Anda di halaman 1dari 5

BAB VIII

RESOURCE LEVELING

Dalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi proses perencanaan,


pengawasan dan evaluasi penjadwalan menjadi salah satu faktor yang penting
dalam menentukan keberhasilan tujuan suatu proyek. Penjadwalan sendiri dapat
dikategorikan dalam beberapa jenis metode antara lain penjadwalan dengan
Network Planning Table, CPM, PDM, dan sebagainya. penjadwalan proyek dapat
dipengaruhi oleh sumber daya yang tersedia. Proyek konstruksi memiliki banyak
sumber daya yang dapat dialokasikan baik berupa modal, sumber daya manusia,
peralatan, dan material. Namun belum tentu semua sumber daya tersebut dapat
didistribusikan secara optimal.

Melihat permasalahan tersebut dimana dalam proses perencanaan penjadwalan


sering ditemukan alokasi sumber daya khusunya sumber daya manusia (Man
Power) yang direncanakan menjadi tidak optimal yaitu alokasi distribusi yang
direncanakan umumnya tidak terdistribusi secara ideal sehingga mengakibatkan
timbulnya alokasi sumber daya manusia yang bersifat fluktuatif selama durasi
pelaksanaan proyek.

Metode Perataan Sumber Daya (Resources Leveling) merupakan suatu teknik


perataan dan distribusi frekuensi sumber daya khususnya tenaga kerja dengan
tujuan untuk mengoptimalkan alokasi sumber daya secara efektif selama
pelaksanaan proyek sehingga dapat meminimalisir timbulnya alokasi sumber daya
yang bersifat fluktuatif. Alokasi distribusi sumber daya manusia menjadi hal
menarik dan unik dibandingkan dengan sumber daya lainnya, hal ini dikarenakan
karena sumber daya manusia memiliki karakteristik yang berbeda-beda dengan
berbagai latar belakang kepentingan masing-masing. Oleh karena itu perencanaan
alokasi sumber daya manusia harus menjadi perhatian tersendiri oleh pihak
pelaksana konstruksi melihat tingkat kompleksitas dan koordinasi yang tinggi
pada proyek konstruksi. Metode Resources Leveling telah lama dan banyak
LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

diterapkan pada berbagai proyek yang menggunakan alokasi sumber daya


manusia yang cukup banyak dan kompleks khusunya pada proyek konstruksi.

Dalam perencanaan alokasi distribusi sumber daya manusia sebaiknya


menghindari distribusi yang bersifat fluktuatif atau tidak beraturan Secara logika
jika dilihat distribusi yang dibuat tidak merata akan menghasilkan titik fluktuatif
yang tidak ideal untuk diterapkan dalam proyek konstruksi dikarenakan akan
memberikan dampak yang buruk terhadap kinerja pelaksana konstruksi dari segi
biaya dan hubungan/relasi dengan tenaga kerja yang telah digunakan. Hal ini
dikarenakan tenaga kerja yang telah direkrut sejak awal periode dengan jumlah
yang banyak akan sulit untuk keluar pada periode berikutnya walaupun alokasi
yang dibutuhkan jauh lebih sedikit. Dengan demikian hal ini akan menjadi
kerugian bagi pihak peklaksana/kontraktor untuk menanggung kelebihan tenaga
kerja yang telah didatangkan walaupun tidak bekerja pada periode dengan alokasi
jumlah pekerja yang sedikit atau sebaliknya guna menghindari kelebihan biaya
(Overrun cost) pihak kontraktor mengeluarkan sebagian jumlah tenaga kerja yang
lebih.

Gambar 8.1 Grafik Distribusi Sumber Daya Yang Bersifat Fluktuatif

Model distribusi alokasi sumber daya manusia yang ideal sebaiknya


direncanakan secara logis misalnya alokasi frekuensi resources sedikit pada awal
periode dan meningkat pada akhir periode, tinggi pada awal periode dan
mengurang pada akhir periode, terdistribusi merata dari awal sampai akhir periode
dan sedikit pada awal periode dan kemudian kembali banyak pada pertengahan
periode dan berangsur mengurang pada akhir peirode. Model alur distribusi

NAMA NO.BP
LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

tersebut dapat diperoleh dengan terlebih dahulu membuat jaringan kerja


penjadwalan (Network Planning) guna mendeteksi jalur kritis (Critical Path) dan
non kritisnya. Dalam hal ini jalur kritis jangan diganggu dikarenakan jika digeser
akan mengakibatkan periode proyek berubah secara keseluruhan, melainkan
difokuskan pada jalur non kritis saja hal ini dikarenakan terdapat waktu senggang
(Float) yang dapat dimanfaatkan secara fleksibel untuk mengatur alokasi sumber
daya manusia secara ideal guna menghindari/mereduksi tingkat fluktuitas yang
tinggi dalam merencanakan penjadwalan alokasi sumber daya manusia pada
prouyek konstruksi.

Gambar 8.2 Grafik Alokasi Distribusi


Sumber Daya Tenaga Kerja Yang Ideal

Metode Perataan Sumber Daya Manusia menjadi teknik yang cukup efisien untuk
merencanakan dan mengelolah sumber daya yang akan digunakan selama proyek
berlangsung, dikarenakan pekerja tidak mudah untuk dilepas dan dipanggil
kembali jika model distribusi naik turun secara fluktuatif. Adapun tahap-tahap

NAMA NO.BP
LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

yang umumnya digunakan dalam penerapan metode Perataan Sumber Daya


(Resources Leveling) antara lain:
 Menyusun alur sistematika tahap pelaksanaan item pekerjaan proyek.
Dalam hal ini usahakan menyusun tahap pelaksanaan proyek secara logis dan
teratur sesuai dengan metode, ketersediaan sumber daya dan pengalaman
kerja di lapangan.
 Menganalisis tingkat produktivitas setiap sumber daya manusia mulai dari
tingkat jabatan tertinggi sampai terendah dan taksiran jumlah alokasi sumber
daya manusia yang akan digunakan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui
estimasi durasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan item pekerjaan
selama konstruksi berlangsung berdasarkan dari tingkat produktifitas tenaga
kerja, jumlah tenaga kerja dan volume pekerjaan yang akan direncanakan.
Dalam praktik di lapangan estimasi durasi pelaksanaan juga sangat
ditentukan dari kondisi-kondisi eksternal misalnya lokasi proyek, kondisi
lingkungan/alam, sosial, ketersedian sumber daya dan pengalaman
sebelumnya/portofolio.
 Memasukkan seluruh data susunan tahapan pekerjaan, jumlah alokasi
sumber daya khsusunya tenaga kerja dan estimasi durasi yang akan
direncanakan ke dalam model penjadwalan. Sebaiknya model penjadwalan
yang digunkan berupa jaringan kerja (Network Planning) dengan
menggunakan perangkat Microsoft Project guna mengetahui tahapan item
pekerjaan yang dilewati lintasan kritis dan non kritis dan juga dapat
menampilkan distibusi jumlah alokasi sumber daya manusia (Resources
Sheet) untuk mengetahui seberapa besar tingkat fluktuatif
distribusi resources yang direncanakan.
 Melakukan analisis terhadap distribusi alokasi sumber daya pekerja. Jika
model distribusinya menunjukkan pola yang naik turun (Fluktuatif) maka
dapat segera dilakukan evaluasi perbaikan (Smooth) dengan metode Perataan
Sumber Daya (Resources Leveling) secraa Trial and Error yaitu dengan
menggeserkan frekuensi pekerja pada item pekerjaan yang dilalui jalur non
kritis smapai mencapai kondisi alokasi yang ideal. Hal ini dikarenakan pada
jalur non kritis item pekerjaan memiliki waktu senggang (Float) yang

NAMA NO.BP
LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

bersifat fleksibel untuk digeserkan sehingga dapat mereduksi tingkat


fluktuitas yang tajam pada alokasi sumber daya pekerja. Namun pada
beberapa penelitian dampak secara tidak langsung pada metode Resources
Leveling yaitu akan memberikan reduksi pengurangan jumlah total tenaga
kerja dan penambahan durasi waktu pelaksanaan asalkan masih dalam
toleransi waktu pelaksanaan yang disepakati.

Grafik Resource Pekerja Seluruh Jadwal Proyek Sebelum Levelling

Grafik Resource Pekerja Seluruh Jadwal Proyek Setelah Levelling


Gambar 8.3 Contoh Grafik Perbandingan Resources pekerja Sebelum dan
Sesudah Proses Leveling

Metode Resources Leveling sampai saat ini telah banyak diterapkan dan
memberikan dampak positif oleh pihak pelaksana konstruksi guna
mengoptimalkan distribusi alokasi sumber daya pekerja selama proses
pelaksanaan konstruksi. Fase perencanaan umumnya dilakukan dengan waktu
yang cukup singkat sehingga proses perencanaan penjadwalan menjadi tidak
optimal dan akhirnya berpotensi memberikan dampak yang sangat besar pada
proses pelaksanaannya.

NAMA NO.BP

Anda mungkin juga menyukai