Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN

Pokok Bahasan : Pentingnya ASI eksklusif

Sub Pokok Bahasan :


1. Pengertian ASI
2. Keuntungan pemberian ASI
3. Manfaat ASI bagi bayi dan bagi Ibu
4. Cara pemberian ASI
5. Masalah dalam menyusui
6. Cara menyimpan ASI yang baik
7. Cara memerah ASI yang benar

Waktu dan Pelaksanaan : Senin, 11 November 2019

Pukul 10.00 WITA

Tempat : UPT Puskesmas Abiansemal IV

Pelaksana : Mahasiswa Profesi Ners STIKes Bina Usada Bali

Moderator : Putu Irma Kartika Dianti


Penyaji : Ni Luh Anda Kristianti
Observer : 1. I Komang Budiana
2. I Kadek Juniartawan
3. I Wayan Sagita Jumariana
4. Ni Kadek Muliastri

Fasilitator : 5. Ni Kadek Mahendri


6. Ni Putu Rika Widiasri
7. I Gusti Ngurah Gede Sastrawan
8. Ni Kadek Putri Suryaningsih
9. Restu Ansatasia
10. Ni Putu Octa Dwimayanti
Audiens / sasaran : Pasien Ibu hamil dan menyusui di Puskesmas
Abiansemal IV
I. TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit diharapkan
seluruh pasien mengetahui pentingnya ASI eksklusif.

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan seluruh peserta penkes dapat:

1. Menjelaskan kembali pengertian pentingnya ASI eksklusif


2. Menyebutkan keuntungan pemberian ASI
3. Menjelaskan manfaat ASI : bagi bayi dan bagi ibu)
4. Menjelaskan cara pemberian ASI
5. Menyebutkan masalah dalam menyusui
6. Menjelaskan cara menyimpan ASI yang baik
7. Menjelaskan cara memerah ASI yang benar

III. MATERI
1. Pengertian ASI
2. Keuntungan pemberian ASI
3. Manfaat ASI bagi bayi dan bagi ibu
4. Cara pemberian ASI
5. Masalah dalam menyusui
6. Cara menyimpan ASI yang baik
7. Cara memerah ASI yang benar

IV. PELAKSANAAN
TAHAP KEGIATAN

Pendahuluan 1. Memberisalam
2. Mempekenalkan diri
(3 menit)
3. Mengkaji pengetahuan seluruh audiens
tentang pentingnya ASI eksklusif
Pemberianmateri 1. Menjelaskantentang:

(30 menit) a. Pengerti


an ASI
b. Keuntu
ngan pemberian ASI
c. Manfaat
ASI bagi bayi dan bagi ibu
d. Cara
pemberian ASI
e. Masalah
dalam menyusui
f. Cara
menyimpan ASI yang baik
2. Diskusi dengan cara memberikan
kesempatan pada peserta penkes untuk
bertanya.

Penutup 1. Menyimpulkan seluruh materi yang telah


diberikan
(5 menit)
2. Evaluasi dengan tanya jawab.

V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

VI. MEDIA
1. LCD
2. Leaflet

VII. SETTING TEMPAT


Keterangan :

Moderator

Penyaji
Observer

Fasilitator
Penkes Audience

VIII. EVALUASI
Evaluasi dilakukan dengan tanya jawab.

Pertanyaan yang akan diajukan pada audient :

1. Sebutkan manfaat ASI bagi bayi dan bagi ibu!


2. Jelaskan cara menyimpan ASI yang baik!

3. Bagaimana cara memerah ASI yang bena

IX. DAFTAR PUSTAKA


Departemen Kesehatan RI, 2002, Asuhan Keperawatan Ibu Hamil, Modul
Diklat Jarak Jauh, Jakarta

Doengoes, E. Marilyn, Rencana Perawatan Maternal/Bayi, Edisi 2, 2001,


EGC, Jakarta.

FKUI, Buku Pedoman Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal,

Persis Mary Hamilton, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, 2005,


EGC, Jakarta.

Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan, 2003, Panduan Pengajaran Asuhan


Kebidanan Fisiologi Bagi Dosen Diploma III Kebidanan, Asuhan
Antenatal, Buku 2, Jakarta
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

A. PENGERTIAN
Menurut WHO, ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada enam
bulan pertama bayi baru lahir tanpa adanya makanan pendamping lain.
Menurut laporan tahun 2000 WHO, ± 15 % bayi di seluruh dunia diberi ASI eksklusif
selama 4 bulan dan seringkali pemberian makanan pendamping ASI tidak sesuai dan
tidak aman sehingga menyebabkan ± 1, 5 juta anak meninggal karena pemberian
makanan yang tidak benar.
Pada tahun 2000, survei kesehatan demografi WHO menemukan bahwa
pemberian ASI eksklusif selama 4 bulan pertama sangat rendah terutama di Afrika
Tengah dan utara, Asia dan Amerika Latin. Oleh karena itu, WHO menganjurkan agar
bayi diberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama sebab terbukti bahwa menyusu
eksklusif selama 6 bulan menurunkan angka kematian dan kesakitan pada umumnya
dibandingkan menyusu selama 4 bulan.

B. KEUNTUNGAN MENYUSUI SECARA EKSLUSIF


Ada beberapa keuntungan menyusui eksklusif secara umum, yaitu :
1. Memberikan nutrisi yang optimal dalam hal kulitas dan kuantitas bagi bayi.
Dalam ASI terkandung kolostrum, yang merupakan cairan kental yang
berwarna kekuning-kuningan yang dihasilkan oleh alveoli payudara ibu, pada
periode akhir atau trimester ketiga kehamilan kolostrum dikeluarkan pada hari
pertama setelah kelahiran.
Kolostrum sangat penting bagi bayi, karena :
a. Kolostrum pada hari pertama sampai hari ke empat, merupakan cairan yang
kaya akan nutrisi dan antibodi
b. Jumlah kolostrum bervariasi antara 10-100 ml per hari.
c. Jumlah kolostrum akan bertambah da mencapai komposisi ASI biasa/matur
sekitar 3-14 hari
d. Kolostrum memberi nutrisi dan melindungi terhadap infeksi dan alergi
e. Memberikan imunisasi pertama, ASI dapat dikatakan sebagai “cairan
hidup”
f. Kandungan pada kolostrum :
1) Lysozyme, yaitu enzim yang aktif di saluran pencernaan yang
jumlahnya ribuan kali dibandingkan kadar lysozyme yang ada di susu
formula. Tugasnya menghancurkan dinding sel patogen dan melindungi
saluran pencernaan bayi.
2) Bifidobakteri, bertugas mengasamkan lambung sehingga bakteri
patogen dan parasit tidak mampu bertahan hidup
3) Lactoferin, bertugas mengikat besi sehingga bakteri patogen yang
membutuhkan zat besi diboikot, tidak mendapat suplay zat besi hingga
mati
4) Lactoperoksida, bersma unsur lain berperang melawan serangan bakteri
sterptococus (yang dapat menimbulkan gejala penyakit paru-paru)
5) Makrofage, berfungsi melindungi kelenjar susu ibu dan saluran
pencernaan bayi.
2. Meningkatkan kecerdasan secara :
a. Asuh ( fisik-biomedis)
Menunjukan kebutuhan bayi untuk pertumbuhan otaknya. Untuk
pertumbuhan suatu jaringan sangan dibutuhkan nutrisi atau makanan
bergizi. Dan, ASI memenuhi kebutuhan ini.
b. Asah (stimulasi-pendidikan)
Menunjukan kebutuhan akan stimulasi atau rangsangan yang akan
merangsang perkembangan kecerdasan anak secara optimal. Ibu menyusui
termasuk guru pertama yang terbaik bagi anaknya. Dengan demikian,
perkembangan sosialisasinya akan baik dan ia akan mudah berinteraksi
dengan lingkunganya kelak.
ASI dan menyusui secara eklusif akan menciptakan faktor lingkungan
yang optomal untuk meningkatkan kecerdasan bayi melalui pemenuhan
semuakebutuhan awal dari faktor-faktor lingkungan.
c. Asih (fisik-biomedis)
Menunjukan kebutuhan bayi untuk perkembangan emosi dan spiritualnya.
Yang terpenting disini adalah pemberian kasih sayang dan rasa aman.
Seorang anak yang merasa disayangi akan mampu menyayangi
lingkungannya sehingga ia akan berkembang menjadi manusia dengan
budu pekerti dan nurani yang baik. Selain itu seorang bayi merasa aman,
karena merasa dilindungi, akan berkembang menjadi orang dewasa yang
mandiri dan emosi yang stabil.

C. MANFAAT ASI BAGI BAYI


1. ASI mengandung protein yang spesifik untuk melindungi bayi dari alergi
2. Secar alamiah, ASI memberikan kebutuhan yang sesuai dengan usia kelahiran
bayi (seperti pada bayi prematur, ASI memiliki kandungan protein yang lebih
tinggi dibanding pada bayi yang cukup bulan)
3. ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
4. ASI sebagai zat antivirus dan bakteri
5. ASI bebas kuman karena diberikan secara langsung
6. Suhu ASI sesuai dengan kebutuhan bayi
7. ASI lebih mudah dicerna dan diserap oleh usus bayi
8. ASI mengandung banyak kadar selenium yang melindungi gigi dari
kerusakan
9. ASI akan melatih daya isap bayi dan membantuk otot pipi yang baik

D. MANFAAT ASI BAGI IBU


1. Membantu mempercepat pengembalian rahim ke bentuk semula dan
mengurangi pendarahan setelah kelahiran
2. Mengurangi biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu dibeli
3. Mencegah kanker payudara (karena pada saat menyusui hormon esterogen
mengalami penurunan, sementara itu tanpa aktivitas menyusui, kadar hormon
esterogen tetap tinggi dan inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu
kanker payudara karena tidak adanya keseimbangan hormon esterogen dan
progesteron)
4. Menyusui secara teratur akan menurunkan berat badan ibu secara bertahap
5. Memberikan secara puas, bangga dan bahagia pada ibu yang berhasil
menyusui bayinya
6. Pemberian ASI secara eksklusif dapat sebagai kontrasepsi selama 6 bulan
setelah kelahiran karena isapan bayi merangsang prolaktin yang menghambat
terjadinya ovulasi/ pematangan telur sehingga menunda kesuburan
E. CARA PEMBERIAN
Dalam memberikan ASI Eksklusif, sebaiknya memperhatikan hal – hal di
bawah ini :
1. Teknik menyusui
Teknik menyusui perlu diperhatikan, karena sangat menentukan
keberhasilan dalam mempertahahankan menyusui dan memperbanyak
produksi ASI
1. Posisi ibu menyusui
Duduklah dengan posisi enak dan santai kalau perlu pakailah
kursi yang ada sandaran punggung dan lengan. Gunakan bantal
untuk mengganjal bayi, agar jarak bayi tidak terlalu jauh dari
payudara
2. Memasukkan putting susu
Bila menyusukan mulai dengan payudara kanan, letakkanlah
kepala bayi pada siku bagian dalam lengan kanan, badan bayi
mengahadap ke badan ibu. Lengan kiri bayi di letakkan di seputar
pinggang ibu, tangan kanan ibu memegang pantat / paha kanan bayi.
Sanggahlah payudara kanan ibu dengan keempat jari tangan kiri
dibawahnya, dan ibu jari diatasnya, tetapi tidak diatas bagian yang
berwarna hitam ( aerola mamae ). Sentuhlah mulut bayi dengan
putting susu. Tunggu sampai bayi membuka mulut lebar-lebar.
Masukkan putting susu secepatnya kedalam mulut sampai daerah
berwarna hitam.
3. Melepaskan hisapan bayi
Setelah selesai menyusukan bayi selama 10 menit, lepaskanlah
isapan bayi dengan cara :
a. Masukkan jari kelingking ibu yang bersih ke sudut mulut bayi
atau
b. Dengan menekan dagu bayi kebawah
c. Dengan menutup lubang hidung bayi
d. Jangan menarik putting susu untuk melepaskannya
5. Menyendawakan bayi
Setelah hisapan bayi dilepaskan . sendawakan bayi sebelum
menyusukan dengan payudara yang lain, dengan cara :
a. Sandarkan bayi dipundak ibu tepuklah punggungnya dengan
pelan sampai keluar sendawa
b. Bayi ditelungkupkan dipangkuan ibu, sambil digosok
punggungnya.
2. Tanda-tanda menyusui yang benar
a. Bayi cukup tenang
b. Mulut bayi terbuka lebar
c. Bayi menempel betul pada ibu
d. Mulut dan dagu bayi menempel betul pada payudara ibu
e. Seluruh areola tertutup mulut bayi
f. Bayi nampak pelan-pelan menghisap dengan kuat
g. Putting susu ibu tidak terasa nyeri
h. Kuping dengan lengan bayi berada pada satu garis
i. Posisi ibu menyusui duduk, berbaring, berdiri dan digendong
3. Hal-hal yang perlu diingat
a. Susukanlah bayi dengan kedua payudara secara bergantian
b. Sebelum menyusui minumlah 1 gelas air putih / teh
c. Selama menyusui berikanlah perhatian yang penuh pada bayi

F. MASALAH DALAM MENYUSUI


1. Asi Kurang.
Seringkali ibu merasa produksi ASInya kurang padahal sebenarnya
tidak, apalagi bila bayinya seing menangis, ibu tergesa-gesa ingin
memberikan tambahan susu formula. Penanggulangannya :
a. Ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi
b. Menyusuilah dengan sabar
c. Menyusui secara bergantian antara kedua payudara
d. Minimalkan penggunaan alat (misal : dot) karena akan
membingungkan bayi dan akhirnya mengurangi rangsangan untuk
memproduksi ASI
2. Bayi Bingung Putting
Bayi yang mendapatkan susu formula bergantian dengan ASI akan
mengalami nipple confusion sehingga waktu menyusu ibunya sering
terputus-putus bahkan kadang-kadang menolak menyusu ibunya.
Penanggulangan :
a. Ibu harus mengusahakan pemberian ASI eksklusif
b. Menyusui dengan cara yang benar
c. Menyusui lebih lama dan sering
3. Payudara Bengkak
Pada hari-hari pertama, seringkali menyusui kurang efektif sehingga
ASI mengumpul di dalam payudara, menekan pembuluh darah dan saluran
limfe. Hal ini mengakibatkan payudara menjadi bengkak dan nyeri. Untuk
menghindari hal tersebut lakukanlah :
a. Susui bayi segera setelah bayi lahir
b. Susui menurut kehendak bayi, jangan dijadwalkan
c. Susui bayi dengan menggunakan tehnik menyususi yang benar
d. Keluarkan sisa ASI dengan tangan atau pompa.
Penanggulangan :
1) Bayi disusukan untuk menghindari pembengkakan
2) Berikan kompres dingin untuk menguragi nyeri
3) Lakukan pengurutan atau massage payudara
4. Putting Susu Nyeri Atau Lecet
Rasa nyeri timbul karena waktu menyusui hanya putting susu yang
masuk ke dalam mulut bayi sedangkan areola tidak masuk mulut.
Disamping itu juga disebabkan karena perawatan yang tidak benar pada
payudara. Penanggulangan :
a. Lakukan tehnik menyususi yang benar
b. Menyususi pada payudara yang tidak lecet
c. Jangan membersihkan putting dengan sabun atau alcohol
5. Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara akibat infeksi. Biasanya terjadi
pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan yang tersumbat atau
luka pada putting yang terinfeksi. Penanggulangan :
a. Kompres air hangat
b. Ibu tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak terinfeksi
c. Cukup istirahat
d. Minum air putih minimal 2 liter/hari
e. Minum anti biotik
f. Lakukan perawatan payudara
6. Kurang optimalnya pemberian ASI karena ibu bekerja
ASI merupakan makanan utam dan satu-satunya untuk bayi sehat usia
0-6 bulan. Setelah itu pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun
dengan diberikan makanan pendamping. Akan tetapi pada zaman
globalisasi ini dimana semakin banyak wanita yang sibuk bekerja, maka
semakin sedikit waktu yang dimiliki seorang ibu untuk menyusui bayinya.
Salah satu cara yang terbaik untuk tetap bisa member ASI kepada
bayi tanpa mengganggu waktu bekerja adalah dengan memompa ASI dan
menyimpannya sehingga ASI bisa diberikan kapan saja dan dimana saja
oleh pengganti ibu dalam mengasuh bayi. Namun sekarang ini banyak
sekali kesalahan baik dalam cara pemompaan, penyimpanan dan
pemberian ASI sehingga memberikan efek buruk pada si kecil. Berikut
tips-tips cara penyimpanan ASI agar tetap aman di konsumsi oleh bayi;
a. Siapkan wadah penampung ASI yang mudah disterilkan, biasanya
berupa botol bertutup rapat yang terbuat dari gelas tahan panas.
b. Gunakan wadah yang volumenya sesuai dengan kebutuhan bayi untuk
sekali minum, misalnya 125 ml.
c. Bila ASI perah akan diberikan kurang dari 6 jam, maka tidak perlu di
simpan di lemari pendingin. Sebaiknya jangan menyimpan ASI di
suhu kamar lebih dari 3 atau 4 jam.
d. Bila perlu disimpan selama 24 jam, segera masukkan ASI perah ke
dalam lemari pendingin pada suhu 4 derajat celcius (jangan sampai
beku).
e. Bila ASI perah akan digunakan dalam waktu 1 minggu atau lebih,
maka ASI perah tersebut harus segera didinginkan dalam lemari
pendingin selama 30 menit, lalu dibekukan pada suhu -18 derajat
celcius atau lebih rendah. ASI yang sudah dibekukan dapat disimpan
antara 3 – 6 bulan.
f. Bila mungkin, simpanlah ASI di lemari pendingin bagian tengah, atau
di bagian terdalam freezer, karena lokasi-lokasi tersebut memiliki
temperatur yang lebih dingin dan konstan.
g. Jangan menyimpan ASI pada rak yang menempel di pintu lemari
pendingin karena temperatur di tempat ini mudah berubah ketika pintu
dibuka dan ditutup.
h. Beri label setiap wadah ASI yang berisi keterangan kapan ASI tersebut
diperah.
i. Jangan mengisi penuh wadah penampung ASI, karena ASI akan
memuai saat membeku. Sisakan kurang lebih ¼ bagian kosong.
j. ASI yang telah dihangatkan tidak boleh didinginkan lagi untuk
diberikan pada bayi di waktu minum berikutnya.
k. Pembekuan yang lama (lebih dari 6 bulan) dapat mengubah komposisi
kimia ASI, seperti terjadi penguraian beberapa senyawa lemak dan
hilangnya beberapa senyawa yang berfungsi melawan organisme
berbahaya. Risiko kontaminasi juga tinggi, jika tiba-tiba listrik padam
sehingga susu cair dan dibekukan kembali.
l. Simpan ASI beku sebagai cadangan untuk keadaan darurat. Jika
sedang di rumah, susui bayi.

G. CARA MEMERAH ASI YANG BENAR


Tips persiapan sebelum memerah ASI :
1. Buatlah jadwal memerah ASI sekitar 3-4 jam sekali secara teratur untuk
menjaga produksi ASI. Perhatikan waktu yang tepat untuk memeras, yaitu
bila payudara sudah dalam kondisi penuh.
2. Sebelum memerah, sebaiknya Ibu minum segelas air putih, jus buah, susu,
sari kacang hijau, teh atau minuman hangat. Hindari minuman yang
dingin. Jangan lupa konsumsi makan dan sayuran yang cukup.
3. Pilih tempat yang nyaman dan tenang untuk memeras ASI
4. Cuci dengan sabun kedua tangan Mama, pastikan semuanya sudah bersih,.
5. Siapkan gelas kaca bersih yang sudah disterilkan dengan air panas.
6. Kompres payudara dengan handuk kecil atau waslap yang telah direndam
air hangat, secara perlahan. Selanjutnya Ibu siap memerah ASI untuk
mengumpulkan stok ASI bagi buah hati. Teknik memerah susu dengan
tangan sangat mudah dilakukan. Sesuai prosedur pemerahan ASI dengan
tangan atau lebih dikenal dengan teknik Marmet, ada 4 (empat) langkah
yang harus dilakukan :
 Langkah pertama dimulai dengan mengurut payudara atau massage:
1. Gunakan 2 jari, yaitu telunjuk dan jari tengah.

2. Tangan kanan mengurut payudara kiri dan tangan kiri mengurut


payudara kanan.

3. Bila payudara besar, Mama dapat menggunakan keempat jari.

4. Dengan tekanan ringan, lakukan gerakan melingkar dari dasar


payudara dengan gerakan spiral ke arah puting susu.

 Langkah kedua disebut proses stroke:

1. Tekan-tekanlah secara lembut kedua payudara dengan


menggunakan jari-jari tangan, mulai dari dasar payudara ke arah
puting susu dengan garis lurus, kemudian dilanjutkan secara
bertahap ke seluruh bagian payudara.

2. Selain itu dapat dilakukan dengan menggunakan sisir yang bergigi


lebar dan tumpul, “sisirlah” payudara secara lembut, dari dasar
payudara ke arah puting susu.

 Langkah ketiga, proses shake payudara. Condongkan tubuh ke arah


depan kemudian kocok atau goyangkan payudara dengan lembut.
Dalam proses ini biarkan daya tarik bumi meningkatkan stimulasi
pengeluaran ASI. Setelah tiga tahap persiapan tersebut di atas,
selanjutnya proses memerah ASI siap dilakukan :

1. Ambil posisi yang paling nyaman, dan condongkan tubuh Mama


ke arah depan

2. Sanggalah payudara Mama dari sebelah bawah dengan salah satu


tangan

3. Letakkan ibu jari tangan satunya di sekitar areola (di atas puting)
dan telunjuk di bawah puting sehingga membentuk posisi seolah
menjepit puting.

4. Mulailah memijat dengan lembut ke arah dalam, lalu pijat aerola


di belakang puting.

5. Kemudian lakukan gerekan menekan dan melepas beberapa kali


sampai ASI keluar. Lakukan pada kedua payudara secara
bergantian.

6. Tampunglah ASI dalam gelas kaca, kemudian masukkan dalam


botol kaca atau kantong plastik untuk disimpan dalam termos atau
lemari es.

Seluruh proses persiapan hingga pemerahan dengan tangan


membutuhkan waktu kurang lebih 20-30 menit. Mama tidak perlu
terburu-buru dalam mengerjakannya. Tetap rileks supaya ASI yang
dihasilkan cukup banyak dan berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai