Anda di halaman 1dari 11

PELAKSANAAN SQUEEZE CEMENTING

PADA SUMUR X LAPANGAN ’Y’

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Oleh :

ARMAN
NIM: 07.01.089

JURUSAN TEKNIK PERMINYAKAN


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2013

LEMBAR PENGESAHAN
PELAKSANAAN SQUEEZE CEMENTING
PADA SUMUR X LAPANGAN ’Y’

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Diajukan Guna Memenuhi Syarat Penulisan Skripsi Untuk Meraih Gelar


Sarjana Teknik Perminyakan di
Sekolah Tinggi Teknologi Miyak dan Gas Bumi Balikpapan

Oleh :

ARMAN
NIM: 07.01.089

Disetujui untuk
Jurusan Teknik Perminyakan STT MIGAS Balikpapan
Oleh:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Yudiaryono, MT M. Nur Mukmin, ST

I. JUDUL
PELAKSANAAN SQUEEZE CEMENTING PADA SUMUR X
LAPANGAN ’Y’
II. LATAR BELAKANG MASALAH
Menurunnya laju produksi minyak dari suatu sumur pada umumnya
merupakan suatu keadaan yang tidak dapat dihindarkan. Untuk memperoleh
minyak semaksimal mungkin, sumur harus dijaga agar tetap berproduksi
dengan laju produksi yang optimum. Oleh karena itu apabila pada suatu
sumur terjadi penurunan produksi harus segera diketahui agar dapat segera
dilakukan usaha-usaha untuk menjaga agar sumur tetap berproduksi dengan
optimum ataupun usaha yang akan meningkatkan laju produksi minyak.
Untuk mencapai tujuan tersebut, biasanya dilakukan suatu kerja ulang
(workover) pada sumur tersebut.
Workover atau kerja ulang adalah salah satu kegiatan dalam usaha
meningkatkan produktivitas dengan cara memperbaiki problem atau
memperbaiki kerusakan sumur sehingga diperoleh kembali laju produksi
yang optimum.
Sebelum memutuskan untuk mengadakan kerja ulang ini perlu beberapa
pertimbangan, yaitu:
1. Harus diyakini benar bahwa cadangan minyaknya masih cukup besar
sehingga untuk tujuan pengurasan reservoirnya perlu mengadakan
rehabilitasi sumur-sumur produksi tersebut.
2. Masih belum tercapainya laju produksi yang optimum, sehingga perlu
diselidiki faktor-faktor penyebabnya agar dapat ditentukan jenis operasi
kerja ulangnya.
3. Terproduksinya material yang tidak diinginkan, produksi air dan atau
gas yang berlebihan sehingga menyebabkan rusaknya peralatan dan
perlengkapan lainnya.
4. Rencana menaikkan kapasitas produksi tanpa memandang apakah terjadi
problem mekanis dan formasi atau tidak.

III. MAKSUD DAN TUJUAN


Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk melakukan
Pelaksanaan kerja ulang dan operasinya pada Sumur X Lapangan “Y”
menggunakan metode Squeeze Cementing.

IV. TINJAUAN PUSTAKA


Reservoir merupakan tempat terakumulasinya fluida hidrokarbon.
Proses akumulasi fluida hidrokarbon harus memenuhi beberapa syarat,
yang merupakan unsur-unsur pembentuk reservoir. Unsur-unsur yang
menyusun reservoir yaitu :
1. Batuan reservoir (reservoir rock) yaitu wadah yang diisi dan dijenuhi
oleh fluida hidrokarbon. Pada umumnya batuan reservoir merupakan
lapisan batuan yang porous dan permeable.
2. Lapisan penutup (cap rock), yaitu suatu lapisan batuan yang bersifat
impermeable yang berfungsi sebagai penyekat fluida hidrokarbon.
3. Perangkap reservoir (reservoir trap), merupakan suatu unsur pembentuk
reservoir yang mempunyai bentuk sedemikian rupa sehingga lapisan
beserta penutupnya merupakan bentuk konkaf ke bawah dan
menyebabkan minyak dan gas berada dibagian teratas reservoir.
Karakteristik suatu reservoir sangat dipengaruhi oleh 3 hal yaitu
karakteristik batuan penyusun, fluida reservoir yang menempati dan kondisi
reservoir itu sendiri, yang mana satu sama lain akan saling berkaitan.
Pada dasarnya semua batuan dapat menjadi batuan reservoir asalkan
mempunyai porositas dan permeabilitas yang cukup. Namun pada
kenyataannya batuan sedimen yang banyak dijumpai sebagai batuan
reservoir. Oleh karena itu dalam penilaian batuan reservoir selanjutnya akan
banyak berhubungan dengan sifat-sifat fisik batuan sedimen..

Frekuensi Squeeze Cementing


Tingkat frekuensi squeeze cementing sangat tergantung pada
penyebab dilakukan squeeze cementing. Penyebab tersebut antara lain:
1. Kebocoran casing
Kebocoran casing terjadi karena proses korosi, collapse, dan collars
(sambungan casing). Korosi pada casing disebabkan karena adanya H2S,
CO2, HCl atau mud acid dan adanya perbedaan potensial yang
menyebabkan kontak dua macam fluida dengan tingkat keragaman
berbeda. Korosi ini mengakibatkan pengikisan pada dinding casing,
terutama pada dinding bagian dalam.
Adanya selisih tekanan dalam dan luar casing yang terlalu besar maka
akan terjadi collapse. Collapse casing tersebut dapat terjadi karena salah
dalam mendesain dan juga adanya korosi tadi.
2. Kerusakan primary cementing
Sebab-sebab terjadinya kerusakan primary cementing adalah karena
adanya tekanan yang besar pada operasi workover atau kualitas semen
dan pengerjaan yang tidak baik.

Komposisi Kimia Batuan Reservoar


Batuan adalah kumpulan dari mineral–mineral. Sedangkan suatu
mineral dibentuk dari beberapa ikatan komposisi kimia. Banyak sedikitnya
suatu komposisi kimia akan membentuk suatu jenis mineral tertentu dan
akan menentukan macam batuan. Batuan reservoir umumnya terdiri dari
batuan sedimen, yang berupa batupasir, batuan karbonat, dan shale atau
kadang–kadang vulkanik. Masing–masing batuan tersebut mempunyai
komposisi kimia yang berbeda, begitu pula sifat fisiknya. Unsur atau atom–
atom penyusun batuan reservoar perlu diketahui mengingat macam dan
jumlah atom–atom tersebut akan menentukan sifat–sifat dari mineral yang
terbentuk, baik sifat–sifat fisik maupun sifat–sifat kimiawinya. Mineral
merupakan zat–zat yang tersusun dari komposisi kimia tertentu yang
dinyatakan dalam bentuk rumus–rumus dimana menunjukkan macam
unsur–unsur serta jumlahnya yang terdapat dalam mineral tersebut.

Petroleum System
Terbentuk dan terakumulasinya minyak dan gas dibawah permukaan
harus memenuhi beberapa syarat yang merupakan unsur-unsur petroleum
system yaitu adanya batuan sumber (source rock), migrasi hidrokarbon
sebagai fungsi jarak dan waktu, batuan reservoir, perangkap reservoir dan
batuan penutup (seal).

Sifat Fisik Batuan Reservoir


Pada dasarnya semua batuan dapat menjadi batuan reservoir asalkan
mempunyai porositas dan permeabilitas yang cukup, namun pada
kenyataannya hanya batuan sedimen yang banyak dijumpai sebagai batuan
reservoir, khususnya reservoir minyak. Oleh karena itu dalam penilaian
batuan reservoir selanjutnya akan banyak berhubungan dengan sifat–sifat
fisik batuan sedimen, terutama yang porus dan permeabel. Sifat fisik batuan
yang lainnya antara lain : Porositas, Permeabilitas, Wettabilitas, tekanan
kapiler, saturasi dan kompresibilitas batuan.

Perencanaan Operasi Kerja Ulang Dengan Perhitungan Squeeze


Cementing
Squeeze cementing adalah suatu proses penyemenan dimana bubur
semen ditekan ke tempat tertentu di dalam sumur untuk menutup daerah
yang diinginkan. Operasi ini biasanya dilakukan untuk memperbaiki
kegagalan atau kerusakan pada penyemenan pertama ataupun untuk tujuan-
tujuan tertentu.
Secara umum kegunaan dari squeeze cementing adalah:
 Memperbaiki primary cementing yang rekah atau semen yang tidak baik
ikatannya.
 Memperbaiki casing yang pecah atau bocor.
 Menutup perforasi-perforasi yang tidak diinginkan atau yang sudah
tidak dipakai.
 Mengganti zona-zona produksi.
 Mengontrol gas oil ratio (GOR) dan water oil ratio (WOR) yang tinggi
dengan jalan mengisolasi zona minyak dari formasi gas bearing dan atau
water bearingnya.
 Menutup zona lost circulation atau zona dengan tekanan tinggi atau
produksi air/gas yang berlebihan.
Untuk menyelesaikan tujuan di atas hanya dibutuhkan volume bubur
semen yang relatif sedikit, tetapi harus ditempatkan pada titik yang tepat
pada sumur. Untuk itu diperlukan perencanaan yang baik terutama
perencanaan bubur semen dan penentuan tekanan serta pemiliahn metoda
atau teknik yang digunakan untuk operasi ini.
Ada dua cara yang dikenakan pada operasi squeeze cementing, yaitu:
1. High Pressure Squeeze Cementing
Teknik ini dikenal dengan teknik semen fluid loss tinggi. Pada haigh
pressure squeeze cementing ini, formasi direkahkan dulu untuk
menempatkan bubur semen. Jadi teknik ini mencakup perekahan formasi
dan pemompaan bubur semen dengan tekanan tinggi tanpa kebocoran.
Dalam high pressure squeeze cementing ini casing sering tidak kuat
menahan tekanannya, karena itu diberi tekanan imbangan di annulus
drill pipe casing (squeeze cementing dilakukan dari drill pipe) diatas
packer karena dalam operasi ini dipasang packer untuk mengarahkan
tekanan ke formasi. Tekanan yang harus dikerjakan dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan berikut:
PB = Ps – Pc + 0,052 D (Wc – Wm)
dimana:
PB = Tekanan imbang di annulus, psi
Ps = Squeeze pressure di permukaan, psi
Pc = Collapse pressure yang diijinkan, psi
Wc = Density bubur semen, ppg
Wm = Density lumpur, ppg
D = Kedalaman packer, ft
Persamaan menunjukkan bahwa tekanan di annulus (yang
mengimbangi PB) diatas packer ditambah collapse pressure casing yang
diijinkan (Pc) harus sama dengan squeeze pressure di permukaan (P s)
ditambah tekanan differential oleh bubur semen. Sedangkan tekanan
yang diperbolehkan untuk tekanan imbang adalah:
PBmax = 0,8 Pb – 0,052 D (Wc – Wm)
dimana:
PBmax = Tekanan imbang maksimum, psi
Pb = Burst pressure casing yang diijinkan, psi
Dari Persamaan dan dapat diketahui squeeze pressure maksimum yang
aman, yaitu:
Psq = Pc – 0,052 D (Wc – Wm) + PBmax
2. Low Pressure Squeeze Cementing
Teknik ini lebih dikenal dengan teknik semen fluid loss rendah.
menunjukkan teknik tekanan rendah. Teknik ini mencakup penempatan
semen diatas interval perforasi dan memberikan tekanan yang cukup
untuk membentuk filter cake dari semen yang didehedrasi di dalam
perforasi dan dalam saluran-saluran atau rekahan-rekahan yang mungkin
terbuka perforasi tersebut.
Pada low pressure squeeze cementing ini sering tidak digunakan packer
dan dalam prakteknya tekanannya adalah 300 psi dibawah tekanan rekah
formasinya. Tingginya teknik squeeze pada titik tekanan tinggi
menyebabkan rekahnya formasi, sehingga perlu hati-hati, karena itulah
teknik tekanan rendah lebih aman.
Beberapa anjuran untuk melakukan squeeze cementing ini adalah:
 Tekanan squeeze akhir maksimum di permukaan tidak harus 1000 psi
diatas break down pressure (tekanan pompa dimana fluida untuk
pertama kali masuk ke dalam formasi).
 BHP maksimum 1 psi/ft kedalaman.
 Untuk sumur-sumur dangkal biasanya BHP ditentukan dengan
persamaan:
BHP = 0,4 D + 500 , psi
Jumlah semen untuk squeeze cementing bervariasi dari beberapa sak
sampai ratusan sak. Volume squeeze cementing tergantung dari tenaga
pompa, break down pressure filtrat slurry, permeabilitas formasi
(permeabilitas besar akan menyebabkan dehidrasi semen dengan cepat,
maka semen akan cepat mengeras karena bridging, jadi tekanan squeeze
naik dengan cepat), panjang zona yang diperforasi, kondisi primary
cementing, dan hubungan antara top kolom semen dengan titik dimana
squeeze akan dilakukan.

V. METODOLOGI PENDEKATAN
Metode yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah Squeeze
Cementing.

VI. DATA YANG DIBUTUHKAN


Data yang dibutuhkan antara lain data produksi, tekanan, sejarah
sumur itu sendiri dan data penunjang lainnya.

VII. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN


Tugas Akhir ini berlangsung kurang-lebih selama 1 (satu) bulan
terhitung dari tanggal 13 Oktober 2013. Tempat Tugas Akhir
dilaksanakan di PT.PERTAMINA EP Sanga - Sanga.

VIII. PESERTA KERJA PRAKTEK


No Nama Nim Semester Jurusan
1 Arman 0701089 XIII Teknik Perminyakan

IX. RENCANA DAFTAR ISI


HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SIMBOL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Ruang Lingkup Masalah
1.4 Manfaat penelitian
BAB II TINJAUAN UMUM PADA LAPANGAN “SANGA-SANGA”
2.1 Sejarah Singkat PT.PERTAMINA Sangasanga
2.2 Kondisi Geologi Daerah Penelitian
BAB III TEORI DASAR
3.1 Pengertian
3.1.1 Workover atau kerja ulang
3.1.2 Squeeze cementing
3.2 Konsep Dasar Reservoar
3.3 Batuan Kandungan Hidrokarbon
3.4 Shale
3.5 Pengeboran dan Efeknya pada Formasi Batuan
3.6 Porositas
3.7 Faktor Formasi
3.8 Derajat Kejenuhan ( saturasi )
3.9 Penentuan Perencanaan Kerja Ulang
3.10 Perhitungan Squeeze cementing
3.11 Operasi Squeeze Cementing
3.12 Frekuensi Squeeze Cementing

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Waktu dan Tempat
3.2 Rancangan Penelitian
3.3 Proses Pengambilan dan Pengolahan Data

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian
4.2 Pembahasan

BAB VI PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

X. PENUTUP
Demikian surat pengajuan Tugas Akhir ini saya buat, dengan
harapan program ini bisa terealisasi dalam rangka memenuhi syarat
memperoleh gelar Sarjana Teknik Perminyakan di Sekolah Tinggi
Teknologi Minyak & Gas Bumi Balikpapan. Atas perhatian dan
kerja samanya kami ucapkan terima kasih.

Balikpapan, 7 Oktober 2013


Salam Hormat

Pemohon

Anda mungkin juga menyukai