Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KELOMPOK

Mata Kuliah : Epidemiologi Lanjutan


Dosen : Prof. Dr. drg. H. A. Arsunan Arsin, M.Kes
Kelas : C

EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF :
TEMPAT DAN WAKTU

Oleh :
KELOMPOK GANJIL

1. Rio Aristo Birawa (K012191001) 6. Siti Nurhikmah H (K012191047)


2. Novriyani (K012191019) 7. Muhammad Fandi Ahmad (K012191052)
3. Haslinda (K012191021) 8. Basri (K012191058)
4. Asti Hardianti Azis (K012191028) 9. Tuty Erawaty (K012191063)
5. Gunawan Lanjahi (K012191031) 10. Loritma L (K012191065)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN
2019
EPIDEMIOLOGI DESKRIPTIF :
TEMPAT DAN WAKTU

Pada pertimbangan ini menempatkan suatu ilmu pengetahuan, yang


akan memberikan pertama, gambaran kejadian, distribusi dan jenis penyakit, pada
waktu yang berbeda, dan poin yang bervariasi permukaan bumi dan kedua , akan
memandang sejumlah hubungan penyakit ini dengan kondisi luar disekitar
individu dan menentukan cara hidupnya (Hirsch,1883).
Pernyataan Hirsch, meskipun ditulis hampir satu abad yang lalu
mendefinisikan ilmu pengetahuan yang dia sebut patologi historis dan geografis
mewujudkan pemikiran sekarang tentang tempat dan waktu terhadap penyakit.
Hal ini dengan tegas menyatakan bahwa frekuensi penyakit biasanya beragam
berdasarkan lokasi geografis dan periode waktu. Hal ini menyiratkan bahwa
variasi frekuensi ini memberikan petunujuk etiologi. Pada bab ini kita akan
menjelajahi beberapa sumber, manifestasi dan impilakasi, variasi frekunsi
penyakit berdasarkan pada tempat dan waktu.

TEMPAT
Frekuensi penyakit dapat berhubungan dengan tempat kejadian dalam
hubungannya dengan dengan keadaan area baik karena batas-batas alami, seperti
bentang pegunungan, sungai, atau padang pasir, maupun karena batas politis.

Batas Alam
Kemungkinannya lebih berguna dibanding garis politis untuk
memahami etiologi suatu penyakit. Suatu area didefinisikan sebagia batas alam
yang memiliki frekuensi tinggi atau rendah suatu penyakit karena di
karakteristikkan oleh sejumlah kondisi lingkungan dan iklim tertentu seperti
temperature, kelemban, curah hujan, ketinggian, kandungan , mineral tanah dan
persediaan air. Lebih dari itu, batas fisik memisahkan suatu wilayah dari area
terdekat dapat menuju kepada isolasi suatu kelompok polupasi yang dibedakan
berdasarkan keturunan genetic atau kebudayaan sosial. Kontur alam juga
mempengaruhi aktivitas ekonomi dan pola transportasi, termasuk akses ke
fasilitas pelayanan media.
Karakteristik lingkungan fisik dan biologis dapat menyebabkan
penyakit tertentu menjadi prevalen secara khusus pada area tertentu. Penyakit
yang berdasarkan pada kondisi lingkungan tertentu dapat dipertimbangkan
sebagai penyakit tempat. Penyakit parasitic dan menular lainnya, yang
memberikan perbedaan yang tajam pada kejadian di daerah tropisdengan daerah
hangat, merupakan contoh penyakit tempat seperti ini. Contoh lainnya adalah
endemic gondok pada daerah yang kurang iodium dan penyakit fungus tertentu,
mikosis. Salah satu mikosis, cocciiomicosis, yang juga dikenal sebagai “demam
lembah san jcaquin” ditemukan pada barat daya amerika serikat yang panas dan
kering yang lainnya, histopalsmosis, ditemukan pada daerah sepanjang lembah
sungai yang kelembabannya tinggi. Gambar 4.1 memperlihatkan variasi geografis
nyata terhadap sensititas histoplasma (yaitu test kulit positif terhadap ekstasi
organism histoplasma cap sulatum) pada rekruitmen angkatan laut amerika serikat
yang masa hidupnya bertempat pada suatu kota. Persentase reaktor bervariasi dari
5 persen pada banyak area ke lebih dari 80 persen sepanjang lembah sungai pada
bagian pusat Negara.
Contoh lain epidemiologi “tempat” adalah distribusi geografi yang
tidak teratur pada kasus email gigi berwarna, kondisi yang ditemukan berkaitan
dengan kandungan fluoride atau minum pengetahuan tentang hubungan ini
menengah pertama pada indentifikasi peranan fluoride dalam mencegah
kerusakan gigi dan selanjutnya pada fluoridisasi buatan persediaan air minum.
Dua kondisi lain dengan distribusi geografik yang berbeda adalah
lymphoma Burkitt dan sklerosis berganda. Limphoma Burkitt adalah endemic
neoplasma malignan di Papua Nugini dan daerah ekuator Afrika. Lokalisasi
neoplasma ini pada area rendah dengan temperature dan curah hujan tinggi,
sebagaimana kejadian puncaknya pada masa kanak-kanak, menjelaskan bahwa
organisme yang dibawa lahir dapat menjadi agen etiologic. Bukti selanjutnya
etiologi infeksi telah dicapai dengan pemulihan berulang virus yang dikenal
sebagai virus Epstein-Barr (EB) dari biakan sel tumor Burkitt dan hasil teratur
titer yang tinggi pada virus EB ini pada pasien Afrika dengan lymphoma Burkitt.

Sclerosis berganda, suatu penyakit yang progresif dengan berkembang


umumnya pada orang dewasa muda, memperlihatkan pola tipe geografis yang
berbeda. Penyakit ini jarang pada ekuator antara lintang 300 sampai 350. Penyakit
meningkat seiring meningkatnya jarak dari ekuator pada kedua belahan bumi
selatan dan utara.
Berlawanan dengan diatas yaitu dua contoh fenomenal lokasi geografis
yang sangat bergantung pada pengaruh sosial dan budaya. Pertama berkaitan
dengan perkembangan intelektuak anak-anak yang tinggal pada area terisolasi di
bagian tenggara amerika serikat. Dibandingan dengan anak-anak dengan lata
belakang etnis sama yang tinggal pada daerah yang tidak terisolasi dengan
sekolah yang lebih baik, anak-anak pegunungan memperlihatkan nilai IQ yang
rendah, khususnya pada test verbal. Secara nyata isolasi fisik mereka membatasi
paparan pendidikan dan budaya yang perlu untuk perkembangan normal.
Ilustrasi kedua berkaitan dengan kuru penyakit neurologic fatal yang
berlokasi disalah area papua nugini utamanya pada salah satu suku , penduduk asli
fore. Kondisi ini kelihatannya disebabkan karena prakter kanibalisme yang
mengarah pada paparan agen menular dengan periode laten yang lam. Ketika area
tersebut telah dibawah control pemerintah Australia, berbagai praktek suku,
termasuk kanibalisme, telah dihilangkan dan kuru telah lenyap. Secara incidental,
tidak bentuk batas geografi yang membatasi area kuru; anggota suku muncul
sebagai faktor kunci dalam distribusinya.

Subdivisi Politis
Disamping hubungan antara batas alam dan iklim terhadap kejadian
penyakit, adalah sering lbih tepat menghubungkan statistik penyakit berdasarkan
batas politis karena data untuk ini telah tersedia. Unit politik ukurannya dapat
bervariasi dari keseluruhan Negara sampai kota besar, kota kecil dan daerah
sector. Tidak hanya kerja subdivisi politis yang memberikan pembilang bagi
angka dari data sensus tapi petugas lokal sering menggunakan informasi kasus
karena kebutuhan administratif mereka sendiri.sebagai contoh, departemen
kesehatan suatu kota memerlukan informasi tentang jumlah orang yang baru
terdiaknosa tuberculosis aktif pada yang tinggal pada wilayah hukumnya, jumlah
bayi premature yang membutuhkan supervisi perawat kesehatan, atau jumlah anak
terbelakang yang tidak dapat masuk sekolah.
Batas Negara dan politis dapat coterminous. Dengan demikian, Sungai
Mississippi menyatakan batas Negara dan pegunungan Andes memisahkan
Argentina dan Chili. Masalah terakhir dicontohkan dengan variasi indikator
kesehatan dan social ekonomi pada sebagian besar kota-kota besar. Di Philadelfia,
angka kematian bayi 23,0 per 1000 pada tahun 1971 menutupi lebih dua kali lipat
variasi angka dari 13,6 sampai 31,5 untuk distrik kesehatan kota yang berbeda.
Ketika batas politis menggabungkan area yang heterogen, penting
untuk menguji data oleh subdivisi untuk mengapresiasi distribusi penyakit dan
untuk merencanakan dengan tepat pelayanan kesehatan. Sebaliknya, ketika
subdivisi politis memisahkan unit yang seharusnya digabung, terdapat keuntungan
besar untuk regionalisasi. Konsep ini dating kedepan terus meningkat pada
komunitas yang bergulat dengan masalah seperti persediaan air, polusi udara,
control vector, dan ketetapan pelayanan medis gawat darurat. Sehubungan
denggan konsep penyediaan statistic berguna untuk perencanaan regional, sensus
sekarang memberikan data yang berhubungan dengan konglomerasi kota besar
yang diketahui sebagai area statistic metropolitan standar.
Untuk semua kota besar, unit geografi yang disebut bidang sensus
telah disancang. Pada awalnya, hal ini memiliki karakter yang homogen.
Beberapa waktu kemudian beberapa bidang memiliki kecendrungan untuk
berubah dalam pendapatan, komposisi ras, dan seterusnya. Meskipun demikian,
keheterogenan seperti ini tidak mengganggu secara signifikan kegunaan manfaat
bidang sensus sebagai unit ekologi. Karena data kesejahteraan social dan ekonomi
tersedia dari sensus Amerika Serikat, klasifikasi berdasarkan bidang sensus
berlanjut untuk menghasilkan informasi pada factor social dan ekonomi
sebagaimana halnya pada distribusi geografi penyakit. Tentu saja, jumlah kasus
penyakit untuk suatu bidang sensus atau area yang dirancang lainnya harus
dikonversi pada suatu angka sebelum frekuensi penyakit dapat diintrepetasikan;
tanpa informasi ini perbedaan kerapatan populasi dapat membuat suatu penyakit
kelihatannya sering atau jarang seperti pada suatu area tertentu.

Pemetaan Faktor Lingkungan


Untuk menguji distribusi penyakit meskipun secara khusus, merupakan
praktek yang umum dengan memplot individu berdasarkan bidang sensus atau
blok pada peta. Representasi atas factor lingkungan semacam ini sebagai
persediaan air, rute susu, arah angin bertiup, bus sekolah dan seterusnya dapat
memberikan sebuah petunjuk tentang cara penyebaran.
Contoh berikut mengilustrasikan manfaat analisis lingkungan semacam
ini. Pada awal musim panas 1960, wabah hepatitis terjadi di dua komunitas kecil
Connecticut. Terdapat 23 kasus pada bulan Juli dan 9 kasus di bulan Agustus pada
tahun itu. Investigasi menyatakan bahwa semua dari 20 anak-anak gelombang
awal kasus berada pada sekolah gabungan. Sekolah itu terdiri dari taman kanak-
kanak sampai kelas enam sekolah dasar, tapi penyakit menimpa pada kelas tiga
sampai enam. Tidak ada kasus pada anak yang berada di sekolah yang
bersebelahan.
Lokalisasi kasus pada kelas tiga sampai enam mengesampingkan
penyebaran orang ke orang pada bus sekolah sebagaimana transmisi melalui
makanan dan minuman di kafetaria, karena semua anak menerima paparan seperti
itu. Studi suplai air (gambar 4-2) memberikan suatu penjelasan. Meskipun sejak
katup telah ditutup beberapa bulan lebih awal, ada dua suplai air yang terpisah
disekolah. Satu sumber air, sumber air timur, mensuplai tiga air mancur yang
digunakan anak pada taman kanak-kanak sampai kelas dua; tidak ada dari anak ini
yang mengalami hepatitis. Air dari dua mata air lain, yang berhubungan,
mensuplai kelas yang lebih tinggi. Pada pengujian selama tahun sekolah
berikutnya, mata air berat dengan cepat memperlihatkan.
Perbedaan Kota – Desa
Dalam menggambarkan tren distribusi kota – desa populasi penduduk
Amerika Serikat, kemungkinan fakta utama adalah meluasnya migrasi dari daerah
pertanian ke kota selama 100 tahun. Faktor yang mendasarinya yaitu mekanisasi
pekerjaan pertanian dan menimbulkan konsekuensi pengurangan jumlah
pekerjaan, yang disertai dengan kesempatan kerja dan hal yang menarik
dikota.Sedangkan 50 tahun lalu populasi penduduk masih seimbang antara kota
dan desa, sekarang populasi penduduk lebih banyak di kota (73 persen )pada
sensus tahun 1970 ). Proporsi signifikan yang masih tinggal di daerah pedesaan
tidak menguntungkan disebakan karena buta huruf, kurangnya lapangan kerja,
malnutrisi, penyakit, dan rendahnya personil dan fasilitas kesehatan. Beberapa
daerah pedesaan khususnya – Appalchia, kota kecil di Lousiana, reservasi India
yang dikontrol, memepertahankan isolasi yang tetap menjaga penduduknya jauh
dari kemajuan abad 21.
Terdapat sejumlah masalah kesehatan yang ganjil yang menimpa
pekerja pertanian. Kecelakaan lahan pertanian menyisahkan penyebab serius
kecacatan dari kemarin; kecacatan dan kematian merupakan hasil dari pemakaian
peralatan mekanik tanpa pelatihan dan supervisi memadai yang standar pada
operasi industri. Bahaya potensial lainnya berhubungan dengan pekerjaan
pertanian meliputi penyakit silo,kanker kulit akibat paparan radiasi ultraviolet
yang berulang, dan terpapar pestisida dan berbagai mikroorganisme ( yaitu;
antraks, tetanus, dan aktimikes ).
Salah satu kelompok ditentukan pada area perkotaan dibanyak bagian
negara terdiri dari pekerja migran yang berpindah-pindah dari satu komunitas ke
komunitas lain mengikuti masa panen. Meskipun keadaan yang mengerikan
dimana mereka tinggal telah tersebar dengan luas, masalah kesehatan mereka
masih menyisahkan hal yang serius. Pada tahun 1972 wabah masih demam tipoid
( lebih dari 2000 kasus) terjadi pada kamp pekerja migran di florida karena
populasi persediaan air kamp.
Pada bagian lain, kota juga memberikan beragam bahaya kesehatan.
Salah satu masalah utamanya adalah polusi udara. Konsentrasi pabrik industri dan
jumlah kendaraan bermotor yang banyak telah mengarah pada penurunan kritis
kualitas udara didaerah wilayah. Badan perlindungan lingkungan dan rekan
pendampingnya pada pemerintah pusat dan lokal telah menguraikan garis besar
perubahan ekstensif yang diperlukan untuk mengembalikan penurunan kualitas
lingkungan. Disamping beberapa bagian yang sukses, penerjemahan proposal
mereka ke dalam program yang komprehensif menghadapi tantangan besar.
Sebagai tambahan masalah lingkungan, kota besar berlanjut
dihadapkan dengan konsekuensi kesalahan pengaturan anomi dan sosial, termasuk
pembunuhan dan aksi kekerasan lainnya, sebagaimana pola perilaku yang mudah
menyebarkan penyaakit seksual dan penggunaan obat terlarang. Sebagai catatan
insidental, masalah ini tidak terbatas hanya pada kota besar. Komunitas lebih kecil
mengalami permasalahan yang sama. Dampak lain pada kesehatan perubahan
keadaan dari desa ke kota telah dijelaskan sebelumnnya (hal.31).
Pada awalnya pola hidup penduduk desa dan kota kemungkinan
berbeda lebih dari apa yang mereka lakukan sekarang. Isolasi penduduk desa telah
menurun karena peningkatan transportasi dan komunikasi. Hal yang sama, daerah
pedesaan lebih mudah dijangkau oleh penduduk kota. Lebih lanjut dengan
perkembangan area suburban yang luas disekitar kota besar, sejumlah besar
pekerja terpapar bahaya keadaan kondisi kota hari ini dan kemudian menetap pada
lingkungan yang menahan beberapa bahaya area kota tertentu, seperti paparan
terhadap penyakit inggris dari gigitan kutu, ensepahalitis yang dibawa nyamuk,
dan rabies dari binatang feral. Faktor lain juga mengurangi perbedaan kota – desa
dalam pola penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan. Program untuk
memberantas tuberkolisis sapi dan bruselosis pada ternak telah mengurangi resiko
penyakit ini, pada pekerja di bidang pertanian.
Perbandingan Internasional
Salah satu batas politis yang paling penting bagi epidemiologi adalah
antar negara. Angka penyakit dan kematian untuk setiap negara memberikan
informasi yang diperlukan untuk memonitor status kesehatan negara.
Perbandingan indeks kesehatan ini digunakan secara meluas untuk menilai
kemajuan relatif pengontrolan penyakit. Perbandingan ini juga kontaks penyakit
tertentu dapat digunakan untuk studi hubungan yang mungkin iklim dan faktor
ekologi sebagaimana dengan indeks sosial ekonomi, kebudayaan dan genetik.
Dalam membuat perbandingan frekuensi penyakit antar negara,
seseorang harus waspada bahwa perbedaan yang muncul dapat diciptakan oleh
faktor pengacau, seperti variasi akurasi diagnostik, ketidaklengkapan pelaporan,
dan klasifikasi dan proses statistik data.
Salah satu contoh perbedaan peebrian diagnostik berasal dari penyakit
pernafasan. Untuk bertahun – tahun terdapat perdebatan terhadap perbedaan
utama yang muncul dalam perilaku penyakit pernafasan obstruktif, kronik yang
terlihat di Inggris dan Amerika Serikat, di Inggris memilki angka bronkitis yang
lebih tinggi, dan Amerika Serikat memiliki empisema yang lebih tinggi. Setelah
melakukan suatu studi yang menggunakan pertanyaan starndar dan prtokol
pengujian pada pasien “ khusus” di kedua negara, Fletcher dkk (1964)
menyimpulkan bahwa “ perbedaan antara bronkitis di Inggris dan emphisema di
Amerika Serikat seharusnya merupakan persoalan semantik ’’.
Hal yang sama, rangkaian luas studi lintas negara diagnosis psikiatrik
menunjukkan perbedaan pemberian label psikiatrik oleh psikiater di New York
dan London. Hal ini dapat dijelaskan pada bagian angka yang lebih tinggi
schizoprenia di Amerika Serikat dan psikosis depresif di Inggris. Psikiater New
York yang ditemukan menggunakan diagnosis schzoprenia lebih luas dibanding
rekan kerja mereka di London.
Banyak perbedaan internasional secara subtansif besar dan sangat
bertentangan yang dapat dijelaskan secara artifak. Sebagai contoh, untuk kanker
payudara dan perut, berbeda enam kali lipat antara negara yang angka tertinggi
dan terendah. Perbedaan tajam seperti ini memberikan peluang untuk
merumuskan dan menguji hipotesis etiologik.

Studi Migran
Salah satu tipe studi yang berusaha untuk memisahkan genetik dari
faktor lingkungan berfokus pada migran. Perbandingan angka penyakit dan
kematian untuk migran yang tinggal bersama keluarganya dapat dilakukan studi
kelompok yang memiliki genetik sama pada kondisi lingkungan lingkungan yang
berbeda. Perbandingan antara migran dan penduduk asli Negara atau area baru
memberikan informasi kelompok yang berbeda gen yang hidup pada lingkungan
yang sama. Sementara itu studi semacam ini membantu dalam memisahakan
faktor tempat dari faktor manusia, faktor yang diseleksi pada migran harus tetap
diingat selama interpetasi hasil.
Beberapa kelompok migran telah menjadi sumber informasi
epidemiologi yang berharga. Angka kematian migran Jepang di Amerika Serikat
telah dipelajari secara intensif karena pola kematian akibat kanker dan penyakit
kardiovaskular hamper sama pada kedua Negara. Gambar 4-3 dan 4-4
mengilustrasikan lerbedaan observasi kanker payudara dan kanker perut.
Kedatangan besar kaum Yahudi dari semua penjuru dunia ke Israel
berguna untuk studi epidemiologi. Sebagai contoh, distribusi geografi yang ganjil
sclerosis berganda telah dijelaskan sebelumnya pada bab ini. Ketika angka
penyakit ini dipelajari pada imigrasi ke Israel, mereka ditemukan mencerminkan
karasteristik angka pada Negara asal. Kelompok dengan angka yang tinggi tetap
berada pada resiko tinggi walaupun bertahun-tahun setelah migran. Hal ini
mungkin bahwa hal ini mencerminkan paparan terhadap agen menular pada usia
awal hidup.
Kanker usus memberikan hal yang kontras terhadap pola yang
digambarkan untuk sclerosis berganda. Untuk alasan yang tak jelas, angka
kematian akibat kanker usus lebih tinggi ada area perkotaan dibandingkan area
pedesaan di Amerika Serikat dan ditempat lainnya. Dalam mengevaluasi angka
kematian berdasarkan tempat tinggal sekarang dan sebelummya, Haenzel dan
Dawson (1965) menemukan bahwa angka kematian akibat kanker usus cenderung
mencerminkan jenis tempat tinggal pada saat kematian dibandingkan tempat
tinggal pada awal hidup.

WAKTU
Studi kejadian penyakit berdasarkan waktu merupakan aspek dasar
analisis epidemiologi. Kejadian biasanya dinyatakan dalam bulanan atau tahunan.
Sebagaimana telah disebutkan, tahun setiap sepuluh tahun sekali (1960, 1970)
secara khusus berguna karena memberikan perhitungan sensus dibandingkan
populasi yang diperkirakan untuk perhitungan angka. Jika tidak terdapat cukup
kasus penyakit tertentu secara tahunan untuk angka yang stabil, kasus beberarpa
tahun disekitar sensus dapat digabungkan.
Tiga macam perubahan dengan waktu dapat diidentifikasikan. Partama
terdiri atas variasi jangka panjang yang disebut tren secular. Kedua fluktasi
berkala tahunan atau dasar lain, perubahan siklikdan terakhir, yaitu fluktuasi
jangka pendek, sebagaimana yang ditentukan pada epidemi penyakit menular.
Tren sekular dan perubahan siklik akan dibahas disini. Fluktuasi jangka pendek
akan dibahas pada Bab. 12
.
Tren Sekular
Istilah ini mengarah pada perubahan selama periode waktu yang
panjang, tahun atau dekade. Tren seperti ini dapat terjadi pada kondisi menular
atau tidak menular.
Gambar 4-5 memperlihatkan tren pada kasus kematian untuk beberapa
kelompok umur antara tahun 1900 sampai 1964, dipteri tuberkulosis, infeksi
gastrointestinal, pneumonia, dan influenza semuanya memperlihatkan penurunan
tajam frekuensi selama periode waktu ini. Sebagai konsekuensi penurunan
penyakit menular sebagai penyebab kematian, kecelakaan muncul sebagai
penyebab utama kematian.
Contoh menarik tren sekular pada bagian pertumbahan dan
perkembangan adalah perubahan pada umur menarche (datangnya menstruasi) di
barat laut Eropa antara tahun 1840 sampai 1970. Perubahan nutrisi kemungkinan
berperan dalam penurunan tajam umur menarche.
Tren sekular pada abad ini telah terjadi pada angka kematian akibat
kanker di beberapa tempat. Pada gambar 4-7 dan 4-8 memperlihatkan penurunan
angka kematian akibat kanker perut dan peningkatan kanker paru dan pankreas.
Sebaliknya, terdapat perubahan kecil pada angka kematian akibat kanker payudara
selama waktu ini. Tren sekular angka kematian akibat kanker paru dibahas
selanjutnya pada Bab 5. Contoh lain tren sekular diberikan pada gambar 1-3
(emphysema) dan 4-16 (demam reatik dan kolera).
Dalam penilaian tren sekular pada kematian seseorang harus
mempertimbangkan kepada perluasan apa mereka mencerminkan perubahan
kejadian dan berapa banyak mereka dapat mencerminkan perubahan dan
ketahanan hidup. Lebih lanjut, tren secular pada mortalitas dan morbiditas
mungkin berhubungan dengan atifak, seperti perubahan indeks pendugaan dokter,
metode diaknostik dan dalam aturan pelaporan dan pengkodean penyebab
kematian pada sertifikat kematian.
Secara umum, semakin besar perbedaan yang diobservasi akan
semakin nyata. Tapi meski dengan perubahan nyata substansial, seperti yang
terjadi pada mortalitas akibat kanker perut dan paru, kemampuan diaknostik yang
meningkat harus dikesampingkan sebagai penjelasan yang mungkin. Suatu studi
penurunan angka kematian akibat kanker perut mengindikasikan bahwa
perubahan yang nampak untuk mengeluarkan efek yang mungkin dalam cara
diagnosa dari satu bentuk kanker perut ke bentuk lainnya. Dengan dengan cara
yang sama, Gillian menemukan bukti kenaikan nyata kanker paru, meskipun dia
menyimpulkan bahwa keselahan diagnosis awal beberapa kanker paru sebagai
tuberkulosis kemungkinan memicu perbesaran nyata peningkatan sepanjang
waktu.
Salah satu konsekuensi tren sekular adalah efeknya pada distribusi
umur penyakit pada titik waktu tertentu. Untuk pemahaman utuh dinamika yang
mendasari perubahan secular mungkin perlu untuk menganalisa penyakit
berkaitan dengan pengalaman chort kelahiran.

Siklik
Perubahan siklik mengarah pada kejadian kembali perubahan frekuensi
penyakit. Siklik dapat tahunan (musiman) atau memiliki periode lain. Sebagai
contoh, epidemic campak digunakan untuk kejadian setiap dua atau tiga tahun.
Epidemi Influenza A cenderung terjadi dalam siklus dua sampai tiga tahun,
smentara Influenza B lebih jarang, terjadi setiap empat sampai enam tahun.
Fluktuasi musiman frekuensi penyakit dan kematian diobservasi pada
berbagai kondisi, untuk menular dan tidak menular. Angka kematian keseluruhan
(smeua kasus) berfluktuasi tajam berdasarkan musim, dengan angka lebih tinggi
pada musim dingin dibandingkan musim panas. Gambar 4-9 memperlihatkan
fluktuasi musiman ini sebagaimana dua periode singkat ekses mortalitas
berhubungan dengan epidemi Influenza pada Januari dan Februari tahun 1970 dan
1972.
Analisis musiman secara khusus telah berguna untuk mengevaluasi
kemungkinan peranan vector serangga karena temperatur dan kelembaban
memberikan kondisi terbatas untuk jenis transmisi ini. Variasi penyakit menular
musiman juga dapat berhubungan dengan perbedaan aktivitas seseorang. Sebagai
contoh, mandi dan memancing memberikan paparan terhadap Leptospirosis pada
air yang terkontaminasi urine hewan yang terinfeksi. Bagaimanapun, karakteristik
kejadian musiman berbagai infeksi membingungkan. Sifat musiman beberapa
penyakit yang menyebar luas berdasarkan rute enteric juga tidak dijelaskan secara
utuh.
Kondisi noninfeksi perkiraan tertentu juga menunjukkan variasi
musiman. Kejadian musiman tenggelam dan luka bermain ski dapat dengan
mudah diperkirakan, tapi hubungan musiman lain masih tetap kabur.
Knobloch dan Pasamanick (1985) terkait musim kelahiran untuk
kursus masa kecil berikutnya. Ketika mereka mempelajari tingkat masuk pertama
ke sekolah untuk retardasi mental selama periode 35 tahun sehubungan dengan
bulan kelahiran, mereka menemukan bahwa tingkat penerimaan bervariasi
berdasarkan musim kelahiran; tarif tertinggi untuk bulan-bulan musim dingin,
dengan puncaknya pada bulan Februari. Para penulis mengusulkan nutrisi ibu
yang buruk di awal kehamilan selama musim panas sebagai penjelasan untuk
temuan ini.

Pengelompokkan Waktu dan Tempat


Pada lima tahun lalu terdapat pertimbangan yang menarik kemunculan
beberapa “kelompok” leukemia. Hitherto, kasus kondisi yang jarang ini telah
dipertimbangkan tidak berhubungan satu sama lain. Jika hal ini dapat
menunjukkan bahwa kasus yang terjadi secara berkelompok berhubungan dengan
waktu dan jarak lebih dari yang dapat diharapkan berdasarkan kesempatan, maka
dapat memberikan bukti yang kuat dalam mendukung etiologi yang umum.
Jika level epidemic yang sangat rendah diduga, prosedur statistic biasa
untuk menunjukkan jumlah kasus yang berlebihan tidak cukup. Teknik khusus
telah dikembangkan untuk menganalisa kasus untuk kemungkinan
pengelompokkan jarak – waktu (Mantel, 1967). Dengan teknik seperti ini
beberapa kelompok leukemia yang muncul tidak dipastikan, tapi beberapa terlihat
mewakili hasil yang valid (Knox, 1971).
Laporan terbaru yaitu pada epidemic penyakit Hodgkin meluas
(Vianna et.al, 1972). Pada waktu ini, lebih dari 30 orang berhubungan secara
social di Albani, New York, kebanyakan dari mereka lulus sekolah menengah
atas, yang ditemukan menderita penyakit Hodgkin atau limpa padat antara tahun
1948 sampai 1971. Penemtuan signifikansi statistic hubungan antar kasus tidak
bias diselesaikan karena kurangnya pembilang yang pasti. Pada studi berikutnya,
penyakit yang sama menemukan bukti untuk transmisi penyakit Hodgkin orang ke
orang diantara guru dan siswa yang berada pada sekolah yang sama (Vianna and
Polan, 1973). Mengingat fakta bahwa penyelidik lainnya tidak memastikan
pengelompokkan waktu – tempat pada penyakit Hodgkin (MacMohan, 1973),
dibutuhkan studi lebih lanjut.

RANGKUMAN
Pengobatan populasi masyarakat bahwa batas area suatu studi harus
dispesifikasikan. Implisit pada istilah “tempat” adalah pertimbangan kondisi iklim
dan alam sebagaimana batas politis. Subdivisi politis berguna utamanya untuk
perencanaan dan administrasi pelayanan kesehatan, sementara klasifikasi
berdasarkan kondisi alam cenderung lebih berguna dalam mencari petunjuk
terhadap etiologi penyakit. Apapun objeknya, konsep tempat yang didefinisikan
dengan jelas sebagai area geografi yang berhubungan dengan populasi,
merupakan pusat studi epidemiologi.
Analisis epidemiologi juga mensyaratkan bahwa kasus terjadi pada
suatu waktu. Tipe utama variasi waktu – fluktuasi secular, siklik dan jangka
pendek – merupakan garis besarnya. Kita menyarankan nilai studi migran untuk
menggambarkan kontribusi relatif keturunan genetik dan lingkungan pada etiologi
penyakit. Kita menyimpulkan berdasarkan referensi studi epidemiologi sekarang
yang dirancang untuk menguji kejadian kemungkinan pengelompokkan penyakit
pada waktu dan tempat tertentu.

Anda mungkin juga menyukai