Anda di halaman 1dari 3

BAB VI

TIME SCHEDULE MATERIAL

Time schedule adalah rencana alokasi waktu untuk menyelesaikan


masing-masing item pekerjaan proyek yang secara keseluruhan adalah
rentang waktu yang ditetapkan untuk melaksanakan sebuah proyek. Time
schedule ini menerangkan kapan waktu dimulai pekerjaan, lama waktu
pekerjaan (durasi), dan waktu selesai pekerjaan. Baik untuk pekerjaan
pembuatan rumah, gedung, kantor, jalan raya, jembatan, dan semua
konstruksi bangunan sipil lainnya. Time schedule pada proyek kontruksi dapat
dibuat dalam bentuk bar chart, network planning, kurva S, schedule harian,
mingguan, bulanan, tahunan atau waktu tertentu dan pembuaatan time
schedule dengan bantuan software (ms. project).

Tujuan pembuatan time schedule dalam pelaksanaan sebuah proyek


konstruksi antara lain :
1. Pedoman waktu untuk pengadaan sumber daya manusia yang
dibutuhkan.
2. Pedoman untuk pendatangan material pekerjaan sesuai dengan
item pekerjaan yang akan dilaksanakan.
3. Pedoman waktu untuk pengadaan alat-alat kerja.
4. Sebagai alat untuk mengendalikan waktu pelaksanaan proyek.
5. Sebagai tolak ukur pencapaian target waktu pelaksanaan pekerjaan
proyek.
6. Sebagai acuan untuk memulai dan mengakhiri sebuah kontrak
kerja proyek konstruksi.
7. Sebagai pedoman pencapaian progress pekerjaan setiap waktu
tertentu.
8. Sebagai pedoman untuk penentuan batas waktu denda atas
keterlambatan proyek atau bonus atas percepatan proyek.
9. Sebagai pedoman untuk mengukur nilai suatu investasi.
LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

Dalam melaksanakan pekerjaan pembangunan time schedule ini sangat


dibutuhkan salah satunya untuk mempersiapakan material pekerjaan sesuai
dengan waktunya agar mencapai target yang ditentukan. Persediaan material
merupakan bagian yang sangat penting. Material merupakan komponen yang
banyak memakan biaya dan waktu. Jika persediaan material tidak memenuhi
kebutuhan maka akan berpengaruh pada jadwal penyelesaian pekerjaan dan
pembengkakan biaya total proyek, sedangkan persediaan material yang
berlebih akan menimbulkan biaya penyimpanan yang tinggi. Oleh karena itu,
untuk menjaga agar dana dan ketersediaan material efektif dan efisien dalam
jumlah dan waktu yang tepat maka diperlukan time schedule material yang
baik. Time Schedule Material (TSM) adalah perencanaan alokasi waktu untuk
mendistribusikan material per masing item pekerjaan proyek secara
keseluruhan. Pengendalian material yang baik sesuai waktu dan biaya serta
tenaga kerja yang tersedia dapat meningkatkan mutu proyek sekaligus dapat
menekan biaya konstruksi.
Untuk penyusunan Time Schedule Material (TSM) pada pelaksanaan
pekerjaan proyek diperlukan beberapa item berikut:
a. Material-material yang dibutuhkan pada masing masing item
pekerjaan.
b. Volume masing-masing item pekerjaan.
c. Harga satuan pekerjaan masing-masing item pekerjaan.
d. Durasi dari pengerjaan masing-masing item pekerjaan.

6.1 Jenis Material Konstruksi


Menurut Ervianto (2007), material konstruksi dalam sebuah proyek
terdiri dari 2 jenis yaitu:
1. Bahan Permanen
Bahan Permanen adalah bahan yang dibutuhkan oleh kontraktor untuk
membentuk gedung, bersifat tetap sebagai elemen gedung. Jenis
bahannya tercantum dalam dokumen kontrak (gambar kerja dan
spesifikasi).

NAMA NO.BP
LABORATORIUM MANAJEMEN
DAN REKAYASA KONSTRUKSI
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Andalas, Padang

2. Bahan Sementara
Bahan Sementara dibutuhkan dalam membangun proyek, tetapi tidak
menjadi bagian dari bangunan. Jenis bahan ini tidak dicantumkan dalam
dokumen kontrak, sehingga kontraktor bebas menentukan bahan dan
pemasoknya. Untuk jenis bahan ini kontraktor tidak mendapat bayaran
sehingga biaya dimasukan ke dalam biaya pelaksanaan pekerjaan dalam
kontrak.

6.2 Menentukan Kebutuhan Material


Menentukan secara tepat kapan suatu pekerjaan harus selesai atau
material harus tersedia untuk memenuhi permintaan atas produk akhir
yang sudah direncanakan dalam jadwal induk produksi.
1. Lead Time Stock Material
Lead Time Stock Material adalah waktu pengiriman yang
direncanakan untuk mendapatkan material. Penentuan lead time
untuk setiap material adalah 1 minggu sebelum material tersebut
digunakan sudah harus ada di lokasi proyek, kecuali material yang
sifatnya segera harus dipakai misalnya ready mix. Adanya lead time
ini dimaksudkan untuk mengantisipasi dan mengontrol material yang
akan digunakan.
2. Analisa Kebutuhan Material Per Periode
Kebutuhan material per periode dapat dihitung berdasarkan
jadwal induk produksi dan analisa bahan atau material untuk masing
masing item pekerjaan. Kebutuhan material per periode dihitung
dengan memasukkan data koefisien atau indeks (angka) analisa
bahan pada setiap minggunya. Apabila satuan dalam analisa bahan
berbeda dengan satuan unit dalam pembelian material, maka jumlah
kebutuhan material dikonversikan kedalam satuan pembelian.
Kebutuhan material dalam satu periode adalah hasil penjumlahan
kebutuhan material dari semua item pekerjaan yang menggunakan
material tersebut dalam periode yang sama.

NAMA NO.BP

Anda mungkin juga menyukai