Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PERENCANAAN WBS, CBS DAN OBS

1.1 Work Breakdown Structure (WBS)


Sebuah proyek yang kompleks agar mudah dikendalikan harus diuraikan
dalam bentuk komponen-komponen individual dalam struktur hierarki. Untuk
itu diperlukan suatu struktur yang menjadi acuan dalam menentukan objektif
proyek.
WBS merupakan singkatan dari Work Breakdown Structure. WBS adalah
suatu metode pengorganisasian proyek menjadi struktur pelaporan dengan
tingkatan tertentu (hierarki). WBS merupakan suatu metoda yang digunakan
untuk memecah proses pekerjaan dari pekerjaan yang bersifat umum menjadi
khusus (lebih detail) yang dikerjakan dan disusun secara terstruktur. Hal ini
dimaksudkan agar proses perencanaan proyek memiliki tingkat yang lebih
baik.
WBS disusun berdasarkan dasar pembelajaran seluruh dokumen proyek
yang meliputi kontrak, gambar-gambar dan spesifikasi. Proyek kemudian
diuraikan menjadi bagian-bagian dengan mengikuti pola struktur dan hierarki
tertentu menjadi item-item pekerjaan yang cukup terperinci.
Peranan WBS sangatlah penting dalam perencanaan suatu proyek. Alasan
perlunya WBS adalah pengembangan WBS di awal project life cycle
memungkinkan diperolehnya pengertian cakupan proyek yang jelas dan
proses pengembangan WBS membantu semua anggota untuk lebih mengerti
tentang proyek selama tahap awal. WBS digunakan untuk mendefinisikan
tugas yang nantinya dipecah menjadi paket pekerjaan (work package).
Dengan adanya WBS suatu proyek konstruksi dapat didefinisikan menjadi
lebih detail dengan arah yang lebih jelas.
Berdasarkan Project Management Institute, terdapat beberapa fungsi
yang sangat krusial dari WBS terhadap manajemen proyek, yaitu :
1. Untuk mendefinisikan lingkup pekerjaan proyek yang harus dilaksanakan
dan untuk mendetailkan (decomposition) lebih jauh menjadi komponen-
komponen yang penting untuk dikendalikan. Dekomposisi lingkup
LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

pekerjaan proyek tergantung pada kebutuhan manajemen untuk kontrol


dengan representasi tingkat detail yang memadai pada WBS.
2. Untuk menyediakan kepada tim manajemen proyek dengan suatu
framework dimana berdasarkan status proyek dan laporan progres.
3. Untuk memfasilitasi komunikasi antara manajer proyek dan stakeholder
selama masa proyek. WBS dapat digunakan untuk mengkomunikasikan
informasi yang terkait dengan lingkup pekerjaan. Kombinasi WBS
dengan data tambahan lain dapat dilah menjadi schedule, resiko,
performance, ketergantungan, dan biaya.
4. Sebagai input utama yang akurat untuk proses manajemen proyek dan
tujuan lainnya seperti definisi aktivitas, network diagram, schedule
program dan proyek, laporan performance, analisis resiko dan
mitigasinya, alat kendali, atau organisasi proyek.
5. Suatu acuan atas proses kontrol terkait proyek.

Berikut ini adalah beberapa dampak tidak menggunakan WBS, yaitu:


 Pendefinisian proyek yang tidak lengkap yang berdampak pada
penambahan waktu pelaksanaan proyek karena keterlambatan.
 Kesalahan menentukan batas waktu terhadap target waktu yang telah
ditentukan sebelumnya.
 Ketidakjelasan mengenai apa tujuan pelaksanaan proyek.
 Lingkup proyek berubah-ubah atau tidak terkendali (sering terjadi
perubahan).

Berikut adalah petunjuk untuk membuat WBS dalam proyek:


1. WBS adalah daftar seluruh aktifitas (100% Rules).
2. Bentuk WBS dapat berupa format hierarki struktur organisasi.
3. Dibuat oleh orang yang kompeten dan yang akan mengerjakan proyek itu
sendiri.
4. Mendefinisikan elemen pekerjaan dengan kata benda dan kata sifat,
bukan kata kerja.

NAMA NO.BP
LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

5. Gunakan kode untuk menunjukkan identitas dan level hierarki pada


semua elemen.
6. Harus memenuhi fungsi proyek dan persyaratan.
7. Item WBS harus bisa dipertanggungjawabkan.
8. Prosesnya merupakan hasil pemikiran yang sedemikian rupa disepakati
sehingga dapat dijadikan suatu dasar (baseline).
9. Minimal terdiri atas dua level dimana terdiri atas satu level hasil
dekomposisi.
10. Pendetailan level harus optimal. Tidak terlalu detil dan tidak terlalu
general.
11.Level terendah bersifat subjektif tergantung kondisi proyek, namun harus
bersifat:
 Manageable : Sehingga tingkat detil haruslah disepakati oleh pihak
tertentu terkait dengan ini.
 Integratable : Sedemikian total paket dapat tergambarkan.
 Measurable : Untuk tujuan progres.
 Sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan aktifitas dapat
diperkirakan dengan akurat.
 Durasi untuk pelaksanaan aktifitas dapat dibuat.
 Orang lain dapat memahami tindakan yang diambil.

1.2 Cost Breakdown Structure (CBS)


CBS (Cost Breakdown Structure) adalah biaya-biaya yang terkait dengan
pekerjaan yang telah dipecah di WBS yang dibuat secara terstruktur. Biaya
dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya
tidak langsung (indirect cost).
1. Biaya Langsung (Direct Cost)
Berikut ini adalah beberapa definisi dari biaya langsung menurut
beberapa sumber:
 Biaya langsung proyek konstruksi adalah komponen biaya yang
berkaitan langsung dengan volume pekerjaan yang tertera dalam item
pembayaran atau komponen hasil akhir proyek berdasarkan gambar

NAMA NO.BP
LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

rencana dan spesifikasi teknis dalam kontrak konstruksi. Komponen


biaya langsung terdiri dari biaya upah tenaga kerja, operasi peralatan,
material, dan semua biaya yang berada di bawah kendali sub-kontraktor
(AACE,1992).
 Biaya langsung adalah semua biaya yang menjadi komponen permanen
hasil akhir proyek, terdiri dari biaya material, biaya peralatan, biaya
upah tenaga kerja dan biaya subkontraktor (Oberlender dan Peurifoy,
2002).
2. Biaya Tak Langsung (Indirect Cost)
Berikut ini adalah beberapa definisi dari biaya langsung menurut
beberapa sumber:
 Biaya tidak langsung proyek konstruksi adalah biaya yang tidak
berkaitan secara langsung dalam pelaksanaan proyek konstruksi,
namun memiliki support dalam pelaksanaan proyek konstruksi yang
terkait dengan beberapa pekerjaan konstruksi. Biaya tidak langsung
dialokasikan untuk pekerjaan yang berdasarkan pada beberapa
komponen biaya langsung seperti waktu penyelesaian pekerjaan, biaya
material atau keduanya (AACE, 1992).
 Menurut Oberlender dan Peurifoy (2002), biaya tidak langsung adalah
semua biaya yang mendukung pekerjaan tetapi tidak tercantum dalam
mata pembayaran dari pekerjaan seperti biaya overhead (general
overhead dan project overhead), contingencies dan keuntungan
(profit). Komponen-komponen biaya tidak langsung menurut AACE
International - the Association for the Advancement of Cost
Engineering Tahun 1992 adalah sebagai berikut:
a. Pajak (Taxes)
Pajak yang termasuk dalam komponen biaya tidak langsung
bermacam-macam, yaitu pajak material, pajak peralatan, pajak
pekerja, dan sebagainya. Nilai pajak bervariasi secara signifikan
tergantung dari lokasi dan status pajak owner. Pada umumnya
mereka mempunyai katalog secara terpisah untuk memfasilitasi
kegiatan keuangan.

NAMA NO.BP
LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

b. Kondisi Umum (General Condition)


Persyaratan umum kontrak menetapkan dan mendefinisikan hak
dan kewajiban dari tiap pihak yang terlibat dalam kontrak dan
membuat peraturan-peraturan proyek yang bersifat non teknis atau
administratif. Peraturan ini masih bersifat umum dan tergantung
dari karakteristik proyek. Hal yang termasuk ke dalam kondisi
umum adalah pekerjaan yang tidak terdapat dalam dokumen
kontrak yang harus dilaksanakan oleh kontraktor guna menunjang
kegiatan konstruksi yang akan dilakukan sesuai dengan dokumen
kontrak. Sebagai contoh adalah pekerjaan pembangunan jalan akses
menuju lokasi proyek. Jika tidak terdapat di dalam spesifikasi
pekerjaan dalam dokumen kontrak, maka pekerjaan pembangunan
jalan akses tersebut masuk ke dalam kondisi umum. Selain itu yang
termasuk dalam kondisi umum salah satunya adalah eskalasi.
Eskalasi adalah kenaikan biaya dari suatu barang dan jasa yang
diakibatkan karena faktor inflasi. Eskalasi berpengaruh pada biaya
proyek dan pada umumnya dihitung dengan rumus tertentu sesuai
dengan peraturan yang ada dan telah disepakati sebelumnya oleh
kontraktor dan owner.
c. Biaya Resiko (Risk )
Elemen risiko terdiri dari dua kategori, yaitu:
 Keuntungan (Profit )
Keuntungan adalah sejumlah uang yang oleh kontraktor
dimasukkan ke dalam harga sebagai kompensasi risiko, upaya,
dan usaha untuk menjalankan sebuah proyek. Keuntungan
sebenarnya adalah "sisa" dari uang yang tersisa setelah
kontraktor telah memenuhi semua biaya (baik langsung
maupun tidak langsung) pada suatu proyek. Jumlah
keuntungan yang akan ditambahkan adalah sangat subjektif
dan tergantung pada pertimbangan seperti kompetisi, seberapa
penting proyek, pasar kerja, kondisi pasar lokal dan ekonomi.
 Biaya Tak Terduga (Contigency Fee)

NAMA NO.BP
LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

Biaya tak terduga adalah sejumlah nilai yang dimasukkan


dalam estimasi bilamana terjadi perubahan atau penambahan
biaya proyek yang diperlukan berdasarkan pengalaman. Biaya
tak terduga dapat dihitung melalui analisis statistik proyek
dimasa lalu dengan menerapkan biaya atau pengalaman yang
diperoleh pada proyek-proyek yang sejenis. Hal ini biasanya
tidak termasuk perubahan kejadian tidak terduga yang besar
seperti pemogokan atau gempa bumi.

Menurut Asiyanto (2005), prakiraan anggaran biaya yang telah dibuat


pada tahap perencanaan digunakan sebagai patokan untuk pengendalian
biaya. Pengendalian biaya proyek diperlukan agar proyek dapat terlaksana
sesuai dengan biaya awal yang telah direncanakan. Dalam gambar 1.1 dapat
dijelaskan komponen biaya proyek:
1. Biaya langsung, yang terdiri dari biaya material, biaya tenaga
kerja, biaya sub-kontraktor, biaya peralatan.
2. Biaya tidak langsung yang terdiri dari biaya overhead kantor dan
overhead lapangan.

Gambar 1.1 Komponen Biaya Proyek

1.3 Organization Breakdown Structure (OBS)


Organisasi adalah metode pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada seorang
manajer, yang mempunyai kekuasaan, yang perlu untuk mengawasi anggota-

NAMA NO.BP
LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

anggota kelompok. Pengorganisasian dilakukan untuk menghimpun dan


mengatur semua sumber-sumber yang diperlukan, termasuk manusia,
sehingga pekerjaan yang dikehendaki dapat dilaksanakan dengan berhasil.
Tinjauan teratas dari organizing adalah untuk membantu orang-orang
dalam bekerja bersama-sama secara efektif. Seorang manajer harus
mengetahui, kegiatan- kegiatan apa yang akan diurus, siapa yang membantu
dan siapa yang dibantu, saluran-saluran komunikasi, pengelompokkan
pekerjaan yang diikuti, hubungan-hubungan antara kelompok-kelompok kerja
yang berbeda-beda susunan umum dari kelompok kerja itu.
OBS (Organization Breakdown Structure) merupakan suatu metode
untuk memecah jenis-jenis pekerjaan berdasarkan orang yang bertanggung
jawab pada pekerjaan tersebut. Dengan kata lain, OBS merupakan orang-
orang yang bertanggung jawab dan terlibat sesuai pekerjaan di WBS yang
telah dibuat secara terstruktur.
Adapun dalam pembagian kerja, maka dapat dikelompokkan menjadi
dua bagian, yaitu:
1. Pembagian kerja secara vertikal, didasarkan atas penetapan garis-
garis kekuasaan dan menentukan tingkat-tingkat yang membentuk
bangunan organisasi itu secara tegak. Selain dari menetapkan
kekuasaan, pembagian kerja vertikal memudahkan arus komunikasi
dalam organisasi.
2. Pembagian kerja secara horizontal, didasarakan atas speliasisasi
kerja. Asumsi dasar yang melandasi pembagian kerja garis datar adalah
bahwa dengan membuat setiap tugas pekerja menjadi terperinci, makin
banyak pekerjaan yang dapat dihasilkan dengan usaha yang sama
melalui peningkatan efesiensi dan kualitas.

NAMA NO.BP

Anda mungkin juga menyukai