Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PENDAIIULUAN DEMONSTRASI TERAPI RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT PADA LANSIA

DI DESA TANJUNG DEAH KECAMATAN DARUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR RABU, 3 APRIL 2019

A. Latar Belakang Salah satu masalah yang terjadi pada lansia adalah gangguan tidur. Giangguan lidur
(Insomnia) adalah suatu keadn yang menyebabkan individu tidak mampu mendapatkan tidur yang
adekuat, haik secara kualitas maupun kuantitas sehingga individu terscbut hanya tidur scbentar atau
susah tidur (Darma ct al, 2014). Menurut studi penclitian yang telah dilakukan University of California
40-50% orang dengan usia lebih dari 60 tahun telah mengalami gangguan tidur (Roepke & Ancoli,
2010) Prevalensi insomnia di Indonesia pada lansia tergolong tinggi yaitu sekitar 67% dari pupulasi
yang berusia diatas 65 lahun. Hasil penelitian didapalkan insomma sebagian hesar dialami oleh
perempuan yaitu sehesar 78,1% dengan usia 60-74 tahun (Sulistyarini & Santosa, 2016). Scdangkan
prevalcnsi lansia yang mcngalami insomnia di Aceh adalah 43 lansia (69,4 %) (Khairani, 2010). Insomnia
yang dialami lansia disebabkan oleh berbagai faktor seperti pensiunan, kematian pasangan atau
dialami. Penyebab teman dekat, peningkatan obat-obatan, dan penyakit yang insomnia pada lansia
dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok penyakit fisik atau gejala nycri jangka panjang, masalah
pada kandung kemih atau prostat, penyakit sendi seperti arthtritis atau bursitis dan gastroesophageal
reflux, kelompok lingkungan/ faktor perilaku, kelompok penggunaan obat-obatan, kafein, alkohol atau
obat pada penyakit kronis dan keompok dengan penyakit mental alau gejala seperti cemas, depresi,
kehilangan identitas prihadi dan persepsi kesehatan yang buruk (Tsou, 2013)

Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui metode kuesioner dan dengan wawancara lerpirmpin
pada lasia di Desa Tanjung Deah, Kecamalan Darussalam, Kabupaten Acch Besar, dari 48 lansia
didapatkan 31 lansia (64.6%) yang mengcluh mengalami kesulitan tidur. IIal ini menjadi
permasalahan dimana ketika lansia sulit tidur, lansia mengatakan badannya menjadi lemas dan tidak
segar ketika bangun tidur dan ha u menghamba aktivitas sehingga harus diselesaikan
permasalahannya. Berdasarkan data yang didapatkan, ditemukan bahwa terdapat masalah:
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan mengenai gangguan tidur pada lansia di Desa Tanjung
Deah Salah satu alternatif penyclesaian masalah gangguan pola tidur pada lansia adalah dengan
merendam kaki dengan air hangat. Kristyarini & Kristanti (2012) menjelaskan bahwa manfaat dari
rendam air hangat pada kaki adalah meningkatkan sensibilias aringan kolaen, meningkalkan relaksasi
fisik dn psiklogis mengurangi spasme otot, mengurangi pembengkakan dan cksudat, melancarkan
peredaran darah, terjadinya vas odilatasi pada kulit disebabkan adanya bradikinin dari kelenjar
hormon dan terjadi dilatasi pada otot dan pembuluh darah ketika terkena perangsangan hungat.
Rendam kaki dengan air hangal juga dapat menimbulkn efek ingin tidur. Pernyataan tcrscbut sesuai
dengan yang dijclaskan oleh Guyton (2000 dalam Khotimah, 2011) hal ini berdasarkan fisiologi
bahwa didaerah kaki terdapat banyak saraf terutama di kulit yang kemudian stimulasi tersebut
dilanjutkan ke medula spinalis dan masuk ke hatang oak lepainya di daerah rafe bagian bawah pons
dan medula disinilah dapat terjadi efek ingin tidur. Rendam air hangat pada kaki terbukti dapat
meningkatkan kualitas tidur lansia. Air menjali media yang tepal unluk pemulihan cidera dan
meringankan gejala gejala reguler gang guan persendian kronis Rendam air hangat pada kaki dapat
mcnimbulkan cfek ingin tidur dan dapat memperccpat lansia untuk tertidur serta tidur
https://id.scribd.com/document/413984461/LP-Rendam-Kaki-Dengan-Air-Hangat

LAPORAN PENDAIIULUAN DEMONSTRASI TERAPI RENDAM KAKI DENGAN AIR HANGAT PADA LANSIA
DI DESA TANJUNG DEAH KECAMATAN DARUSSALAM KABUPATEN ACEH BESAR RABU, 3 APRIL 2019

A. Latar Belakang Salah satu masalah yang terjadi pada lansia adalah gangguan tidur. Giangguan lidur
(Insomnia) adalah suatu keadn yang menyebabkan individu tidak mampu mendapatkan tidur yang
adekuat, haik secara kualitas maupun kuantitas sehingga individu terscbut hanya tidur scbentar atau
susah tidur (Darma ct al, 2014). Menurut studi penclitian yang telah dilakukan University of California
40-50% orang dengan usia lebih dari 60 tahun telah mengalami gangguan tidur (Roepke & Ancoli,
2010) Prevalensi insomnia di Indonesia pada lansia tergolong tinggi yaitu sekitar 67% dari pupulasi
yang berusia diatas 65 lahun. Hasil penelitian didapalkan insomma sebagian hesar dialami oleh
perempuan yaitu sehesar 78,1% dengan usia 60-74 tahun (Sulistyarini & Santosa, 2016). Scdangkan
prevalcnsi lansia yang mcngalami insomnia di Aceh adalah 43 lansia (69,4 %) (Khairani, 2010). Insomnia
yang dialami lansia disebabkan oleh berbagai faktor seperti pensiunan, kematian pasangan atau
dialami. Penyebab teman dekat, peningkatan obat-obatan, dan penyakit yang insomnia pada lansia
dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok penyakit fisik atau gejala nycri jangka panjang, masalah
pada kandung kemih atau prostat, penyakit sendi seperti arthtritis atau bursitis dan gastroesophageal
reflux, kelompok lingkungan/ faktor perilaku, kelompok penggunaan obat-obatan, kafein, alkohol atau
obat pada penyakit kronis dan keompok dengan penyakit mental alau gejala seperti cemas, depresi,
kehilangan identitas prihadi dan persepsi kesehatan yang buruk (Tsou, 2013)

Berdasarkan data yang dikumpulkan melalui metode kuesioner dan dengan wawancara lerpirmpin
pada lasia di Desa Tanjung Deah, Kecamalan Darussalam, Kabupaten Acch Besar, dari 48 lansia
didapatkan 31 lansia (64.6%) yang mengcluh mengalami kesulitan tidur. IIal ini menjadi
permasalahan dimana ketika lansia sulit tidur, lansia mengatakan badannya menjadi lemas dan tidak
segar ketika bangun tidur dan ha u menghamba aktivitas sehingga harus diselesaikan
permasalahannya. Berdasarkan data yang didapatkan, ditemukan bahwa terdapat masalah:
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan mengenai gangguan tidur pada lansia di Desa Tanjung
Deah Salah satu alternatif penyclesaian masalah gangguan pola tidur pada lansia adalah dengan
merendam kaki dengan air hangat. Kristyarini & Kristanti (2012) menjelaskan bahwa manfaat dari
rendam air hangat pada kaki adalah meningkatkan sensibilias aringan kolaen, meningkalkan relaksasi
fisik dn psiklogis mengurangi spasme otot, mengurangi pembengkakan dan cksudat, melancarkan
peredaran darah, terjadinya vas odilatasi pada kulit disebabkan adanya bradikinin dari kelenjar
hormon dan terjadi dilatasi pada otot dan pembuluh darah ketika terkena perangsangan hungat.
Rendam kaki dengan air hangal juga dapat menimbulkn efek ingin tidur. Pernyataan tcrscbut sesuai
dengan yang dijclaskan oleh Guyton (2000 dalam Khotimah, 2011) hal ini berdasarkan fisiologi
bahwa didaerah kaki terdapat banyak saraf terutama di kulit yang kemudian stimulasi tersebut
dilanjutkan ke medula spinalis dan masuk ke hatang oak lepainya di daerah rafe bagian bawah pons
dan medula disinilah dapat terjadi efek ingin tidur. Rendam air hangat pada kaki terbukti dapat
meningkatkan kualitas tidur lansia. Air menjali media yang tepal unluk pemulihan cidera dan
meringankan gejala gejala reguler gang guan persendian kronis Rendam air hangat pada kaki dapat
mcnimbulkan cfek ingin tidur dan dapat memperccpat lansia untuk tertidur serta tidur
https://id.scribd.com/document/413984461/LP-Rendam-Kaki-Dengan-Air-Hangat

3. Penulup a Menheri kesempn keada 10.50 11.00 peserta untuk hertanya b. Membuat kesimpulan
Kegiatan c. Mcngucapkan salam d. Sesi foto bersama D. Kriteria Evaluasi. Evaluasi Struktur a.
Laporan pendahuluan telah dikonsulkan kepada pembimbing b. Undangan kegiatan telah disebarkan
kepada masyarakat sebagai sasaran kegiatan c. Media dan peralatan lelah tersedia d. Tempat
Kegiatan telah tersedia 2. Evaluasi prses a. Kegiatan diharapkan dapat terlaksana selama 30 menit b.
Masyarakat dan pescta kcgiatan berpcran aktif sclama kegiatan berlangsung c. Tidak ada gangguan
sclama kegiatan d. Mcdia yang dapat digunakan untuk menyelesaikan program 3. Evaluasi Hasil a.
80% pescrta kegiatan dapat menjclaskan pengcrtian terapi rendam air hangat b. 80% peserta
kegiatan dapat melaporkan 2 dari 5 Manfaat dari terapi rendam air hangat 80% peserta kegiatan
dapat menyebutkan cara melakukan terapi rendam air C. hangat di kaki E. Pengorganisasian
Kelompok 1. Penanggung Jawab Umum 2. Pembimbing Sri Inan Khairunnisa, Renny Octaviani Ns .
Rachmalia, MNS Hayaturrahmi Evi Alri Yani 3. Pemateri 4. Moderator 5. Obscrver / opcrator 6.
Dokumentasi Atika: Yuni Shelma, Muhammad Maulidan 7 8 Konsumsi Wiliza Umami, Ema Putri, Fitri
Yanti Fasilitator Driska Agustina, Desy Rahmiyanti, Nur Afifah, Dea Fitria Perlengkapan: Ilamdardi,
Muhammad Aidil 9. Fikri, Rizka Hayaturrahmi. Indah Sukma Dewi

Anda mungkin juga menyukai