Anda di halaman 1dari 6

MATERI PRAKTIKUM

1. Pendahuluan

a. Latar belakang

setiap hari kita semua selalu berhubungan dengan fluida hampir tanpa sadar. Semua
fluida mempunyai atau menunjukkan sifat-sifat atau karakteristik yang penting dalam dunia
rekayasa. Penerapan prinsip-prinsip mekanika fluida dapat dijumpai pada bidang industri,
transportasi maupun bidang keteknikan lainnya. Namun dalam penggunaannya selalu terjadi
kerugian energi.

Kehilangan energi adalah tingkat kehilangan energi yang dapat mengakibatkan


berkurangnya kecepatan aliran air dalam saluran. Secara umum kehilangan energi
dikelompokkan menjadi 2.

- Kehilangan energi akibat gesekkan

Kehilangan energi akibat gesekan disebut juga kehilangan energi primer atau major loss terjadi
pada pipa lurus berdiameter konstan.

- Kehilangan akibat perubahan penampang dan aksesoris lainnya.

Kehilangan energi akibat gesekan pada pipa lurus atau mayor losses ditandai dengan
meningkatnya resistensi aliran yang selain disebabkan oleh viskositas cairan, turbulensi aliran,
juga oleh pengaruh kekasaran permukaan pipa saluran air

Dengan mengetahui kerugian energi pada suatu sistem yang memanfaatkan fluida
mengalir sebagai media, akan menentukan tingkat efisiensi penggunaan energi. Bentuk-bentuk
kerugian energi pada aliran fluida antara lain dijumpai pada aliran dalam pipa. Kerugian-kerugian
tersebut diakibatkan oleh adanya gesekkan dengan dinding, perubahan luas penampang,
sambungan, katup-katup, belokkan pipa,percabangan pipa dan kerugian-kerugian khusus
lainnya. Dengan mengetahui kehilangan atau kerugian energi dalam suatu sistem atau instalasi
perpipaan yang memanfaatkan fluida yang mengalir sebagai media, efisiensi penggunaan energi
dapat ditingkatkan sehingga diperoleh keuntungan yang maksimal. Salah satu bagian dari
instalasi perpipaan yang dapat menyebabkan kerugian-kerugian adalah gesekkan pada dinding
pipa dan sambungan belokkan pipa.

Pada lengkungan/belokkan, kerugian energi aliran yang terjadi lebih besar dibandingkan
dengan pipa lurus,jika pipa lurus ini pendek, ini disebabkan karena pada belokkan, fluida yang
mengalir tersebut mengalami tumbukkan pada dinding belokkan sehingga aliran fluida menjadi
bergejolak atau mengalami turbulensi, berbeda pada aliran pipa lurus yang hanya mengalami
gesekkan pada dinding pipa. Tetapi pada aplikasi yang sebenarnya justru kerugian akibat
gesekkan fluida dengan dinding pipa lurus justru disebut kerugian mayor. Karena paling dominan
akibat dari panjangnya lintasan yang harus dilalui fluida dalam pipa dan kerugian akibat
kekasaran relatif dari pipa pvc ¾” 0,000562, sedangkan nilai koefisien (k) pada belokkan 90o
diameter ¾” sebesar 0,297920611.
Kajian pengaruh fariasi diameter pipa hisap PVC pada sistem perpipaan tunggal pompa
sanyo, hasil pengujian semakin besar diameter pipa hisap yang dipakai menjadikan debit aliran
yang dihasilkan lebih banyak dan akan menurunkan faktor gesekkan. Sedangkan nilai kehilangan
energi/kerugian head angkat dan kerugian head tekan pada aliran pipa tersebut akan mengalami
penurunan, begitu sebaliknya. Pada diameter hisap terkecil 3/8” menghasilkan debit 20 m3/mnt
dan kehilangan energi/kerugian head angkat ∆ℎ 62.223 m, head tekan ∆ℎ𝑝 609.165 N/m2.
Sedangkan pada diameter hisap terbesar 1.1/2” menghasilkan debit 22 m3/mnt dan kehilangan
energi/kerugian head angkat ∆ℎ 0.121 m, head tekan ∆ℎ𝑝 1.182 N/m2. Untuk lebih efektif dan
efisien dalam penerapan sistem rangkaian pipa tunggal tersebut kita pakai diameter pipa hisap
3/4”, dikarenakan pada rangkaian pipa hisap telah dimulai kesetabilan debit yang dihasilkan.

Hendra pamungkas, juli 2011. Analisis pengaliran air dalam pipa dengan berbagai
perubahan penampang pada suatu jaringan pipa, menunjukkan bahwa koefisien gesek pipa
dipengaruhi oleh diameter pipa dan kekasaran permukaan pipa, besarnya faktor
sambungan/percabangan dipengaruhi oleh luas penampang pipa. Hubungan antara kehilangan
energi dan dengan kecepatan tidak (kuat) saling mempengaruhi. Koefisien gesek dengan volume
air secara statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan.

Pengaruh perubahan aliran terhadap koefisien kerugian, oleh salimin, 2009 menyatakan
bahwa aliran gabungan dan percabangan adalah suatu proses tak mampu balik dimana didalam
aplikasi teknis akan dapat menurunkan kemampuan kerja dengan jalan mengukur kerugian
tekanan pada aliran gabungan dan percabangan maka diperoleh kerugian head dan koefisien
kerugian. Bentuk pengujian yang dilakukan adalah dengan menggunakan 3 jenis ukuran pipa
dengan vafiasi bilangan Reynolds (Re) 16954 sampai 44801.

b. Dasar teori

1. Definisi fluida

Fluida merupakan zat atau partikel rapat yang berubah bentuk secara continous (terus-
menerus), bila menerima tegangn geser berapapun kecilnya tegangan geser itu. Berbeda dengan
benda padat, benda padat akan berubah bentuk apabila diberi tegangan geser, tetapi perubahan
tersebut tidak berlangsung terus-menerus. Tegangan ini terjadi karena adanya komponen gaya
yang menyinggung permukaan fluida yang dibagi dengan luas permukaan tersebut.

Secara fisik fluida terbagi kedalam dua bentuk, yaitu bentuk gas dan bentuk cair. Adapun
perbedaan kedua bentuk tersebut adalah sebagai berikut:

a. Fluida cair mengisi volume tertentu dan mempunyai permukaan bebas sedangkan fluida gas
dengan massa tertentu mengambang sesuai dengan bentuk wadahnya.belokan disebut kerugian
minor karena hanya terjadi pada tempat-tempat tertentu dan lebih kecil dibandingkan kerugian
akibat panjang pipa.

b. Perumusan masalah

Karena banyaknya kemungkinan variabel yang dapat mempengaruhi analisa ini, maka penulis
membatasi penulisan ini agar dapat memperoleh hasil pengujian yang lebih terarah dan terfokus
pada suatu keadaan tertentu. Adapun batasan masalah dalam pengujian ini adalah.
1. pengujian ini menggunakan fluida cair berupa air sebagai medianya.

2. menggunakan pipa PVC wavin. Sifat-sifat air diambil dari tabel berdasarkan temperatur dan
tekanan debit yang bersesuaian.

3. pengujian ini menggunakan 4 variasi instalasi dengan penampang yang berbeda dan dipadu
dengan variasi kapasitas berdasarkan bukaan katup, yaitu menggunakan pipa diameter (1/2, 3/4,
1, da 1 ½) inchi yang disambung menggunakan reducer atau turunan penyempitan dan perluasan
penampang pada ujungnya.

c. Tujuan

Adapun tujuan dari pengujian ini yaitu:

1. Dapat menganalisa kehilangan tekanan pada instalasi dengan luas penampang yang berbeda
dengan diameter (1/2, 3/4, 1, dan 1 ½) inchi akibat pengaruh bukaan katup atau perubahan
debit.

2. dapat menganalisa kerugian/head akibat belokkan, difuser dan reduser akibat pengaruh
bukaan katup atau perubahan debit

d. Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari pengujian ini adalah sebagai berikut:

1. mengetahui pengaruh dari mayor loses dan minor loses terhadap debit inslalasi sistem pipa
tertutup tanpa adanya udara masuk dalam aliran.

2. memastikan bahwa sistem pipa adalah sistem tertutup karena adanya kebocoran pada
instalasi pipa dapat mengakibatkan penurunan tekanan.

2. TINJAUN PUSTAKA

a. Sejarah perkembangan pengujian

Pengujian yang dilakukan di laboratorium prodi teknik mesin universitas tamansiswa palembang
oleh wijaya, PA dan andriana pada tahun 2012 dengan kajian pengaruh pengecilan dan
perbesaran penampang aliran terhadap kerugian minor dari masing-masing instalasi serta tiga
jenis besaran kapasitas aliran melalui variasi bukaan katup masuk dan katup keluaran yang tetap.
Hasil pengujiannya bahwa perubahan bukaan katup juga mempengaruhi koefisien kerugian yang
timbul dimana semakin besar bukaan katup maka kecepatan aliran fluida bertambah dan
tekanan menjadi turun dan membuat kerugian rendah.

Studi eksperimental pengukuran head losses mayor dan head losses minor pada sistem instalasi
pipa. Oleh helmizer, dosen program studi teknik mesin fakultas teknik universitas bengkulu, pada
bulan mei 2010, hasil pengujiannya nilai

b. Fluida cair tak mampu mampat sedangkan fluida gas mampu mampat.

c. Fluida cair mempunyai massa jenis yang tinggi sedangkan fluida gas mempunyai massa jenis
yang rendah.
Fluida dalam kesetimbangan adalah bebas dari tekanan. Bila massa jenis suatu fluida tidak
tergantung terhadap perubahan tekanan dan suhu disebut tak mampu mampat, apabila massa
jenis suatu fluida peka terhadap perubahan tekanan dan suhu, maka fluida tersebut disebut
mampu mampat.

Berdasarkan wujudnya fluida dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu fluida cair dan gas.

a. Fluida gas

fluida gas ialah fluida dengan partikel yang renggang dimana gaya tarik antara molekul sejenis
relatif lemah dan sangat ringan sehingga dapat melayang dengan bebas serta volumenya tidak
menentu.

b. Fluida cair

fluida cair merupakan dengan partikel yang rapat dimana daya tarik antar molekul sejenisnya
sangat kuat dan mempunyai permukaan yang bebas serta cenderung untuk mempertahankan
volumenya.

Untuk fluida gas aliran dianggap laminar, sedangkan untuk fluida cair dapat dibedakan menjadi
dua bagian yaitu:

1. Aliran Laminer

Aliran laminer merupakan aliran dimana fluida dianggap mengalir pada lapisan masing-masing
dengan kecepatan rendah, fluida bersifat kental serta aliran tetap dan tidak ada pencampuran
partikel-partikel antara lapisan.

2. Aliran turbulen

Aliran turbulen merupakan aliran dengan keceppatan tinggi, fluida bersifat encer serta aliran
bercampur dari lapisan ke lapisan bahkan seperti bergulung-gulung.

2. Aliran viskos

Aliran viscos adalah aliran zat cair yang mempunyai kekentalan (viskositas). Kekentalan adalah
sifat zat cair untuk melawan tegangan geser waktu bergerak/mengalir. Kekentalan disebabkan
karena kohesi antara partikel zat cair. Zat cair ideal tidak mempunyai kekentalan. Aliran
viscositas dapat dibedakan menjadi dua macam. Apabila pengaruh kekentalan (viskositas)
adalah cukuo dominan sehingga partikel-partikel zat cair bergerak secara teratur menurut
lintasan lurus maka aliran disebut laminer. Aliran laminer terjadi apabila kekentalan besar dan
kecepatan aliran kecil. Dengan berkurangnya pengaruh kekentalan atau bertambahnya
kecepatan maka aliran akan berubah dari laminer menjadi turbulen. Pada aliran turbulen
partikel-partikel zat cair bergerak secara tidak teratur.

3. bilangan reynolds

Bilangan reynolds adalah rasio antara gaya inersia (vsp) terhadap gaya viscos (𝜇/𝐿) yang
mengkuantifikasikan hubungan kedua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran tertentu.
Bilangan ini digunakan untuk mengidentifikasikan jenis aliran yang berbeda, misalnya laminar
dan turbulen. Bilangan reynolds juga adalah bilangan tidak berdimensi yang dapat
mengklasifikasikan aliran sebagai laminer, transisi atau turbulen ini diselidiki oleh osborne
reynolds mempelajari untuk mencoba atau menentukan bila dua situasi aliran yang berbeda
akan serupa.

Dua aliran dikatakan serupa secara dinamik bila:

- Kedua aliran tersebut secara geometrik, yakni ukuran-ukuran linear yang bersesuaian
mempunyai perbandingan yang konstan.

- Garis-garis aliran yang bersesuaian adalah serupa secara geometri, atau tekanan-tekanan di
titik yang bersesuaian mempunyai perbandingan yang konstan.

Penentuan aliran fluida cair atau turbulen ditentukan oleh bilangan reynolds. Teori reynolds
merumuskan bahwa untuk aliran internal atau aliran yang mengalir dalam pipa, jenis aliran yang
terjadi dapat diketahui dengan mendapatkan bilangan reynolds dari persamaan:
𝑉.𝐷
𝑅𝑒 = …………………………………………………………… (1)
𝑣

Dimana : V = kecepatan aliran (m/s)

D = diameter hidraulik (m)

V = viskositas kinematis (m2/s)

Jenis aliran berdasarkan bilangan reynolds untuk aliran internal:

1. Re < 2300, aliran laminer

2. Re >4000, aliran turbulen

3. 2300 < Re < 4000, transisi

4. Persamaan kontinuitas

Bayangkan suatu permukaan yang berbatas dalam suatu fluida yang bergerak. Maka, pada
umumnya, fluida yang mengalir masuk ke dalam volume yang dilingkupi permukaan tersebut di
titik-titik tertentu dan keluar di titik-titik lain. Persamaan kontinuitas adalah suatu ungkapan
matematis mengenai hal bahwa jumlah netto massa yang mengalir ke dalam sebuah permukaan
terbatas sama dengan pertambahan massa di dalam permukaan itu.

Gambar 1. Aliran fluida didalam pipa

Anda mungkin juga menyukai