Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industry kontruksi adalah merupakan salah satu faktor yang


dapat meningkatkan kemajuan dan kemakmuran sebuah Negara. Industri
kontruksi dapat dijadikan sebagai salah satu indikator dalam menilai pertumbuhan
ekonomi suatu Negara.

Semua proyek konstruksi yang akan dibangun, direncanakan,


diimplementasikan secara fisik dan dikendalikan pembangunannya dengan
mempertimbangkan dari banyak segi. Pertimbangan yang sangat dasar bila
ditinjau dari aspek manajemen kontruksi adalah mutu,waktu dan biaya atau
dikenal dengan istilah triple constraints yang diperhitungkan dengan sangat teliti
oleh para ahli teknik dan ahli-ahli lainnya yang terlibat dalam pembangunan
tersebut dengan mengikuti peraturan yang berlaku di Negara kita.

Didalam manajemen proyek, perencanaan dan pengendalian biaya proyek


merupakan salah satu dari fungsi manajemen. Perencanaan dan pengendalian
biaya dilakukan dari tahap pertama dari proses timbulnya sebuah proyek yaitu
tahap gagasan sampai dengan tahap terakhir yaitu penyerahan proyek selesai
100% yan dilakukan oleh masing-masing pihak yang terlibat dalam proyek dan
mempunyai tujuan yang berbeda.

Bagi pihak konsultan perencana, perencanaan dalam memperkirakan biaya


yang dibuat dinamakan engineer estimate adalah untuk kepentingan owner yaitu
menyiapkan biaya untuk syarat dari sebuah pelelangan/tender dan merupakan
biaya terbaik dan menguntungkan owner. Bagi owner perencanaan biaya dibuat
sebagai patokan harga penawaran yan dibuat oleh kontraktor pada proses tender.
Biaya yang dibuat oleh kontraktor disebut owner estimate (OE) atau HPS ( Hasil
Perhitungan Sendiri).

1
2

Perencanaan yang dibuat oleh kontraktor adalah bertujuan untuk


mendapatkan keuntungan finansial. Maka perencanaan biaya tersebut harus
diperkirakan dengan sangat teliti karena dalam sebuah pelelangan apabila
perencanaan biaya yang dibuat untuk penawaran terlalu tinggi maka kemungkinan
kontraktor tersebut akan mengalami kekalahan dan sebaliknya apabila terlalu
rendah maka kemungkinan akan menang tetapi sedikit mendapat keuntungan
financial atau bahkan rugi. Penawaran biaya yang dibuat pada tahap pelelangan
merupakan biaya perencanaan sebelum pelaksanaan proyek dimulai dan
perenanaan biaya pada penawaran tersebut biasanya selalu lebih rendah dari HPS.

Pengendalian berarti mengawasi dan memantau agar sasaran proyek


tercapai kearah tujuan yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan.
Pengendalian biaya biasanya dilakukan untuk mengurangi pengeluaran biaya yang
tidak berguna seperti pemakaian terhadap sumber daya yang tidak pada waktunya.
Contohnya yaitu pengadaan tenaga kerja, peralatan dan material yang tidak tepat
waktu akan mengakibatkan bengkaknya biaya pelaksanaan. Contoh lain adalah
untuk mengimbangi cash out terhadap cash in yang secara teori cash in dan cash
out haruslah seimbang. Tetapi kenyataannya di lapangan teori ini hampir selalu
tidak benar karena sifat sebuah proyek adalah berubah-ubah tergantung dari
sumber daya dan faktor-faktor lain walaupun dengan tipe bangunan konstruksi
yang sama namun mempunyai kendala yang berbeda-beda pula.

Ada dua metode yang sering digunakan dalam sistem pemantauan dan
pengendalian terhadap waktu dan biaya yaitu identifikasi varians dan konsep nilai
hasil. Metode pengendalian biaya dengan menggunakan kurva “S” akan
menyajikan varian biaya secara lebih jelas. Pada akhirnya tujuan dari
pengendalian biaya dilakukan agar biaya yang dikeluarkan pada tahap
pelaksanaan proyek harus sama atau mendekati dari biaya yang direncanakan.

Dari penjelasan diatas maka tujuan dari perencanaan dan pengendalian


biaya proyek adalah untuk mendapatkan biaya proyek yang terbaik dan efisien
3

yang dihitung secara teliti dengan tujuan yang berbeda-beda oleh masing-masing
unsur organisasi proyek.

Pada buku ini akan dijelaskan beberapa konsep, istilah dan metode
perencanaan perkiraan biaya pelaksanaan sebuah konstruksi. Dan penguraian
prinsip-prinsip aplikasi biaya dalam proyek konstruksi dimana setiap tahap
mempunyai istilah perkiraan biaya yang berbeda. Prinsip aplikasi perkiraan biaya
tersebut dimulai dari justifikasi yang merupakan perkiraan biaya kasar yang
dibuat oleh owner kemudian rencana anggaran biaya yang dibuat oleh perencana,
DUP, DIP, OE, harga penawaran sampai dengan harga kontrak.

1.2 Manfaat dan Tujuan

Untuk mengetahui cara-cara pembuatan rencana anggaran biaya,


merencanakan dan mengendalikan biaya seminimal mungkin dalam
memanajemen sebuah proyek.

1.3 Gambaran Umum

Untuk mendapatkan perkiraan biaya teliti sekurang-kurangnya data yang


harus ada adalah data tentang spesifikasi dari bangunan yang akan dikerjakan.
Spesifikasi tersebut dapat dijumpai dalam bestek dan gambar bestek. Sebelum
diadakan tender, panitia tender dan konsultan perencana akan membuat bestek dan
gambar bestek. Pada umumnya bestek dibagi atas tiga bagian yaitu peraturan
umum, administrasi dan teknis. Bestek dan gambar bestek tersebut akan berguna
sebagai salah satu kelengkapan syarat-syarat dalam dokumen kontrak dan
merupakan salah satu data yang diperlukan untuk memperkirakan biaya proyek
pada saat membuat harga penawaran. Gambar dibagi kedalam dua bagian yaitu
sebagai berikut :
4

 Bestek

Bestek adalah uraian dan syarat-syarat dari bangunan yang akan


dikerjakan yang memuat keterangan/ petunjuk yang sejelas-jelasnya. Bestek
berasal dari bahasa Belanda. Semua spesifikasi yang akan dijelaskan secara
tertulis dan sistematik dengan penjelasan yang mudah dimengerti serta bebas dari
kemungkinan untuk terjadinya salah pengertian. Diharapkan semua kontraktor
telah mengerti benar penjelasan bestek yang akan ditawarkan semisalnya tentang
bermacam-macam bahan beserta penggunaannya. Salah satu uraian dan syarat-
syarat yang termasuk dalam bestek yaitu :

 Peraturan pelaksanaan teknik


Dalam dokumen kontrak telah dilampirkan metode pelaksanaan teknik
dari pekerjaan persiapan sampai pekerjaan selesai. Salah satu contohnya adalah
akan menjelaskan tentang teknologi yang akan digunakan untuk merakit sebuah
rumah dengan menggunakan teknologi bongkar pasang. Contoh lain yaitu
pengadukan mortar harus menggunakan peralatan molen karena akan
menghasilkan mutu mortar seperti yang diharapkan. Bila salah satu dari peraturan
yang telah ditetapkan dalam bestek ini tidak dikerjakan maka kontraktor telah
melanggar bestek yang telah disepakati. Pelaksanaan teknik yang dibuat adalah
menguntungkan bagi semua pihak terutama negara. Peraturan yang ditetapkan
dalam bestek tidak terlepas dari peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

 Peraturan pemakaian bahan


Pemakain bahan bangunan akan dijelaskan juga dalam bestek ini. Dapat
diambil salah satu contoh adalah pada proyek tersebut harus menggunakan beton
bertulang dengan mutu beton K 300, maka kontraktor wajib mengikuti syarat
yang diminta. Contoh lainnya adalah menggunakan bahan kayu dari jenis kayu
kelas II, bila menggunakan kayu kelas yang lain maka dikatakan bahwa
kontraktor tersebut melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah
disepakati. Peraturan tentang pemakaian bahan dapat diperoleh dari peraturan
5

pemerintah yang terbaru yang telah ditetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI)
tentang beton bertulang, baja, kayu dan sebagainya.

 Pedoman pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan perencanaan


(gambar detail).

 Gambar Bestek

Gambar sangat diperlukan oleh para kontraktor untuk melaksanakan suatu


proyek yang merupakan alat visual yang memperlihatkan bentuk bangunan
lengkap dengan keterangan dan ukurannya. Semua spesifikasi yang tidak
diterangkan dalam bestek akan dijelaskan melalui keterangan yang dibuat pada
gambar bangunan.

Misalnya didalam bestek kita tidak mendapatkan informasi mengenai


material apa yang digunakan untuk lantai. Dengan menggunakan simbol-simbol
bahan bangunan yang telah distandarisasikan maka gambar detail konstruksi dapat
segera diidentifikasikan.

Gambar bestek dibuat oleh konsultan perencana yaitu berupa rencana


gambar bangunan yang akan dikerjakan. Gambar bestek ini dilengkapi dengan
keterangan dan ukuran-ukuran tekniknya yang terdiri dari :

 Denah
 Tampak depan, belakang, samping kiri dan kanan bangunan dengan skala
1 : 50, 1:100
 Gambar penampang, potongan dan detail yang lengkap dari pekerjaan
persiapan sampai pekerjaan selesai dengan skala 1:10, 1:20 atau 1:50

Anda mungkin juga menyukai