Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal.

200-206
Program Studi Pendidikan Kimia ISSN 2337-9995
Universitas Sebelas Maret http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia

PEMBELAJARAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT


DIVISION (STAD) BERBANTUAN E-LEARNING UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATERI REDOKS KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 1 TERAS
TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Bayu Antrakusuma1, Haryono2.*, dan Suryadi Budi Utomo2


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia
2
Dosen Program Studi Pendidikan Kimia, FKIP, UNS, Surakarta, Indonesia

*Keperluan korespondensi, telp: 08122624628, email: hharyono@yahoo.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan (1) aktivitas belajar dan (2) prestasi belajar yaitu
aspek pengetahuan, sikap sosial, dan keterampilan siswa pada materi redoks dengan
menerapkan pembelajaran model STAD berbantuan e-learning pada kurikulum 2013. Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah
siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri 1 Teras tahun pelajaran 2014/2015. Sumber data berasal dari
guru dan siswa. Data diperoleh melalui angket, tes, observasi serta wawancara. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembelajaran model STAD berbantuan e-learning dapat meningkatkan (1)
aktivitas siswa 93,94% pada siklus I menjadi 94,12% pada siklus II (pada siklus I masih
terdapat indikator aktivitas yang belum terpenuhi, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II)
dan (2) prestasi belajar siswa aspek pengetahuan 39,39% pada siklus I menjadi 69,70% pada
siklus II pada materi redoks. Dari aspek sikap sosial mencapai target, yaitu dengan persentase
81,81% pada siklus I. Pada aspek keterampilan mencapai 100% pada siklus I dan telah
mencapai target..

Kata Kunci : penelitian tindakan kelas, STAD, e-learning, aktivitas belajar, prestasi belajar

PENDAHULUAN konsep yang menyeimbangkan sikap,


Pendidikan mempunyai peranan keterampilan, dan pengetahuan. Melalui
yang sangat penting untuk menjamin konsep itu, keseimbangan antara
perkembangan dan kelangsungan hardskill dan softskill dimulai dari
kehidupan bangsa. Semakin Standar Kompetensi Lulusan, Standar
berkembangnya zaman, maka terjadi Isi, Standar Proses, dan Standar
perubahan cara berpikir. Dalam segi Penilaian dapat diwujudkan.
pendidikan, hal tersebut menimbulkan Kurikulum 2013 menekankan pada
ide-ide baru dalam upaya dimensi pedagogik modern dalam
pengembangan pendidikan, salah pembelajaran, yaitu menggunakan
satunya adalah penerapan kurikulum pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah
baru yang meliputi himbauan (scientific approach) dalam
penggunaan media interaktif, serta pembelajaran sebagaimana dimaksud
model dan metode belajar yang meliputi mengamati, menanya, menalar,
disesuaikan dengan kebutuhan siswa mencoba, dan membentuk jaringan
dalam memperoleh ilmu pengetahuan untuk semua mata pelajaran [1]. Proses
melalui pendekatan saintifik. pembelajaran menyentuh tiga ranah,
Kurikulum yang digunakan pada yaitu sikap, pengetahuan, dan
sistem pembelajaran di Indonesia salah keterampilan. Melalui pendekatan itu,
satunya adalah Kurikulum 2013. diharapkan siswa dapat memiliki
Kurikulum 2013 memadukan tiga kompetensi sikap, keterampilan, dan

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 200


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 200-206

pengetahuan yang jauh lebih baik. jumlah konsep pembelajaran yang


Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan sedikit tersampaikan, 3) Proses
lebih produktif, sehingga nantinya pembelajaran yang tidak memanfaatkan
mereka bisa sukses dalam menghadapi media yang ada (LCD) mengakibatkan
berbagai persoalan dan tantangan di kelas menjadi monoton, 4) Kondisi
zamannya, memasuki masa depan yang siswa yang kurang aktif dalam mengikuti
lebih baik. pelajaran kimia. Hal ini dapat
Materi yang diberikan dalam ditunjukkan dengan siswa yang tidak
pembelajaran adalah materi pokok aktif bertanya, 5) Prestasi belajar kimia
reaksi redoks (reduksi dan oksidasi) kelas X MIA 3 masih relatif rendah
merupakan salah satu materi yang dibanding dengan kelas X MIA yang
membutuhkan pemahaman konsep lain. Dilihat dari nilai rata-rata ulangan
yang kuat sehingga sering dianggap mid semester 1 yaitu 62,82, 6) Materi
sulit oleh sebagian besar siswa. reaksi redoks merupakan materi yang
Sudarmo [2] mengungkapkan bahwa membutuhkan pemahaman konsep
redoks merupakan salah satu materi yang matang dan membutuhkan latihan
kimia yang syarat dengan konsep- lebih dalam mengerjakan soal.
konsep di antaranya konsep reaksi Dari berbagai masalah di atas,
redoks berdasarkan transfer elektron, maka perlu adanya perbaikan
proses pelepasan dan penerimaan kualitas proses pembelajaran maupun
elektron. Proses tersebut tidak bisa hasil belajar siswa. Sebagai tindak lanjut
dilihat dengan mata, tetapi hanya bisa guna mengatasi permasalahan yang
dibayangkan. Hal ini lah yang dapat terjadi maka perlu dilakukan penelitian
mengakibatkan siswa mengalami tindakan (action research) yang
kesulitan dalam memahaminya atau berorientasi pada perbaikan kualitas
bahkan siswa dapat mengalami pembelajaran melalui sebuah Penelitian
kesalahan konsep. Tindakan Kelas (PTK) yang menurut
Seperti halnya sekolah lain di kota Zainal [3] merupakan cara strategis
Boyolali, Sekolah Menengah Atas bagi guru untuk memperbaiki layanan
(SMA) Negeri 1 Teras juga kependidikan yang harus
menerapkan Kurikulum 2013. Sarana diselenggarakan dalam konteks
dan prasarana yang disediakan pihak pembelajaran di kelas dan
sekolah telah mengarah pada peningkatan kualitas program sekolah
peningkatan ketertarikan siswa untuk secara keseluruhan. Melalui PTK,
mengikuti pembelajaran serta guru dapat meningkatkan kinerjanya
penyediaaan media bagi guru untuk terus-menerus, dengan cara
melangsungkan proses belajar melakukan refleksi diri (self reflection),
mengajar. Misalnya, guru telah yakni upaya menganalisis untuk
memanfaatkan LCD dalam menemukan kelemahan dalam proses
pembelajaran, dan eksperimen di pembelajaran yang dilakukannya,
laboratorium, akan tetapi kemudian merencanakan untuk proses
pembelajaran masih berpusat pada perbaikan serta
guru (teacher centered learning). mengimplementasikannya dalam
Berdasarkan hasil pengamatan dan proses pembelajaran sesuai dengan
wawancara pratindakan terhadap siswa program pembelajaran yang telah
kelas X MIA 3 dan guru mata pelajaran disusunnya, dan diakhiri dengan
kimia, dapat dirangkum permasalahan melakukan refleksi [4].
yang terdapat pada SMA Negeri 1 Teras Salah satu upaya yang dilakukan
Boyolali sebagai berikut : 1) Metode oleh guru dalam rangka memperbarui
ceramah membuat pembelajaran yang praktik pembelajaran adalah dengan
pasif bagi siswa karena pembelajaran penerapan model pembelajaran
masih berpusat pada guru, 2) Belum berbasis komputer salah satunya adalah
diterapkannya secara maksimal e-learning. Ada beberapa alasan
Kurikulum 2013 di kelas karena justru mengapa model pembelajaran tersebut
memakan waktu yang banyak serta efektif diterapkan yaitu pada penelitian

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 201


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 200-206

yang dilakukan oleh Aminoto dan dan Secken [10] menyatakan bahwa
Pathoni [5] menjelaskan bahwa e- pembelajaran kimia menggunakan
learning merupakan sebuah inovasi bantuan teknologi komputer dapat
yang mempunyai kontribusi sangat digunakan dalam scientific approach
besar terhadap perubahan proses (pendekatan saintifik). Pemanfaatan
pembelajaran, dimana proses belajar komputer tidak terbatas ruang dan
tidak lagi hanya mendengarkan uraian waktu dan dapat dilaksanakan kapan
materi dari guru tetapi siswa juga saja dimana saja serta dapat
melakukan aktivitas lain seperti mempermudah suatu presentasi kimia
mengamati, melakukan, dalam hal simulasi.
mendemonstrasikan dan lain-lain. Materi Pembelajaran yang diterapkan
bahan ajar dapat divisualisasikan dalam dikelas menggunakan model STAD
berbagai format dan bentuk yang lebih untuk menerapkan e-learning. Adapun
dinamis dan interaktif sehingga learner langkah-langkah yang dilakukan adalah
atau murid akan termotivasi untuk sebagai berikut:
terlibat lebih jauh dalam proses a. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok
pembelajaran tersebut. yang terdiri dari 5 – 6 siswa.
Wijaya [6] dalam penelitiannya b. Guru menyampaikan tujuan belajar
menyebutkan bahwa, e-learning atau serta sedikit materi ajar.
electronic learning dikenal sebagai salah c. Tiap kelompok difasilitasi laptop yang
satu cara untuk mengatasi masalah berisi soal-soal diskusi yang akan
pendidikan, baik di negara-negara maju dikerjakan, serta dilengkapi e-book,
maupun negara yang sedang video, dan presentasi power point
berkembang. Banyak orang guna membantu siswa menganalisis
menggunakan istilah berbeda-beda soal.
dengan e-learning, namun pada d. Hasil dari diskusi kelompok
prinsipnya e-learning adalah dipresentasikan di depan kelas
pembelajaran yang menggunakan jasa menggunakan media LCD dan bahan
elektronika sebagai alat bantunya. e- presentasinya diupload di kelas
learning terdiri dari dua bagian, yaitu ‘e’ online.
yang merupakan singkatan dari e. Guru memberikan penghargaan
‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti kepada kelompok dengan hasil
‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti diskusi terbaik.
pembelajaran dengan menggunakan f. Setelah presentasi selesai, diadakan
jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi kuis individu guna mengukur
dalam pelaksanaannya e-learning pemahaman siswa.
menggunakan jasa audio, video atau g. Setelah kegiatan kelas selesai, siswa
perangkat komputer atau kombinasi dari dibimbing untuk mengerjakan soal
ketiganya. soal latihan pada kelas online yang
Penelitian yang dilakukan oleh telah disediakan.
Yazdi dan Zandkarimi [7] Atas dasar itulah maka dilakukan
mengungkapkan bahwa efek penelitian tentang “Pembelajaran Model
pembelajaran menggunakan e-learning Student Team Achievement Division
lebih efektif dalam grup eksperimen (STAD) Berbantuan E-Learning untuk
serta dapat meningkatkan motivasi dan Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi
prestasi belajar. Pratiwi [8] menyatakan Belajar Siswa pada Materi Redoks
bahwa e-learning terbukti efektif Kelas X MIA 3 SMA Negeri 1 Teras
dilakukan terhadap mata pelajaran Tahun Pelajaran 2014/2015”.
kimia, ditandai dengan meningkatnya
prestasi belajar siswa. Penelitian oleh METODE PENELITIAN
Tsai [9] mengungkapkan bahwa e- Penelitian ini merupakan Penelitian
learning dapat menghancurkan persepsi Tindakan Kelas (Classroom Action
bahwa belajar harus di dalam ruangan, Research) yang dilaksanakan dalam
harus terdapat guru, dan selalu terbatas dua siklus. PTK merupakan gabungan
oleh waktu. Dalam penelitian Kunduz, dari tiga kata inti yaitu (1) penelitian, (2)

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 202


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 200-206

tindakan, (3) kelas dan dapat pembelajaran. Aktivitas siswa


disimpulkan bahwa penelitian tindakan merupakan suatu hal yang perlu
kelas merupakan suatu pencermatan ditekankan sehingga dapat terciptanya
terhadap kegiatan belajar berupa kegiatan pembelajaran yang aktif dan
sebuah tindakan dalam sebuah kelas. berpusat pada siswa. Keberhasilan
Kemmis dan McTaggart mengatakan kualitas pembelajaran dapat dilihat dari
bahwa penelitian tindakan adalah suatu penguasaan konsep serta aktivitas
bentuk penelitian refleksi diri untuk belajar seiswa sebagai faktor
memperbaiki praktik yang dilakukan pendukungnya, dengan melibatkan
sendiri. PTK dilaksanakan dalam proses siswa aktif secara fisik, mental dan
berdaur (cyclical) yang terdiri dari empat emosional, siswa akan dapat lebih
tahapan, planing, action, observation/ memahami suatu materi yang diajarkan.
evaluation, dan reflection [11]. Berdasarkan observasi, angket, tes
Subyek penelitian adalah siswa dan wawancara yang telah dilakukan
kelas X MIA 3 SMA Negeri 1 Teras, selama proses pembelajaran model
Boyolali tahun pelajaran 2014/2015. STAD berbantuan e-learning dapat
Pemilihan subyek dalam penelitian ini meningkatkan aktivitas dan prestasi
berdasarkan pada kondisi kelas yang belajar siswa pada materi redoks.
mempunyai permasalahan yang telah Aktivitas belajar yang dimaksud adalah
teridentifikasi pada saat observasi awal aktivitas siswa selama proses belajar
dan wawancara dengan siswa dan guru. yang meliputi oral activities, listening
Penggunaan model dan media activities, emotional activities, writing
diharapkan tepat diterapkan dalam kelas activities, dan mental activities.
X MIA 3 SMA Negeri 1 Teras. Obyek Sedangkan prestasi belajar meliputi
dalam penelitian tindakan kelas ini aspek sikap sosial, pengetahuan, dan
adalah aktivitas dan prestasi belajar keterampilan. Penilaian aspek sikap
siswa. sosial dan keterampilan dilakukan untuk
Data yang dikumpulkan dalam memberi informasi kepada guru terkait
penelitian ini meliputi data informasi bagaimana sikap siswa dan
tentang keadaan siswa dilihat dari aspek keterampilan siswa selama proses
kualitatif dan kuantitatif. Aspek kualitatif belajar mengajar.
berupa data hasil observasi, Aktivitas siswa dalam proses
wawancara, kajian dokumen atau arsip pembelajaran diukur melalui angket
dengan berpedoman pada lembar aktivitas yang diberikan saat
pengamatan dan pemberian angket berakhirnya pembelajaran redoks.
yang menggambarkan proses Namun, dalam tiap pertemuan, aktivitas
pembelajaran di kelas. Aspek kuantitatif juga diukur melalui observasi sebagai
yang dimaksud adalah berupa data pembanding serta dilengkapi dengan
penilaian hasil belajar siswa pada wawancara. Histogram ketercapaian
materi reaksi redoks yang meliputi aktivitas siswa siklus I dan siklus II
aspek pengetahuan, sikap sosial dan disajikan pada Gambar 1.
keterampilan baik siklus I maupun
siklus II.
Analisis data pada penelitian
tindakan kelas ini dimulai dari awal
sampai berakhirnya pengumpulan data.
Data hasil dari penelitian ini dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis
reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan dan verifikasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Keterlibatan siswa dalam proses
pembelajaran sangatlah penting dalam Gambar 1. Perbandingan Aktivitas
tercapainya keberhasilan suatu kegiatan Siswa Siklus I dan II

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 203


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 200-206

Berdasarkan hasil pada Gambar 1 memberikan penghargaan kepada


menunjukkan adanya peningkatan siswa kelompok terbaik dalam pembelajaran.
dengan kategori aktivitas sangat baik. Tahap akhir, guru memberikan pekerjaan
Hal ini menunjukkan bahwa baik pada rumah berupa kuis online yang
siklus I dan siklus II siswa aktif dalam dikerjakan di kelas online yang telah
proses pembelajaran dan ada disediakan oleh guru di website edmodo.
peningkatan aktivitas siswa dari siklus I Pada siklus II, kelompok
ke siklus II. dimodifikasi dimana dalam satu
Peningkatan persentase aktivitas kelompok dibantu beberapa siswa yang
siswa dalam pembelajaran disebabkan tuntas. Pembentukan kelompok
oleh metode pembelajaran yang didasarkan pada hasil tes pengetahuan
digunakan dalam proses pembelajaran pada siklus I. Proses pembelajaran
yaitu e-learning yang diterapkan dengan pada siklus II terfokus pada indikator
model pembelajaran tipe STAD (Student kompetensi yang belum tercapai pada
Team Achievement Division). siklus I. Peran siswa yang sudah tuntas
Berdasarkan Kurikulum 2013, prosedur pada siklus I di kegiatan diskusi terbukti
penerapan model pembelajaran STAD membantu siswa lain menyerap konsep
berbasis e-learning yaitu, pada kegiatan materi yang disampaikan.
awal meliputi apersepsi (menyajikan Prestasi belajar aspek pengetahuan
materi redoks yang sering terjadi sehari- dilaksanakan pada siklus I dan II.
hari), orientasi (menyampaikan tujuan Instrumen yang digunakan sebagai alat
pembelajaran yang hendak dicapai), dan evaluasi yaitu soal tes obyektif terdiri
motivasi (menyampaikan manfaat dari 20 soal yang digunakan pada akhir
mempelajari redoks). Pada kegiatan inti siklus. Histogram persentase ketuntasan
meliputi, mengamati yaitu siswa aspek pengetahuan siklus I dan siklus II
mengamati materi yang diterangkan oleh ditunjukkan pada Gambar 2 berikut ini.
guru dibantu dengan media video dan
persentasi power point. Selanjutnya
adalah menanya, yaitu siswa diberi
kesempatan untuk bertanya tentang
materi redoks yang belum dipahami.
Setelah itu, mengumpulkan data yaitu
siswa berkelompok sesuai dengan yang
telah disesuaikan dan mengumpulkan
data dari berbagai sumber belajar
(berupa e-book dan power point yang Gambar 2. Histogram Persentase
disediakan guru) tentang reaksi redoks. Ketuntasan Aspek
Setelah mengumpulkan data, selanjutnya Pengetahuan Siklus I dan
adalah mengasosiasi yaitu siswa Siklus II
mengerjakan soal diskusi yang tersedia
langsung di komputer masing-masing Berdasarkan data pada Gambar 2
kelompok. Tahap mengomunikasikan persentase siswa yang tuntas
yaitu tahap persentasi kelompok di mengalami peningkatan dari 39,39%
depan kelas untuk menyampaikan hasil menjadi 67,70% pada siklus II. Hal ini
diskusinya. Tahap ini siswa dituntut untuk menunjukkan bahwa pembelajaran
mengemas hasil diskusi menjadi bahan model STAD berbantuan e-learning
persentasi yang baik, karena akan nilai yang diterapkan dapat meningkatkan
sebagai penialian keterampilan produk prestasi belajar aspek pengetahuan
berupa persentasi hasil diskusi kelompok pada materi redoks. Dari hasil
menggunakan aplikasi komputer power wawancara dengan guru pada siklus I
point. Kegiatan akhir yaitu kegiatan persentase siswa yang tuntas belum
penutup, guru memberikan kuis mandiri mencapai target yang diinginkan, yaitu
untuk menilai pemahaman siswa 60%, hal ini disebabkan masih ada 2
mengenai pembelajaran redoks yang indikator yang belum tercapai sehingga
telah disampaikan, kemudian guru perlu dilakukan tindakan siklus II.

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 204


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 200-206

Peningkatan hasil pada siklus II yang pembelajaran materi redoks. Penilaian


mencapai 69,70% disebabkan oleh aspek keterampilan dilakukan
pembelajaran yang lebih fokus pada menggunakan penilaian produk yang
siklus II. Kontribusi beberapa siswa dihasilkan siswa setelah pembelajaran
yang sudah tuntas sangat besar berlangsung. Skor yang digunakan
terhadap keberhasilan kelompok. Materi dalam penilaian aspek keterampilan
yang disampaikan difokuskan pada adalah skor optimum 2,67. Hasil
materi yang belum dipahami siswa, capaian aspek keterampilan siswa
sehingga siswa semakin memahami adalah 100% pada siklus I dan telah
materi pelajaran. mencapai target.
Teknik triangulasi metodologi,
digunakan untuk menguji kevalidan data
yang bersifat kualitatif seperti aspek
sikap sosial, aktivitas dan keterampilan.
Selain dari angket data diperoleh
melalui observasi langsung dan
wawancara. Dalam penelitian ini hasil
observasi dan wawancara
merepresentasikan hasil yang cukup
sinkron, yang artinya tidak ada
perbedaan yang cukup signifikan antara
Gambar 3. Diagram Pie Penilaian hasil angket dengan kenyataan di
Akhir Sikap Sosial Siswa lapangan.
Siklus I Dalam penelitian tindakan kelas,
penelitian dapat dinyatakan berhasil
Pada aspek sikap sosial, penilaian apabila masing-masing aspek yang
diperoleh berdasarkan angket penilaian diukur telah mencapai target yang telah
diri dan dilengkapi dengan angket ditetapkan. Penelitian ini dapat
penilaian teman sejawat yang diberikan disimpulkan berhasil karena aktivitas
pada setiap akhir siklus. Penilaian ini siswa, dan prestasi siswa (pengetahuan,
digunakan untuk memberi informasi sikap sosial, dan keterampilan) yang
terkait sikap sosial siswa selama diukur telah mencapai target. Dapat
mengikuti proses belajar mengajar yang ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran
meliputi sikap jujur, tanggungjawab, model STAD berbantuan e-learning
disiplin, kerjasama dan toleransi. Hasil dapat meningkatkan aktivitas dan
capaian aspek sikap sosial siswa yang prestasi belajar siswa pada materi
diukur berdasarkan angket yang redoks siswa kelas X MIA 3 SMA Negeri
diberikan pada akhir siklus disajikan 1 Teras tahun pelajaran 2014/2015.
dalam Gambar 3.
Berdasarkan Gambar 3, dapat KESIMPULAN
disimpulkan bahwa siswa kategori baik Berdasarkan hasil penelitian yang
dan sangat baik merupakan siswa yang dilakukan, maka dapat diambil
mencapai ketuntasan. Persentase kesimpulan bahwa pembelajaran model
gabungan antara kategori baik dan STAD berbantuan e-learning yang
sangat baik mencapai 81,81% yang diterapkan pada materi pokok redoks
artinya sikap sosial siswa pada Siklus I kelas X MIA 3 SMA Negeri 1 Teras
telah mencapai target yaitu 70%. tahun ajaran 2014/2015 dapat
Karena pada siklus I target ketuntasan meningkatkan aktivitas siswa
tiap indikator dan target ketuntasan (Persentase siswa dengan kategori
siswa telah tercapai, maka tidak aktivitas baik dan sangat baik pada
dilakukan penilaian aspek sikap sosial siklus I adalah 93,94% meningkat
pada siklus II. menjadi 94,12% pada siklus II) dan
Penilaian aspek keterampilan dapat meningkatkan prestasi belajar
dilakukan untuk mengetahui siswa. Prestasi belajar aspek
keterampilan siswa dalam proses pengetahuan pada siklus I sebesar

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 205


JPK, Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 4 No. 4 Tahun 2015 Hal. 200-206

39,39% dan meningkat menjadi 69,70% [10] Kunduz, N & Secken, N. (2013).
pada siklus II. Prestasi belajar aspek Journal of Baltic Science Education,
sikap sosial pada siklus I sebesar 12 (6), 784-792.
81,81%. Prestasi belajar aspek
keterampilan pada siklus I telah [11] Arikunto, S., Suhardjono & Supardi.
mencapai 100%. (2011). Strategi Menyusun
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Andi Offset.
UCAPAN TERIMAKASIH
Penelitian ini dapat selesai dengan
baik karena bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada
kepala SMA Negeri 1 Teras atas izin
yang diberikan kepada penulis untuk
melaksanakan penelitian serta kepada
guru kimia dan siswa-siswi kelas X MIA
3 SMA Negeri 1 Teras yang telah
membantu penulis dalam
menyelesaikan penelitian ini.

DAFTAR RUJUKAN
[1] Sunanti & Rahmawati, L. (2014).
Penilaian dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: ANDI.

[2] Sudarmo, U. (2007). Kimia untuk


SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

[3] Zainal, A. (2006). Penelitian


Tindakan Kelas. Bandung: CV
Yrama Widya.

[4] Sanjaya, W. (2009). Penelitian


Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.

[5] Aminoto, T., & Pathoni, H. (2014).


Jurnal Sainmatika. 4 (1), 13-29.

[6] Wijaya, M. (2012). Jurnal


Pendidikan Penabur, 1 (19), 20-37.

[7] Yazdi, S.M, & Zandkarimi, G.


(2013). International Journal of
Education and Learning, 2 (2). 49-
56.

[8] Pratiwi, D., Sugiharto, & Mulyani, B.


(2013). Jurnal Pendidikan Kimia
(JPK) UNS. 2 (1), 1-10.

[9] Tsai, A. (2011). Journal Sosial


Behavior Personality, 39 (2), 145-
152.

© 2015 Program Studi Pendidikan Kimia 206

Anda mungkin juga menyukai