Anda di halaman 1dari 17

Pendidikan STEM

Mangasa Aritonang

1. Apa itu STEM dan Mengapa?

Berbicara tentang STEM, perlu dipilah antara pendidikan STEM yang fokus
pada empat bidang studi (Science, Technology, Engineering, Mathematics)
dan sebagai pendekatan atau model pembelajaran yang dapat diterapkan
pada semua bidang studi dan di semua jenjang pendidikan. STEM adalah...

 Pembelajaran disiplin ilmu sains, teknologi, engineering, dan


matematika, dan juga merupakan pendekatan pembelajaran lintas disiplin
ilmu yang dapat meningkatkan minat peserta didik dalam bidang-bidang
yang terkait STEM, dan juga untuk meningkatkan keterampilan peserta
didik dalam pemecahan masalah dan menganalisis secara kritis
(Australian Education Council, 2015, p.5)

 Pembelajaran di antara dua atau lebih komponen STEM dan atau


antara mata pelajaran STEM dan non-STEM seperti seni (Sanders, 2009,
p.21)

 Suatu pendekatan pembelajaran yang menggantikan tradisi belajar


lama (yang memisahkan keempat disiplin ilmu tersebut) dengan
mengintegrasikan keempatnya di dalam pembelajaran nyata, dan
memberikan pengalaman belajar yang relevan bagi peserta didik
(Vasquez, Sneider & Comer, 2013).

Apa itu STEM Terpadu?

Pendidikan STEM terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang


mengintegrasikan pengajaran sains dan matematika melalui perpaduan
praktik penyelidikan ilmiah, desain teknologi dan engineering, analisis
matematis, dan keterampilan interdisiplin abad 21.

1
Sains dan matematika memiliki persamaan seperti adalah dalam riset, yaitu
menjelaskan, menganalisis, dan memprediksi. Sementara itu, persamaan
antara teknologi dan engineering adalah dalam hal desain, yaitu mencipta,
memecahkan masalah, dan mengoptimalkan. Lalu, bagaimana cara
memadukan STEM? Apabila dikaitkan dengan riset atau penelitian, tentu
tidak ada jawabannya. Tetapi bila dikaitkan dengan desain, akan ada
berbagai kemungkinan jawaban.

Karakteristik pendekatan STEM terpadu adalah:


1) Mengintegrasikan konten dari berbagai disiplin STEM
2) Melibatkan peserta didik pada permasalahan yang otentik, relevan
dengan dunia nyata
3) Mengaktifkan peserta didik dan menimbulkan keingintahuannya dengan
melibatkan mereka pada aktivitas riset
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam menciptakan beberapa jenis
artefak eksternal karena peserta didik lebih siap untuk membangun ide
baru bila mereka terlibat dalam perencanaan / desain
5) Memberikan peserta didik kesempatan berkomunikasi dan berkolaborasi
dengan teman dan juga dengan orang dewasa di sekitarnya untuk
mengembangkan pola pikir dan memperdalam pengetahuan.

Pendidikan STEM yang fokus pada empat bidang studi ini merupakan
pendidikan yang menjadi prioritas di banyak negara maju dan berkembang,
termasuk di Australia. Hal ini mengingat bahwa 70% lapangan pekerjaan
pada dunia kerja di masa yang akan datang lebih banyak membutuhkan
tenaga yang literat dengan STEM. Di samping itu, 10 keterampilan
transferable yang paling dibutuhkan di tempat kerja pada tahun 2020, yaitu:
1. Keterampilan menyelesaikan masalah kompleks (complex problem solving)
2. Keterampilan berpikir kritis (critical thinking)
3. Kreativitas (creativity)
4. Keterampilan mengelola SDM (people management)
5. Keterampilan berkoordinasi dengan orang lain (coordinating with others)

2
6. Keterampilan emosional (emotional intelligence)
7. Keterampilan menilai dan mengambil keputusan (judgement and decision
making)
8. Keterampilan berorientasi melayani (service orientation)
9. Keterampilan bernegosiasi (negotiation)
10. Keterampilan fleksibilitas pengetahuan (cognitive flexibility)

Perhatikan perbandingan kebutuhan keterampilan pada tahun 2015 dan 2010


sebagaimana dideskripsikan pada tabel di bawah ini.

Pendidikan STEM itu penting karena pendidikan STEM membantu seseorang


untuk mengembangkan berbagai keterampilan dan pola pikir sehingga
memampukan dia untuk melihat dan menggapai peluang.

3
Keterampilan dan kemampuan yang dilatih di dalam pendidikan STEM
meliputi pengetahuan mendalam tentang suatu hal, kreativitas, pemecaham
masalah, berpikir kritis, dan keterampilan berkomunikasi.

Kreativitas

 Kreativitas bukanlah merupakan suatu keberuntungan yang diperoleh


secara cuma-cuma
 Semakin banyak gagasan (kuantitas), semakin besar kemungkinan untuk
memiliki gagasan kreatif yang sesungguhnya
 Kreativitas membutuhkan keahlian teknis yang mendalam pada suatu
bidang ilmu dan juga pengetahuan yang luas di bidang ilmu lainnya,
meskipun bidang-bidang ilmu tersebut tampaknya tidak saling berkaitan.
 Kreativitas itu merupakan suatu kemampuan untuk mengkombinasikan
berbagai elemen dengan cara baru dan sesuai dengan tugas yang
dihadapi
 Kreativitas itu merupakan kemampuan untuk melihat dan menemukan
pola pada suatu hal dimana orang lain melihatnya sebagai suatu
keruwetan.
 Kreativitas itu akan muncul pada seseorang bila dia diizinkan untuk gagal
berkali-kali agar dapat sukses
 Kreativitas itu sangat dipengaruhi oleh motivasi intrinsik
 Kreativitas itu sangat berkaitan erat dengan upaya sadar, kerja keras, dan
ketekunan.

Keterampilan berpikir kritis

1) Mengevaluasi bukti-bukti (evidence) yang ada dengan mampu


menjawab pertanyan berikut:
 Apa yang bisa dianggap sebagai bukti?
 Bukti itu berupa apa saja (dalam bentuk apa)?
2) Menganalisis dan mensintesis bukti
 Analisis dan sintesis seperti apa?
3) Menarik kesimpulan
 Berdasarkan kerangka pikir seperti apa?
4) Menghargai berbagai sudut pandang dan penjelasan
 Bagaimana menilai kualitas pandangan/penjelasan alternatif
tersebut?

4
Ada 3 cara pikir dalam keterampilan berpikir kritis, yaitu:

1) Berargumen, apakah argumennya logis, deduktif, induktif, rasional?


2) Membuat penilaian dan keputusan, berdasarkan keahlian (expertise),
nilai, kepercayaan, dan kerangka apa?
3) Memecahkan masalah, apakah secara terbuka/terutup,
konvergen/divergen, berjejaring?

Kemampuan Berpikir Ahli

Kemampuan para ahli dalam berpikir dan memecahkan masalah sangat


tergantung pada kedalaman pengetahuannya dalam suatu disiplin ilmu. Para
ahli memahami bagaimana fakta-fakta berhubungan satu sama lain
berdasarkan konsep, ide besar yang mendasar, skema, dasar pengetahuan
yang luas. Para ahli mampu mengenali pola karena mereka bekerja
berdasarkan pengetahuan yang luas dan terstruktur , dan mereka dapat
dengan mudah memahami informasi baru. Para ahli juga memiliki
keterampilan metakognitif, misalnya mampu memikirkan cara membuat
peserta didik memahami materi. Contoh-contoh kemampuan keahlian adalah
seorang chef, mampu mengganti bahan dengan bahan lain ketika bahan yang
tertera di resep tidak tersedia. Seorang ahli kurikulum mampu menyusun
ulang kurikulum.

Kemampuan berkolaborasi, meliputi:

1) Kemampuan untuk berhubungan baik dengan orang lain, seperti

a. Berempati, memainkan peran orang lain dan memahami situasi dari


sudut pandang orang tersebut
b. Mengelola emosi orang tersebut secara efektif

2) Kemampuan untuk bekerjasama, yang meliputi

a. Kemampuan mengemukakan gagasan dan menyimak gagasan orang


lain
b. Kemampuan memahami dinamika suatu diskusi dan mengikuti
jalannya pembicaraan

5
c. Kemampuan membangun aliansi taktis dan berkesinambungan
d. Kemampuan bernegosiasi
e. Kemampuan mengambil keputusan yang mengakomodasi berbagai
pendapat

3) Kemampuan mengelola dan menyelesaikan konflik

a. Kemampuan menganalisis isu dan minat (misalnya kekuasaan,


pengakuan prestasi, pembagian tugas, kesetaraan), asal muasal
konflik dan argumen dari berbagai pihak, dengan menyadari bahwa
ada beberapa kemungkinan penyelesaian masalah.
b. Kemampuan untuk mengidentifikasi area kesepakatan dan
ketidaksepakatan
c. Kemampuan memetakan permasalahan
d. Kemampuan memprioritaskan kebutuhan dan tujuan, memutuskan
hal apa yang anda dapat tolerir dan dalam sirkumstansi seperti apa.

Keterampilan berkomunikasi kompleks

Kemampuan berkomunikasi kompleks harus mempertimbangkan perbedaan


individu, dan harus melebihi ekspektasi sebagaimana tertulis. Oleh karena itu,
kemampuan berkomunikasi ini harus meliputi komunikasi lisan, verbal, visual,
non verbal, dan kemampuan memahami hal yang tak terucap.

Apa peran guru dalam pendidikan STEM?

Guru harus memberikan kesempatan kepada peserta didik agar peserta didik
dapat mengembangkan ide kreatif dan mengembangkan keahliannya dalam
menerapkan pola pikir STEM dan bertindak sesuai konteks yang relevan.
Pada pendidikan STEM, guru itu seperti bekerja pada ruang di antara empat
bidang ilmu sains, teknologi, engineering, dan matematika. Lalu sebagai
seorang guru, apa yang dapat saya lakukan tetnag pendidikan STEM ini?
Guru perlu merencanakan bagaimana pendidikan STEM itu dapat menjawab
berbagai kebutuhan sebagaimana digariskan pada kurikulum.

Apa dampak pendidikan STEM bagi siswa?


Belajar dalam konteks STEM akan menjadi pendidikan yang relevan bila
proses belajar itu berdampak positif pada kehidupan peserta didik. Dampak
positif bisa berupa pemenuhan kebutuhan sesuai minat peserta didik dan juga

6
dalam hal antisipasi kebutuhan masa depan yang mungkin belum disadari
oleh peserta didik (Stuckey et al, 2013)

2. STEM di Victoria, Australia


Memperhatikan kebutuhan dunia kerja ini, coba kita melihat pendidikan STEM
di sekolah-sekolah di Victoria, Australia, yang memiliki target sebagai berikut:
 Untuk 5 tahun ke depan bagi peserta didik kelas 5, dan untuk sepuluh
tahun ke depan bagi peserta didik kelas 9, sekitar 25% mencapai nilai
matematika yang paling tinggi.
 Untuk 10 tahun mendatang, akan ada peningkatan 33% peserta didik
usia 15 tahun menjadi literat di bidang sains.
 Untuk 10 tahun mendatang, akan lebih banyak peserta didik mencapai
keterampilan berpikir kritis dan kreatif.

Untuk mencapai target di atas, pemerintah Victoria mendirikan 6 Science and


Mathematics Specialist Centres, membuat program-program dan sumber
VicSTEM, membangun 10 Tech Schools, serta menyediakan dukungan dan
layanan lainnya. Ke enam Science and Mathematics Specialist Centres
adalah BioLab, Earth Ed, Ecolinc, GTAC, Quantum Victoria, dan VSSEC. Ke
enam center ini merancang dan melibatkan peserta didik dan guru dalam
pengalaman belajar STEM yang kontemporer dan eksperimental. Program
yang ditawarkan antara lain pengalaman belajar di luar / lapangan untuk
melengkapi program sekolah, pelatihan pengembangan profesional guru, dan
pembelajaran virtual. 6 centre ini bekerjasama dengan industri dan
universitas, dan sudah menyiapkan inspirasi bagi 77.000 peserta didik dan
guru.

Program-program VicSTEM meliputi pemberian dukungan kepada keluarga


agar ikut terlibat dalam memberikan pengalaman STEM sedini mungkin di
rumah, layanan belajar STEM yang berkualitas di sekolah – meningkatkan
kompetensi guru dan menyediakan sumber-sumber belajar bagi sekolah, dan
meningkatkan keterlibatan peserta didik pada pendidikan STEM melalui
kelompok-kelompok siswa dan mempromosikan program inklusi.

Sebagaimana disebutkan di atas, pemerintah Victoria membangun 10 Tech


Schools, yang merupakan sumber belajar yang baru di Victoria. Hal ini sesuai

7
dengan komitmen pemerintah Victoria bahwa sangat penting dan harus
menyiapkan siswa dengan pengetahuan dan keterampilan STEM dan
keterampilan abad 21. Tech Schools bukanlah sekolah atau sekolah teknik,
melainkan merupakan lingkungan belajar high-tech yang dapat diakses oleh
sekolah-sekolah di sekitarnya dan dioperasikan oleh TAFE atau universitas.
Tech School ini berbasis lokal, artinya, melayani sekolah-sekolah yang ada di
sekitar zonanya, dan berkolaborasi dengan industri dan atau universitas yang
ada di sekitarnya juga. Tech School membantu meningkatkan belajar siswa
karena siswa sekolah yang ada di sekitarnya dapat datang belajar tentang
high-tech dan program belajar yang memerlukan praktik. Tech School bukan
merupakan tempat kunjungan ekskursi, melainkan merupakan program
terpadu dengan kurikulum sekolah. Adapun dampak yang diharapkan dari
Tech School adalah sebagai berikut:

- Menginspirasi dan melibatkan siswa secara aktif, meningkatkan hasil


belajar dan partisipasi mereka agar studi mereka terkoneksi dengan pilihan
karirnya
- Membantu menghubungkan industri, sekolah dan perguruan tinggi
agar siswa mendapatkan layanan pendidikan untuk kesiapan pekerjaan di
masa depan, baik dalam konteks umum maupun spesifik.
- Meningkatkan rasa percaya diri guru di dalam kelas, guru yang
memahami konten dan strategi pembelajaran akan selalu ada bagi siswa
- Membantu sekolah dan kepala sekolah meningkatkan kualitas
pembelajaran STEM dan menyesuaikannya dengan kebutuhan industri.
- Sebagai pengubung untuk inovasi / komunitas bagi sistem pendidikan
dan mencoba berbagai strategi atau pendekatan pembelajaran, dan
bertindak sebagai “collaborative commons” bagi mitra.

Siswa-siswa dari berbagai sekolah yang ada di sekitarnya secara bergiliran


belajar di Tech School selama 3 hari berturut-turut, namun kegiatan ini
merupakan ekstensi dari program belajat di kelas, bukan program ekskursi.
Ketika berada di Tech School, para siswa:
- Berpartisipasi dalam program belajar yang unik yang terhubung dengan
kurikulum Victoria dan dengan program belajar di sekolah
- Menghabiskan waktu selama sehari atau beberapa hari (3 hari) bekerja
menangani masalah-masalah yang ada di kehidupan nyata yang dapat
diselesaikan dengan teknologi terkini

8
- Dibimbing oleh fasilitator Tech School dan juga oleh para profesional dari
industri dan perguruan tinggi
- Menyelesaikan permasalahan melalui praktik pembelajaran dengan cara
mendesain, mencipta, mencoba, dan menguji prototype (design thinking).

Arah STEM ke depannya mencakup 5 hal berikut:


1) Meningkatkan kompetensi dan rasa percaya diri guru dan kualitas
program pembelajaran di sekolah
2) Meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara peningkatan keterlibatan
siswa secara aktif dalam pendidikan STEM
3) Memperkuat hubungan antara pendidikan dengan dunia kerja
4) Meningkatkan kompetensi STEM para pekerja yang ada di dunia industri
dan juga para siswa sebagai pekerja generasi masa depan
5) Memperkuat ekosistem STEM di Victoria.

3. STEM dan Pedagogi


Pendekatan pedagogis pembelajaran STEM yang biasanya digunakan adalah
inquiry-based, problem-based, dan design-based (design thinking).

Pendekatan berbasis Inkuiri

 Dimulai dengan pertanyaan atau konteks yang menarik (baik yang


berasal dari peserta didik maupun dari guru)
 Realistis dan relevan bagi peserta didik
 Peserta didik mendesain dan melakukan investigasi, mencari berbagai
kemungkin solusi, menguji gagasan, menarik kesimpulan, menyajikan dan
mengkomunikasikan temuannya
 Dukungan guru dengan berbagai tingkatan: terstruktur, terbiming, atau
terbuka

5 E sebagai model pendekatan berbasis inkuiri adalah Engage, Explore,


Explain, Elaborate, dan Evaluate, seperti digambarkan di bawah ini:

9
Engage / Libatkan  mengembangkan kuriositi (rasa ingin tahu) dan
mengaitkan dengan pembelajaran sebelumnya (prior
learning)
Explore / Jelajahi  menanyakan dan menyelidiki ide, mengklarifikasi
pemahaman
Explain / Jelaskan  memberikan penjelasan, mendemonstrasikan dan
memperdalam pemahaman
Elaborate/Uraikan menerapkan pelajaran pada situasi baru
Evaluate/evaluasi  mereview pelajaran, keterampilan, dan pemahaman baru
baik secara individual, dengan teman, maupun dengan
guru.

Pendekatan berbasis masalah

 Dimulai dengan permasalahan yang terbuka (open-ended)


 Menyelesaikan permasalahan yang disajikan
 Realistis dan relevan bagi peserta didik
 Permasalahan yang diangkat harus menantang tetapi sesuai dengan
jenjang peserta didik
 Peserta didik mengidentifikasi area pembelajaran yang dibutuhkan
sambil menyelesaikan permasalahan
 Pelajaran yang baru diperoleh diterapkan pada permasalahan
 Tidak ada solusi yang benar atau salah

Contoh-contoh untuk memulai pendekatan berbasis masalah:


 Bagaimana kita mengurangi limbah makanan di kantin sekolah?
 Bagaimana kita dapat melacak dan melindungi tanaman atau hewan
spesies lokal?

10
 Bagaimana kita dapat mengurangi penularan flu di antara para peserta
didik?

Pendekatan berbasis desain (Design thinking)


Design thinking merupakan model atau pendekatan pembelajaran dengan 5
sintaks seperti berikut.

Pendekatan berbasis desain dilaksanakan dengan 5 tahapan, yaitu


1) Empati: mengembangkan pemahaman yang dalam terhadap
tantangan
2) Mendefinisikan: mengartikulasikan secara jelas permasalahan yang
akan dipecahkan
3) Memberikan ide: curah pendapat tentang berbagai kemungkinan
solusi, memilh dan mengembangkan solusi
4) Membangun prototype: mendesain prototype atau serangkaian
prototype untuk menguji semua atau sebagian dari solusi
5) Menguji: terlibat dalam proses penemuan agar dapat secara
berkelanjutan memperbaiki desain

Belajar untuk berempati:

11
 Masalah siapa yang akan anda pecahkan? Untuk siapa anda membuat
desain?
 Bagaimana anda bisa lebih memahami pengalaman dan kebutuhan
orang tersebut?
 Bagaimana anda mengembangkan desain secara singkat untuk
merefleksikan kebutuhan orang tersebut?
 Bagaimana anda tahu bahwa desain anda berhasil? Test dan umpan
balik apa yang anda perlukan?

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan design thinking ini


melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar, mulai dari
mengembangkan keterampilan sosial dan emosional, mendesain sebuah
karya, mengerjakan karya, berkolaborasi, berkomunikasi, berpikir kritis dan
kreatif, dan menguji hasil karya, serta menata ulang atau memperbaiki hasil
karya. Proses belajar seperti ini akan memberikan pengalaman belajar yang
bermakna dan kontekstual, yang menghubungkan konsep STEM kepada
permasalahan dalam kehidupan nyata sehari-hari, dan mempelajari
pemecahan masalah tersebut.

Dalam konteks pembelajaran di SMK, model pembelajaran TEFA telah


diperkenalkan dan mulai diterapkan di beberapa SMK. Namun bila model
TEFA dan design thinking dikaji lagi, kedua model ini memicu dan
menstimulasi peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif, melatih peserta
didik untuk berkolaborasi dan berkomunikasi. Tabel di bawah ini menjelaskan
persamaan kedua model pembelajaran tersebut.

12
Contoh-contoh pendekatan berbasis desain: Kompetensi Keahlian Tata
Boga

13
Mata Pelajaran: Produk Pastry dan Bakery
Kompetensi Dasar (KD)

3.17. Menganalisis pastry dan bakery untuk diet rendah gula


4.17 Membuat kue dan roti untuk diet rendah gula
Context: Seseorang di lingkungan anda memiliki penyakit diabetes,
namun suka makan (ngemil).
Challenge:
 Penuhi keinginan dia makan, tetapi pikirkan makanan
yang dia konsumsi itu enak, dan aman bahkan membantu
menyembuhkan diabetes.
 Rancang resep makanan / cemilan
 Buat dan ujicobakan

Peserta didik mendesain menu yang baik dikonsumsi oleh penyandang


diabetes, membuat produk makanannya, dan mengujicobakannya.

Keterangan:

Peserta didik secara berkelompok akan berdiskusi, memahami permasalahan /


tantangan yang diberikan agar dapat berempati pada orang yang hidup dengan
diabetes tetapi suka makan. Peserta didik dibantu oleh guru memahami KD yang akan
dipelajari dan menghubungkan pentingnya menguasai KD tersebut dalam konteks
kehidupan sehari-hari, yaitu agar dapat membantu orang yang sakit diabetes, yang
mungkin ada di lingkungannya.

Kemudian, peserta didik akan memikirkan makanan apa yang akan mereka buat. Pada
tahap ini, peserta didik akan mencari informasi (literasi) bahan-bahan makanan apa
saja yang tepat untuk diolah, dan bagaimana cara mengolahnya. Curah pendapat dan
diskusi akan terjadi pada tahap ini karena peserta didik mengusulkan gagasan dan
mengkritisi gagasan.

14
Langkah selanjutnya, peserta didik akan memutuskan makanan apa yang akan dibuat,
dengan merumuskan resepnya. Pada tahap ini, kreativitas peserta didik secara konsep
dilatih. Masing-masing kelompok dapat memaparkan resep yang mereka buat kepada
kelompok lainnya untuk mendapatkan tanggapan, kritikan, dan masukan. Tiap boleh
menerima atau menolak masukan dari kelompok lain.

Selanjutnya, peserta didik membuat makanan (prototype) sesuai yang mereka


rencanakan pada resep. Makanan yang telah dibuat dicicipi, dan diujicobakan kepada
orang yang memiliki penyakit diabetes. Peserta didik juga dapat meminta masukan
dari teman, guru, atau orang dewasa lainnya terhadap makanan yang telah dibuat, dan
mencoba memperbaikinya.

Pada akhir pembelajaran, peserta didik dapat melakukan tindakan refleksi terhadap
proses pembelajaran tersebut dengan mempertimbangkan unsur STEM yang
diperlukan, seperti pada tabel di bawah ini.

Mengevaluasi aktivitas STEM

Dalam membuat evaluasi untuk kegiatan STEM, yang perlu dipertimbangkan


adalah:
1) Pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan oleh
peserta didik dalam mengerjakan kegiatan STEM tersebut
2) Pengetahuan dan keterampilan apa yang dibutuhkan oleh guru
dalam mengerjakan kegiatan STEM tersebut
3) Apakah kegiatan STEM tersebut menantang dan dapat
dikerjakan oleh peserta didik/ guru?

Hambatan-hambatan dalam STEM:

15
 Konten
 Pengetahuan dan keyakinan guru
 Struktur sekolah
 Kurikulum
 Penilaian

Dalam pembelajaran STEM ataupun dengan model STEM, peserta didik perlu
didorong untuk tidak takut dengan kegagalan. Peran penting dari sebuah
kegagalan adalah:

 Kegagalan adalah merupakan bagian alami dan yang diharapkan


dalam proses desain dan inkuiri
 Ada perbedaan antara mengambil pelajaran dari dan menguji
kegagalan dan membuat kesalahan
 Guru dan peserta didik mungkin merasa tidak nyaman membahas
kegagalan karena biasanya kegagalan adalah sesuatu yang dihindari

Dengan adanya model-model pembelajaran ini, apa artinya bagi pendidikan


STEM? Pendidikan STEM:
 dapat dilakukan dalam berbagai cara (intrakurikuler atau
ekstrakurikuler)
 dapat dilaksanakan dalam berbagai model
 dapat melibatkan berbagai orang
 memerlukan waktu yang banyak
 bukanlah suatu hal yang mudah

Menilai pembelajaran STEM


 Apa yang harus dinilai?
o (pengetahuan, keterampilan, kemampuan, sikap)
o Proses atau produk
 Siapa yang menilai?
o Guru, teman, diri sendiri, atau orang lain
 Kapan dan seberapa sering?

16
o Sebagai test formatif, sumatif
 Bagaimana menilai?
o Instrumen: test, produk, portofolio, pengamatan, rubrik
 Taksonomi (Bloom, Krathwohl)

17

Anda mungkin juga menyukai