147 291 1 SM PDF
147 291 1 SM PDF
Esri Rusminingsih1)
STIKes Muhammadiyah Klaten
esrirusminingsih@yahoo.co.id
ABSTRAK
Respon stress pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler dapat meningkatkan beban kerja yang
mengancam kehidupan. Faktor- faktor yang berkontribusi terhadap kejadian stress pada pasien di
ICU/ICCU diantaranya pengalaman dirawat sebelumnya, nyeri, kecemasan, lingkungan asing dan
ketakutan. Perubahan haemodinamik sistem kardiovaskuler akibat kecemasan akan mengaktivasi saraf
sympatis sehingga meningkatkan produksi norepinephrine yang menyebabkan peningkatan tahanan
perifer sehingga menghambat suplai darah ke otot-otot jantung. Relaksasi merupakan bentuk intervensi
keperawatan supportif yang berfungsi untuk menurunkan stress dan kecemasan sehingga dapat
menurunkan tekanan darah dan denyut jantung. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh kombinasi
terapi guided imagery dan terapi musik terhadap status hemodinamik pada pasien dengan penyakit
kardiovaskuler di ruang ICCU/ICU Rumah Sakit Islam Surakarta. Metode penelitian menggunakan
desain Quasi Eksperimen dengan One Group pretest-posttest tanpa kelompok kontrol. Pengambilan
sampel menggunakan total sampling dengan jumlah 15 responden. Analisa data menggunakan Paired t
test. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan status hemodinamik sebelum dan sesudah
pemberian kombinasi terapi : Guided Imagery dan terapi musik pada pasien penyakit kardiovaskuler
\DQJ GLUDZDW GL ,&8 GHQJDQ QLODL S YDOXH ! .HVLPSXODQ SHQHOLWLDQ WLGDN WHUGDSDW SHUEHGDDQ
yang bermakna antara status hemodinamik sebelum dan sesudah pemberian kombinasi terapi : Guided
Imagery dan Terapi Musik pada pasien dengan penyakit kardiovaskuler yang di rawat di ICCU/ICU.
Kata kunci: Guided imagery, terapi musik, status hemodinamik
ABSTRACT
Stress respond on patient with cardiovascular disease can increase workload that threaten the patient’s
life. There are some factors that contribute to stress occurrence among patients in ICU/ICCU ward
namely prior treatment experience, pain, anxiety, new environment, and fright. Changes in hemodynamic
of cardiovascular system caused by anxiety will activate sympathetic nerve. Hence, it will increase the
production of norepinephrine that increase the peripheral resistance. It then blocks blood supply to heart
muscles. Relaxation is a form of intervention in supportive care that can reduce stress and anxiety. It will
GHFUHDVHEORRGSUHVVXUHDQGKHDUWEHDW7KLVUHVHDUFKDLPVWR¿JXUHRXWWKHHIIHFWRIFRPELQHGJXLGHG
imagery and musical therapies to hemodynamic status among patients with cardiovascular disease in
87
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2016
ICU/ICCU ward of Islamic Hospital of Surakarta. Research method used Quasi Experiment design with
One Group pretest-posttest without using control group. The researcher used total sampling and worked
with 15 respondents. In analyzing the data, the researcher used Paired T-test. The result shows that
there is no difference in hemodynamic status before and after the combined therapies are given. Guided
imagery and musical therapy among patients with cardiovascular disease treated in ICU/ICCU ward
VKRZVSYDOXHRI!&RQFOXVLRQWKHUHLVQRVLJQL¿FDQWGLIIHUHQFHLQKHPRG\QDPLFVWDWXVEHIRUH
and after given combined guided imagery and musical therapies among patients with cardiovascular
disease treated in ICU/ICCU ward.
Keywords: Guided imagery, musical therapy, hemodynamic status
88
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2016
89
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2016
yang meliputi tekanan sistolik, diastolik dan heart c. Hubungan status hemodinamik sebelum
rate. Nilai penurunan rata- rata sebesar 2.87. dan sesudah kombinasi terapi
Hasil penelitian menunjukkan terdapat
KXEXQJDQ \DQJ VLJQL¿NDQ DQWDUD VWDWXV
hemodinamik sebelum dan sesudah intervensi
dengan nilai p value (p<0.05) dengan keeratan
hubungan sangat kuat dengan nilai correlation
>0.05. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kim D.S., et.,al.,
(2011) yang menunjukkan pada pasien stroke
yang mengalami kecemasan lalu di berikan terapi
musik menunjukkan penurunan kecemasan yang
VLJQL¿NDQ GHQJDQ QLODL p value < 0.05. Hasil
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
penelitian ini juga didukung oleh Erkkila J.,
terdapat hubungan yang bermakna rerata
(2011) yang menunjukkan bahwa terapi musik
perbedaan status hemodinamik sebelum dan
yang dikombinasikan dengan perawatan standar
sesudah diberikan kombinasi terapi : Guided
dapat menurunkan depresi pada usia produktif.
Imagery dan terapi musik dengan nilai p<0,05,
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan dengan tingkat hubungan yang kuat yang
headphone selama memberikan terapi musik ditunjukkan dengan nilai korelasi > 0.05.
yang bertujuan agar kebisingan dari lingkungan
tidak mempengaruhi pendengaran pasien selama d. Perbedaan status hemodinamik sebelum
menjalani intervensi. Hal ini di dukung oleh Kim dan sesudah pemberian kombinasi terapi
DS, Park YG et.,al (2011) yang menyatakan
penggunaan headphone dapat memblokir
faktor eksternal dimana suara dari lingkungan
dapat meningkatkan kecemasan serta dapat
mengalihkan perhatian penderita dari intervensi
yang diberikan.
Hasil penelitian ini, menunjukkan sebagian
besar responden (86,7%) setelah pemberian
kombinasi terapi Guided Imagery dan terapi
musik melaporkan merasa relak dan mengantuk,
sedangkan (13,3%) responden melaporkan tidak Berdasarkan tabel diatas menunjukkan
perubahan. Guided Imagery dengan visualisasi bahwa tidak terdapat perbedaan rerata tekanan
menggunakan citra positif yang bertujuan VLVWROLN\DQJEHUPDNQDVLJQL¿NDQDQWDUDVHEHOXP
menghasilkan emosi positif yang bermanifenstasi dan sesudah diberikan terapi kombinasi ; Guided
NHGDODPVHQVDVL¿VLN\DQJSRVLWLIGDODPWXEXK Imagery dan terapi music dengan nilai p = 0.268,
Hasil penelitian ini didukung oleh Lippi D, begitupula rerata perbedaan tekanan diastolik
Sarsina P.R & D’Ellios J.P (2010) dicitasi dari sebelum dan sesudah pemberian kombinasi
hasil penelitian White (1999) menunjukkan terapi Guided Imagery dan terapi musik juga
pada pasien dengan infark miokard yang tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna
diberikan terapi musik relaksasi selama 20 menit dengan nila p = 0,136, sedangkan rata-rata heart
menunjukkan penurunan Myocardial oxygen rate sebelum dan setelah diberikan kombinasi
demand, heart rate, respirasi rate dan kecemasan terapi : Guided Imagery dan terapi music tidak
\DQJVLJQL¿NDQVHJHUDGDQVHWHODKMDPWHUDSL menunjukkan perbedaan yang bermakna dengan
dibuktikan nilai p value 0.238 yang lebih besar
GDULĮ
90
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2016
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak yang diterima pancaindera membangkitan efek
ada perbedaan status hemodinamik sebelum dan ¿VLRORJLGDQHPRVLRQDO\DQJEHUXSDNHFHPDVDQ
sesudah diberikan kombinasi terapi : Guided atau ketenangan. Hal ini sesuai dengan penelitian
Imagery dan terapi musik. Rata-rata tekanan Bally (2010) yang menyebutkan bahwa faktor-
sistolik, diastolik dan heart rate 24 jam sebelum faktor yang berkontribusi terhadap kejadian
dan rata-rata tekanan sistolik, diastolik dan heart stress pada pasien yang dirawat di ICU/ICCU
rate 24 jam setelah pemberian kombinasi terapi diantaranya pengalaman dirawat sebelumnya,
: Guided Imagery dan terapi musik pada pasien nyeri, kecemasan, lingkungan asing dan
GHQJDQSHQ\DNLWNDUGLRYDVNXOHUVHFDUDVLJQL¿NDQ ketakutan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
tidak bermakna, dengan nilai p value >0.05. WLGDNWHUGDSDWSHUEHGDDQVLJQL¿NDQSDGDUDWDUDWD
Menurut analisis peneliti, selama 24 jam tekanan sistolik, diastolik dan heart rate sebelum
penilaian tekanan darah dan heart rate, diduga dan sesudah terapi musik.Hasil penelitian Jeff
banyak faktor eksternal yang memicu terjadinya C, Christopher M, James L (2010) menyatakan
stressor bagi pasien, misalnya faktor lingkungan, pada kebanyakan pasien dengan penyakit
nyeri atau kecemasan. Responden melaporkan jantung, depresi merupakan keadaan yang umum
bahwa selama menjalani perawatan di ICU terjadi, persisten dan kurang disadari. Cemas
merasa cemas (40%), disamping itu rasa nyeri seringkali menetap setelah kelainan jantung dan
yang dialami juga mengakibatkan kecemasan pada pasien SKA dapat mengalaminya setelah 2
semakin tinggi. Sebagian besar pasien (53,3%) tahun kemudian. Pasien dengan penyakit jantung
juga mengeluhkan tidak bisa tidur karena suara koroner stabil memiliki level cemas yang lebih
yang keluar dari monitor, adanya pasien kritis di tinggi dibandingkan populasi general, dengan
sampingnya, serta adanya keluhan nyeri dada. prevalensi mulai dari 16% sampai 42%.
Selama penelitian bulan Februari-Maret 2013 Selain faktor lingkungan, kecemasan dan
kapasitas tempat tidur pasien di ICU selalu nyeri yang dialami pasien, hipotesis penelitian ini
dipenuhi pasien yang dirawat, ada beberapa tidak terbukti diduga disebabkan karena pasien
pasien yang meninggal dan berteriak-teriak dengan penyakit kardiovaskuler terutama AMI
selama dirawat di ICU. dan disritmia mengalami penurunan kualitas
Di RS Islam Surakarta hanya memiliki kontraktilitas miokard, sehingga berpengaruh
kapasitas 2 tempat tidur untuk ruang ICCU, pada penurunan cardiac output dengan
dan apabila jumlah penderita penyakit jantung konsekuensi terjadinya penurunan tekanan darah.
melebihi kapasitas ICCU, maka pasien di Hal ini didukung data bahwa sebagian besar
tempatkan di ruang ICU yang letaknya masih responden menderita AMI (20%) & Disritmia
dalam satu ruangan dengan ICCU, hanya (20%), dan sebagian responden lain menderita
dipisahkan pembatas berupa pintu berkaca. lebih dari satu jenis penyakit kardiovaskuler.
Menurut Suzzane B & Hanser,EdD (2005) hasil Dilihat dari rata-rata status hemodinamik
pengukuran di ICU menunjukkan peningkatan sebelum intervensi adalah menunjukkan tekanan
suara 10 desibel yang berarti memiliki tingkat sistolik 128.07, tekanan diastolik 71,18, dan
suara 2 kali lebih keras dibandingkan dengan heart rate 76,67 sedangkan sesudah intervensi
kondisi biasa, padahal untuk mendapatkan tekanan sistolik 124,93, tekanan diastolik 63,93,
kondisi tidur yang terbaik membutuhkan dan heart rate 73,93.
tingkat suara dibawah 35 desibel. Menurut
Nigtingale (1970) dalam Lusk & Lach (2005)
5. KESIMPULAN
menyatakan bahwa pencahayaan dan suara dapat a. Pemberian kombinasi terapi : Guided Im-
berdampak positif dan negatif pada tubuh dan agery dan terapi musik selama 2 hari tidak
pikiran manusia. Kebisingan dan pencahayaan PHPSXQ\DL SHQJDUXK \DQJ VLJQL¿NDQ WHU-
yang berlebihan di lingkungan perawatan ICU hadap perbedaan status hemodinamik yaitu
merupakan salah satu sumber stressor yang paling tekanan sistolik, tekanan diastolik dan heart
berbahaya yang ditemukan di RS. Informasi rate pada pasien dengan penyakit kardio-
91
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2016
vaskuler yang di rawat di ICCU/ICU RS Is- terhadap Nyeri dan Kecemasan pada Pasien
lam Surakarta. &RQWUROOHG$QJLRJUD¿.RURQHr. http://www.
b. Meskipun begitu terdapat hubungan yang aacn.org. Diakses 21 Desember 2012
VLJQL¿NDQ DQWDUD VWDWXV KHPRGLQDPLN VH- Baker F,et.,al (2005) The effect of a song-singing
belum dan sesduah pemberian kombinasi programme on the affective speaking
terapi : Guided Imagery dan terapi musik. intonation of people with traumatic brain
Kombinasi terapi : Guided Imagery dan injury. University of Queensland, Brisbane,
terapi musik memberikan respon relaksasi Australia. F.bakr1@mailbox.uq.edu.au
pada pasien kardiovaskuler yang dirawat di
Bacon S. et.,al. (2011). The research on
ICCU/ICU RS Islam Surakarta setelah 1 jam
endothelial function in women and men
pemberian terapi.
at risk for cardiovascular diseases. BMC
SARAN Cardiovascular Disord.V.11,2011. PMC
3170269.
a. Penerapkan kombinasi terapi : Guided Im-
agery dan terapi musik pada pasien den- British Heart Foundation, Heart Attack, http://
gan penyakit kardivaskuler yang di rawat www.bhf.org.uk/ heart health/ condi-tions/
di ICCU/ICU yang menunjukkan gejala heart-attack.aspx. Diakses 21 Januari 2013
kecemasan,sehingga dapat memberikan efek British Hypertension Society. (2006). Blood
relaksasi dan menurunkan kebutuhan oksi- Pressure Measurement. www.bhsoc.org.
gen miokard. Diakses tanggal 16 September 2006.
b. Kombinasi terapi : Guided Imagery dan tera- Depertemen Kesehatan Republik Indonesia
pi musik dapat digunakan sebagai pendamp- (2011). 3UR¿O.HVHKDWDQ,QGRQHVLD
ing terapi farmakologi untuk mengatasi Depkes RI (2009). Pedoman Pengendalian
kecemasan pada penderita penyakit kardio- Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
vaskuler. KMK No 854.tahun 2009.
c. Institusi pendidikan bersama-sama dengan
Djarv T, Wikman A & Lagergren, (2012).
praktisi pelayanan kesehatan mengembang-
Number and burden of cardiovascular
kan kombinasi terapi : Guided Imagery dan
diseases in relation to health-related quality
terapi musik sebagai salah satu bentuk terapi
of life in a cross-sectional population-based
komplementer untuk diterapkan pada pasien
cohort study. BMJ Open. V.2 (5),2012.
penyakit kardiovaskuler yang mengalami
PMC3488712. Published online 2012October
kecemasan.
25.doi : 10.1136/ mbjopen-2012-001554. Di
d. Bagi peneliti selanjutnya dapat mengem-
akses 21 Desember 2012
bangkan penelitian mengenai pengaruh
kombinasi terapi : Guided Imagery dan tera- Ebesunun M.O & Obajobi EO, 2012. Elevated
pi musik terhadap efek relaksasi dan kualitas plasma homocysteine in type 2 Diabetes
tidur pasien. mellitus : a risk factor for cardiovascular
e. Perlu penelitian lanjutan mengenai pengaruh diseases. Pan Afr Med J. V.12. 2012.
kombinasi terapi : Guided Imagery dan ter- PMC3428168.
api musik terhadap variabilitas Heart Rate Erkkila J, et al. (2011). Music therapy for
30 sebelum dan 30 menit sesudah pemberian depressed individuals : a randomized
intervensi. controlled trial. MEDLINE. British Journal
of Psychiatry : Journal of Science Mental.
6. REFERENSI ISSN : 1472-1465.
Aaronson P. I, Ward J. P.T. (2010). At Glance Jeff C, Christopher m, James L (2010). The
Sistem Kardiovaskuler. Penerbit Erlangga. relationship between depression anxiety and
Bally K, Debbie Campbell, Kathy Chesnick, cardiovaskuler outcomes in patiens with
Joan E. Tranmer. (2010). Efek Terapi Musik acute coronary syndromae. neuropsychiatric
diseases and treatment. 64:15-28
92
Jurnal KesMaDaSka - Juli 2016
Kim DS, Park YG et.,al (2011). Effect of Music Controlled Trial. MEDLINE. Journal Article
Therapy on Mood in Stroke Patiens. Yonsei ISSN : 1523-536X. Vol 37 (4) p : 296-306.
Medical Journal, 2011 November 1; 52 Schmid W, Ostermann T. (2010). Home- based
(6):977-981 music therapy-a systematic overview of
Lusk,B., Lash,A.A. (2005). The Stress Response, setting and conditions for an innovative
Psyconeuroimmunology, and Stress Among service in healthcare. BMC Health Services
ICU Patinets. Dimentions of Critical Care Research.
Nurisng 24 (2). Schmidt, et.al., (1999). Heart rate after
Lie He,et.,al., (2012). Prevalence of ventricular premature beats as a predictor of
cardiovaskuler disease and risk factor in mortality after acute myocardial infarction.
rural distric of Beijing, China : a population- The Lancet 353.9163.
based survey of 58.308 residents. Starweather,A., Witek- Janusek, L., Mathews,
Mendis,S., Puska P., Norrviq B. (2011). Global H.L (2005). Applying the psychoneuro
Atlas on Cardiovaskuler Diasease Prevention immunology framework to nursing research.
and Control, ISBN 978 924 1564 373. Journal of Neuroscience Nursing 37 (1).
Moffat FW, Hodnett E, Esplen MJ, Watt- Suzzane B & Hanser,EdD (2005). The effects
Watson J. (2010). Effect of guided imagery of music therapy in cardiac healthcare.
on blood pressure in pregnant women Cardiology in Review. Vol 3. Music Therapy
with hypertension : a Pilot Randomized Departement. Berkle College of Music.
-oo0oo-
93