1 SM
1 SM
Titik Wijayanti1)
1)
Program Studi Pendidikan Biologi IKIP Budi Utomo Malang
Jl. Citandui 46 Malang (Kampus C)
Email: kititn71@gmail.com
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pencemaran logam berat pada perairan
Daerah Aliran Sungai (DAS) Grindulu, Pacitan. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-
Oktober 2016. Pengukuran kadar logam berat Merkuri (Hg), Timbal (Pb), Kadmium (Cd), dan
Kromium (Cr) sampel air yang diambil daerah hulu, terdiri dari 2 (dua) stasiun, yaitu desa
Tumpuk kecamatan Bandar dan desa Tegalombo kecamatan Tegalombo. Pada daerah tengah,
terdiri dari 2 stasiun, yaitu di desa Pagutan kecamatan Arjosari dan desa Semanten kecamatan
Arjosari. Pada daerah hilir diamati satu stasiun di desa Ploso kecamatan Pacitan. Data yang
diperoleh dianalisis anova dan uji lanjut Duncan 5%. Hasil penelitian menunjukkan adanya
perbedaan signifikan pada semua stasiun pengambilan sampel terhadap semua logam berat dan
terjadi kenaikan kadar mulai dari daerah tengah sampai hilir. Kadar logam berat merkuri (Hg),
timbal (Pb) dan kadmium (Cd) di daerah hulu masih di bawah ambang batas, sedangkan pada
daerah tengah dan hilir sudah melebihi ambang batas yang ditentukan. Sedangkan pada logam
berat kromium valensi 6 (Cr6+), kadar di daerah hulu sampai tengah masih di bawah ambang
batas, sedangkan daerah hilir sudah melebihi ambang batas yang ditentukan.
Kata kunci: Pencemaran, logam berat, air, Grindulu, Pacitan
ABSTRACT
Research was conducted to determine the level of heavy metal pollution in the water at the
Watershed (DAS) Grindulu, Pacitan. The research was conducted in September-October 2016.
Measurement of levels of heavy metals Mercury (Hg), Lead (Pb), Cadmium (Cd) and chromium
(Cr) water samples taken upstream area, consisting of two (2) stations, Tumpuk, and Tegalombo.
In the middle area, consists of two stations, Pagutan and Semanten Arjosari. In the downstream
area of the station at Ploso. The Data were analyzed ANOVA and Duncan’s test 5%. The results
showed significant differences in all sampling stations on all heavy metals and an increase in
levels ranging from middle to downstream areas. Levels of heavy metals mercury (Hg), lead (Pb)
and cadmium (Cd) upstream still below the threshold, whereas in the midstream and downstream
areas has exceeded a specified threshold. While the heavy metal chromium (Cr6+), levels in the
upstream region until the middle is still below the threshold, whereas the downstream areas
already exceeds the specified threshold.
Keywords: Pollution, heavy metal, water, Grindulu, Pacitan
laju pembangunan agar fungsi sungai dapat Industri (DFMI) yang berlokasi di jalan Raya
dipertahankan kelestariannya. Pagotan Kecamatan Arjosari Kabupaten
Berdasarkan peta rupa bumi yang Pacitan (Aji, 2010). Pembangunan pabrik
dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Survey disekitar DAS (Daerah Aliran Sungai)
dan Pemetaan Nasional, sungai Grindulu menimbulkan kekhawatiran yang besar.
adalah sungai di Pulau Jawa dengan letak Salah satunya adalah pencemaran
geografis berada 110° 55’ – 111° 25’ BT dan lingkungan perairan terutama akibat
7° 55’ – 8° 17’ LS. Menurut Permen PU kontaminasi sisa limbah industri yang berupa
no.39/PRT/1989 tentang pembagian wilayah logam berat. Logam berat yang seringkali
sungai, sungai Grindulu termasuk dalam turut terbuang bersama limbah industri dan
wilayah sungai Bengawan Solo. Informasi akan menjadi agen pencemar di lingkungan
yang didapat dari dokumen Status antara lain: Timbal (Pb), merkuri (Hg),
Lingkungan Hidup kabupaten Pacitan tahun Kadmium (Cd), Arsen (As), Timah (Ni),
2010 dan Dinas Bina Marga dan Pengairan Krom (Cr), Tembaga (Cu), Seng (Zn) dan
Kab. Pacitan, 2011) dinyatakan bahwa DAS lain sebagainya (Taftazani, 2005; Rochyatun,
Grindulu berada di tiga wilayah yakni dkk 2006; Priyanto, dkk, 2008 dan Supenah,
Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo dkk, 2015)
dan Kabupaten Wonogiri dengan luas kira- Seperti diketahui logam berat Hg,
kira 655,4 Km2 dan 90,6% atau seluas 593,8 Cd, Pb, Cr termasuk jenis logam berat tidak
Km2 masuk wilayah Kabupaten Pacitan. esensial, dimana keberadaannya dalam tubuh
DAS Grindulu yang mengalir mulai dari masih belum diketahui manfaatnya atau
Gunung Gembes (1.200 mdpl) di perbatasan bahkan dapat bersifat racun, seperti dan
Desa Jeruk dengan Desa Bangunsari di sebagainya. Merkuri merupakan satu-satunya
Kecamatan Bandar lalu melewati Kecamatan logam yang berada dalam bentuk cair pada
Tegalombo, Kecamatan Arjosari, Kecamatan suhu normal. Kadar Hg pada perairan tawar
Pacitan dan bermuara di Samudera Hindia, alami berkisar 10-100 nm/l (Moore, 1991).
tepatnya di Kelurahan Ploso. Sungai Merkuri terdapat di alam dalam bentuk
Grindulu memiliki panjang sekira 60 logam, garam anorganik dan garam organik.
kilometer berarah timur laut-baratdaya- Dalam bentuk garam anorganik merkuri
selatan. dapat menyebabkan kerusakan hati dan
Masyarakat di sepanjang DAS ginjal, karena timbunan Hg yang paling
(Daerah Aliran Sungai) memanfaatkan air tinggi terdapat pada organ hepar dan ginjal
sungai grindulu untuk berbagai aktivitas, (Palar, 1994; Supriharyono, 2000 dan
seperti mandi, mencuci, dan keperluan Effendi, 2000). Akumulasi Hg dalam tubuh
irigasi pertanian lebih banyak pada daerah dapat menyebabkan termor, parkinson,
yang memiliki tekstur tanah yang datar, gangguan lensa mata berwarna abu-abu,
misalnya wilayah kecamatan Tegalombo dan gangguan syaraf dan pada akhirnya kematian
kecamatan Pacitan. Sedangkan daerah (Linder, 2010). Timbal (Pb) merupakan
dengan tekstur tanah yang berbukit, hanya logam berat yang mempunyai tingkat
diambil manfaat batu dan pasir untuk toksisitas yang tinggi. Akumulasi timbal
material pembangunan rumah ataupun terbanyak biasanya terdapat pada aorta,
gedung. Sungai grindulu juga digunakan liver, ginjal, pankreas, paru-paru, tulang,
untuk pemancingan oleh masyarakat limpa, testis, jantung dan otak (Sulistia, 1980
setempat. Ikan yang sering ditemukan dalam Supriyanto, dkk., 2007; Linder, 2010).
diantaranya ikan nila, lele, belut, carper, Keracunan Pb dapat menyebabkan
wader, nyerek, udang tawar dan lain ensefalopati, kerusakan arteriol dan kapiler,
sebagainya (Purnawan, 2012). edeme otak dan kerusakan organ yang cukup
Pada saat ini terdapat dua pabrik parah (Linder, 2010). Logam berat kadmium
disepanjang DAS grindulu. Dua pabrik (Cd) dan kromium (Cr) merupakan jenis
tersebut adalah pabrik pertambangan timah logam yang banyak ditemukan diperairan
milik PT Gemilang Limpah Internusa (GLI) (Borkar et al., 2006). Dampak negatif
yang ada di Desa Cokrokembang, kadmium dalam tubuh adalah terjadinya
Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Pacitan kerusakan ginjal. Selain itu, juga dapat
dan perusahaan pertambagan seng (Zn) dan menyebabkan gangguan pertumbuhan,
tembaga (Cu) PT Dragon Fly Mineral reproduksi, menyebabkan hipertensi,
Wijayanti: Profil Pencemaran Logam Berat pada ………. 21
Gambaran kadar logam berat Hg, dan 4) dan hilir (stasiun 5) DAS Grindulu
Pb, Cd dan Cr6+ pada semua stasiun mulai dapat dilihat pada gambar 2.
dari hulu (stasiun 1 dan 2), tengah (stasiun 3
22 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 17 No. 1, April 2017
0.16
0.14
0.12
Kadar (mg/l)
0.1
0.08
0.06
0.04
0.02
0
S1 S2 S3 S4 S5
Stasiun
Tabel 1 menunjukkan bahwa pada tertinggi dan berbeda nyata dengan daerah
parameter logam berat merkuri (Hg), pada hulu dan tengah DAS.
stasiun 1 dan 2 yang terletak di hulu tidak Tabel 1 juga menunjukkan bahwa
terjadi perbedaan yang nyata. Pada daerah kadar timbal (Pb), pada stasiun 1 dan 2 yang
tengah, yaitu stasiun stasiun 3 dan 4, terjadi terletak di hulu tidak terjadi perbedaan yang
kenaikan kadar merkuri (Hg) dan berbeda nyata. Sedangkan mulai stasiun 3 sampai
nyata dengan stasiun pengamatan di daerah dengan 5 terjadi peningkatan dan terdapat
hulu. Namun begitu tidak terdapat perbedaan perbedaan yang sinifikan. Kadar timbal (Pb)
yang signifikan antara stasiun 3 dan stasiun tertinggi, terjadi pada stasiun 5 yang terdapat
4 pada parameter kadar merkuri (Hg). Kadar di daerah hilir DAS Grindulu.
merkuri (Hg) pada daerah hilir, yaitu pada Tabel 1 juga menunjukkan bahwa
stasiun 5 memiliki kadar merkuri (Hg) pada parameter logam berat kadmium (Cd)
Wijayanti: Profil Pencemaran Logam Berat pada ………. 23
dan kromium valensi 6 (Cr6+), terjadi semakin meningkat pula (Susanti, 2014 dan
perbedaan yang nyata pada semua stasiun Supenah, dkk, 2015). Diduga, kontribusi
pengamatan. Kadar kadmium (Cd) dan terbesar pencemar, pada DAS Grindulu
kromium valensi 6 (Cr6+) tertinggi terjadi adalah aktifitas perusahaan tambang logam
pada stasiun 5 yang terdapat di daerah hilir dan adanya aktifitas pengambilan material
DAS Grindulu. sungai yang mulai menggunakan alat berat,
Seperti diketahui, pada PP No. 82 sehingga dimungkinkan terjadi kebocoran
tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air bahan bakar atau cairan kimia, seperti oli ke
dan Pengendalian Pencemaran Air, kadar DAS Grindulu (Taftazani, 2005; Aji, 2010;
ambang batas logam berat untuk baku air Rahman, 2011; Purnawan, 2012).
kelas 3, diatur sebagai berikut: merkuri (Hg) Hasil penelitian yang dilakukan oleh
sebesar 0,005 mg/l, timbal (Pb) sebesar 0,03 Rahman (2011) juga menunjukkan bahwa
mg/l, kadmium (Cd) sebesar 0,01 mg/l, kualitas air sungai DAS Grindulu pada
kromium valensi 6 (Cr6+) sebesar 0,05 mg/l. daerah tengah dan hilir melebihi ambang
Jika kadar logam berat yang diteliti batas untuk digunakan sebagai air minum
di DAS Grindulu tersebut dibandingkan (Permenkes no 416 tahun 1990), sehingga
dengan PP No. 82 tahun 2001, maka pada perlu pengolahan terlebih dahulu jika hendak
logam berat merkuri (Hg), timbal (Pb) dan digunakan sebagai air minum.
kadmium (Cd), kadar logam ketiga jenis Sehingga dengan demikian, perlu
logam berat tersebut di daerah hulu masih di disiapkan langkah-langkah strategis jangka
bawah ambang batas, sedangkan pada daerah pendek dan jangka menengah sebagai upaya
tengah dan hilir sudah melebihi ambang konservasi dalam menurunkan kadar logam
batas yang ditentukan. Sedangkan pada berat di daerah tengah dan hilir DAS
logam berat kromium valensi 6 (Cr6+), kadar Grindulu. Upaya-upaya yang bisa dilakukan
di daerah hulu sampai tengah masih di adalah menjalankan pengawasan AMDAL
bawah ambang batas, sedangkan daerah hilir pada perusahaan-perusahaan yang beroperasi
sudah melebihi ambang batas yang di sekitar DAS Grindulu, mendirikan pos-
ditentukan. pos pemantauan kualitas air di DAS
Faktor-faktor yang menyebabkan Grindulu, menggerakkan masyarakat
peningkatan kadar logam berat pada daerah disekitar DAS untuk turut serta dalam
tengah dan hilir disebabkan oleh tiga faktor, menjaga sungai, melakukan reboisasi pada
faktor pertama, adalah adanya pengikisan daerah hulu, sehingga menurunkan resiko
mineral batuan DAS grindulu pada daerah longsor. Langkah menengah adalah
hulu. Hal ini dikarenakan daerah hulu melakukan penataan tata ruang yang
sebuah DAS mempunyai ciri-ciri terjadi berbasis konservasi yang dapat dilakukan
proses pendalaman lembah sepanjang aliran jangka panjang.
sungai, laju erosi lebih cepat daripada
pengendapan, kerapatan drainase yang lebih KESIMPULAN
tinggi, lereng terjal. Pengikisan mineral dari
Berdasarkan penelitian yang telah
daerah hulu akan mengendap pada daerah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa kadar
tengah dan hilir DAS (Harjadi, 2009;
logam berat merkuri (Hg), timbal (Pb) dan
Fatmasari, 2010; Saputri, 2010). Faktor
kadmium (Cd) di daerah hulu masih di
kedua, adalah tipologi daerah tengah dan
bawah ambang batas, sedangkan pada daerah
hilir yang dicirikan dengan mulai terjadinya
tengah dan hilir sudah melebihi ambang
proses pengendapan dan sedikit erosi.
batas yang ditentukan. Sedangkan kadar
Sehingga terjadi akumulasi kadar logam
kromium valensi 6 (Cr6+), di daerah hulu
berat pada air dan sedimen sungai
sampai tengah masih di bawah ambang
(Fatmasari, 2010) Faktor ketiga, adanya
batas, sedangkan daerah hilir sudah melebihi
penambahan zat pencemar air yang berasal
ambang batas yang ditentukan. Sehingga
dari aktifitas manusia. Seperti diketahui,
perlu dilakukan langkah-langkah konservasi
aktifitas manusia yang membuang sisa
DAS untuk mereduksi kandungan logam
aktifitas dan aktifitas yang berhubungan
berat agar tidak terjadi kenaikan.
dengan sungai semakin ke arah hilir akan
semakin banyak. Sehingga potensi kenaikan
zat pencemar yang ada di DAS akan
24 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 17 No. 1, April 2017