Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEORI HUMANISTIK

`
KELOMPOK VI

Disusun Oleh:
1. Agnes Okta Veronica 17110006
2. Ajie Imam Saputra 17110009
3. Rahma Yunida 17110042
4. Tias Bintang Tusyani 17110056
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan masalah & Tujuan penyusunan ..................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 2
A. Pembahasan ................................................................................................... 2
B. Uraian Materi ................................................................................................. 3
1 Konstruk (Aspek-aspek) Kepribadian........................................................... 3
2 Dinamika kepribadian....................................................................................5
3 Perkembangan kepribadian............................................................................15

BAB PENUTUP .......................................................................................... 20


A. Kesimpulan .................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

BAB 1 : Pendahuluan
A. LatarBelakang
Istilah belajar dan pembelajaran merupakan suatu istillah yang memiliki
keterkaitan yang sanngat erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar bisa
diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.Untuk membantu
terselenggaranya suatu proses pembelajaran di kelas yang baik, diperlukan adanya suatu
teori belajar. Penggunaan teori belajar yang salah akan mengakibatkan terjadinya
hambatan dalam proses pembelajaran. Penerapan teori belajar di kelas membutuhkan
pemahaman yag mendalam terhadap teori tersebut dan rasa senang untuk menggunakan
dan mengembangknnya secara tepat guna dengan kondisi di Indonesia.
Banyak teori belajar yang dapat digunakan para guru untuk berbagai keperluan
belajar dan proses pembelajaran, antara lain teori pembelajaran behavioristik, kognitif, dan
humanistik. Setiap teori belajar mempunyai tokoh- tokoh penting yang berbeda- beda.
Seperti pada teori belajar humanistik, terdapat tokoh- tokoh penting secara teoritik, antara
lain Arthur W. Combs, Abraham Maslow, dan Carl Rogers.
Makalah ini akan membahas teori belajar humanistik yang dikemukakan oleh Carl
Rogers.
B. Rumusan masalah & Tujuan penyusunan
1. RumusanMasalah
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain :
1. Apa sajakah ide pokok dalam teori belajar humanistik yang dikemukakan Rogers ?
2. Materi pembelajaran yang bagaimanakah yang sesuai dengan teori humanistik ini?
3. Apakah kelemahan dari teori belajar humanistik yang dikemukakan Rogers?
4. Apakah perbedaan teori Maslow dan teori Rogers?
2. TujuanPenulisanMakalah
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui ide- ide pokok yng dikemukakan Rogers sebagai salah satu tokoh teori
belajar humanistik.
2. Mengetahui materi yang sesuai dengan teori hummanistik dalam penerapannya dalam
pembelajaran di sekolah.
3. Mengetahui kelemahan teori belajar humanistik yang dikemukakan oleh Rogers.
4. Mengetahui perbeedaan teori humaistik yang dikemukakan oleh Maslow dan Rogers.
BAB 2 : Pembahasan

A. Pembahasan

Teori berhumanistik berkembang sekitar tahun 1950-an sebagai teori yang menentang teori-
teuori psikoanalisis dan behavioristik.Serangan humanistik terhadap dua teori ini adalah
bahwa keduanya bersifat “dehumanizing”(melecehkan nilai-nilai manusia).Teori Freud
dikritik karena memandang tingkah laku manusia didominasi atau ditentukan oleh dorongan
yang bersifat primitif,dan animalistik (hewani).sementara behavioristik dikritik karena karena
teori ini terlalu asyik dengan penelitian terhadap binatang,dan menganalisis kepribadian
secara pragmentaris.kedua teori ini dikritik karena memandang manusia sebagai bidak atau
pion yang tak berdaya dikontrol oleh lingkungan dan masa lalu,dan sedikit sekali
kemampuan untuk mengarahkan diri.

Para ahli psikologi humanistik mempunyai perhatian terhadap isu-isu penting tentang
eksitensi manusia seperti:cinta,kreativitas,kesendirian,dan perkembangan diri.mereka tidak
meyakini bahwa manusia dapat mempelajari sesuatu tentang kondisi manusia melalui
penelitian terhadap binatang.para ahli teori humanistik memiliki pandangan yang optimistik
terhadap hakikat manusia,meyakini bahwa:
1)Manusia memiliki dorongan bawaan untuk mengembangkan diri
2)Manusia memiliki kebebasan untuk merancang atau mengembangkan tingkah
lakunya,dalam hal ini manusia bukan pion yang diatur sepenuhnya oleh lingkungan
3)Manusia adalah makhluk rasional dan sadar tidak dikuasai oleh ketidaksadaran,kebutuhan
irrasional,dan konflik

B.Uraian Materi

1) Teori “Person-Centered”Rogers
Carl Rogers dilahirkan di Oak Park,Illionis tanggal 8 Januari 1902 meninggal pada tahun
1987.Dia anak dari pasangan Walter dan Julia.Rogers adalah salah seorang peletak dasar dari
gerakan potensi manusia yang menekankan perkembangan pribadi melalui latihan
sensitivitas,kelompok pertemuan,dan latihan lainnya yang ditunjukan untuk membantu orang
agar memiliki pribadi yang sehat,karena dia menekankan teorinya keapada pandangan
subjektif seseorang,maka teorinya dinamakan “person-centered theory”

A .Konstruk (Aspek-aspek) Kepribadian

1. Organisme
Organisme yaitu makhluk fisik (physical creature) dengan semua fungsi-fungsinya baik
fisik maupun psikis,organisme ini juga merupakan locus(tempat)semua pengalaman,dan
pengalaman ini merupakan persepsi seseorang tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam
diri sendiri dan juga didunia luar (external world)Totalitas pengalaman,baik yang disadari
maupun tidak disadari membangun medan fenom enal (phenomenal field)

2. Self

Self merupakan konstruk utama dalam teori kepribadian Rogers,yang dewasa ini dikenal
dengan”self concept”(konsep diri).Rogers mengartikan sebagai”persepsi tentang
karakteristik”. “I”atau “me” dan persepsi tentang hubungan “I” atau “me” dan persepsi
tentang hubungan “I” atau “me” dengan orang lain atau berbagai aspek kehidupan,termasuk
nilai-nilai yang terkait dengan orang lain atau berbagain aspek kehidupan,termasuk nilai-nilai
yang terkait dengan persepsi tersebut diartikan juga sebagai keyakinan tentang
kenyataan,keunikan,dan kualitas tingkah laku diri sendiri.konsep diri merupakan gambaran
mental tentang diri sendiri,seperti:”saya cantik”,”saya seorang pekerja yang jujur”,dan “saya
seorang pelajar yang rajin”.

Hubungan antara “self concept”dengan organisme (actual experience) terjadi dalam dua
kemungkinan,yaitu”congruence”atau :incongruence”.kedua kemungkinan hubungan ini
menentukan perkembangan kematangan,penyesuain(adjustment),dan kesehatan
mental(mental health)seseorang.Apabila antara “self concept”dengan organisme terjadi
kecocokan maka hubungan itu disebut kongruen,tetapi apabila terjadi diskrepansi (ketidak
cocokan)maka hubungan itu disebut inkongruen.contoh yang inkongruen:anda mungkin
meyakini bahwa secara akademik anda seorang yang cerdas (self concept), namun ternyata
nilai-nilai yang anda peroleh sebaliknya (organisme atau pengalaman nyata) suasana
inkongruen menyebabkan seseorang mengalami sakit mental (mental illness),seperti merasa
terancam,cemas,berprilaku defensif,dan berfikir yang kaku atau picik,sedangkan kongruensi
mengembangkan kesehatan mental atau penyesuaian psikologi.ciri orang yang sehat
psikologisnya adalah :

1) Dia mampu mempersepsi dirinya,orang lain,dan berbagai peristiwa yang terjadi di


lingkungannya secara objektif

2) Dia terbuka terhadap semua pengalaman karna tidak mengancam konsep dirinya.

3) Dia mampu menggunakan semua pengalaman.

4) Dia mampu mengembangkan dirinya kearah aktualisasi diri,”goal of becoming” atau “fully
functioning person”

Pada tahun itu rogers meneliti tentang faktor-faktor penentu yang mempengaruhi tingkah
laku anak yang sehat (konstruktif) atau tidak sehat (destruktif). Faktor-faktor yang diyakini
mempengaruhi anak tersebut adalah:

1) Faktor eksternal,terutama lingkungan keluarga:kondisi kesehatan,status sosial


ekonomi,tingkat pendidikan,iklim intelektual,dan interaksi sosial
2) Faktor Internal: self-insight (understanding),self acceptance,atau self responsibility.

B. Dinamika kepribadian

Rogers meyakini bahwa manusia dimotivasi oleh kecenderungan atau kebutuhan untuk
mengaktualisasikan,memelihara,dan meningkatkan dirinya kebutuhan ini bersifat bawaan
sebagai kebutuhan dasar jiwa manusia,yang meliputi kebutuhan fisik dan psikis.sebenarnya
manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan lainnya namun itu semua tunduk kepada kebutuhan
yang satu ini. Kebutan lainnya itu adalah “positive regard of others” dan “self regard” kedua
kebutuhan ini bersifat dipelajari mulai usia dini,yaitu ketika bayi mendapat curahan cinta
kasih,perawatan,dan “positive regard”(penghargaan yang positif)dari orang lain(terutama
orang tua).

C. Perkembangan kepribadian

Rogers tidak mengemukakan tahapan (stages) dalam perkembangan kepribadian.dia lebih


tertarik kepada cara-cara orang lain (orang tua) menilai anak,atas sikap dan perlakuan orang
tua (terutama ibu) terhadap anak,jika orang tua tidak mencurahkan “positive regard”
(penerimaan ,dan cinta kasih) bahkan menampilkan sikap penolakan terhadap pengembangan
“selft concept” nya yang baru. Apabila hal ini sering terjadi,anak akan mogok untuk berusaha
mengaktualisasikan dirinya.
Secara ideal, anak mendapatkan kasih sayang dan penerimaan yang cukup pada setiap saat
dari orang lain (orang tua). Kondisi ini di sebut “unconditional positive regard’’. Kondisi ini
mengimplikasikan bahwa cinta kasih ibu kepada anak tidak diberikan secara konditional
,tetapi secara bebas dan penuh.

Anak yang dikembangkan dalam suasana yang “unconditional positive regard” akan mampu
mengembangkan aktualisasi dirinya atau menjadi orang yang berfungsi secara penuh (fully
functioning person”ini memiliki karakteristik pribadi sebagai berikuit:

1) Memiliki kesadaran akan semua pengalaman,tidak ada pengalaman yang


ditolak,semuanya disaring melalui self.bersikap terbuka baik terhadap perasaan yang
positif (seperti keteguhan dan kelembutan hati) dan perasaan yang negatif(seperti rasa
takut dan sakit)
2) Mengalami kehidupan secara penuh dan pantas pada setiap saat.Berpartisipasi dalam
kehidupan bukan sebagai pengamat.
3) Memiliki rasa percaya kepada dirinya sendiri,seperti dalam mereaksi atau merespon
suatu,Dalam arti,dia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri
berdasarkan data pengalaman yang diperoleh
4) Memiliki perasaan bebas untuk memilih tanpa hambatan apapun,dia memahami
bahwa masa depannya, bukan di tentukan oleh orang lain,atau ,masalalu
5) Menjalani kehidupan secara konstruktif dan adaptif terhadap perubahana yang terjadi
di lingkungan,serta berfikir kreatif

Menurut Rogers perkembangan”self”selalu bersifat progres (maju) tidak statis atau


selesai.Jika seseorang berhenti dalam usahanya untuk berkembang,maka dia akan kehilangan
sikap spontanitas,fleksibilitas,dan keterbukaan terhadap pengalaman baru.Rogers
memformulasikan teori kepribadiannya ke dalam 19 proposisi,yaitu sebagai berikut:

Proposisi 1

Setiap individu berada dalam perubahan dunia pengalaman yang secara terus menerus
berubah,dan dia sebagai pusatnya.Individu hidup dalam dunia pengalamannya
sendiri,yang tidak pernah sama dari satu hari ke hari berikutnya.Dunia pengalaman
individu hanya diketahui oleh dirinya sendiri. Dunia pengalaman ini merupakan
segala suatu yang terjadi pada organisme,yang meliputi proses-proses
psikologis,kesan-kesan sensoris,dan kegiatan-kegiatan motoris.

Proposisi 2

Organisme mereaksi medan pengalaman sebagaimana medan itu dialami dan


dipersepsinya.Medan yang dipersepsi individu adalah nyata. Realitas medan ini diuji
(dites) dan diterima oleh sistem persepsinya.Mentes medan artinya mengujin
informasi yang tepat,sehingga organisme dapat melalukan sesuatu secara realistis

Proposisi 3

Organisme mereaksi medan fenomena sebagai keseluruhan yang


terorganisasi(organized whole). Rogers berpendapat bahwa karakteristik dasar
individu adalah kecenderungannya ke arah respon atau tujuan secara total.Rogers
menolak penjelasan tingkah laku secara S-R (Stimulus-Respon) yang bersifat
sederhana

Proposisi 4

Organisme memiliki satu kecenderungan atau motif dasar,yaitu


mengaktualisasikan,memelihara,dan mengembangkan”self”

Proposisi 5

Tingkah laku merupakan usaha organisme untuk mencapai tujuan yaitu memuaskan
kebutuhan-kebutuhannya

Proposisi 6

Emosi menyertai dan memfasilitasi pencapaian tujuan tingkah laku,dalam hal ini
kepribadian mencoba mengintegrasikan dua jenis emosi dalam tingkah laku yang
menyenangkan (seperti perasaan lega) dan yang tidak menyenangkan (seperti
marah).Dengan perasaan marah individu terdorong untuk lebih bersemangat mencari
makanan,dan melalui perasaan lega,dia terfasilitasi untuk merencana makanananya
dengan lancar

Proposisi 7

Cara yang paling baik untuk memahami tingkah laku adalah melalui kerangka
berfikir(frame of reference) individu itu sendiri.

Proposisi 8

Sebagian dari medan persepsi berangsur-angsur terdiferensiasi menjadi”self”

Proposisi 9

Struktur”self” terbentuk sebagai hasil interaksi dengan lingkungan dan evaluasi


terhadap orang lain.pengalaman bersama orang lain membantu berkembangnya
“self”.Dalam hal ini pengaruh orang tua sangat esensial dalam tahap
strukturisasi”self” ini.

Proposisi 10

Nilai-nilai yang terkait dengan pengalaman,dan nilai-nilai yang merupakan bagian


struktur”self”dalam beberapa hal adalah nilai-nilai yang dialami langsung oleh
organisme dan dalam beberapa hal adalah nilai-nilai yang diintrojeksi atau diambil
dari orang lain.

Proposisi 11
Pengalaman yang terjadi kehidupan individu mungkin (a) dilambangkan
(didasari,dipersepsi,dan diorganisasikan kedalam “self” ,(b) diabaikan karena
dipersepsi tidak berhubungan dengan struktur “self” ,dan (c) ditolak atau
dilambangkan secara palsu karena pengalaman tidak konsisten atau tidak sesuai
dengan struktur “self”

Proposisi 12

Cara-cara berprilaku yang diadobsi oleh organisme adalah yang konsisten


(selaras)dengan “self concept”.Self memelihara tingkah laku yang konsisten dengan
gambaran yang dimilikinya dengan demikian untuk mengubah tingkah laku individu
adalah mengubah konsep dirinya

Proposisi 13

Tingkah laku,dalam hal-hal tertentu disebabkan atau didorong oleh pengalaman atau
kebutuhan organisme yang tidak dilambangkan.Tingkah laku ini tidak selaras dengan
self sehingga tidak diakui oleh individu yang bersangkutan biasanya tingkah laku
demikian bersifat diluar kontrol “self” ,seperti:”saya terpaksa melakukannya” ,dan
“saya tidak bermaksud demikian

Proposisi 14

Malasuai psikologis (psychological maladjustment) terjadi ketika organisme menolak


untuk menyadari pengalaman sensoris yang mendalam,yang tidak melambangkan
atau organisasikan kedalam struktur “self” kondisi ini menjadi dasar atau potensi
terjadinya teganyan psikologis (psychological maladjustment). Dalam hal ini
kepribadian tidak dapat mengaktualisasikan dirinya,jika pengalamannya tidak serasi
dengan dirinya yang nyata (realself)

Proposisi 15

Penyesuaian Psikologis (psychological adjustment) terjadi apabila pengalaman


organisme itu diasimilasikan pada taraf lambang (sadar) kedalam hubungan yang
serasi dengan konsep diri.

Proposisi 16

Setiap pengalam yang tidak serasi dengan struktur self di persepsi suatu ancaman, dan
semakin kuat persepsi itu akan semakin terorganisasikan struktur self untuk
memelihara (mempertahankan diri).peristiwa-peristiwa(pengalaman-pengalaman)
yang mengancam kepribadian sering mengakibatkan kepribadian itu menjadi
kaku,oleh karena itu self membentuk pertahanan terhadap pengalaman yang
mengancam tersebut dengan menolaknya masuk ke sadaran

Proposisi 17

Dalam kondisi yang tidak ada ancaman bagi struktur self pengalaman yang tidak
serasi itu dipersepsi,diuji,dan direfisi oleh struktur self agar dapat mengasimilasi dan
melingkupi pengalaman pengalaman tersebut terjadinya perubahan dalam
kepribadian,ketika kepribadian dapat menerima segi baru dalam dirinya

Proposisi 18

Apabila individu menpresepsi dan menerima segala pengalamannya kedalam satu


sistem yang serasi dan terpadu,maka dia akan memahami dan menerima orang lain
sebagai individu.

Proposisi 19

Apabila individu mempersepsi dan menerima pengalaman organisme kedalam


struktur selfnya,dia akan menemukan bahwa dirinya telah mengganti sistem nilainya
yang pada umumnya didasarkan kepada introjeksi yang dilambangkan secara palsu
dengan proses penilaian pengalaman organismik yang terus menerus.

BAB 3 : PENUTUP

A. KESIMPULAN

Teori humanistik berkembang sekitar tahun 1950an sebagai teori yang menentang
teori teori psikoloanlisis dan behavioristik. Serangan humanistik terhadap 2 teori ini
adalah bahwa keadua bersifat “ dehumanzing” melecehkan nilai nilai manusia . teori
humanistik sebagai “thrid force” ( kekuatan ketiga ) dalam psikologi dan merupakan
alternatif dari kedua kekuatan yanhg dewasa ini dominan . kekuatan yang kertiga ini
bernama humansitik karena memiliki minat yang ekslusif terhadap tingkah laku
manusia.
Daftar pustaka

Allport , gordor , w,.(1961), pattern and growth in personalty , new york Holts ,
Rinehart and witson .
Biscohf , ledford , j,. (1964) interpreting personalty theoris , 1964 New York : Harper
and RQW
Byrne donn and kally kathryn,.(1981) ,third edision .and introduction to personalty ,
New Jersey : prentice – hall .

Anda mungkin juga menyukai