Agama Islam Kelompok 3
Agama Islam Kelompok 3
Disusun oleh
1. Dewi Hanania Nur Rochmani (S16077)
2. Galih Pulung Winasis (S16086)
3. Friska Putri Indahsari (S16089)
4. Irfan Sofyan Ali Imron (S16094)
5. Khoirul Ulfa (S16098)
6. Laras Dwi Cahyani (S16099)
7. Muhammad Ilham Fatoni (S16108)
8. Putri Sinta Rahmawati (S16113)
9. Wibi Tetuko (S16126)
10. Zoon Argi Saputra (S16128
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelsaikan makalah kaidah operasi plastik
dalam agama Islam dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat bantuan dan dukungan
dari teman-teman, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses
pembelajaran dan dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca, penulis juga
tidak lupa mengucapkan kepada semua pihak, atas bantuan ,dukungan dan
do’anya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang kaidah operasi plastik dalam agama
Islam. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar 2
Daftar Isi 3
BAB 1 Pendahuluan
A. Latar Belakang 4
B. Tujuan Penulisan 5
C. Metode Penulisan 5
BAB II Pembahasan
A. Hukum Dalam Operasi Plastik 6
B. Kaidah Dalam Operasi Plastik 7
C. Pro dan Kontra dalam Masyarakat 8
BAB III Penutup
A. Kesimpulan 10
B. Saran 10
Daftar Pustaka 11
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui kaidah dalam operasi plastik
2. Mengetahui bagaimana hukum dalam melakukan tindakan operasi plastik
C. Metode Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini terdiri dari 3 bab utama. Bab I berisi
tentang latar belakang, tujuan penulisan, dan metode penulisan makalah ini.
Bab II merupakan bagian yang berisi penjelasan tentang tinjauan pustaka,
yang membahas materi atau pokok bahasan. Bab III merupakan bagian
terakhir yang berisi kesimpulan dan saran.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
pun operasi plastik terpaksa harus dilakukan, maka ulama membuat sejumlah
kaidah agar tidak melanggar syariat Islam.
7
operasi plastik adalah berdasarkan keumuman dalil yang menganjurkan
untuk berobat (at-tadawiy). Nabi SAW bersabda, “Tidaklah Allah
menurunkan suatu penyakit, kecuali Allahmenurunkan pula obatnya.”
(HR Bukhari, No.5246 dalam Program kutubuttis‟ah).
8
menyadari bahwa apapun yang diciptakan Allah di dunia ini bukan merupakan
hal yang sia-sia (Q.S.al-Baqarah ayat 26) atau tidak pula berpikir bahwa Allah
gegabah dalam menciptakan sesuatu. Semua yang diciptakan Allah memiliki
fungsi dan manfaat serta hikmah yang barangkali diantaranya tidak dapat
dicerna dan dipahami oleh akal. Menurut pandangan manusia atau seseorang
yang melakukan operasi bahwa salah satu anggota tubuhnya kurang menarik,
sehingga ia pun berkeinginan untuk merubahnya melalui operasi. Padahal
dalam pandangan Allah pemberian-Nya itu yang dipandang manusia kurang
menarik, sebenarnya memiliki manfaat yang luar biasa, hanya saja ia tidak
mengetahui dan menyadarinya. Mestinya manusia dapat bersyukur terhadap
apa yang diberikan Allah dan memberdayakan pemberian tersebut dengan
baik. Selain itu, apabila persoalan di atas dikembalikan kepada sumber hukum
Islam yaitu Alquran, maka Alquran telah secara jelas menyatakan orang yang
merubah ciptaan-Nya adalah orang yang mengikuti jalan dan ajakan syaithan.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Q.S.an-Nisa ayat 119 yang artinya :
“Dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan
membangkitkan angan-angankosong pada mereka dan menyuruh mereka
(memotong telinga-telinga binatang ternak), lalumereka benar-benar
memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah),
lalubenar-benar mereka merubahnya. Barangsiapa yang menjadikan syaitan
menjadi pelindung selain Allah, maka Sesungguhnya ia menderita kerugian
yang nyata ”.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa operasi plastik dengan tujuan
untuk kecantikan hukumnya haram dan apabila dilakukan untuk memperbaiki
cacat yang dibawa sejak lahir seperti bibit sumbing, kaki pincang dan
sebagainya atau memperbaiki cacat akibat kecelakaan, maka hukumnya
mubah (boleh) sepanjang tidak ada ketentuan agama yang dilanggar. Intinya
dalam melakukan operasi plastik dapat dibenarkan apabila hal tersebut
bersifatdarurat. Allah swt berfirman dalam surat Al-An‟am ayat 119 :
“Padahal sesungguhnya Allah telah menjelaskan kepada kamu apa yang
diharamkan-Nya atasmu, kecuali apa yang terpaksa kamu memakannya dan
sesungguhnya kebanyakan (dari manusia) benar-benar hendak menyesatkan
(orang lain) dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui
batas”.
Sementara untuk hal yang bersifat pemanis diri, menambah gaya dan
penampilan, memperkuat pencitraan dan sebagainya, perbuatan tersebut
termasuk sesuatu yang haram.
B. Saran
Dari kesimpulan yang ada, maka kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT
harus menghargai apa yang telah dianugerahkan-Nya kepada kita dengan tidak
mengubah ciptaan-Nya. Kita harus senantiasa bersyukur dengan segala rahmat
yang diberikan Allah SWT kepada kita semua.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://sukriyanahcute.blogspot.com/2012/03/makalah-opresi-plastik.html
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah: Kapita Selekta Islam, Jakarta: PT Toko Gunung
Agung, 1997.
http://yevitadiaries.wordpress.com/2012/04/07/pandangan-agama-terhadap-
masalah-dan-tindakan/ , 11122012 jam 10.10
11