BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Tahapan Proyek
Suatu proyekKonstruksi memiliki tahapan kerja yang sistematis dan logis..
Tahapan-tahapan tersebut tercantum dalam Gambar 2.1 sebagai berikut.
Tahap Penutupan Proyek
Tahap ini memiliki tiga subtahap penting, yaitu : pertanggungjawaban,
pembelajaran proyek dan perayaan. Setelah proyek selesai, manajer proyek
mempertanggungjawabkan hasil proyek kepada sponsor (pemilik proyek) dan
pada proyek dan berguna untuk mempererat hubungan antara semua pihak
yang terkait tersebut.
Estimasi biaya proyek adalah nilai prediksi yang didasarkan pada faktor-
faktor utama yaitu keadaan proyek, rencana kontrak, jadwal konstruksi,
teknologi yang digunakan, dasar produksivitas tenaga kerja, metode estimasi
biaya. Berikut adalah beberapa macam estimasi biaya dalam suatu proyek
konstruksi.
3. Engineering Estimate. Engineering Estimate adalah perhitungan biaya
untuk suatu paket pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh konsultan
perencana atau orang yang dapat melakukan perhitungan biaya konstruksi.
4. Owner Estimate. Owner Estimate dibuat oleh pemilik proyek, sifatnya
sama dengan budget hanya lebih sederhana dan hanya untuk proyek yang
berskala sedang sampai kecil. Perhitungannya berdasarkan pada biaya umum
yang dipakai untuk membangun property sejenis pada wilayah tertentu.
5. Contractor Estimate. Estimasi ini adalah biaya penawaran yang dibuat oleh
banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah serta biaya-biaya
lain yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut.
Pihak yang menyusun RAB adalah konsultan perencana, dengan
mengacu pada gambar rencana untuk menghitung volume pekerjaan. RAB
dijadikan dasar acuan biaya untuk mendapatkan kontrak saat proses lelang.
Ada tiga istilah khusus yang harus diperhatikan dalam RAB, yaitu harga
satuan bahan, harga satuan upah, dan harga satuan pekerjaan. Harga satuan
bahan adalah harga bahan yang didapat dari pasaran, lalu dikumpulkan
dalam suatu daftar yang dinamakan daftar harga satuan bahan. Harga satuan
upah adalah standar acuan upah untuk tenaga kerja di lapangan pada
masing-masing jenis pekerjaan. Dari penjumlahan data harga satuan bahan
dan harga satuan upah tersebut didapatkan harga satuan pekerjaan. Rumus
harga satuan pekerjaan adalah seperti ditunjukkan oleh Tabel 2.1.
Sumber: kimuragallery.blogspot.co.id
Harga satuan pada tabel perhitungan RAB didapatkan dari AHS (Analisa
Harga Satuan). AHS terdiri dari koefisien produktivitas dan harga bahan atau
upah yang memiliki standar masing-masing. Koefisien pekerjaan AHS
berstandarkan
pada SNI dan harga material/upah ditentukan oleh pemerintah
dengan harga yang berbeda di masing-masing daerah. Contoh AHS ditunjukkan
oleh Gambar 2.3.
Gambar 2.4 SNI tahun 2008 untuk Perhitungan RAB Bangunan Gedung dan
Perumahan. Sumber : Google
2.3 Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP)
Rencana Anggaran Pelaksanaan (RAP) adalah rencana anggaran biaya
suatu proyek yang dibuat oleh pihak kontraktor sebagai pedoman untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga, nilai kontrak, spesifikasi
material yang sesuai dan telah disepakati. Harga selisih antara RAB dan
RAP merupakan keuntungan atau laba bagi pihak kontraktor.
Adapun fungsi RAP adalah sebagai berikut.
a. Sebagai pedoman dasar harga untuk perhitungan biaya material
dan upah tenaga kerja.
b. Sebagai acuan untuk harga yang diberikan kepada sub kontraktor
dan mandor bangunan.
c. Sebagai dasar perhitungan untuk mengetahui laba rugi proyek yang
sedang dilaksanakan.
Menyusun RAP adalah sama halnya dengan menyusun RAB, hanya
saja perbedaannya terletak pada harga satuan material dan pekerjaan
tersebut. Harga untuk bahan-bahan didapatkan dari PT. Sanbe sendiri
berupa data sekunder. Sementara koefisien produktivitas didapatkan dari
perhitungan data-data hasil pengamatan langsung di lapangan, yaitu berupa
volume per item pekerjaan, jumlah sumber daya, dan durasi pekerjaan. Dari
RAB dan RAP yang disusun, kita bisa mendapatkan kontrol atau
pengawasan atas suatu proyek dengan menyusun kurva s.
2.3.1 Shop Drawing
Jika dalam menyusun RAB gambar yang digunakan untuk
menghitung volume pekerjaan adalah gambar rencana dari pihak konsultan,
maka dalam menyusun RAP yang dibutuhkan adalah shop drawing. Shop
drawing atau gambar kerja dibuat setiap ada tahap pekerjaan yang akan
dilaksanakan, tidak langsung dalam satu bundel utuh seperti gambar
rencana. Gambar kerja ini sudah lebih detail daripada gambar rencana.
Semua informasi yang diperlukan seperti dimensi ruang, ukuran, notasi,
ukuran dan dimensi material, dan spesifikasi material sudah tercantum
dalam gambar kerja. Contoh shop drawing denah toilet ditunjukkan pada
Gambar 2.6.
Koefisien Pekerjaan = 1 /
Produktivitas
Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai
perbandingan antara output dan input yang menyatakan bagaimana baiknya
sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal.
Rumus produktivitas sendiri adalah sebagai berikut.
Tabel 2.3 Rumus Produktivitas .
Produktivitas = volume/
mandays
sumber daya manusia yang relatif sedikit dan kegiatan yang dilakukan
pekerjaan yang dilakukan relatif sedikit
2.4.3 Network Planning
1. Sebagai patokan jadwal pelaksanaan proyek. Dalam kurva s akan terlihat
kapan pekerjaan dimulai dan kapan pekerjaan berakhir.
2. Sebagai dasar untuk manajemen keuangan proyek. Pada kurva s dapat
terlihat perkiraan besarnya progress atau presentase pekerjaan. Seorang
manajer keuangan dapat memperkirakan berapa dana yang akan tersedia
dan kapan akan meminta dana pada owner.
3. Untuk melihat pekerjaan yang masuk dalam lintasan kritis.
4. Untuk mengetahui pelaksanaan pekerjaan terlambat atau lebih cepat dari
jadwal.
5. Sebagai bahan laporan proyek dari kontraktor kepada manajemen
konstruksi, konsultan pengawas dan owner.
Baik kurva s rencana maupun kurva s realisasi, keduanya memiliki
bobot pekerjaan yang sama. Yang membedakan keduanya adalah volume
pekerjaan yang dipakai. Volume pekerjaan untuk kurva s rencana bersumber
dari RAB, sedangkan untuk kurva s realisasi, volume pekerjaannya dari
RAP. Contoh Kurva s dengan progress pelaksanaan yang tergolong cepat
ditunjukkan pada Gambar 2.8.