Tonasa dibantu oleh PT. Rekayasa Industri
sebagai konsultan Diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 10
September 1996. Proses yang digunakan adalah proses kering dengan kapasitas
produksi 2.300.000 ton pertahun.

Gambar 2.3 Pabrik Semen Tonasa IV

5. Pabrik Semen Tonasa V


Pabrik Semen Tonasa Unit V yang berlokasi sama dengan pabrik Semen
Tonasa Unit II, III dan IV yang dibangun pada tahun 2009 dan beroperasi
secara komersil sejak 01 Februari 2013, proses yang digunakan adalah proses
kering dengan kapasitas produksi 2.500.000 ton pertahun.

Gambar 2.4 Pabrik Semen Tonasa V

7
6. Konsolidasi dengan PT Semen Gresik (Persero)Tbk.
Sebelum PT Semen Tonasa berkonsolidasi dengan PT. Semen Gresik (Persero)
Tbk, pemegang saham PT Semen Tonasa adalah pemerintah RI. Konsolidasi
dengan Semen Gresik (Persero) Tbk, dilaksanakan pada tanggal 15 September
1995, dan sesuai keputusan RUPS LB pada tanggal 13 Mei 1997, 500 lembar
saham portepel di jual kepada Koperasi Karyawan Semen Tonasa (KKST),
sehingga pemegang saham PT Semen Tonasa adalah PT. Semen Gresik
(Persero) Tbk dan KKST.

7. Konsolidasi dengan PT Semen Indonesia


Pada bulan November tahun 2013 konsolidasi dengan PT Semen Gresik
berakhir. PT Semen Tonasa, PT Semen Gresik, PT Semen Padang dan Thang
Long Cement Vietman berada dalam satu naungan PT Semen Indonesia.
Tujuannya untuk menciptakan pos produksi semen yang sama kuat dalam
industri semen Indonesia.

8. Pembangunanan Sarana Penunjang


Pada tahun 1995 PT Semen Tonasa mulai membangun unit pengantongan
semen yang bertujuan untuk membantu kelancaran operasi produksi dan
pemasan Semen Tonasa, yang dibangun dibeberapa daerah pelabuhan di
Indonesia Bagian Tengah dan Indonesia Bagian Timur, antara lain :
1. Packing Plant Bitung, dengan kapasitas 300.000 ton pertahun.
2. Packing Plant Banjarmasin, dengan kapasitas 300.000 ton pertahun
3. Packing Plant Ambon, dengan kapasitas 300.000 ton pertahun
4. Packing Plant Palu, dengan kapasitas 300.000 ton pertahun
5. Packing Plant Makassar, dengan kapasitas 600.000 ton pertahun
6. Packing Plant Samarinda, dengan kapasitas 600.000 ton pertahun
7. Packing Plant Bali, dengan kapasitas 600.000 ton pertahun
8. Packing Plant Pontianak, dengan kapasitas 150.000 ton pertahun
9. Packing Plant Kendari, dengan kapasitas 300.000 ton pertahun
10. Packing Plant Sorong, dengan kapasitas 300.000 ton pertahun

8
PT Semen Tonasa memiliki Fasilitas Coal Unloading system yang berlokasi di
daerah Biringkassi dengan kapasitas pembongkaran mencapai 1000 ton/jam. Selain
itu PT Semen Tonasa membangun pelabuhan khusus Biringkassi yang berjarak 17 km
dari lokasi pabrik. Pelabuahan ini berfungsi sebagai jaringan distribusi antar pulau
ataupun ekspor dapat disandari dengan muatan diatas 17.500 ton selain itu, pelabuhan
ini digunakan untuk bongkar muat bahan-bahan kebutuhan pabrik seperti : gypsum,
batu bara, copper slag, kertas kraf, suku cadang, dan lain-lain. Pelabuhan biringkassi
ini dilengkapi 5 unit packer dengan kapasitas masing-masing 100 ton perjam serta 7
unit shop leader, 4 unit digunakan untuk pengisian semen zak dengan kapasitas
masing-masing 100-200 ton perjam, atau sekitar 4000 ton perhari, 3 unit lainnya
digunakan untuk pengisian semen curah dengan kapasitas masing-masing 500 ton
perjam atau 6000 ton perhari.
Panjang dermaga pelabuhan sekitar 2 kilometer diukur dari garis pantai kelaut,
sedangkan panjang dermaga untuk standar kapal adalah:
1. Dermaga I
i. Sebelah utara 429 m dengan kedalaman 10.5 m (LWL)
ii. Sebelah selatan 445.50 m dengan kedalaman 7.5 m (LWL)

2. Dermaga II
Panjang Dermaga 65 m dengan kedalaman 5 m (LWL). Disamping itu PT
Semen Tonasa juga membangun pembangkit listrik tenaga uap atau Boiler Turbin
Generator (BTG) di pelabuhan biringkassi dengan kapasitas 2 x 25 MW dan 2 x 35
MW.

2.2 Status Perusahaan


Pada awal didirikannya pabrik Semen Tonasa Unit I dalam masa kontsruksi
masih berstatus proyek dibawah naungan Departemen Perindustrian Dasar dan
Tambang. Dengan selesainya proyek pembangunan pabrik Semen Tonasa Unit I, pada
tanggal 2 Nopember 1968 status perusahaan ditingkatkan menjadi BUMN yang
berbentuk Perusahaan Umum (PERUM). Berdasarkan PP No.54 tahun 1971 tanggal 8
September 1971. Pada tahun 1971 status perusahaan meningkat menjadi perusahaan
perseroan, berdasarkan PP No.1 tahun 1971 tanggal 9 Januari 1975. Pada permulaan
tahun 1995 Konsolidasi dengan PT. Semen Gresik.

9
1. Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan PT Semen Tonasa adalah CHAMPS:
a. Compete with a Clear & Synergized Vision
Dalam nilai ini terkandung kata “Clear & Synergized Vision” atau “Visi yang
jelas dan sinergis”
b. Having Spirit of Continous Learning
Dalam nilai ini terandung kata “Continous Learning” atau “Belajar terus-
menerus”.
c. Act with High Acountability
Dalam nilai ini terandung kata ”Acountability” atau “Akuntabilitas”.
Akuntabilitas berarti dapat diandalkan, memiliki tanggung jawab atas perkataan,
tindakan serta keputusan yang diambil.
d. Meet Customer Expection
Dalam nilai ini terandung kata ”Customer Expection” atau “Ekpectasi
Pelanggan”. Ekspektasi pelanggan adalah akumulasi persepsi, harapan, dan
keinginan atas produk dan layanan yang akan dipergunakannya.
e. Perform Ethically with high integrity
Dalam nilai ini terandung kata ”Ethically with Integrity” atau “Integritasbyang
beretika”
f. Strengthening Teamwork
Dalam nilai ini terandung kata ”Teamwork” yang berarti kerjasama yang
dibangun dalam tim.
2. Kebijakan PT Semen Tonasa
PT Semen Tonasa sebagai perusahaan yang memproduksi dan
memperdagangkan klinker dan seen mempunyai komitmen untuk:
a. Memenuhi harapan pelanggan agar seluruh produk yang dihasilkan dan
dipasarkan melalui pemenuhan persyaratan mutu, pelayanan terbaik serta
keabsahan hasil uji yang didukung oleh system manajemen yang terintegritas
dengan mengacu pada pemenuhan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan
Standar Internasional (SI).
b. Meningkatkan nilai dan pertumbuhan perusahaan secara berkesinambungan
melalui prioritas pemasaran pada pasar utama, peningkatan produktivitas dan
progrsm efisiensi di segala bidang.

10
c. Meningkatkan tanggung jawab dan kepedulian terhadap stakeholder dengan
cara:
1) Selalu menaati peraturan dan perundang-undangan serta persyaratan laiannya
yang berlaku.
2) Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) secara efektif dan efisien untuk
mengantisipasi dan pemanasan global termasuk upaya efisiensi energi;
pengurangan dan pemaanfaatan limbah B3 dan non-B3; pengurangan pencemar
udara; kenservasi air; perlindungan keanekaragaman hayati; serta berusaha
mencegah terjadinya pencemaran dan pengendalian dampak lingkungan.
3) Perlindungan kesehatan dan keselamatan kerja dengan menjag lingkungan kerja
yang sehat dan aman serta mencegah mengendalikan kecelakaan kerja.
4) Pelaksanaan program corporate social responsibility (CSR) sebagai wujud
komitmen terhadap masyarakat sekitar.
d. Melaksanakan good corporate governance (GCG) dan selalu memperhatikan
aspek resiko dalam mewujudkan perusahaan bertaraf internasional.
e. Mengembangkan sumber daya manusia dan kompeten profesional untuk
mendukung pelaksanaan seluruh komitmen perusahaan. Kebijakan ini akan
selalu dikaji, dikembangkan untuk peningkatan secara berkelanjutan.

3. Pemasaran PT Semen Tonasa


Pemasaran PT Semen Tonasa meliputi tiga wilayah di Indonesia, antara lain
a. Wilayah I, meliputi:
1) Sulawesi Selatan
2) Sulawesi Tenggara
3) Sulawesi Tengah
4) Sulawesi Utara
5) Gorontalo
b. Wilayah II, meliputi:
1) DKI Jakarta
2) Jawa Tengah
3) Kalimantan Barat
4) Kalimantan Tengah
5) Kalimantan Timur

11
c. Wilayah III, meliputi:
1) Bali
2) Nusa Tenggara Barat
3) Nusa Tenggara Timur
4) Maluku
5) Papua

2.3 Tujuan Perusahaan


Tujuan peruasahaan sebagaiman tercantum dalam Anggaran Dasar perusahaan
yang telah diubah menjadi Akte No.31 tanggal 9 Januari 1991, No.191 tanggal 29 Mei
1991, dan 40 tanggal 8 Juni 1991, ketiganya dibuat dihadapan Notaris di Jakarta dan
telah disetujui oleh Menteri Kehakiman RI berdasarkan surat keputusan No.C2 2102
ht.01.04 tahun 1991 tanggal 12 Juni 1991. Perusahaan bertujuan turut melaksanakan
dan menunjang kebijaksanaan dan Program dibidang eonomi dan pembangunan
lainnya. Untuk mencapai tujuna tersebut perusahaan melakukan kegiatan dalam
bidang:
a. Produksi
b. Pemberian Jasa
c. Perdagangan
d. Usaha Lainnya
Perusahaan dapat pula mendirikan/menjalankan usaha lainnya yang mempunyai
hubungan bidang usaha tersebut diatas, baik secara sendir-sendiri maupun dengan
kerjasama dengan badan-badan lain sepanjang tidak bertentangan dengan undang-
undang yang berlaku dan Anggaran Dasar Perseroan.
Anak perusahaan dibawah pengendalian PT Semen Tonasa. PT Semen Tonasa
membawahi dua perusahaan yang bersifat sosial dengan modal dasar Rp.
500.000.000,- yaitu Yayasan Kesejhteraan Semen Tonasa (YKST). Disamping itu,
terdapat lima perusahaan yang bersifat komersial yang berada dibawah pengendalian
PT Semen Tonasa, yatu dua perusahaan yang semua sahamnya dikuasai oleh Yayasan
Kesejahteraan Semen Tonasa (YKST), dan tiga perusahaan kom ersial yang semua
sahamnnya dikuasi oleh YKST dan koperasinya karyawan PT Semen Tonasa. Kelima
perusahaan tersebut bergerak dibidang usaha yang erat kaitannya dengan operasional
PT. Semen Tonasa.
12
2.4 Visi dan Misi PT. Semen Tonasa
a. Visi PT. Semen Tonasa
Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Indonesia yang efisien dan
berwawasan lingkungan.

b. Misi PT. Semen Tonasa


1. Meningkatkan nilai perusahaan sesuai keinginan stakeholders.
2. Memproduksi semen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dengan
kualitas dan harga bersaing serta penyerahan tepat waktu.
3. Senantiasa berupaya melakukan improvement di segala bidang, guna
meningkatkan daya saing di pasar dan produktifitas perusahaan.
4. Membangun lingkungan kerja yang mampu membangkitkan motivasi
karyawan untuk bekerja secara professional.
2.5 Kebijakan Sistem Manajemen PT. Semen Tonasa
a. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001-2008
Salah satu komitmen manajemen dalam memasuki era persaingan global
yaitu memberikan dan kepuasan pelanggan. Upaya ini dilakukan untuk
memenuhi komitmen tersebut adalah dengan memberikan mutu produk
sesuai permintaan pelanggan, penyerahan produk yang tepat waktu dan
harga yang bersaing..

b. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001-2007


Kesadaran akan pentingnya pengelolaan lingkungan telah dimulai sejak
berdirinya pabrik PT. Semen Tonasa adalah ‘Menjadi Produsen Semen
yang ramah’ yang diwujudkan melalui pemenuhan persyaratan peraturan
yang berlaku, meminimalisasi dampak negatif dari proses dan produk yang
dihasilkan pelaksanaan program efisiensi pemakaian sumber daya alam dan
energi.

c. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Mengingat pentingnya peran tenaga kerja dalam kelangsungan usaha, maka
kondisi keselamatan karyawan harus dijamin. Untuk mewujudkan
komitmen tersebut, sejak tahun 2000 PT. Semen Tonasa telah menerapkan
13
Sistem Manajemen Keselamatan Kerja (SMK 3) .Penerapan Sistem
manajemen ini dibuktikan dengan diberikannya PT. Semen Tonasa Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja oleh Badan Sertifikasi
Nasional pada bulan Januari 2001.

2.6. Struktur Organisasi Perusahan


Struktur organisasi merupakan hal yang penting bagi suatu perusahaan atau
suatu instansi untuk mengetahui dengan jelas wewenang dan tanggung jawab
dari suatu jabatan. Struktur organisasi PT. Semen Tonasa mengatur seluruh
tenaga/karyawan sehingga dapat dikoordinasikan dengan baik dalam suatu
sistem kerja yang efektif. Struktur organisasi PT. Semen Tonasa dapat dilihat
pada gambar dibawah ini

Gambar 2.5 Struktur organisasi PT. Semen Tonasa

2.7 Proses Pembuatan Semen PT.Semen Tonasa


Produksi adalah salah satu cara untuk mengubah bahan baku menjadi
bahan setengah jadi yang dapat dimanfaatkan. Lalu kemudian didisribusikan
kepada konsumen melalui distributor yang dipakai oleh koonsumen sesuai
dengan kebutuhannya. Proses pembuatan semen di PT. Semen Tonasa
dilakukan saat ini dengan proses kering (Dry Process) secara garis besar dibagi
menjadi 5 tahap yaitu:

14
1. Penambangan bahan baku (Raw Material Mining)
2. Pemecah bahan baku (Raw Mill Crusher)
3. Penggilingan bahan baku (Raw mill)
4. Proses pembuatan clinker
5. Penggilingan akhir (Finish mill)
6. Pengemasan (Packaging)
Proses yang terjadi pada tiap-tiap tahap yaitu :
1. Penambangan bahan baku (Raw Material Mining)
Pada proses penambahan batu kapur terdapat beberapa proses yaitu antara lain:
a. Pengeboran (Boring)
Pada tambang batu kapur dilakukan pengeboran untuk membuat lubang dengan
kedalaman ±2 meter yang akan diisi bahan peledak. Jenis bor yang digunakan
adalah Pneumatic Drill dan Hydraulic Drill.
b. Peledakan
Peledakan dilakukan untuk memecah baebatuan kapur yang akan diangkut oleh
Dump Truck dan akan dibawa ke Lime stone crusher untuk dihancurkan agar
ukuran batu kapur lebih kecil. Bahan peledak yang digunakan yaitu Amonium
nitrat, Detonator, dan Dinamit.

2. Pemecah bahan baku (Raw Mill Crusher)


Pemecahan bahan mentah harus disesu aikan dengan sifat-sifat bahan yang akan
dipecahkan. Adapun bahan mentah yang dipecahkan yaitu:
a. Batu kapur (Lime stone)
Batu kapur yang dibawa dump truck akan ditumpahkan ke Lime Stone Crusher.
Oleh karena itu, sifat batu kapur yang keras digunakan mengharuskan
menggunakan dua buah crusher untuk memecahkan batu kapur menjadi kecil.
Batu kapur setelah melewati Lime stone Crusher selanjutnya dibawa oleh belt
conveyor menuju pile (penyimpanan). Dalam proses penyimpanan digunakan
belt conveyor yang berputar bergantian (Tripper cart) yang digunakan agar batu
kapur lebih homogen (berbagi kualitas batu batu kapur tercampur). Sebagian
tanah liat di pile selanjutnya dibawa ke lime stone bin dengan belt conveyor.
b. Tanah liat
Tanah liat yang ditampung dalam storage dimasukkan ke dalam hopper
kemudian dilewatkan menuju pemecah tanah liat yang berupa double roll
15
crusher. Roll yang digunakan bergerigi tajam dam memiliki kapasitas 350
ton/jam. Berbeda dengan crusher untuk batu kapur, crusher untuk tanah liat
berbentuk pisau yang bergerak memotong dan mencacah tanah liat yang lewat
karena bentuknya yang seperti pisau maka clay stroge selanjutnya dibawa ke
clay bin dengan belt conveyor.
c. Pasir Silika dan pasir besi
Pasir silika dan pasir besi diangkut dengan hopper masing-masing menuju silica
sand storage dan iron sand storage. Dari penyimpanan ini kemudian dibawa
didengan belt conveyor menuju bin-nya masing-masing.
d. Batu bara
Batu bara merupakan bahan bakar pada pabrik semen. Batubara dari truk yang
diangkut dari pelabuhan Biringkassi ke tempat penampungan sementara.
Batubara dari lapangan golf (penampungan sementara) diangkat ke dalam
gudang pabrik. Agar tetap homogen batubara dijatuhkan dari belt conveyor
menggunakan tripper sehingga terbentuk lapisan material berbentuk prisma
segitiga.
Secara lebih spesifik, batu bara diangkut dengan hopper menuju coal storage.
Batu bara yang tersimpan di coal storage kemudian menuju coal mill untuk
digiling. Pada coal mill kemudian dikirim menuju coal bin.
Produk dari coal mill akan terbawa aliran udara yang ditarik dengan alat
explosion vent kemudian dihembuskan menuju bag filter untuk memisahkan
batu bara dari udara yang membawanya. Batu bara yang terkumpul kemudian
dibawa dengan screw conveyor menuju pulvurised coal bin berkapasitas 120
ton. Batu bara tersebut kemudian dipompa dengan menggunakan FK pump
menuju dua bin yang lain berkapasitas 120 ton dan 70 ton. Bin dengan kapasitas
lebih besar digunakan untuk menyuplai batu bara ke calciber burner, sedangkan
bin berkapasitas lebih kecil digunakan untuk menyuplai batu bara pada kiln
burner.
e. Gypsum, Trass, dan Aditif
Semua bahan ini merupakan bahan pelengkap (campuran) clincer yang
merupakan material berkualitas tinggi yang didapatkan. Material ini diangkut
dari storage-nya menggunakan hopper kemudian disimpan pada bin-nya
masing-masing.

16
3. Penggilingan bahan baku (Raw mill)
Bahan baku yang berada pada bin (batu kapur, tanah liat) selanjutna dibawa
dengan belt conveyor yang dilengkapi dengan weigher (timbangan). Dengan
timbangan kemudian takaran campuran bahan baku ini diatur dan ditambahkan
bahan pelengkap seperti pasir besi serta pasir silika.
Material kemudian diumpankan ke dalam raw mill.
Material kemudian diumpankan ke dalam raw mill. Material yang telah keluar
dari raw mill kemudian dialirkan masuk oleh hisapan dua buah (Indus Draft) ID
Fan Mill ke dalam empat buah siklon tipe FLS 6300. Udara tersebut kemudian
dihisap oleh exhaust fan dan dihembuskan ke alat Electrostaticprecipitator (EP)
untuk memisahkan udara dengan material-material yang masih terbawa.
Material-material yang terkumpul di EP kemudian dibawa menuju dust bin
berkapasitas 170 ton untuk kemudian dikirimkan ke kiln. Material yang keluar
dari siklon dengan air slide menuju bucket elevator kemudian dimasukkan
kedalam dua buah blending silo yang masing-masing berkapasitas 20.000 ton.
Hasil penggilingan di blending silo kemudian diangkut menuju preheater
menggunakan bucket elevator.

4. Proses pembuatan clinker


a. Bagian penyiapan umpan kiln
Umpan kiln yang keluar dari roll mill masuk ke kiln akan melalui suspension
preheater terlebih dahulu untuk dilakukan tahap preheater prakalsinasi bahan
baku sebelum tahap pembakaran lanjut pada rotary kiln.
b. Pembuatan terak/klinker
Dari preheater, raw mill masuk rotary kiln dengan temperatur pada kiln inlet
sekitar 750°C. Setelah melalui preheater dan calsiner, raw mill masuk ke dalam
kiln pada suhu ± 1000°C. Kecepatan umpan masuk ke dalam kiln disesuaikan
dengan kecepatan putaran kiln. Proses pembakaran menjadi klinker terjadi pada
suhu sekitar 1400°C. Bahan bakar yang digunakan untuk pembakaran adalah
batu bara dan Industrial Diesel Oil (IDO). IDO digunakan pada awal
pembakaran karena bahan bakar minyak lebih mudah terbakar dibandingkan

17
batu bara. Batu bara banyak digunakan karena murah dan abu yang dihasilkan
mengandung komponen yang dibutuhkan dalam pembuatan semen, yaitu silika.
Sekitar 40% total konsumsi bahan bakar digunakan untuk pembakaran kiln.
c. Pendinginan terak (Clincer Cooler )
Clincer atau terak panas bertemperatur sekitar 1400°C sebagai produk dari kiln
erlu didinginkan secara tepat menggunakan cooler yang terdiri dari 16
kompartemen. Material panas kemudian dihembuskan udara melalui ID fan
untuk mendinginkan clinker sampai bertempur 100-1200°C. Clincer yang telah
didinginkan kemudian masuk ke unti clincer breaker di dalam cooler untuk
direduksi ukurannya. Debu yang dihasilkan dari pemecah clincer ditangkap oleh
EP dan dikembalikan ke dalam clincer breaker melalui chain conveyor. Klinker
output dari cooler dimasukkan ke dalam clincer storage (dome) yang dilengkapi
satu unit bag filter dan setelah gate untuk jaur pendistribusian klinker ke dalam
bin klinker untuk diumpan ke unit finish mill.

5. Penggilingan akhir (Finish mill)


Laju alir umpan total yang bisa masuk finish mill maksimum 500 ton/jam.
Jumlah material tersebut dikontrol oleh weight feeder. Komposisi umpan sesuai
dengan jenis semen yang akan dibuat. Ordinary Portland Cement (OPC) terdiri
dari bakan klinker dan gypsum dengan batu kapur sebagai fillernya sedangkan
Pozzolan Portland Cement (PPC) terdiri dari bahan klinker dan gypsum dengan
trass sebagai fillernya.
Untuk pembuatan semen pozzolan maka klinker, gypsum, dan trass yang telah
ditimbang akan dibawa oleh belt conveyor menuju finish mill sebagai material
dikembalikan untuk menjaga agar umpan masuk finish mill tidak berlebihan.
Finish mill yang digunakan digunakan PT. Semen Tonasa berbentuk silinder
horisontal.
Silinder finish mill terbagi menjadi dua kompartemen dan pada masing-masing
bagian terdapat grinding ball sebagai alat penggiling. Grinding ball bagian satu
memiliki diameter lebih besar dari grinding ball bagian dua. Bagain satu
memiliki fungsi menghaluskan dan menghomogenesis semen.
Terjadinya tumbukan bola dengan material pada intensitas tinggi menyebabkan
suhu di dalam mill meningkat. Temperatur mill diatur dengan mill venting dan

18
water spray. Temperatur maksimal yang diperbolehkan di dalam mill adalah
1070°C karena temperature yang terlalu tinggi akan menyebabkan gypsum
terhidrasi. Material yang keluar dari finish mill dibawa dengan air slide menuju
bucket elevator kemudian masuk separator yang memisahkan material halus dan
sesuai spesifikasi menuju silo-silo penyimpanan semen sedangkan material yang
masih kasar dikembalikan ke finish mill. Gas pembawa material halus dihisap
oleh fan menuju bag filter dengan terlebih dahulu melewati siklon sehingga
material semen yang terbawa dapat dipisahkan dan dialirkan ke dalam silo
semen dengan air slide.

6. Pengemasan (Packing)
Unit ini bertugas melaksanakan pengisian, penyinpanandan pengiriman semen
dari tiap-tiap silo. Dari silo, material dihembus oleh udara untuk dibawa dengan
air slide menuju vibrating screen untuk memisahkan semen dengan material
asing. Setelah diayak, material dibawa ke bin pusat yang berjumlah dua buah
dan pemasukan material ini dilakukan bergantian. Aliran material setelah bin
pusat terbagi menjadi dia airan yaitu aliran untuk semen curah dan aliran semen
bag. Aliran bsemen kantong setelah bin pusat semen dibawa ke air slide ke bin
roto packer kemudian ke rotary feeder dan akhirya ke roto packer.

2.8 Hasil Produksi PT. Semen Tonasa


Produk yang dihasilkan oleh PT. Semen Tonasa antara lain :
a. Semen OPC (Ordinary Portland Cement)
Ordinary Portland Cement adalah semen hidrolisis yang dibuat dengan
menggiling klinker semen dan gypsum. Semen Portland Jenis I produksi
perseroan memenuhi persyaratan SNI No. 12-2049-2004 Jenis 1 dan ASTM
C150-2004 tipe I dengan berat 50 kg dan semen curah. Ordinary Portland
Cement mempunyai C3S 59.3%; C2S 17%; C3A 8%; C4AF 11.9% dan
komposisi limit sebagai berikut :
Tabel.2.1.Komposisi Limit Semen Tipe I

19
Komposisi
Oksida
% Berat

CaO 66

SiO2 21.5

Al2O3 5.5

Fe2O3 3.9

MgO 5

SO3 2.5-3

CaO Bebas 0.82

Semen jenis ini banyak digunakan untuk bangunan umum dengan


kekuatan tekanan yang tinggi (tidak memerlukan peryaratan khusus) seperti:
bangunan bertingkat tinggi, perumahan, jembatan dan jalan raya, landasan
bandar udara, beton pratekan, bendungan/saluran irigasi, elemen bangunan
seperti hollow, genteng paving block, batako, buis beton, danroster.
b. Portland Composite Cement (PCC)
Semen Portland Composite adalah bahan pengikat hidrolisis hasil
penggilingan bersama terak semen Portland dan gypsum dengan satu atau lebih
bahan organik, atau hasil pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk
bahan organik, atau hasil pencampuran bubuk semen Portland dengan bubuk
bahan organik lain yang mempunyai sifat pozzoland. Bahan pozzoland yang
ditambahkan besarnya antara 15-40%.Semen Portland Composite produksi PT.
Semen Tonasa memenuhi persyaratan SNI 15-7064-2004.
Semen jenis ini banyak digunakan untuk kontruksi beton umum, pasangan
batu bata, plesteran dan acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan elemen
bangunan seperti beton pracetak, panel beton, dan sebagainya.

c. Portland Pozzolan Cement (PPC)


Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolisis yang terdiri dari
campuran homogen antara semen portland dan pozzoland halus, yang

20
diproduksi dengan menggiling klinker semen portland dan pozzoland bersama-
sama atau mencampur secara merata bubuk semen portland dan pozzoland.
Kadar Pozzoland 15%-40% massa semen Portland pozzolan.
Semen Portland Pozzoland produksi perseroan memenuhi persyaratan SNI
15-0302-2004 tipe IP-U. Semen jenis ini banyak digunakan untuk bangunan
bertingkat (2-3 lantai), kontruksi beton umum, kontruksi beton massa seperti
pondasi plat penuh dan bendungan, konstruksi bangunan didaerah pantai, tanah
berair (rawa) dan bangunan dilingkungan garam sulfat yang agresif, serta
konstruksi bangunan yang memerlukan kekedapan tinggi seperti bangunan
sanitasi, bangunan perairan dan penampungan air.

2.9 Fasilitas Pendukung


Sarana penunjang operasi perusahaan yang berkontribusi besar terhadap
pencapaian target perusahaan adalah
1. Pembangkit Listrik BTG
Empat unit pembangkit listrik tenaga uap atau Boiler Turbin Generator (BTG)
Power Plant dengan kapasitas 2 X 25 MW dan 2 x 35 MW yang berlokasi di
area Pelabuhan Biringkassi, Kabupaten Pangkep, sekitar 17 km dari lokasi
pabrik.
2. Pelabuhan Khusus Biringkassi
Pelabuhan Biringkasi yang dapat disandari oleh kapal dengan muatan sampai
15.000 DWT berjarak 17 km dari lokasi pabrik.
3. Coal Unloading
Fasilitas Coal Unloading System yang berlokasi di area Biringkassi dengan
kapasitas pembongkaran mencapai 1000 ton/jam.
4. Packing plant
Sebagai pendukung jaringan distribusi Semen Tonasa di daerah pasar,
Perseroan memiliki 9 unit pengantongan semen (UPS) atau packing plant yang
meliputi:
a. UPS Biringkasi Pangkep
Kapasitas 5 x 300.000 ton per tahun yang berlokasi Jalan Kaptain
Pahlawan Laut, Pelabuhan Khusus Biringkasi PT Semen Tonasa.
b. UPS Makassar

21
Kapasitas 2 x 300.000 ton per tahun. Beroperasi sejak tahun 1996 yang
berlokasi Jalan Pelabuhan Soekarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan.

c. UPS Bitung
Kapasitas 2 x 300.000 ton per tahun. Beroperasi sejak tahun 1996 yang
berlokasi Jalan Pelabuhan Nusantara, Bitung.

d. UPS Palu
Kapasitas 300.000 ton per tahun. Beroperasi sejak tahun 2000 yang
berlokasi Kecamatan Tawaeli, Kbaupaten Donggala, Palu, Sulawesi
Tengah.
e. UPS Samarinda
Kapasitas 2 x 300.000 ton per tahun. Beroperasi sejak tahun 1997 yang
berlokasi Jalan Gaya Baru RT 09, Kel. Rawa Makmur, Desa Tempurejo,
Palaran, Samarinda, 75243.
f. UPS Celukan Bawang Bali
Kapasitas 2 x 300.000 ton per tahun. Beroperasi sejak tahun 1998 yang
berlokasi Jalan Pelabuhan Celukan Bawang, Bali, 81155.
g. UPS Banjarmasin
Kapasitas 300.000 ton per tahun. Beroperasi sejaka tahun 1997 yang
berlokasi Komplek Pelabuhan Trisakti, Jalan Barito Hilir No.9,
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 70119.
h. UPS Ambon
Kapasitas 175.000 ton per tahun. Beroperasi sejak tahun 1999 yang
berlokasi Jalan Dr. Siwabessy, Pelabuhan Gudang Arang, Ambon, 97117.
i. UPS Lapuko Kendari
Kapasitas 300.000 ton per tahun yang berlokasi Kecamatan Lapuko,
Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara.
j. UPS Mamuju
Kapasitas 300.000 ton per tahun. Beroperasi sejak tahun 2014 yang
berlokasi Dusun Bakengkeng, Belang-belang, Kecamatan Kaluku,
Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.

22
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Semen
Semen adalah suatu zat yang digunakan untuk merekatkan batu, bata,
batako, maupun bahan bangunan lainnya sehingga bahan bangunan dapat kokoh,
kuat, dan keras. Semen berasal dari bahasa latin caementum yang berarti bahan
perekat. Semen adalah suatu campuran yang terdiri dari bahan-bahan kimia yang
mempunyai sifat hidrolis dimana adanya proses penguraian air dengan garam
dan apabila dicampur dengan air akan bereaksi dan berubah menjadi bahan yang
mempunyai sifat perekat sehingga bisa mengikat bahan-bahan lain menjadi satu
satuan massa yang padat.
Semen yang terdiri dari bahan yang mempunyai sifat hidrolisis apabila
bereaksi dengan udara yang dimana udara itu mengandung uap air maka proses
pengerasan akan terjadi pada semen. Sifat hidrolis ini yang menjadikan semen
sebagai bahan utama dalam konstruksi bangunan, jalan, jembatan, bendungan,
dan lain-lain.

Gambar 2.6 Proses pembuatan semen

3.2 Simocode

Simocode adalah sebuah modul dalam MCC yang berfungsi untuk memasukkan
nilai set point dari karateristik masing-masing proteksi atau dengan kata lain,
Simocode adalah media penghubung antara manusia dengan rele pengaman.
Simocode merupakan salah satu peralatan listrik yang diproduksi oleh Siemens.

23
Simocode hanya bisa digunakan dalam sistem proteksi motor bertegangan
rendah.

Gambar 2.7 Komponen pada MCC

Simocode adalah alat yang dipasang pada suatu module dengan tujuan untuk
mempermudah dalam pengoperasian suatu proteksi pada motor listrik.
Simocode merupakan alat yang diproduksi dari pabrik “SIEMENS”, dimana
digunakan sebagai proteksi tambahan untuk menjaga kualitas motor listrik.
Maksudnya mempermudah yaitu simocode bekerja sebagai monitoring apabila
terjadi masalah pada motor antara lain seperti Overload , Unbalanced , dan
Stall.

Simocode dapat juga disebut sebagai cara operator untuk berkomunikasi dengan
proteksi – proteksi pada motor listrik dan hanya digunakan pada motor listrik
dengan tegangan rendah ( Low Voltage ).

Simocode juga terbagi atas 2 tipe yaitu :

 Simocode Pro C

 Simocode Pro V

24
Simocode ” Pro C” digunakan pada motor yang memiliki direct dan reversing

starter dan untuk “ Pro V” memiliki fungsi yang sama hanya saja dapat

ditambahkan fungsi kerjanya jikalau di inginkan ada tambahan modul.

a. Simocode Pro C

Penggunaan pro C pada simocode sebagai monitoring untuk motor listrik


tidak seluas penggunaan pro V. Dikarenakan Pro C hanya digunakan
sebagai direct dan reverse starter untuk motor listrik, oleh karena itu
kebanyakan Pro C digunakan pada motor Direct Online (DOL).

b. Simocode Pro V

Sedangkan pada pro V lebih kompleks penggunaannya dikarenakan alat


tersebut memiliki ekstensi atau dapat ditambahkan fungsi penggunaanya.
Beberapa ekstensi yang terdapat pada pro V sebagai berikut :
 2 digital module
 2 analog module
 Temperature module
 Earth-fault module

25
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Sistem Proteksi Simocode

Simocode adalah sebuah modul dalam MCC yang berfungsi untuk


memasukkan nilai set point dari karateristik masing-masing proteksi atau dengan kata
lain, Simocode adalah media penghubung antara manusia dengan rele pengaman.
Simocode merupakan salah satu peralatan listrik yang diproduksi oleh Siemens.
Simocode hanya bisa digunakan dalam sistem proteksi motor bertegangan rendah.
Simocode yang digunakan di pabrik Tonasa V adalah Simocode Pro. Yang
mana Simocode ini dapat berperan sebagai fungsi proteksi, fungsi pengaturan, fungsi
monitoring, fungsi logic, dan fungsi komunikasi dengan menggunakan kabel profibus
sehingga dengan adanya simocode ini, semua peralatan dapat diatur dari jarak jauh
melalui ruang Central Control Room (CCR) yang terhubung melalui Programmable
Logic Controller (PLC).
Simocode Pro terdiri dari 2 jenis, yaitu Simocode Pro C dan Simocode Pro V.
Persamaan dari Simocode Pro C dan Simocode Pro V adalah keduanya dapat
terhubung dengan kabel profibus, dapat menggunakan sistem antarmuka (interface)
dan juga mempunyai modul pengukuran arus, sedangkan perbedaan antara Simocode
Pro C dengan Simocode Pro V adalah pada Simocode Pro C hanya mempunyai panel
operator dan mempunyai satu fungsi tertentu saja, sedangkan pada Simocode Pro V
mempunyai display pada panel operatornya dan juga dapat melakukan fungsi lainnya,
yaitu mempunyai 2 modul digital, modul suhu, modul earth-fault (gangguan terhadap
tanah), dan juga modul analog.

26
Gambar 4.1 Bagian Umum Simocode Pro

Gambar 4.2 Sistem Wiring Simocode

a. Simocode Pro C
Simocode Pro C dapat digunakan pada saat starting motor secara langsung
dan juga pada saat keadaan terbalik (reverse).

Gambar 4.3 Simocode Pro C

27
b. Simocode Pro V

Simocode Pro V dapat melakukan seperti halnya Simocode Pro C, tetapi


Simocode Pro V mempunyai fungsi tambahan seperti dapat melakukan semua fungsi
pengaturan, dan juga fungsi tambahan yang bervariasi. Pada pabrik Semen Tonasa
unit V semua motor yang menggunakan Variable Frequency Drive (VFD).
Fungsi tambahan lainnya untuk Simocode Pro V adalah
1. Modul Digital
Fungsi tambahan modul digital yang dimaksud adalah fungsi yang hanya bisa
membaca nilai 0 dan 1. Yang mana pada umumnya nilai 0 saat nilai tegangannya
adalah 0, sedangkan nilai 1 pada saat terdapat nilai teganagn. Modul digital
mempunyai dua fungsi, yaitu digital input dan digital output.
a) Digital Input
Yang dimaksud dengan digital input adalah suatu fungsi pada modul digital
simocode pro V yang mana sinyal dikirim dari peralatan menuju PLC yang
hanya bernilai 0 atau 1. Contoh penggunaan digital input adalah pada saat CB
melakukan trip maka sinyal akan dikirim dari CB ke PLC yang selanjutnya
akan disampaikan ke operator di CCR.
b) Digital Output
Fungsi digital output yang dimaksud adalah fungsi saat sinyal dikirim dari
PLC ke peralatan yang mana nilai sinyalnya hanya 0 atau 1. Contoh aplikasi
penggunaan digital output adalah saat ingin menjalankan dan memberhentikan
motor listrik. Sinyal dikirimkan dari operator di CCR lalu menuju PLC,
selanjutnya PLC akan meneruskan sinyal tersebut ke peralatan untuk
melakukan yang diperintahkan.
2. Modul Suhu
Modul suhu adalah modul tambahan pada Simocode Pro V untuk mengirimkan
sinyal berupa analog yang menyatakan nilai suhu di peralatan. Sinyal ini dikirim
ke operator melalui PLC.

3. Modul earth-fault
Modul ini berfungsi untuk mendeteksi adanya gangguan ke tanahpada fasa-fasa
motor yang mana sinyalnya akan dikirim ke operator melalui PLC untuk
selanjutnya ditindaklanjut mengenai proteksi motor listrik tersebut.
4. Modul Analog
Modul analog sama halnya dengan modul digital, tetapi nilainya bersifat kontinu
sehingga nilai yang muncul tidak hanya 0 atau 1 saja melainkan nilainya
bervariatif dan juga dapat membaca angka desimal. Sama halnnya dengan modul
digital, modul analog mempunyai dua fungsi juga, yaitu analog input dan analog
output.

28
a) Analog input
Fungsi analog input adalah salah satu fungsi pada modul analog simocode pro
V yang mana sinyal dikirim dari peralatan menuju PLC. Contoh penggunaan
analog input adalah pembacaan nilai aktual pada peralatan. Sinyal ini dikirim
dari peralatan menuju operator melalui perantara PLC.
b) Analog output
Fungsi analog output adalah salah satu fungsi pada modul analog simocode
pro V yang mana sinyal dikirim dari PLC menuju peralatan. Contoh
penggunaan analog input adalah pengaturan nilai set point pada peralatan.
Sinyal ini dikirim dari operator menuju peralatan melalui perantara PLC.

Gambar 4.4 Modul Simocode Pro V di Tonasa V

4.2. Parameter Simocode

Pada simocode terdapat applikasi untuk menentukan parameter agar simocode


dapat bekerja untuk pengontrolan , pengecekan , serta proteksi pada objeknya dimana
dalam hal ini merupakan motor induksi. Produk dari “SIEMENS” ini memiliki
software khusus yang tidak dipublikasikan secara umum. Penentuan parameter sangat
penting dikarenakan simocode tidak dapat langsung bekerja apabila parameternya
belum diatur. Berikut langkah kerja untuk menentukan parameter pada simocode
dengan menggunakan software.

Berikut langkah-langkah parameterisasi Simocode:


1. Buka software “ SIMOCODE ES PREMIUM “
2. Pilih menu “Identification” kemudian pilih “Marking”. Dalam menu ini ,
dilakukan penamaan pada simocode untuk menidentifikasi tipe atau jenis motor

29
yang disambungkan ke simocodenya. Pada menu marking terdapat pilihan “ plant
identifier “ , “ Location designation “ , “ Installation date “ , dan “ Description “.

Gambar 4.5 Marking

3. Kemudian dilanjutkan dengan pilih menu “device configuration“. Menu ini digunakan
untuk penentuan simocode.

30
Gambar 4.6 Device
Configuration
(V2.0)

Gambar 4.7 Device Configuration (V3.0)

31
4. Menu selanjutnya yaitu “Bus Parameter”. Gunanya untuk memberikan penemoran
alamat pada bus agar dapat diidentifikasi oleh CCR ( Centre Control Room ). CCR
meruapakan unit yang mengontrol semua modul di Tonasa V dan pemberian
penomoran diharuskan agar CCR dapat memonitor modul yang terpasang ke objek.

Gambar 4.8 Bus Parameter

5. Langkah selanjutnya yaitu “ motor protection “. Dimenu tersebut terdapat proteksi


untuk overload , unbalanced , dan stall rotor. Dan disaat semuanya telah ditentukan
parameternya , maka Simocode Pro V sudah siap pakai.

32
Gambar 4.9 Motor Protection

4.3. Permeliharaan Simocode

Tujuan melakukan perawatan Simocode adalah untuk meningkatkan kinerja


Simocode, memaksimalkan atau memperpanjang lifetime atau usia Simocode,
Menjaga kondisi Simocode selalu berfungsi dengan baik, dan menghilangkan
kemungkinan terjadinya kerusakan yang tak terduga. seiring dengan lamanya waktu
dari Simocode tersebut dioperasikan (Run Hour), artinya perawatan dibutuhkan
dengan alasan bahwa terdapat beberapa komponen dari Simocode yang memiliki
batas waktu pemakaian (ageing of components). Kondisi pengoperasian dan juga
lokasi pemasangan suatu Simocode juga memiliki pengaruh yang penting , dalam hal
penyebab terjadinya kerusakan terhadap Simocode tersebut. Terutama jika Simocode
tersebut terpasang dalam kondisi suhu yang panas, berdebu, lembab dan getaran.
Adapun rincian perawatan Simocode yang harus dilakukan, yaitu;
1. Jadwal perawatan
Untuk mendapatkan kineja Simocode yang maksimal, disarankan untuk
melakukan pemeriksaan dan pembersihan sistem pendingin dan bagian-bagian
komponen lainnya di dalam Simocode setiap satu tahun sekali.

33
2. Perawatan saat pengoperasian di lapangan
Selain melakukan perawatan setiap satu tahun sekali, perlu dilakukan
perawatan dan pemeriksaan secara eksternal terhadap kondisi Simocode seperti suhu,
bunyi, getaran, kelembaban dan lainnya setiap Simocode beroperasi.

4.4. Permasalahan yang biasa terjadi pada Simocode

Melonggarnya koneksi terminal, dan terjadinya korosif. Di dalam Simocode


memiliki banyak terminal koneksi kabel, dan melonggarnya koneksi terminal kabel
tersebut dapat mengakibatkan kegagalan koneksi (tidak terhubung). Dengan
mengganti kabel dengan kabel flat dapat mencegah kerusakan akibat koneksi yang
longgar, dan mencegah terjadinya kesalahan dalan koneksi kabel.

34
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya , maka penulis dapat


mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1) Bahwa kerja praktek (KP) yang penulis laksanakan sangat membantu mahasiswa
yang nantinya terjun ke masyarakat untuk mengaplikasikan apa yang diperoleh di
bangku kuliah maupun di instansi selama mengikuti praktek di PT. Semen
Tonasa.
2) Simocode pada dasarnya berfungsi sebagai sistem proteksi sekaligus sistema
monitoring terhadap motor listrik bertegangan rendah yang memudahkan
pengontrolan motor listrik itu sendiri dengan berbagai tambahan beberapa modul.
3) Dengan adanya Simocode dapat memudahkan dalam pengontrolan dan
pengamanan motor listrik.

5.2 Saran
Berikut penulis memberikan beberapa saran yang kiranya bersifat membangun
kedepannya bagi pihak-pihak yang terkait;
a. Bagi PT Semen Tonasa
Sebaiknya tetap mempertahankan relasi baik antar pembimbing lapangan,
karyawan, operator, maupun staf dengan mahasiswa yang sedang melakukan
KP.
b. Bagi Politeknik Negeri Ujung Pandang
Diharapkan untuk membina dan meningkatkan relasi yang baik dengan
perusahaan-perusahaan agar dapat memudahkan mahasiswa dalam
melaksanakan program KP dan juga dapat menunjang kesuksesan alumni
dalam memasuki dunia kerja. Selain itu, kiranya semakin hari pihak kampus
semakin meningkatkan kualitas belajar-mengajar sehingga bekal mahasiswa
untuk melaksanakan KP semakin baik pula.

35
DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Suriman. 2013. Bahan Ajar Mesin Listrik : Arus Bolak-Balik Yogyakarta

Siemens. 2004. Sirius Motor Management. German

Siemens. 2008. Simocode Pro Engineering Commisioning Sirius Motor Management.


German

Yos Mavenso. Studi Perencanaan Motor Control Center (MCC) Dengan Starter
Bintang Segitiga Berdasarkan Standar ANSI dan NEMA.

(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Materi%20Elektronika%20Daya%20(VFD)_0
.pdf )

www.sementonasa.co.id

36
LAMPIRAN

Simocode Pro C

Modul Simocode Pro V di Tonasa V

37

Anda mungkin juga menyukai