Disusun Oleh :
Dentha Andriyanti
Giliandini Ridwan
Na’imatus Syifa’
FAKULTAS TARBIYAH
1441/2019
DAFTAR ISI
C. Tujuan ................................................................................................................. 1
A. Pengertian ........................................................................................................... 2
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 8
1
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
Pembahasan
A. Pengertian
1
Sardiman,A.M. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo
3
Schunk, 2002). Adapun menurut McNeil (1974) bahwa kemunculan motivasi
didahului oleh adanya kebutuhan dan dorongan, sehingga mampu melakukan
sebuah kegiatan. Motivasi merupakan keseluruhan proses interaksi antara
situasi yang pendorong dan arah tujuan perilaku. Menurut Hodgkinson (1962),
perilaku manusia tidak terjadi dalam suatu ruang hampa, akan tetapi
berlangsung dalam konteks sosial. Motivasi pada hakikatnya merupakan
faktor rangsangan yang terjadi baik secara internal maupun oleh pengaruh
lingkungan eksternal yang datang dari luar.Berdasarkan hal demikian, dapat
B. Jenis-jenis Motivasi
2
Sofwan Adiputra, & Mujiyati. “Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa di Indonesia: Kajian
Meta-Analisis”. Jurnal Konselor. Vol. 6 No. 4 (2017).
3
Ibid, Hal. 151.
4
Berdasarkan asal mulanya motivasi dibagi menjadi dua pula yaitu
motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik atau motivasi dari dalam
berarti motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar, karena dalam setiap diri individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu. Contohnya dalam lingkup belajar, motivasi itu
intrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan
kebutuhan dan tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung
di dalam pelajaran itu. Anak didik termotivasi untuk belajar semata-mata
untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan
karena keinginan lain seperti mendapat pujian, nilai yang tinggi, atau hadiah
dan sebagainya.
Sedang motivasi ekstrinsik berarti motivasi yang muncul sebagai akibat
adanya pengaruh yang ada di luar hal yang dikerjakan dan dari luar diri orang
itu sendiri. Motivasi dari luar biasanya dikaitkan dengan imbalan, hadiah dan
lain-lain. Dan sering juga seseorang itu mau melalukakan suatu pekerjaan
karena semata-mata didorong oleh adanya sesuatu yang ingin dicapai.
Contohnya dalam lingkup belajar, dikatakan estrinsik bila anak didik
menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar (resides in
some factors outside the learning situation). Anak didik belajar karena
hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajarinya.
Misalnya, untuk mencapai angka tinggi, diploma, gelar, kehormatan, dan
sebagainya.4
4
Maslow, Abraham H. 1984. Motivasi dan Kepribadian. Jakarta : PT. Gramedia
5
Sedangkah siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah akan cepat
menyerah apabila terdapat kesulitan. Dengan kata lain tinggi rendahnya
motivasi belajar seorang siswa turut mempengaruhi ketercapaian hasil belajar
dan pencapaian hasil belajar yang lebih baik.5
Menurut Uno motivasi memiliki peran penting dalam belajar yaitu (a)
menentukan hal-hal yang dapat dijadikan penguat belajar, (b) memperjelas
tujuan belajar yang hendak dicapai, (c) menetukan ragam kendali terhadap
rangsangan belajar, dan (d) menetukan ketekunan belajar.6
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang
lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)
5
Fauziah, Intan Safiah, Syarifah Habibah, “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa
Melalui Lesson Study Di Kelas V Sd Negeri Lampagen Aceh Besar”, Jurnal Ilmiah Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Fkip Unsyiah, Vol. 2 No. 1, (Februari 2017), Hal.32
6
Retno Palupi, Sri Anitah, Budiyono, “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan Persepsi
Siswa Terhadap Kinerja Guru Dalam Mengelola Kegiatan Belajar Dengan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas VIII Di SMPN 1 Pacitan”, Jurnal Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran Vol.2,
No.2, (April 2014) Hal. 159.
6
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan
dorongan luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak lekas puas dengan
prestasi yang telah dicapainya)
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah: “untuk orang
dewasa” (misalnya: masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi,
pemberantasan korupsi, pemberantasan segala tindak kriminal, amoral dan
sebagainya).
4. Lebih senang bekerja mandiri
5. Cepat bosan pada tugas-tugas rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja sehingga kurang kreatif)
6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang memiliki
motivasi dalam belajar akan melakukan aktivitas belajar dengan baik sehingga
tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan bisa dicapai.7
7
Amna Emda, “Kedudukan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran”, Lantanida Journal,
Vol. 5 No. 2 (2017), Hal. 175-176.
7
tersebut. Semangat siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
guru tepat waktu dan ingin mendapatkan nilai yang baik karena siswa
memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar.
2. Sebagai pengarah
8
dapat menyeleksi perbuatan untuk menentukan apa yang harus dilakukan yang
bermanfaat bagi tujuan yang hendak dicapainya.8
8
Ibid. Hal.176
9
BAB III
Penutup
A. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
Retno Palupi, Sri Anitah, Budiyono. “Hubungan Antara Motivasi Belajar Dan
Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Guru Dalam Mengelola Kegiatan Belajar
Dengan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII Di SMPN 1 Pacitan”. Jurnal
Teknologi Pendidikan Dan Pembelajaran Vol.2, No.2. (April 2014)
Sofwan Adiputra, & Mujiyati. “Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa di Indonesia:
Kajian Meta-Analisis”. Jurnal Konselor. Vol. 6 No. 4 (2017).
11