NAMA ANGGOTA :
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bagi umat Islam, kata Syahadat bukanlah kata yang asing lagi di telinga manusia. Syahadat
adalah seperti nafas yang senantiasa menemani hidup manusia. Syahadat adalah salah satu syarat
utama keislaman seseorang. Tanpa syahadat dalam hati, pikiran, ucapan, dan tindakan mereka, maka
tiada pula islam dalam kehidupan manusia.
Syahadat adalah sebuah perkara vital dalam kehidupan umat islam. Syahadat ibarat ruh,
sedangkan islam sendiri ibarat jasadnya. Maka jasad tersebut akan mati jika ruh tersebut tidak ada
atau mati. Perkara syahadat adalah sebuah perkara yang menyangkut ketauhidan seseorang. Itulah,
mengapa Syahadat ini menjadi salah satu bagian yang primer bagi umat islam.
Di dalam agama islam, kedua kalimat Syahadat tersebut merupakan sebuah rangkaian utuh
yang harus diimani secara menyeluruh. Haram bagi umat islam untuk hanya mengimani salah satunya
saja. Haram bagi umat islam untuk hanya mengakui Allah saja namun tidak mengakui Rasulullah
Muhammad saw, begitu juga sebaliknya. Agar umat islam dapat memaksimalkan kualitas Syahadat
dalam kehidupannya, maka terlebih dahulu mereka haruslah mengetahui mengenai makna yang
terkandung dalam dua kalimat tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah kami paparkan di atas dapat dirumuskan beberapa
permasalahan yang dihadapi sebagai berikut:
2. Untuk memahami bagaimana posisi, pengaruh, dan aktualisasi syahadat dalam kehidupan.
PEMBAHASAN
SYAHADAT
Menurut Lughat (bahasa) Iman berarti percaya. Iman dalam Islam berarti percaya secara sungguh –
sungguh kepada Allah, Malaikat – Malaikat-Nya, Kitab – Kitab-Nya, Rasul – Rasul-Nya, dan Hari akhir,
serta ketentuan dan takdir dari-Nya.
Beriman pada Allah berarti percaya dan yakin akan adanya Allah Yang Esa dan berusaha menjalankan
semua perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
Nabi saw. Diutus Allah untuk mengajari kita tentang tauhid yaitu agar kita menyembah Allah dan tidak
menyekutukanNya dengan yang lain.
Nabi-nabi sebelumnya, seperti Nabi Ibrahim juga mengajarkan tauhid kepada ummatnya, yaitu agar
hanya menyembah satu Tuhan, yaitu: Allah, dan tidak mempersekutukan Allah dengan yang lain:
Luqman yang saleh pun dalam Al Qur’an diceritakan menasehati agar anaknya tidak mempersekutukan
Allah dengan yang lain:
َ ِِظ ْلم
ِعظيم ُ َِِالش ْر َكِِِل
ِّ ِِلِِت ُ ْشر ْكِِبالِلِِِۖإن ُ ِِو ُه َوِِيَع
َ ظهُِِيَاِبُنَي ُ و ََإ ْذِِقَا َلِِلُ ْق َم
َ انِِلبْنه
“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran
kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan
(Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” [Luqman:13]
Dalam Islam, mengesakan Allah adalah rukun yang pertama. Jika seorang masuk Islam, dia harus
menyatakan bahwa Tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusannya:
“Hadis Ibnu Umar r.a: Nabi s.a.w telah bersabda: Islam ditegakkan di atas lima perkara yaitu
mengesakan Allah, mendirikan sembahyang, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan dan
mengerjakan Haji “ [HR Bukhori-Muslim]
Definisi dan Syarat Syahadat
Syahadat merupakan rukun Islam yang pertama. Syahadat artinya mengaku tidak ada Tuhan yang wajib
disembah, melainkan Allah, dan mengakui bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah.
Syahadat ini adalah syarat utama seseorang masuk Islam, dapat digambarkan bahwa Syahadat
merupakan pintu masuk Islam.
Syahadat terdiri dari dua unsur, yakni Syahadat Tauhid dan Syahadat Rasul. Kedua Syahadat itu
merupakan Dua Kalimat Syahadat yang menjadi syarat mutlak bagi muallaf.
اشهدأَنِلالهِالهللاِواشهدانِمحمدرسولِهللا
”ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH, WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULUULAH”
Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi
Muhammad adalah utusan Allah”.
dat Rasul: artinya menyaksikan dan mengakui ke Rasulan Nabi Muhammad saw.
Syarat Syahadat
Ketika mengucap dua kalimat syahadat haruslah dengan sungguh-sungguh, yakni membenarkan
dengan hati apa yang ia ucapkan, serta mengerti apa yang diucapkan. Dengan begitu orang yang
belum Islam masuk ke dalm Islam, dan wajiblah mengerjakan rukun Islam.
Posisi Syahadat
Tanpa syahadah, rukun Islam lainnya akan runtuh. Begitu juga dengan rukun iman.
Tegaknya Islam mesti didahului oleh tegaknya rukun Islam; dan tegaknya rukun Islam mesti didahului
oleh tegaknya syahadah.
• Apabila syahadat yang merupakan inti ajran Islam sudah menancap dalam dirinya sebagai akidah,
maka berubah pula seluruh aspek kehidupannya.
• Syahadat inilah yang akan selalu memompa semangat ummat Islam untuk selalu membuat perubahan
yang lebih baik .
• Syariat yang dibawa rosul dapat berbeda-beda namun intinya tetap sama yaitu beriman kepaada Allah
dan menjauhi thogut.
• Syahadat dapat menyelamatkan dari azab Allah di dunia dan akhirat. Juga menjadi sebab terhapusnya
dosa dan maksiat sertta sebab masuknya seseorang kedalam surga dan tidak kekal di neraka.
Apabila syahadat telah menancap kuat pada diri kaum muslimin dan telah dia realisasikan melalui
pemenuhan konsekuensinya maka kaum muslimin akan tumbuh sikap merdeka, mulia, tenang, aman,
optimis, berani dan tawakkal. Selain itu akan turun barakah dari Allah dan akan mendapatkan
kepemimpinan.
Rusaknya Syahadat
Meyakini bahwa Allah adalah Tuhannya, namun juga menyembah dan meminta pada selain Allah.
1. KUFUR
Orang Kafir akan menerima nikmat sementara sebelum menerima azab Allah SWT
126. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman
sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka
kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri
kesenangan sementara, Kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan Itulah seburuk-buruk
tempat kembali".(QS AL BAQARAH)
Orang Kafir akan menerima istidraj (tipuan) sehingga mereka akan terlena dalam kekafiran dan Allah
akan memberi mereka siksa secara tiba-tiba
2. SYIRIK
QS MARYAM
Orang yang melakukan perbuatan syirik disebut Musyrik. Orang musyrik tidak akan diampuni dosanya
jika dia mati dan belum bertaubat
QS AN NISA’
ِِۚو َم ْنِِيُ ْشر ْكِِبالِلِِفَقَدِِا ْفت َ َرىِإثْما َِ ِِلِِيَ ْغف ُرِِأ َ ْنِِيُ ْش َر َكِِبه
َ ِِِويَ ْغف ُرِِ َماِد ُونَِِذَل َكِِل َم ْنِِيَشَا ُِء َ َإنَِِللا
عظيما َ
48. Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang
selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah,
Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.
3. NIFAK(KEMUNAFIKAN)
Munafik dapat disebut bermuka dua. Maksudnya orang munafik, antara ucapan dan hatinya berbeda
Dalam Al-Qur’an terdapat banyak ayat tentang orang munafik, diantaranya adalah:
QS AL BAQARAH
[22] Hari kemudian ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang mahsyar sampai waktu
yang tak ada batasnya.
Dari ayat di atas dapat di simpulkan bahwa orang munafik selalu berkata bohong dan tidak sesuai
dengan hati nuraninya sendiri.
Rasul saw. Telah bersabda bahwa ada 3 tanda-tanda orang munafik yaitu :
Setiap orang beriman harus mampu dan mau menjauhi sifat munafik agar imannya tetap terjaga dan
bertambah kuat
1. Bid’ah sesat
2. Sihir
3. Meramal nasib
Cara Mempertahankan Keimanan
1. Selalu ingat bahwa Allah selalu mengawasi dan menyertai kita dalam aktivitas apa pun.
2. Menanamkan kesadaran dan pemikiran dalam diri kita bahwa kita ini sangat kecil dihadapan semua
ciptaan Allah, apalagi di hadapan Allah.
3. Selalu berdoa semoga kita tetap berada dalam keimanan kepada-Nya. Dengan ini, insya Allah
keimanan kita akan tetap terjaga.
BAB III
PENUTUP
a. Simpulan
1. Iman dalam Islam berarti percaya secara sungguh – sungguh kepada Allah, Malaikat – Malaikat-Nya,
Kitab – Kitab-Nya, Rasul – Rasul-Nya, dan Hari akhir, serta ketentuan dan takdir dari-Nya.
2. Nabi saw. Diutus Allah untuk mengajari kita tentang tauhid yaitu agar kita menyembah Allah dan tidak
menyekutukanNya dengan yang lain.
3. Syahadat artinya mengaku tidak ada Tuhan yang wajib disembah, melainkan Allah, dan mengakui
bahwa Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah.
b. Saran
1. Seseorang yang bersyahadat harus memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Dia wajib memahami
isi dari dua kalimat yang dia nyatakan itu, serta bersedia menerima konsekuensi ucapannya.
2. Seseorang yang bersyahadat mesti mengetahui dengan sempurna makna dari syahadat tanpa
sedikitpun keraguan terhadap makna tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Abu. 2009.Serial Fiqh Kemenangan dan Kejayaan Dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Jakarta.