Anda di halaman 1dari 3

PROGRAM PENGENDALIAN MUTU

1. PENDAHULUAN

Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan bagian integral yang tidak dapat
dipisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Tuntutan akan pelayanan kesehatan
yang bermutu semakin meningkat seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan dan
kesejahteraan masyarakat. Semakin pesat laju pembangunan, semakin besar pula tuntutan
masyarakat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik. Dengan demikian,
pelayanan rumah sakit yang memadai baik di bidang diagnostik maupun pengobatan
semakin dibutuhkan.
Pemeriksaan radiologi merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang sangat
penting dalam mendukung pelayanan di bidang diagnostik dan juga pengobatan. Oleh
karena itu pelayanan radiologi yang bermutu sangat dibutuhkan. Pelayanan radiologi sebagai
pelayanan penunjang diagnostik jika bermutu tinggi akan sangat mendukung pelayanan
kesehatan di rumah sakit secara keseluruhan.
Dalam tatanan organisasi pelayanan radiologi penjaminan mutu diterapkan melalui
program yang diorganisasikan untuk meningkatkan pelayanan pasien melalui penilaian
objektif pelayanan pasien dan koreksi terhadap masalah-masalah yang dapat diidentifikasi.
Hal tersebut merupakan suatu sistem menyeluruh yang memantau permintaan pemeriksaan
radiologi oleh dokter pengirim, pengelolaan terhadap permintaan pemeriksaan dan hasil
akhir interpretasi radiologi dari pemeriksaan.
Oleh karena itu, perlu disusun rencana untuk memberikan pelayanan radiologi yang bermutu
secara komprehensif.

2. LATAR BELAKANG
Penerapan Jaminan Mutu (Quality Assurance/QA) dalam setiap prosedur radiografi
diharapkan mampu memberi manfaat dalam penanganan pasien, memastikan agar setiap
radiograf yang dihasilkan mempunyai nilai informasi diagnostik yang akurat serta memberi
kemungkinan minimal terhadap dosis radiasi dan efisiensi biaya pemeriksaan.
Tujuan utama dari program QA adalah untuk menghasilkan radiograf yang memiliki
kualitas tinggi sehingga memaksimalkan hasil bacaan radiolog dalam rangka penegakan
diagnosis pasien.
Menurut BAPETEN tentang pedoman dosis pasien radiodiagnostik (2003), tujuan
program QA adalah akurasi dan ketepatan waktu diagnosis pasien. Sedangkan penerapan
program Pengendalian Mutu (Quality Control/QC) sebagai bagian dari program QA
radiologi dilakukan dengan tujuan untuk mendukung program QA yakni dalam aspek
pengendalian parameter performa (kinerja) fisik pesawat atau peralatan pendukung lainnya
melalui pengujian-pengujian dan pendokumentasian data secara rutin dan periodik oleh
internal bagian radiologi yaitu 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun sekali.
Sebagaimana contoh yang ditemukan oleh Gray (1983) dan Jeffrey (2006), bahwa
setiap generator dan sistem radiografi harus dikalibrasi dan menjalani program QC paling
sedikit setiap 1 tahun sekali. Pengujian dilakukan 6 bulan sekali untuk upaya preventif
manjaga mutu atau juga harus dilakukan secepatnya pada alat yang baru dipasang dan
setelah alat diservis karena dapat mempengaruhi kualitas radiograf dan keluaran radiasi dari
peralatan radiografi tersebut.
Dalam menghadapi millenium kesehatan dan mempersiapkan penyajian data
kuantitatif uji hasil kinerja peralatan sinar X merujuk Keputusan Kepala BAPETEN No.01-
P/Ka-BAPETEN/I-03 tahun 2003, bab V terkait Jaminan Kualitas Radiodiagnostik, dan
mengantisipasi akan diberlakukannya Peraturan Kepala (Perka) BAPETEN terkait bab IV
bagian keempat pasal 30 Uji Kesesuaian Pesawat Sinar-X (Compliance test) untuk
diagnostik dan intervensional di tahun 2012 yang akan datang, setiap unit pelayanan atau
bagian radiologi Rumah Sakit di Indonesia perlu mempersiapkan data awal (baseline data)
uji QC melalui survei awal performa bagi setiap fasilitas pesawat sinar-X termasuk aksesoris
pendukung lainnya.
Untuk mengawalinya, Pedoman kendali Mutu (Quality Control) peralatan diagnostik
menurut KMK No. 1250/MENKES/SK/XII/2009 dapat diterapkan dan bila ingin melakukan
audit internal secara mandiri, untuk sementara dapat diujicobakan tingkat kepatuhan hasil
implementasi QC programnya dengan mengacu pada standar pengujian kepatuhan
(Compliance test) Internasional (Safety Act nomor 1975 tahun 2000). Dipilihnya standar
Internasional SA 1975:2000 karena menyangkut dua hal. Pertama, Badan Pengawas Tenaga
Nuklir (BAPETEN) akan memberlakukan regulasi uji kepatuhan di Indonesia, dan yang
kedua, proses persiapan Perka BAPETEN terkait uji kepatuhan, diantaranya mengacu pada
Regulasi SA 1975:2000
Mengacu kepada hal diatas, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima sebagai salah
satu rumah sakit se-Kota Bima perlu melakukan peningkatan mutu salah satunya yaitu
dengan melakukan kegiatan penjaminan mutu dan pengontrolan mutu di Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Islam Arafah Jambi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan terkait dengan hal ini adalah kepuasan
pelanggan, keselamatan pasien dan petugas radiologi dan kualitas hasil pemeriksaan
radiologi.

3. TUJUAN
a. Tujuan umum :
Agar terwujud pelayanan Unit Radiologi yang bermutu tinggi untuk menunjang
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bima secara keseluruhan
baik untuk kepentingan diagnostik maupun pengobatan.
b. Tujuan khusus :
1) Menciptakan pelayanan radiologi yang mengedepankan keselamatan pasien.
2) Menciptakan pelayanan radiologi yang memperhatikan kepuasan pelanggan
dengan memberikan pelayanan yang cepat dan hasil yang tepat.
3) Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dan mempertahankan kinerja
peralatan radiologi pada kondisi optimal di Unit Radiologi.

Anda mungkin juga menyukai