Anda di halaman 1dari 1

STUDI ISLAM PENDEKATAN HISTORIS

Yang dimaksud dengan pendekatan historis adalah meninjau suatu permasalahan dari sudut
tinjauan sejarah, dan menjawab permasalahan serta menganalisisnya dengan menggunakan
metode analisis sejarah. Sejarah atau histori adalah studi yang berhubungan dengan peristiwa-
peristiwa atau kejadian masa lalu yang menyangkut kejadian atau keadaan yang sebenarnya.
Sejarah memang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa masa lalu, namun peristiwa masa lalu
tersebut hanya berarti dapat dipahami dari sudut tinjau masa kini dan ahli sejarah dapat benar-
benar memahami peristiwa atau kejadian masa kini hanya dengan petunjuk-petunjuk dari
peristiwa kejadian masa lalu tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan
mempelajari masa lalu orang dapat mempelajari masa kininya dan dengan memahami serta
menyadari keadaan masa kini maka orang dapat menggambarkan masa depannya. Itulah yang
dimaksud dengan perspektif sejarah. Di dalam studi Islam, permasalahan atau seluk beluk dari
ajaran agama Islam pelaksanaan serta perkembangannya dapat ditinjau dan dianalisis dalam
kerangka perspektif kesejarahan yang demikian itu.

STUDI ISLAM PENDEKATAN FILOSOFIS

Yang dimaksud adalah melihat suatu permasalahan dari sudut tinjauan filsafat dan berusaha
untuk menjawab dan memecahkan permasalahan itu dengan menggunakan analisis spekulatif.
Pada dasarnya filsafat adalah berfikir untuk memecahkan masalah atau pertanyaan dan
menjawab suatu persoalan. Namun demikian tidak semua berfikir untuk memecahkan dan
menjawab permasalah dapat disebut filsafat. Filsafat adalah berfikir secara sistematis radikal dan
universal. Di samping itu, filsafat mempunyai bidang (objek yang difikirkan) sendiri yaitu
bidang permasalahan yang bersifat filosofis yakni bidang yang terletak diantara dunia ketuhanan
yang gaib dengan dunia ilmu pengetahuan yang nyata. Dengan demikian filsafat yang
menjembatani kesenjangan antara masalah-masalah yang bersifat keagamaan semata-mata
(teologis) dengan masalah yang bersifat ilmiah (ilmu pengetahuan). Namun filsafat tidak mau
menerima segala bentuk bentuk otoritas, baik dari agama maupun ilmu pengetahuan. Filsafat
selalu memikirkan kembali atau mempertanyakan segala sesuatu yang datang secara otoritatif,
sehingga mendatangkan pemahaman yang sebenar-benarnya yang selanjutnya bisa
mendatangkan kebijaksanaan (wisdom) dan menghilangkan kesenjangan antara ajaran-ajaran
agama Islam dengan ilmu pengetahuan modern sebagaimana yang sering dipahami dan
menggejala di kalangan umat selama ini.

Anda mungkin juga menyukai