Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pertumbuhan dan perkembangan setiap organisme tergantung dari

perbanyakan (reproduksi atau pembelahan) sel-sel penyusunnya. Sel sebagai unit

fungsional dan struktural mempunyai tanggung jawab dalam proses tersebut.

Setiap kali pembelahan akan diikuti dengan pembagian organel-organel dan

kromosom dari sel induk (Sastrosumarjo,2006)

Sebagian besar sel bereproduksi secara aseksual, yaitu tanpa terjadinya

pertukaran atau pemerolehan informasi hereditas baru. Sebagian besar sel yang

membentuk tubuh organisme eukarriota multiseluler juga bereproduksi secara

aseksual dalam suatu proses yang dikenal sebagai mitosis. Selama pembelahan

mitosis, sel akan tumbuh, menduplikasi genomnya, memisahkan kromosom yang

telah berduplikasi ke kutub-kutub sel yang berlawanan, dan membagi sitoplasma

sehingga terbentuklah sel anakan (William D. Stanfield dkk,2003)

Sebagai unit fungsional, sel memiliki kemampuan memperbanyak diri atau

dikenal dengan istilah reproduksi. Reproduksi sel berlangsung melalui

pembelahan. Pembelahan sel yang terjadi pada organisme eukariotik meliputi

pembagian inti sel (kariokinesis) dan pembagian sitoplasma (sitokinesis) melalui

tahapan seperti pada mitosis maupun meiosis. Tahapan pembelahan didasarkan

pada perubahan letak (tingkah laku) kromosom selama berlangsungnya proses

pembelahan. Pembelahan sel di diawali dengan adanya aktivitas pembelahan

kromosom dalam beberapa tahap pembelahan. Pada setiap tahap pembelahan

mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-prosesnya melalui teknik


atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom tersebut. (Pratiwi, 2003)

Organisme pada umumnya mengenal 3 macam reproduksi sel yaitu

amitosis, mitosis dan meiosis. Pembelahan secara amitosis hanya terjadi pada

organisme prokariotik dan uniseluler seperti Amoeb, bakteri dan ganggang. Pada

pembelahan tersebut tida ktampak adanya kromosom. Pembelahan sel secara

Mitosis dan Meiosis pada umumnya berlangsung pada organisme eukariotik dan

multiseluler yang meliputi pembagian intisel (kariokinesis) dan pembagian

sitoplasma (sitokinesis). Setiap kali pembelahan memiliki tahapan-tahapan yang

didasarkan pada perubahan letak kromosom selama berlangsungnya proses

pembelahan. Setiap tahap pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat

diamati proses- prosesnya melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan

pada kromosom tersebut (Jai,2011)

Mitosis adalah suatu proses pembagian genom yang telah digandakan oleh

sel ke dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. (Kimball, 1999)

Mitosis umumnya diikuti oleh sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran

sel. Proses ini menghasilkan dua sel anak yang identik, yang memiliki distribusi

organel dan komponen sel yang sama, serta bertujuan untuk mempertahankan

pasangan kromosom yang sama melalui pembelahan inti secara berturut-turut.

Proses mitosis terjadi di dalam sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-

sel yang hidup terutama sel-sel yang sedang tumbuh (Muhlisyah dkk, 2014).

Mitosis berlaku pada pembelahan inti sedangkan pembelahan sitoplasma

disebut sitokinesis. (Elrod, 2007) Pembelahan inti terdapat pada embrio seluruh

jaringan. Semua sel somatik dalam suatu organisme multiselular berasal dari satu
sel, yaitu zigot, melalui proses pembelahan yang disebut mitosis. Fungsi mitosis

mula-mula membentuk salinan yang sama dari tiap kromosom dan kemudian

melalui pembelahan sel induk (asal), mendistribusikan suatu set kromosom yang

identik kepada kedua sel anak. Kemampuan organisme untuk memproduksi

jenisnya merupakan salah satu karakteristik yang paling bisa membedakan antara

makhluk hidup dan makhluk mati. Kemampuan yang unik untuk menghasilkan

keturunan ini, seperti semua fungsi biologis memiliki dasar seluler (Campbell et

al., 2008)

Berdasarkan kajian yang dilakukan Fahruliansyah dkk (2014), mitosis

berlangsung dalam beberapa fase, yaitu:

1. Profase,

Pada tahap profase kromosom tampak sebagai benang-benang halus yang

kadang-kadang saling melilit satu sama lain dan ternetang secara maksimal

sehingga kromomer tampak jelas. Kemudian kromosom akan memendek dan

menebal sehingga kromomer terletak begitu dekat satu sama lain. Tiap bagian

dari kromosom ganda itu disebut kromatid yang dihubungkan oleh kinetokor

sehingga kromosom tetap tunggal sampai metafase. Pada permulaan profase

sentriol bergerak ke sisi yang berlawanan dan terbentuk benang-benang

gelendong (spindel). Pada akhir profase sentriol berada dikutub-kutub yang

berlawanan, serta gelendong- gelendong mengatur diriuntuk menjadi

penghubung antara sentriol dan kinetokor. Anak inti menyusut dan akhinya
menghilang demikian juga dengan selaput inti.

2. Metafase

Peristiwa yang paling penting dalam metafase adalah orientasi kromosom pada

bidang ekuator sel. Kadang-kadang peralihan di antara profase dan merafase

disebut prometafase, yang waktunya sangat singkat. Pada awal metafase,

membran nukleus hilang dan kromosom mula-mula seperti tampak tidak

teratur. Setelah itu, benang-benang spindel masuk ke dalam daerah pusat sel,

sedangkan mikrotubulusnya merentang di antara kedua kutub sel. Kromosom

melekat dengan kinetokornya pada bidang ekuatorsel. Benang-benang spindel

yang berhubungan dengan kromosom dinamai benang-benang spindel

kromosom, sedangkan benang-benang spindle yang lain merentang secara

kontinu dari kutub ke kutub. Seluruh benang spindel membentuk gambaran

seperti sangkar burung pada daerah nukleus. Pada sel hewan dan tumbuhan

yang tingkatannya lebih rendahspindel tersebut mempunyai sentriol dan aster.

Adanya sentriol sebenarnyatidak mutlak dalam pembentukan spindel sebab jika

sentriol tersebut sengaja dihancurkan dengan sinar laser, mitosis tetap saja

berlangsung (Nugroho, 2010)

3. Anafase

Proses pembagian kromatid di daerah ekuator dilanjutkan dengan membawa

semua kromosom itu ke kutub sel masing-masing. Dengan demikian, ciri

penting dari anafase adalah adanya satu kromatid (berisisatu set kromosom)

yang sedang bergerak menuju ke kutub masing-masing. Sebagaimana


diuraikan sebelumnya, yang menyebabkan kromosom itu bergerak adalah

benang-benang spindel. Jumlah kromosom yang menuju ke kutub yang satu

sama dengan yang menuju ke kutub yang lain. Jadi, jika sel induk memiliki 2n

kromosom, setiap sel anak akan memeroleh 2n kromosom.4.

4. Telofase

Pada tahap telofase, kromosom-kromosom anakan itu akan menggumpal di

dekat kutub masing-masing. Setelah terbentuk membran inti, kromosom akan

memanjang sehingga akan tampak seperti benang-benang kromatin yang tidak

teratur. Pada saat yang hampir bersamaan, akan terjadi pembelahan sitoplasma

yang diikuti dengan pembentukan membran sel(dinding sel) pada bekas bidang

ekuatorial. Pada sel hewan membran sel terbentuk dengan terjadinya lekukan

pada daerah bidang ekuatorial. Lekukan ini menjadi semakin dalam sehingga

ujung-ujungnya akan bersatu sehingga terbentuk dua sel anakan.

5. Interfase

Fase ini merupakan fase antara yang merupakan periode antara mitosis yang

satu dengan yang lainnya. Interfase bukan fase istirahat, karena justru pada fase

ini metabolisme sel giat dilakukan. Meskipun tingkah laku kromosom tidak

tampak karena terbentuk benang-benang kromatin yang halus, sel anak yang

baru terbentuk itu sudah melakukan metabolisme. Sel perlu tumbuh dan

melakukan berbagai sintesis sebelum memasuki proses pembelahan berikutnya.

Mula-mula sel mengalami pertumbuhan sekunder. Penjelasannya adalah

sebagai beriku:
a. Fase Pertumbuhan Primer (Growth 1/G1) Sel yang baru terbentuk

mengalami pertumbuhan tahap pertama.Organel-organel yang ada di dalam

sel, seperti mitokondria, reticulum endoplasma, kompleks golgi, dan

organel lainnya memperbanyak diriguna menunjang kehidupan sel.

b. Fase sintesis (S) Pada tahap ini, sel melakukan sintesis terutama sintesis

materigenetik. Materi genetik adalah bahan-bahan yang akan diwariskan

kepada keturunannya. Materi genetik yang disintesis adalah DNA.

c. Fase pertumbuhan sekunder (Growth2/G2) Menjelang mitosis berikutnya,

sel melakukan pertumbuhan kedua dengan memperbanyak organel-organel

yang dimilikinya. Hal ini dimaksudkan agar organel-organel itu dapat

diwariskan kepada setiap sel keturunannya (Imaniar, 2004)

d. Pada makhluk hidup tingkat tinggi, sel somatik sel tubuh, kecuali

selkelamin mengandung satu sel kromosom yang berasal dari induk betina.

Makasepasang kromosom tersebut disebut dengan kromosom homolog.

Oleh karenaitu jumlah kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n).

Sel kelamin(gamet) hanya mengandung separuh dari jumlah kromosom

yang terdapatdalam sel somatik, karena itu jumlah kromosom dalam gamet

dinamakanhaploid (n). Satu sel kromosom haploid dari satu species

dinamakan genom (Lusiyanti,2013)


DAFTAR PUSTAKA

Andre, M. B. 2008. Bengkel Genetika. Jakarta, Erlangga.

Elrod, Susan and Wiliam Stainsfield. 2007. Genetika Edisi Ke Empat. Jakarta :
Erlangga.

Fahruliansyah, dkk. (2014). Laporan Praktikum Biologi Dasar 2 Pembelahan


Mitosis Pada Akar Bawang Merah (Allium Cepa). [Online]. Diakses
di:http://wiwinseptiana.files.wordpress.com/2015/03/laporan-mitosis.docx

Jai.2011. Analisis Mitosis pada Ujung Akar Bawang Merah Bawang Bombai dan
Aglonema .Bogor: IPB Press.

Kimball. 1999. Biologi. Erlangga: Jakarta

Lusiyanti, Y & M. Lubis. 2013. Deteksi Aberasi Kromosom Pada Pembelahan


Pertama (M1) Dan Kedua (M2) Pada Sel Limfosit Perifer Pasca Irradiasi
Sinar X. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Nuklir. MIPA,
Bandung.

Muhlisyah, N., C. Muthiadin., B. F. Wahidah & I. R. Aziz. 2014. Preparasi


Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis) Varietas Edulis
Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah Biogenesis. 2(1): 48-55

Nugroho, L. Hartanto, Dkk. 2010. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.


Jakarta : Penerbit Swadaya

Pratiwi, D.A. 2004. Penuntun Biologi. Jakarta. Erlangga.

William. 2006. Biologi Molekuler dan Sel. Jakarta, Erlangga.

Sastrosumarjo, S.2006. Panduan Laboratorium .Bogor: IPB Press

Imaniar, E.F. & M. Pharmawati. 2014. Kerusakan Kromosom Bawang Merah


(Allium cepa) Akibat Perendaman dengan Etidium Bromida. Jurnal
Simbiosis. 2(2): 173−183

Anda mungkin juga menyukai