Anda di halaman 1dari 12

RINGKASAN MATERI KULIAH SAP 3

AKUNTANSI PERBANKAN DAN LPD


AKUNTASI PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF (PPAP)
EKA334 D4 R. EII4
Dosen Pengampu : Dr.Drs. I Made Sadha Suardikha, S.E., M.Si, Ak., CA

OLEH:
KELOMPOK 7

1. I Made Hari Wicaksana (1607532039)/ 02


2. I Gede Prabandhana A (1607532048)/ 03
3. Agustinus I Ketut Alexsdipa (1707532126)/ 16
4. Gede Togar Pangestu (1707532144)/ 31

PROGRAM REGULER DENPASAR


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2019

0
7.1 Akuntansi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
Aktiva produktif (earning assets) adalah penanaman dana bank baik dalam valuta
rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga, penempatan dana antar
bank, penyertaan, termasuk komitmen dan kontijensi pada transaksi rekening administratif.
Aktiva produktif berfungsi untuk memperoleh pendapatan utama bank dengan risiko
yang besar. Potensi kerugian akibat memburuknya kolektibilitas asset dapat membawa
kebangkrutan bank oleh karena itu bank wajib membentuk PPAP berupa cadangan umum dan
cadangan khusus guna menutup risio kerugian.
Dalam membentuk PPAP, bank akan memperhitungkan setiap jenis aktiva produktif
bank yang masih outstanding dari yang berkualitas lancar sampai yang macet, yang
didasarkan pada kriteria:
1. Ketepatan pembayaran kembali pokok dan bunga serta kemampuan peminjam yang
ditinjau dari keadaan usaha yang bersangkutan untuk kredit yang diberikan.
2. Tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan, untuk surat berharga.

A. Komponen Aktiva Produktif


Berikut beberapa jenis aktiva produktif dan komponen yang diperhitungkan dalam PPAP:
1. Kredit adalah Penyediaan uang/tagihan yang sama dengan itu, berdasarkan
persetujuan /kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang wajib
dilunasi setelah jangka waktu tertentu serta bunga.
2. Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, obligasi, sekuritas kredit, atau
derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk
yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal & pasar uang, seperti SBI, SPBU, dll.
3. Penempatan adalah penanaman dana bank pada bank lainnya berupa giro,m call money,
deposito berjangka,sertifikat deposito, kredit yang diberikan dan penempatan lainnya.
4. Penyertaan adalah penanaman dana dalam bentuk saham pada perusahaan yang bergerak
di bidang keuangan yang tidak melalui pasar modal, serta dalam bentuk penyertaan modal
sementara pada perusahaan debitur untuk mengatasi akibat kegagalan kredit.
5. Transaksi rekening administratif adalah komitmen & kontijensi yang terdiri dari
warkat penerbitan jaminan, akseptasi, irrevocable Letter of Credit yang masih berjalan,
akses atas wesel impor atas dasar L/C berjangka, penjualan surat berharga dengan syarat
repurchase agreement, serta transaksi derivatif yg mempunyai risiko kredit.

B. Metode Pengakuan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

1
Metode Pengakuan PPAP dapat didasarkan pada metode langsung atau metode cadangan.
Penggunaan metode ini didasarkan pada praktik yang lazim di bank bahwa terjadinya
kerugian aktiva produktif sering terjadi pada periode berikutnya setelah penempatan aktiva
produktif ,padahal suatu laporan Laba/Rugi bank harus mencerminkan perbandingan antara
pendapatan dengan biaya yang harus diakui. Pengakuan aktiva produktif tidak perlu
menunggu sampai terjadinya kerugian tersebut muncul, namun bank harus mengakui pada
periode yang sama dengan terjadi penempatan aktiva produktif dengan cara membentuk
Cadangan Penyisihan Aktiva Penyisihan.
Akuntansi Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) adalah penyisihan dari
aktiva produktif suatu bank baik aktiva produktif yang masih outstanding, kurang lancar,
diragukan, dan macet. Sedangkan aktiva produktif itu sendiri adalah penanaman dana suatu
bank baik dalam valuta rupiah maupun valuta asing dalam bentuk kredit, surat berharga,
penyertaan, maupun komitmen dan kontijensi.
a. Acuan dalam pembentukan PPAP adalah :
1. Kelancaran pembayaran pokok dan margin nasabah.
2. Besarnya kemungkinan dropping yang di salurkan kepada nasabah itu kembali.
b. Jenis-jenis aktiva produktif untuk menentukan PPAP :
1. Kredit yang disalurkan kepada nasabah.
2. Surat– surat berharga ( Hutang, wesel, obligasi, SBI, Surat berharga Komersial,
Sertifikat Reksandana.
3. Penempatan dana bank kepada bank lainnya.
4. Penyertaan bank kepada lembaga keuangan lainnya.
c. Metode Penentuan PPAP:
a. Pendekatan Laba / Rugi
Yaitu terlebih dahulu ditentukan besarnya PPAP yang akan dibukukan kedalam
Laba/ Rugi , sedangkan cadangan PPAP ditentukan berapa persen kemudian
bergantung dari baki debet aktiva produktifnya.
b. PendekatanNeraca
Kalau pendekatan neraca yang harus ditentukan terlebih dahulu adalah Cadangan
Penghapusan Aktiva Produktif . Dalam hal ini adalah piutang yang tak tertagih.
d. Cadangan PPAP yang dibentuk dari aktiva produktif terdiri dari :
1. Cadangan PPAP ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar 1 % dari piutang lancar
2. Sebesar 15 % dari piutang kurang lancar setelah dikurangi nilai agunan
3. Sebesar 50 % dari piutang diragukan setelh dikurangi nilai agunan
4. Sebesar 100 % dari piutang macet setelah dikurangi nilai agunan

7.2 Pihak Penilai Penyisihan Penilaian Aktiva Produktif

2
Penilaian adalah pernyataan tertulis dari Penilaian Independen atau penilaian intern Bank
syari’ah mengenai taksiran dan pendapat atas nilai ekonomis dari aguna berupa aktiva tetap
berdasarkan analisis terhadap fakta-fakta objektif dan relevan menurut metode dan prinsip-
prinsip yang berlaku umum yang ditetapkan oleh Masyarakat Profesi Penilai Indonesia
(MAPPI).
Nilai Pasar Wajar (Market Approach) adalah jumlah uang yang diperkirakan dapat
diperoleh dari transaksi jual beli atau hasil penukaran suatu aset pada tanggal penilaian
setelah dikurangi biaya-biaya trasaksi, pihak penjual dan pembeli sebelumnya tidak
mempunyai ikatan, memiliki pengetahuan tentang aset yang diperdagangkan dan melakukan
transaksi tida dalam keadaan terpaksa.
Penyisihan penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) adalah cadangan yang harus dibentuk
sebesar persentase tertentu dari bukti debet berdasarkan penggolongan kualitas aktiva
produktif sebagai mana ditetapkan dalam peraturan Bank Indonesia.

Pihak Independen adalah perusahaan penilai yang:


a. Tidak ada keterkaitan dalam hal kepemilikan, kepengurusan dan keuangan baik
dengan Bank Syariah maupun nasabah yang menerima fasilitas.
b. Melakukan kegiatan penilaian berdasarkan Kode Etik penilaian Indonesia dan
ketentuan-ketentuan lain yang ditetapkan oleh dewan penilai indonesia.
c. Memiliki izin usaha dari instansi berwenang untuk beroperasi sebagai perusahaan
penilai, serta
d. Tercatat sebagai anggota Gabungan Perusahaan Penilai Indonesia(GPPI).

7.3 Tata Cara Pembentukan PPAP


Berikut ini adalah beberapa ketentuan mengenai PPAP:
1. Cadangan umum penyisihan penghapusan aktiva produktif ditetapkan sekurang-
kurangnya sebesar 1% (satu perseratus) dari seluruh Aktiva Produktif yang
digolongkan lancar, tidak termasuk Sertifikat Bank Indonesia Syariah dan Surat Utang
Pemerintah.
2. Cadangan khusus Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif ditetapkan sekurang-
kurangnya sebesar: a. 5% (lima perseratus) dari Aktiva Produktif yang digolongkan
dalam perhatian khusus; dan b. 15% (lima belas perseratus) dari Aktiva Produktif
yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi nilai agunan; dan c. 50% (lima
puluh perseratus) dari Akiva Produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi

3
nilai agunan; dan d. 100% (seratus persen) dari Aktiva Produktif yang digolongkan
macet setelah dikurangi agunan.
3. Cadangan khusus penyisihan penghapusan aktiva produktif untuk Piutang Ijarah yang
digolongkan dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet ditetapkan
sekurang-kurangnya sebesar 50% dari masing-masing kewajiban pembentukan
penyisihan penghapusan.

7.4 Penilaian Agunan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif


Angunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurang dalam pembentukan Penyisihan
Penghapusan Aktiva (PPA) terdiri dari:
1. Anggunan tunai berupa giro, tabungan, deposito, setoran jaminan dan atau emas yang
diblokir dan disertai dengan surat kuasa pencairan.
2. Jaminan pemerintah indonesia sesuai denga peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI) dan atau surat berharga tagihan yang
diterbitkan pemerintah.
4. Surat berharga syariah yang memiliki peringkat investasi (investment grade) dan aktif
diperdagangkan di bursa.
5. Tanah, gedung, rumah tinggal, pesawat udara dan kapal laut dengan ukuran diatas 20
meter kubik.
6. Kendaraan bermotor dan persedian yang diikat secara fidusi.
7. Mesin yang dianggap sebagai satu kesatuan dengan tanah dan diikat dengan hak
tanggungan.
8. Resi gedung yang diikat dengan hak jaminan atas resi gedung (pasal 41 PBI
No.9/9/PBI/2007).
Nilai agunan yang dapat diperhitungkan sebagai pengurangan pada pembentukan PPA
ditetapkan:
1. Untuk agunan tunai berupa giro dan tabungan wadiah, tabungan dan atau deposito
mudharobah dan atau setoran jaminan dalam mata uang rupiah dan valuta asing yang
diblokir disertai dengan surat kuasa pencairan setinggi-tingginya sebesar 100%.
2. Untuk agunan berupa sertifikat wadiah bank indonesia dan surat utang pemerintah
setinggi-tingginya sebesar 100%.
3. Untuk agunan berupa surat berharga syariah setinggi-tingginya sebesar 50%.
4. Untuk agunan berupa tanah, gedung, rumah tinggal, pesawat udara dan kapal laut
setinggi-tingginya sebesar:
1) 70% dari penilaian, untuk penilaian yang dilakukan sebelum melampaui 12
bulan.

4
2) 50% dari penilaian, untuk penilaian yang dilakukan setelah 12 bulan, tetapi
belum melampaui 18 bulan.
3) 30% dari penilaian, untuk penilaian yang dilakukan setelah melampaui 18
bulan, tetapi belum melampaui 30 bulan.
4) 0% dari penilaian, untuk penilaian yang dilakukan setelah melampaui 30
bulan.
Bank Indonesia dapat melakukan penghitungan kembali atas nilai guna yang
telahdikurangkan dalam Penyisihan Aaktiva Produktif apabila:
1. Agunan tidak dilengkapi dengan dokumen hukum yang sah atau pengikatan agunan
belum sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
2. Penilaian tidak sesuai dengan etentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Pasal 5
dan pasal 6.
3. Agunan tidak dilindungi asuransi dengan bunker’s claus yaitu klausul yang
memberikan hak kepada Bank Syari’ah untuk menerima uang pertanggungan dalam
hal terjadi pembayaran klaim.

7.5 Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)


Untuk menutup resiko kerugian penanaman dana, bank wajib membentuk PPAP yang
terdiri dari cadangan umum dan cadangan khusus.
1. Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) bank umum konvensional
Bank umum konvensional wajib membentuk PPAP terhadap aktiva produktif dan aktiva non
produktif. PPAP untuk aktiva produktif berupa cadangan umum dan khusus. Besarnya
cadangan umum ditetapkan paling kurang 1% dari aktiva produktif yang memiliki kualitas
lancar tidak termasuk SBI, SUN dan AP, yang dijamin anggunan tunai. Besarnya cadangan
khusus untuk bank umum ditetapkan minimal:
a. 5% dari aktiva produktif yang digolongkan dalam perhatian khusus setelah
dikurangkan anggunan, dan
b. 15% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi dengan
nilai anggunan, dan
c. 50% dari nilai aktiva produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi dengan
anggunan, dan
d. 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi dengan nilai
anggunan.

Agunan yang dapat diperhitungkan sebagai faktor pengurangan dalam perhitungan PPAP
terdiri dari:

5
a. Surat berharga dan saham yang aktif diperdangkan atau memiliki peringkat investasi
dan diikat secara gadai.
b. Tanah, rumah tinggal dan gedung yang diikat dengan hak tanggungan.
c. Pesawat udara atau kapal laut dengan ukuran diatas 20 meter kubik yang diikat
dengan hipotek.
d. Kendaraan bermotor dan persediaan yang diikat secara fidusia.

2. Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) Bank Syariah


Cadangan umum pada bank umum syariah minimal sebesar 18% dari seluruh aktiva produktif
yang digolongkan lancar, tidak termasuk sertifikat wadiah bank syariah (SWBI) dan suarat
utang pemerintah(SUP). Besarnya cadangan khusus yang dibentuk ditetapkan sama dengan
sebagaimana yang dipersyaratkan bagi bank umum. Sementara itu, untuk cadangan khusus
piutang ijarah yang digolongkan dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet
ditetapkan sekurang-kurangnya sebesar 50% dari masing-masing kewajiban pembentukan
PPAP.
Agunan yang dapat diperhitungkan sebagai faktor pengurangan dalam pembentukan PPAP
terdiri dari:
a. Giro dan atau tabungan wadiah, tabungan dan atau deposito mudharabah dan setoran
jaminan dalam rupiah dan valas yang diblokir dengan disertai surat kuasa perceraian.
b. Sertifikat wadiah bank indonesia(SWBI) dan atau surat utang pemerintah(SUP).
c. Surat berharga syariah yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan dan aktif
diperdagangkan di pasar modal.
d. Tanah, gedung, rumah tinggal, pesawat udara dan kapal laut dengan ukuran diatas
20m3.
3. Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) BPR konvensional
Besarnya cadangan umum pada BPR konvensional minimal adalah 0,5% dari aktiva
produktif yang digolongkan lancar. Besarnya cadangan khusus BPR ditetapkan minimal:
a. 10% dari aktiva produktif yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi dengan
nilai angunan.
b. 50% dari aktiva produktif yang digolongkan diragukan setelah dikurangi dengan nilai
angunan.
c. 100% dari aktiva produktif yang digolongkan macet setelah dikurangi dengan nilai
angunan.

Angunan yang dapat diperhitungkan sebagai faktor pengurang dalam perhitungan PPAP
setingi-tingginya.

6
a. 100% dari nilai agunan yang bersifat likuid yaitu uang kas, emas, mata uang emas,
deposito, dan tabungan pada BPR yang bersangkutan.
b. 75% dari nilai agunan lainnya atau sebesar nilai yang ditetapkan oleh perusahaan
penilai.
Anggunan yang dapat diperhitungkan sebagai faktor pengurangan dalam perhitungan PPAP
terdiri dari:
a. Giro, deposito, tabungan, dan setoran jaminan dalam mata uang rupiah dan valuta
asing yang diblokir disertai dengan surat kuasa pencairan.
b. Sertifikat bank Indonesia dan surat utang pemerintah.
c. Surat berharga yang aktif di pasar modal.
d. Tanah, gedung, rumah tinggal, pesawat udara, dan kapal laut dengan ukuran 20m3
4. Penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) BPR syariah
Besarnya cadangan umum pada BPRS sekurang-kurangnya sebesar 0,5% dari seluruh aktiva
produktif yang digolongkan lancar, tidak termasuk sertifikat wadiah bank Indonesia.
Ketentuan mengenai besarnya cadangan khusus pada BPRS ditentukan sama dengan
ketentuan besarnya cadangan BPRS konvensional. Kewajiban untuk membentuk PPAP tidak
berlaku bagi aktiva produktif berupa ijarah, agunan yang didapat diperhitungkan sebagai
pengurangan dalam pembentukan PPAP terdiri dari:
a. Tabungan wadiah, tabungan dan atau deposito mudharobah, emas, uang kertas asing,
mata uang emas dan setoran jaminan yang diblokir disertai dengan surat kuasa
pencairan.
b. Sertifiakat wadiah bank Indonesia yang telah dilakukan pengikatan secara global.
c. Tanah, gedung, rumah tinggal dan kendaraan bermotor yang telah dilakukan
pengikatan.

5. Sanksi
Bank yang tidak nentati ketentuan dalam pasal 2, pasal 5 dan pasal 6 ayat (1) terkena
sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 Undang-undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun
1998 berupa:
1. Teguran tertulis.
2. Penurunan tingkat kesehatan.
3. Penggantian pengurus.

7.6 Penghitungan PPAP


Contoh :
7
Bank ABCD pada 31 Desember 2012 memiliki saldo-saldo seperti pada tabel neraca
dibawah. Misalnya, ingin menentukan PPAP untuk kredit yang diberikan, maka harus melihat
sisi debet (saldo terakhir pelaporan) kredit yang diberikan. Dalam neraca sebesar Rp
11.242.000.000

PT. Bank ABCD


Neraca Per 31 Desember 2012
No. Rekening Jumlah (Rp) No. Rekening Jumlah (Rp)
1 Kas 400.000.000 1 Giro 700.000.000
2 Giro BI 600.000.000 2 SB Diterbitkan 450.000.000
3 Bank-Bank Lain 450.000.000 3 Tabungan 2.000.500.000
4 PPAP-BBL -30.000.000 4 Deposito 8.000.000.000
5 Sekuritas Jangka 1.500.000.000 5 Pinjaman diterima 4.000.000.000
Pendek
6 PPAP-SJP -100.000.000 6 Kewajiban lainnya 500.000.000
7 Kredit diberikan 11.242.000.000
8 PPA-Kredit diberikan -545.000.000
9 Penyertaan 4.000.000.000
10 PPAP-Penyertaan -447.000.000
11 Aktiva Tetap 1.000.000.000 7 Modal 2.176.500.000
12 Akumulasi -243.000.000
Penyusutan
Jumlah 17.827.000.000 Jumlah 17.827.000.000

Untuk dapat menentukan PPAP akhir tahun 2012, perlu diketahui kualitas kreditnya dan
bobot agunan yang digunakan dalam perhitungan. Jika diperhatikan saldo penyisihan
penghapusan kredit yang diberikan yang telah dibentuk tahun lalu sebesar Rp 545.000.000.
sedangkan pada akhir tahun 2012 PPAP wajib dibentuk sebesar 1.209.700.000. Dengan
demikian yang perlu ditambahkan sebesar Rp 1.209.700.000 – Rp 545.000.000 = Rp
664.700.000. Jurnal yang diperlukan adalah :

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


Dr. Biaya penyisihan penghapusan kredit 664.700.000
Cr. Penyisihan penghapusan kredit 664.700.000

Dengan demikian saldo Penyisihan Penghapusan Kredit pada 31 Desember 2012 jika
ditampilkan dalam laporan keuangan adalah Rp 1.209.700.000

Contoh :

8
 Kredit macet atas nama PT. ABC sebesar Rp 300.000.000 dan tunggakan bunga Rp
30.000.000 dihapusbukukan

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Penyisihan Penghapusan Kredit 330.000.000

Cr. Kredit yang diberikan 300.000.000

Cr. Pendapatan Bunga yang akan diterima 30.000.000

apabila kredit tersebut dilunasi, maka bank harus membukukan kembali kredit tersebut ke
dalam rekening efektif, yaitu :

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Kredit yang diberikan 300.000.000

Dr. Pendapatan bunga akan diterima 30.000.000

Cr. Penyisihan Penghapusan Kredit 330.000.000

Pencatatan jurnal pelunasan oleh Bank :

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)

Dr. Kas/Giro 330.000.000

Cr. Kredit yang diberikan 300.000.000

Cr. Pendapatan Bunga yang akan diterima 30.000.000

 Pencatatan Pembentukan Aktiva Produktif (penempatan pada bank lain, penyertaan,


surat berharga :

a. Penempatan pada bank lain

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


Dr. Biaya penyisihan penempatan pada bank xx
lain
Cr. penyisihan penempatan pada bank xx
lain

9
b. Surat Berharga

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


Dr. Biaya penurunan nilai surat berharga xx
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
Cr. Penyisihan penurunan nilai surat xx
Dr. Biaya
berharga penyisihan penurunan nilai xx
penyertaan
Cr. penyisihan penurunan nilai xx
penyertaan
c. Pencatatan PPAP penyertaan

10
DAFTAR PUSTAKA
Taswan.2008.Akuntansi Perbankan Taransaksi dalam Valuta Rupiah.UPP YKPN.
http://ahmadyasinnata7.blogspot.com/2015/02/penyisihan-penghapusan-aktiva-
produktif.html (diakses 20 Oktober2019)

11

Anda mungkin juga menyukai