Kode Biaya
M Æ Material
U Æ Upah pekerja
S Æ Subkontraktor
T Æ Peralatan
I Æ Biaya Lain-lain
R Æ Overhead Lapangan
O Æ Overhead Kantor (Pusat)
2.8.3. Apakah pengkodean tersebut digunakan pada setiap proyek yang ditangani ?
Jawaban :
Bentuk pengkodean biaya MUSTIRO digunakan sebagai standar dalam semua
proyek yang ditangani. Kode yang membedakan antara proyek yang satu dengan
proyek lain adalah kode proyek itu sendiri. Kode proyek dibedakan antara jenis
proyek yang satu dengan jenis proyek yang lain, misalnya kode 6 di awal kode
proyek menunjukkan jenis proyek gedung. Kode proyek ini digabungkan dengan
nomer proyek yang menunjukkan nomer urutan proyek sejenis yang pernah
ditangani. Kode identitas proyek secara keseluruhan menggabungkan antara
kode jenis proyek dan nomer proyek, misalnya kode 651 menunjukkan proyek
gedung (6), proyek sejenis urutan ke 51.
130
Breakdown dari kode biaya utama MUSTIRO tidak diseragamkan dari satu
proyek ke proyek lainnya, karena dianggap tidak diperlukan dalam proses
selanjutnya. Pengendalian biaya di kantor pusat hanya dilakukan dengan melihat
kode biaya utama yaitu MUSTIRO saja.
2.8.4. Seberapa banyak dapat dilakukan perubahan terhadap kode biaya standar pada
tiap proyek?
Jawaban :
Perubahan terhadap kode utama MUSTIRO tidak dapat dilakukan, tetapi
breakdown dari kode utama berada dalam otoritas bagian pengendalian biaya di
masing-masing proyek.
(diberikan contoh breakdown kode biaya pada salah satu proyek yang ditangani)
2.8.5. Seberapa detail pengkodean biaya yang ada ?
Jawaban :
Detail dari kode MUSTIRO biasanya dilakukan hanya sampai satu tingkatan
detail saja, yaitu masing-masing elemen biaya diurutkan dari biaya dengan nilai
rupiah tertinggi sampai terendah.
2.8.6. Apakah breakdown dalam pengkodean biaya sesuai dengan WBS ?
Jawaban :
Breakdown pengkodean biaya tidak sesuai dengan WBS, karena tidak ada WBS
yang dipakai. Pengkodean biaya juga tidak di breakdown berdasarkan aktivitas,
melainkan berdasarkan jenis biaya saja.
2.8.7. Apakah pengkodean tersebut digunakan tidak hanya pada bagian pengendalian
biaya, tetapi juga bagian akuntansi, engineer, estimator dan bagian lain?
Jawaban :
Tiap-tiap bagian proyek yaitu estimator, akuntansi, bagian scheduling dan
bagian pengendalian biaya memiliki kode yang berbeda satu sama lain. Kode-
kode ini tidak berhubungan.
131
harga dengan Order Pembelian (OP). Biaya yang telah dikeluarkan secara
aktual (ACWP) tersebut kemudian dibandingkan dengan nilai progress aktual
yang telah dikalikan dengan nilai kontrak (BCWP). Nilai progress aktual adalah
kuantitas di lapangan yang telah terpasang dan digunakan untuk melakukan
penagihan terhadap pembayaran owner. Penerbitan SPP yang dilakukan oleh
pelaksana, dikendalikan dengan persetujuan berupa tanda tangan dari
engineering, bagian pengendalian biaya, site manager dan project manager.
Pengendalian biaya proyek untuk biaya upah dan subkontraktor dilakukan
dengan membandingkan antara Surat Perintah Kerja (SPK) Pekerjaan
Pemborongan yang dimiliki mandor dan subkontraktor dengan Opname
Pekerjaan dari mandor dan subkontraktor. Dalam SPK dan opname dapat
diketahui volume pekerjaan dan biaya sesuai budget dan yang telah dilakukan di
lapangan (progress).
3.8.4. Seberapa banyak dapat dilakukan perubahan terhadap kode biaya standar pada
tiap proyek?
Jawaban :
Kode biaya yang diterapkan oleh perusahaan, tidak dilakukan oleh semua
proyek. Ada proyek yang memiliki kode sendiri, bahkan ada proyek yang tanpa
kode biaya.
3.8.5. Seberapa detail pengkodean biaya yang ada ?
Jawaban :
Detail dai 4 kode utama dilakukan dengan penyusunan secara acak tanpa melihat
pembagian tiap lantai, zona dan aktivitas pekerjaan. Penyusunan pengkodean
biaya hanya diurutkan ke bawah dengan dua digit angka saja, di mana kode
biaya yang lebih detail tersebut tidak menunjukkan arti apapun kecuali elemen
biaya tersebut. Pengkodean biaya untuk material hanya dilakukan untuk
material-material utama yaitu material-material yang banyak digunakan di
proyek dan memiliki nilai rupiah yang cukup tinggi saja, sedangkan material-
material lainnya dimasukkan dalam pengkodean biaya material lain-lain.
3.8.6. Apakah breakdown dalam pengkodean biaya sesuai dengan WBS ?
Jawaban : Breakdown pengkodean biaya tidak sesuai dengan WBS,
3.8.7. Apakah pengkodean tersebut digunakan tidak hanya pada bagian pengendalian
biaya, tetapi juga bagian akuntansi, engineer, estimator dan bagian lain?
Jawaban :
Kode bagian pengendalian dan bagian-bagian lain dalam proyek tidak sama.
Besarnya RAB biasanya lebih besar dari nilai RAP yang digunakan di lapangan,
namun kadang, nilai RAP lebih besar dari nilai RAB yaitu pada proyek-proyek
promosi yang digunakan tidak untuk mencari keuntungan tetapi untuk
mendapatkan customer, menaikkan pasar dan meningkatkan nilai jual
perusahaan di mata masyarakat dengan melakukan pekerjaan dengan prestise
yang tinggi.
detail hanya elemen biaya upah pekerja, hal ini disebabkan karena dalam analisa
mengenai upah pekerja dapat didasarkan dari bukti opname mandor.
Analisa mengenai status akuntansi dilakukan secara manual, meskipun sudah
memiliki software untuk mempermudah pengendalian biaya. Hal ini disebabkan
karena tidak keterbatasan sumber daya manusia, namun seharusnya penggunaan
software disosialisasikan.
4.3.2. Apakah dilakukan analisa status biaya?
Jawaban :
Tidak, meskipun sudah ada perhitungan progress namun hanya digunakan
dalam scheduling dan tidak digunakan dalam pengendalian biaya.
4.8.4. Seberapa banyak dapat dilakukan perubahan terhadap kode biaya standar pada
tiap proyek?
Jawaban :
Pengkodean biaya dalam sistem online tidak memungkinkan adanya
penambahan breakdown terhadap elemen biaya, sehingga setiap biaya yang
tidak masuk ke dalam kode biaya yang tersedia, hanya dapat dimasukkan
sebagai pengeluaran lain-lain.
4.8.5. Seberapa detail pengkodean biaya yang ada ?
Jawaban :
Pengkodean biaya dibedakan menjadi pengkodean aktivitas dan elemen biaya
4.8.6. Apakah breakdown dalam pengkodean biaya sesuai dengan WBS ?
Jawaban :
Tidak ada WBS secara riil, namun breakdown sudah diterapkan dalam
pengkodean biaya.
4.8.7. Apakah pengkodean tersebut digunakan tidak hanya pada bagian pengendalian
biaya, tetapi juga bagian akuntansi, engineer, estimator dan bagian lain?
Jawaban :
Kode bagian pengendalian dan bagian-bagian lain dalam proyek tidak sama.
dikeluarkan dalam satu hari dan mengontrol kesesuaian antara produksi yang
dihasilkan dan jumlah biaya yang harus dilakukan. Bagian akuntasi mengecek
jumlah uang yang akan dibayarkan pada penanggung jawab setiap elemen biaya
dan melakukan kegiatan-kegiatan administrasi.
5.2.2. Apa saja yang dimonitor ?
Jawaban :
Biaya elemen biaya utama yang dikeluarkan secara keseluruhan yaitu jumlah
cash flow proyek dan jumlah RAP yang telah dikeluarkan pada periode tersebut.
5.2.3. Bagaimana cara melakukan monitoring?
Jawaban :
Monitoring terhadap biaya actual proyek dilakukan dengan prosedur-prosedur
berupa SOP (Standard Operating Procedures) untuk masing-masing elemen
biaya. SOP yang diterapkan dengan baik dalam proyek ini sangat membantu
bagian pengendalian biaya untuk dapat mengalokasikan budget sesuai kebutuhan
yang sebenarnya dalam proyek.
Pembayaran terhadap pekerjaan yang dilakukan di proyek berada dalam
wewenang bagian pengendalian biaya di kantor pusat. Bagian pengendalian
biaya di kantor pusat melakukan pembayaran pada masing-masing penanggung
jawab elemen biaya dengan menyetorkannya secara langsung ke rekening
masing-masing penanggung jawab elemen biaya proyek. Pembayaran yang
secara langsung dilakukan oleh kantor pusat ini, dapat digunakan untuk
mempermudah monitoring terhadap pengeluaran biaya di proyek karena proyek
hanya memegang keuangan untuk peralatan dan bagian umum sehingga
penyelewengan terhadap budget dan manipulasi terhadap pelaksanaan di
lapangan dapat dihindarkan.
152
status akuntansi yang menunjukkan nilai negatif dan positif (tidak sesuai budget)
akan dievaluasi.
5.5.2. Bagaimana cara perbaikan yang dilakukan?
Jawaban :
Management Review digunakan untuk membahas keadaan proyek, baik apabila
biaya proyek melebihi budget maupun apabila biaya proyek di bawah budget
yang tersedia. Langkah perbaikan yang perlu ditempuh untuk memperbaiki
keadaan keuangan proyek dilakukan berdasarkan laporan-laporan status akutansi
dari bagian pengendalian biaya proyek