Anda di halaman 1dari 7

PROFIL PENCEMARAN LOGAM BERAT PADA PERAIRAN DAERAH

ALIRAN SUNGAI (DAS) GRINDULU PACITAN

Titik Wijayanti1)
1)
Program Studi Pendidikan Biologi IKIP Budi Utomo Malang
Jl. Citandui 46 Malang (Kampus C)
Email: kititn71@gmail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pencemaran logam berat pada perairan
Daerah Aliran Sungai (DAS) Grindulu, Pacitan. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-
Oktober 2016. Pengukuran kadar logam berat Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Kadmium (Cd), dan
Kromium (Cr) sampel air yang diambil daerah hulu, terdiri dari 2 (dua) stasiun, yaitu desa
Tumpuk kecamatan Bandar dan desa Tegalombo kecamatan Tegalombo. Pada daerah tengah,
terdiri dari 2 stasiun, yaitu di desa Pagutan kecamatan Arjosari dan desa Semanten kecamatan
Arjosari. Pada daerah hilir diamati satu stasiun di desa Ploso kecamatan Pacitan. Data yang
diperoleh dianalisis anova dan uji lanjut Duncan 5%. Hasil penelitian menunjukkan adanya
perbedaan signifikan pada semua stasiun pengambilan sampel terhadap semua logam berat dan
terjadi kenaikan kadar mulai dari daerah tengah sampai hilir. Kadar logam berat merkuri (Hg),
timbal (Pb) dan kadmium (Cd) di daerah hulu masih di bawah ambang batas, sedangkan pada
daerah tengah dan hilir sudah melebihi ambang batas yang ditentukan. Sedangkan pada logam
berat kromium valensi 6 (Cr6+), kadar di daerah hulu sampai tengah masih di bawah ambang
batas, sedangkan daerah hilir sudah melebihi ambang batas yang ditentukan.
Kata kunci: Pencemaran, logam berat, air, Grindulu, Pacitan

HEAVY METALS POLLUTANT PROFILE ON


GRINDULU WATERSHED, PACITAN

ABSTRACT
Research was conducted to determine the level of heavy metal pollution in the water at the
Watershed (DAS) Grindulu, Pacitan. The research was conducted in September-October 2016.
Measurement of levels of heavy metals Mercury (Hg), Lead (Pb), Cadmium (Cd) and chromium
(Cr) water samples taken upstream area, consisting of two (2) stations, Tumpuk, and Tegalombo.
In the middle area, consists of two stations, Pagutan and Semanten Arjosari. In the downstream
area of the station at Ploso. The Data were analyzed ANOVA and Duncan’s test 5%. The results
showed significant differences in all sampling stations on all heavy metals and an increase in
levels ranging from middle to downstream areas. Levels of heavy metals mercury (Hg), lead (Pb)
and cadmium (Cd) upstream still below the threshold, whereas in the midstream and downstream
areas has exceeded a specified threshold. While the heavy metal chromium (Cr6+), levels in the
upstream region until the middle is still below the threshold, whereas the downstream areas
already exceeds the specified threshold.
Keywords: Pollution, heavy metal, water, Grindulu, Pacitan

PENDAHULUAN secara langsung maupun tidak langsung akan


mempunyai dampak terhadap kerusakan
Sungai sebagai salah satu komponen
lingkungan termasuk didalamnya
lingkungan yang mempunyai fungsi penting
pencemaran sungai yang berasal dari limbah
bagi kehidupan manusia termasuk untuk
domestik maupun non domestik seperti
menunjang keseimbangan lingkungan.
pabrik dan industri. Oleh karena itu,
Sebagai akibat adanya peningkatan
pencemaran air sungai dan lingkungan
pembangunan diberbagai bidang maka baik
sekitarnya perlu dikendalikan seiring dengan
20 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 17 No. 1, April 2017

laju pembangunan agar fungsi sungai dapat Industri (DFMI) yang berlokasi di jalan Raya
dipertahankan kelestariannya. Pagotan Kecamatan Arjosari Kabupaten
Berdasarkan peta rupa bumi yang Pacitan (Aji, 2010). Pembangunan pabrik
dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Survey disekitar DAS (Daerah Aliran Sungai)
dan Pemetaan Nasional, sungai Grindulu menimbulkan kekhawatiran yang besar.
adalah sungai di Pulau Jawa dengan letak Salah satunya adalah pencemaran
geografis berada 110° 55’ – 111° 25’ BT dan lingkungan perairan terutama akibat
7° 55’ – 8° 17’ LS. Menurut Permen PU kontaminasi sisa limbah industri yang berupa
no.39/PRT/1989 tentang pembagian wilayah logam berat. Logam berat yang seringkali
sungai, sungai Grindulu termasuk dalam turut terbuang bersama limbah industri dan
wilayah sungai Bengawan Solo. Informasi akan menjadi agen pencemar di lingkungan
yang didapat dari dokumen Status antara lain: Timbal (Pb), merkuri (Hg),
Lingkungan Hidup kabupaten Pacitan tahun Kadmium (Cd), Arsen (As), Timah (Ni),
2010 dan Dinas Bina Marga dan Pengairan Krom (Cr), Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan
Kab. Pacitan, 2011) dinyatakan bahwa DAS lain sebagainya (Taftazani, 2005; Rochyatun,
Grindulu berada di tiga wilayah yakni dkk 2006; Priyanto, dkk, 2008 dan Supenah,
Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo dkk, 2015)
dan Kabupaten Wonogiri dengan luas kira- Seperti diketahui logam berat Hg,
kira 655,4 Km2 dan 90,6% atau seluas 593,8 Cd, Pb, Cr termasuk jenis logam berat tidak
Km2 masuk wilayah Kabupaten Pacitan. esensial, dimana keberadaannya dalam tubuh
DAS Grindulu yang mengalir mulai dari masih belum diketahui manfaatnya atau
Gunung Gembes (1.200 mdpl) di perbatasan bahkan dapat bersifat racun, seperti dan
Desa Jeruk dengan Desa Bangunsari di sebagainya. Merkuri merupakan satu-satunya
Kecamatan Bandar lalu melewati Kecamatan logam yang berada dalam bentuk cair pada
Tegalombo, Kecamatan Arjosari, Kecamatan suhu normal. Kadar Hg pada perairan tawar
Pacitan dan bermuara di Samudera Hindia, alami berkisar 10-100 nm/l (Moore, 1991).
tepatnya di Kelurahan Ploso. Sungai Merkuri terdapat di alam dalam bentuk
Grindulu memiliki panjang sekira 60 logam, garam anorganik dan garam organik.
kilometer berarah timur laut-baratdaya- Dalam bentuk garam anorganik merkuri
selatan. dapat menyebabkan kerusakan hati dan
Masyarakat di sepanjang DAS ginjal, karena timbunan Hg yang paling
(Daerah Aliran Sungai) memanfaatkan air tinggi terdapat pada organ hepar dan ginjal
sungai grindulu untuk berbagai aktivitas, (Palar, 1994; Supriharyono, 2000 dan
seperti mandi, mencuci, dan keperluan Effendi, 2000). Akumulasi Hg dalam tubuh
irigasi pertanian lebih banyak pada daerah dapat menyebabkan termor, parkinson,
yang memiliki tekstur tanah yang datar, gangguan lensa mata berwarna abu-abu,
misalnya wilayah kecamatan Tegalombo dan gangguan syaraf dan pada akhirnya kematian
kecamatan Pacitan. Sedangkan daerah (Linder, 2010). Timbal (Pb) merupakan
dengan tekstur tanah yang berbukit, hanya logam berat yang mempunyai tingkat
diambil manfaat batu dan pasir untuk toksisitas yang tinggi. Akumulasi timbal
material pembangunan rumah ataupun terbanyak biasanya terdapat pada aorta,
gedung. Sungai grindulu juga digunakan liver, ginjal, pankreas, paru-paru, tulang,
untuk pemancingan oleh masyarakat limpa, testis, jantung dan otak (Sulistia, 1980
setempat. Ikan yang sering ditemukan dalam Supriyanto, dkk., 2007; Linder, 2010).
diantaranya ikan nila, lele, belut, carper, Keracunan Pb dapat menyebabkan
wader, nyerek, udang tawar dan lain ensefalopati, kerusakan arteriol dan kapiler,
sebagainya (Purnawan, 2012). edeme otak dan kerusakan organ yang cukup
Pada saat ini terdapat dua pabrik parah (Linder, 2010). Logam berat kadmium
disepanjang DAS grindulu. Dua pabrik (Cd) dan kromium (Cr) merupakan jenis
tersebut adalah pabrik pertambangan timah logam yang banyak ditemukan diperairan
milik PT Gemilang Limpah Internusa (GLI) (Borkar et al., 2006). Dampak negatif
yang ada di Desa Cokrokembang, kadmium dalam tubuh adalah terjadinya
Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Pacitan kerusakan ginjal. Selain itu, juga dapat
dan perusahaan pertambagan seng (Zn) dan menyebabkan gangguan pertumbuhan,
tembaga (Cu) PT Dragon Fly Mineral reproduksi, menyebabkan hipertensi,
Wijayanti: Profil Pencemaran Logam Berat pada ………. 21

teratogenesis dan bahkan kanker (Linder, Diversitas Hewan Universitas Brawijaya


2010). Logam Cr6+ merupakan bentuk Malang.
kromium yang memiliki dampak negatif bagi Penentuan kuantitatif logam berat
kesehatan (Bielicka, et al., 2005). Keracunan Hg, Pb, Cd, dan Cr6+ menggunakan metode
Cr6+ dapat menyebabkan ganguan kulit, spektrofotometri serapan atom (Balai
pencernaan, pernafasan, kerusakan organ, Penelitian Tanah Deptan RI, 2005). Data
perubahan materi genetis dan kematian yang diperoleh dilakukan uji anova dan uji
(Linder, 2010). lanjut Duncan 5% dengan menggunakan
Berdasarkan uraian di atas, penulis program komputasi statistik SPSS v. 21
melakukan kegiatan penelitian yang (IBM, 2012).
bertujuan mengetahui kandungan logam
berat pada DAS Grindulu mulai dari daerah HASIL DAN PEMBAHASAN
hulu, tengah dan hilir sehingga dapat
Pengamatan kadar logam berat Hg,
memberikan informasi yang tepat pada
Pb, Cd, dan Cr6+ dilakukan pada 5 stasiun
pengambilan langkah konservasi yang tepat
yang mewakili daerah hulu, tengah dan hilir
bertajuk Profil Pencemaran Logam Berat
pada DAS Grindulu. Pada daerah hulu,
pada Perairan Daerah Aliran Sungai
terdiri dari 2 (dua) stasiun, yaitu desa
(DAS) Grindulu Pacitan.
Tumpuk kecamatan Bandar dan desa
Tegalombo kecamatan Tegalombo. Pada
METODE PENELITIAN
daerah tengah, terdiri dari 2 stasiun, yaitu di
Penelitian ini akan dilakukan pada desa Pagutan kecamatan Arjosari dan desa
bulan September sampai dengan Oktober Semanten kecamatan Arjosari. Pada daerah
2016. Pengambilan sampel dilakukan secara hilir diamati satu stasiun di desa Ploso
in situ di sungai Grindulu Pacitan, pada 5 kecamatan Pacitan.
(lima) stasiun, yaitu stasiun 1 desa Tumpuk Secara geografis, stasiun 1 yang
kecamatan Bandar, stasiun 2 desa terletak di desa Tumpuk kecamatan Bandar
Tegalombo kecamatan Tegalombo, stasiun 3 terletak 7°58’21” LS dan 111°17’48” BT.
desa Pagutan kecamatan Arjosari, stasiun 4 Stasiun 2 yang terletak di desa Tegalombo
desa Semanten kecamatan Arjosari, stasiun 5 kecamatan Tegalombo terletak 8°3’58” LS
desa Ploso kecamatan Pacitan. Penentuan dan 111°17’51” BT. Stasiun 3 yang terletak
koodinat lokasi menggunakan metode GPS di desa Pagutan kecamatan Arjosari secara
Google Maps dan Google Earth (Google, geografis terletak pada 8°7’40” LS dan
2016). Tiap stasiun dilakukan pengulangan 111°8’56” BT. Stasiun 4 yang terletak di
sebanyak 3 kali. desa Sematen kecamatan Arjosari secara
Pengukuran kadar logam berat geografis terletak pada 8°10’28” LS dan
Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Kadmium (Cd), 111°7’21” BT. Stasiun 5 yang terletak di
dan Kromium (Cr6+) dilakukan di desa Ploso kecamatan Pacitan secara
laboratorium Biologi IKIP Budi Utomo geografis terletak pada 8°12’50” LS dan
Malang dan di Laboratorium Ekologi dan 111°6’42” BT.

Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 4 Stasiun 5


Gambar 1. Lokasi Stasiun Pengambilan Sampel Air di DAS Grindulu

Gambaran kadar logam berat Hg, dan 4) dan hilir (stasiun 5) DAS Grindulu
Pb, Cd dan Cr6+ pada semua stasiun mulai dapat dilihat pada gambar 2.
dari hulu (stasiun 1 dan 2), tengah (stasiun 3
22 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 17 No. 1, April 2017

0.16
0.14
0.12

Kadar (mg/l)
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
S1 S2 S3 S4 S5
Stasiun

Hg (mg/l) Pb (mg/l) Cd (mg/l) Cr6+ (mg/l)

Gambar 2. Gambaran kadar logam berat di DAS Grindulu Pacitan


Gambar 2 menunjukkan bahwa pada Pacitan. Kadar logam berat tertinggi terjadi
semua jenis logam berat yang diteliti, pada logam berat merkuri (Pb) dan yang
terdapat kenaikan kadar seiring dengan paling rendah adalah merkuri (Hg).
pergeseran stasiun pengamatan dari hulu ke Hasil uji anova menunjukkan bahwa
arah hilir. Hal ini menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang signifikan pada
terdapat penambahan kadar logam berat stasiun pengambilan sampel terhadap semua
yang terlarut pada air sungai karena berbagai logam berat, baik merkuri (Hg), timbal (Pb),
faktor. Kenaikan yang cukup signifikan kadmium (Cd) dan kromium valensi 6
terjadi mulai pada stasiun 3 yang terletak di (Cr6+). Hasil uji Duncan 5% terhadap rerata
desa Pagutan kecamatan Arjosari sampai ke kadar logam yang diteliti dapat dilihat pada
hilir pada stasiun 5 di desa Ploso kecamatan tabel.

Tabel. Hasil Uji Duncan 5% Rerata Kadar Logam Berat pada


Stasiun Pengamatan DAS Grindulu
Kadar logam berat (mg/l)
Stasiun/daerah Hg Pb Cd Cr6+
S1 (hulu) 0,0014 a 0,0056 a 0,0049 a 0,0077 a
S2 (hulu) 0,0019 a 0,0098 a 0,0080 b 0,0156 b
S3 (tengah 0,0068 b 0,0538 b 0,0104 c 0,0241 c
S4 (tengah) 0,0060 b 0,0876 c 0,0155 d 0,0434 d
S5 (hilir) 0,0089 c 0,1341 d 0,0247 e 0,0562 e
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan 5%

Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tertinggi dan berbeda nyata dengan daerah
parameter logam berat merkuri (Hg), pada hulu dan tengah DAS.
stasiun 1 dan 2 yang terletak di hulu tidak Tabel 1 juga menunjukkan bahwa
terjadi perbedaan yang nyata. Pada daerah kadar timbal (Pb), pada stasiun 1 dan 2 yang
tengah, yaitu stasiun stasiun 3 dan 4, terjadi terletak di hulu tidak terjadi perbedaan yang
kenaikan kadar merkuri (Hg) dan berbeda nyata. Sedangkan mulai stasiun 3 sampai
nyata dengan stasiun pengamatan di daerah dengan 5 terjadi peningkatan dan terdapat
hulu. Namun begitu tidak terdapat perbedaan perbedaan yang sinifikan. Kadar timbal (Pb)
yang signifikan antara stasiun 3 dan stasiun tertinggi, terjadi pada stasiun 5 yang terdapat
4 pada parameter kadar merkuri (Hg). Kadar di daerah hilir DAS Grindulu.
merkuri (Hg) pada daerah hilir, yaitu pada Tabel 1 juga menunjukkan bahwa
stasiun 5 memiliki kadar merkuri (Hg) pada parameter logam berat kadmium (Cd)
Wijayanti: Profil Pencemaran Logam Berat pada ………. 23

dan kromium valensi 6 (Cr6+), terjadi semakin meningkat pula (Susanti, 2014 dan
perbedaan yang nyata pada semua stasiun Supenah, dkk, 2015). Diduga, kontribusi
pengamatan. Kadar kadmium (Cd) dan terbesar pencemar, pada DAS Grindulu
kromium valensi 6 (Cr6+) tertinggi terjadi adalah aktifitas perusahaan tambang logam
pada stasiun 5 yang terdapat di daerah hilir dan adanya aktifitas pengambilan material
DAS Grindulu. sungai yang mulai menggunakan alat berat,
Seperti diketahui, pada PP No. 82 sehingga dimungkinkan terjadi kebocoran
tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air bahan bakar atau cairan kimia, seperti oli ke
dan Pengendalian Pencemaran Air, kadar DAS Grindulu (Taftazani, 2005; Aji, 2010;
ambang batas logam berat untuk baku air Rahman, 2011; Purnawan, 2012).
kelas 3, diatur sebagai berikut: merkuri (Hg) Hasil penelitian yang dilakukan oleh
sebesar 0,005 mg/l, timbal (Pb) sebesar 0,03 Rahman (2011) juga menunjukkan bahwa
mg/l, kadmium (Cd) sebesar 0,01 mg/l, kualitas air sungai DAS Grindulu pada
kromium valensi 6 (Cr6+) sebesar 0,05 mg/l. daerah tengah dan hilir melebihi ambang
Jika kadar logam berat yang diteliti batas untuk digunakan sebagai air minum
di DAS Grindulu tersebut dibandingkan (Permenkes no 416 tahun 1990), sehingga
dengan PP No. 82 tahun 2001, maka pada perlu pengolahan terlebih dahulu jika hendak
logam berat merkuri (Hg), timbal (Pb) dan digunakan sebagai air minum.
kadmium (Cd), kadar logam ketiga jenis Sehingga dengan demikian, perlu
logam berat tersebut di daerah hulu masih di disiapkan langkah-langkah strategis jangka
bawah ambang batas, sedangkan pada daerah pendek dan jangka menengah sebagai upaya
tengah dan hilir sudah melebihi ambang konservasi dalam menurunkan kadar logam
batas yang ditentukan. Sedangkan pada berat di daerah tengah dan hilir DAS
logam berat kromium valensi 6 (Cr6+), kadar Grindulu. Upaya-upaya yang bisa dilakukan
di daerah hulu sampai tengah masih di adalah menjalankan pengawasan AMDAL
bawah ambang batas, sedangkan daerah hilir pada perusahaan-perusahaan yang beroperasi
sudah melebihi ambang batas yang di sekitar DAS Grindulu, mendirikan pos-
ditentukan. pos pemantauan kualitas air di DAS
Faktor-faktor yang menyebabkan Grindulu, menggerakkan masyarakat
peningkatan kadar logam berat pada daerah disekitar DAS untuk turut serta dalam
tengah dan hilir disebabkan oleh tiga faktor, menjaga sungai, melakukan reboisasi pada
faktor pertama, adalah adanya pengikisan daerah hulu, sehingga menurunkan resiko
mineral batuan DAS grindulu pada daerah longsor. Langkah menengah adalah
hulu. Hal ini dikarenakan daerah hulu melakukan penataan tata ruang yang
sebuah DAS mempunyai ciri-ciri terjadi berbasis konservasi yang dapat dilakukan
proses pendalaman lembah sepanjang aliran jangka panjang.
sungai, laju erosi lebih cepat daripada
pengendapan, kerapatan drainase yang lebih KESIMPULAN
tinggi, lereng terjal. Pengikisan mineral dari
Berdasarkan penelitian yang telah
daerah hulu akan mengendap pada daerah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kadar
tengah dan hilir DAS (Harjadi, 2009;
logam berat merkuri (Hg), timbal (Pb) dan
Fatmasari, 2010; Saputri, 2010). Faktor
kadmium (Cd) di daerah hulu masih di
kedua, adalah tipologi daerah tengah dan
bawah ambang batas, sedangkan pada daerah
hilir yang dicirikan dengan mulai terjadinya
tengah dan hilir sudah melebihi ambang
proses pengendapan dan sedikit erosi.
batas yang ditentukan. Sedangkan kadar
Sehingga terjadi akumulasi kadar logam
kromium valensi 6 (Cr6+), di daerah hulu
berat pada air dan sedimen sungai
sampai tengah masih di bawah ambang
(Fatmasari, 2010) Faktor ketiga, adanya
batas, sedangkan daerah hilir sudah melebihi
penambahan zat pencemar air yang berasal
ambang batas yang ditentukan. Sehingga
dari aktifitas manusia. Seperti diketahui,
perlu dilakukan langkah-langkah konservasi
aktifitas manusia yang membuang sisa
DAS untuk mereduksi kandungan logam
aktifitas dan aktifitas yang berhubungan
berat agar tidak terjadi kenaikan.
dengan sungai semakin ke arah hilir akan
semakin banyak. Sehingga potensi kenaikan
zat pencemar yang ada di DAS akan
24 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 17 No. 1, April 2017

DAFTAR PUSTAKA Linder, M.C. 2010. Biokimia Nutrisi Dan


Metabolisme: Dengan Pemakaian
Aji, H. 2010. Pacitan, Lingkungan Hidup
Secara Klinis. Department of
Rusak Karena Tambang. Posted by
Chemistry, California State
handayaaji blog, pada 27 Agustus,
University, Fullerton. Diterjemahkan
2010.
oleh: Aminuddin Parakkasi. UI-Press.
Bielicka, A., I. Bojanowska, and A. Jakarta.
Wisniewski. 2005. Two faces of
Moore, H.P. 1991. Pencemaran Laut oleh
chromium-pollutant and bioelement,
Logam Berat: dalam Status
Polish Journal of Environmental
Pencemaran Laut di Indonesia dan
Studies, Vol.14(1): 5-10.
Teknik Pemantauannya. P3O-LIPI.
Balai Penelitian Tanah Deptan RI. 2005. Jakarta.
Petunjuk Teknis Analisis Kimia
Pemerintah RI. 1989. Peraturan Menteri
Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk.
Pekerjaan Umum No. 39/PRT/1989
Balai Penelitian Tanah, Badan
Tentang Pembagian Wilayah Sungai.
Penelitian dan Pengembangan
Kementerian Pekerjaan Umum RI.
Pertanian Departemen Pertanian RI.
Palar, H. 1994. Pencemaran dan Toksikologi
Borkar, M.U., R.P. Athalye and G. Quadros.
Logam Berat. Rineka Cipta: Jakarta.
2006. Occurrence of heavy metals in
abiotic and biotic components of the Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 82 Tahun
mangrove ecosystem of Thane Creek. 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas
J Ecol. Env.& Cons., Vol. 12 (4): 723- Air dan Pengendalian Pencemaran
728. Air.
Dokumen SLHD. 2010. Dokumen SLHD Priyanto, N. Dwiyitno, dan A. Farida. 2008.
Kabupaten Pacitan Tahun 2010. Kandungan logam berat (Hg, Pb, Cd
Pacitan. dan Cu) pada ikan, air, dan sedimen di
waduk cirata, jawa barat. Jurnal
Dinas Bina Marga dan Pengairan Kab.
Pascapanen dan Bioteknologi
Pacitan. 2011. Gambaran Umum
Kelautan dan Perikanan, Vol. 3(1):
Kabupaten Pacitan. Pemerintah
69-78
Kabupaten Pacitan-Jawa Timur.
Putri, Y.K. 2010. Daerah Aliran Sungai
Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas Air.
Grindulu (Pacitan, Jawa Timur).
Institut Pertanian Bogor: Bogor.
Tugas pengelolaan DAS. Fakultas
Fatmasari, I. 2009. Tingkat Risiko Longsor Pengairan, Universitas Indonesia.
dan Arahan Konservasi Lahan DAS Jakarta.
Grindulu Hulu Kabupaten Pacitan dan
Purnawan, D. 2012. Sungai Grindulu,
Ponorogo. Skripsi. Fakultas Keguruan
Sebuah Identitas dan Kekayaan Alam
dan Ilmu Pendidikan Universitas
Pacitan. Tinta Harmoni Blog, posted
Sebelas Maret Surakarta.
22 Oktober 2012.
Google Inc. 2016. Google Maps/Google
Rochyatun, E., K. Taufik, dan R. Abdul.
Earth version 4.27.58. Google Inc
2006. Distribusi logam berat dalam air
Harjadi, B. 2009. Monitoring dan evaluasi dan sedimen di perairan muara sungai
daerah aliran sungai dengan cisedane. J Makara Sains, Vol. 10 (1):
penginderaan jauh dan sistem 35-40
informasi geografis. J. Forum Rahman, K MS. 2011. Implementasi
Geografi, Vol. 23 (2): 139-152. Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun
IBM Inc. 2012. IBM SPSS Statistic v 21 32 2001 dan Peraturan Menteri
bit edition. IBM Corporation. Kesehatan No. 416 Tahun 1990 Di
Instalasi Pengelolaan Air PDAM
Kabupaten Pacitan Tahun 2011. Tesis.
Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Wijayanti: Profil Pencemaran Logam Berat pada ………. 25

Supriharyono. 2000. Pelestarian dan Susanti, R, Dewi, M, Fitri AS, 2014.


Pemanfaatan Sumberdaya Alam di Analisis kadar logam berat pada
Wilayah Pesisir Tropis. Gramedia sungai di jawa tengah. Jurnal Sains
Pustaka Utama: Jakarta. dan Teknologi Sainteknol, Vol. 12(1):
Supriyanto, C., Samin, Z. Karim. 2007. 35-40
Analisis Cemaran Logam Berat Pb, Supenah, P., Endang W, dan Rawuh EP,
Cu, Dan Cd Pada Ikan Air Tawar 2015. Kajian kualitas air sungai
Dengan Metode Spektrometri Nyala condong yang terkena buangan limbah
Serapan Atom (SSA). Seminar cair industri batik trusmi cirebon. J
Nasional III ISSN. 1978-0176, SDM Biosfera Vol. 32(2): 113-118
Teknologi Nuklir, Pusat Teknologi
Taftazani, A., Muzakky, dan Sumining.
Akselerator dan Proses Bahan. D.I
2005. Evaluasi Kadar Logam Berat
Yogyakarta.
Dalam Sampel Lingkungan Pantai
Saputri. 2010. Analisis Kemampuan Lahan Indramayu Dengan Teknik Analisis
Dengan Menggunakan Penginderaan Aktivasi Neutron. Prosiding PPI –
Jauh dan Sistem Informasi Geografi di PDIPTN 2005, ISSN: 0216 – 3128.
DAS Grindulu Pacitan Propinsi Jawa Puslitbang Teknologi Maju – Batan.
Timur. Skripsi. Fakultas Pertanian Jogjakarta.
Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Anda mungkin juga menyukai