Anda di halaman 1dari 37

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI

Sosialisasi Kewajiban Penggunaan B-20


dalam Industri Jasa Pertambangan

Jakarta, 13 September 2018

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke


Tujuan Program Mandatori Biofuel/Bahan Bakar Nabati (BBN)

Mendukung Ketahanan Energi Nasional Mendukung pertumbuhan ekonomi domestik

Mengurangi konsumsi dan impor


bahan bakar fosil
Mengurangi emisi Gas Rumah Kaca
dan meningkatkan kualitas lingkungan

Meningkatkan nilai tambah ekonomi dengan mengembangkan


Biofuel berbasis industri pada sumber daya lokal/domestik

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 2


Kebijakan dan Regulasi

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 3


Dasar Hukum Pengembangan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel

Undang Undang • UU Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi

Peraturan
• PP Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional
Pemerintah

• Perpres Nomor 66 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Perpres Nomor 61/2015
Peraturan Presiden tentang Perhimpunan dan Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit

• Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Permen ESDM Nomor 32/2008
tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain
Peraturan Menteri • Permen ESDM Nomor 41 Tahun 2018 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan BBN Jenis Biodiesel dalam
Kerangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit

• Kepmen ESDM Nomor 1770 K/10/MEM/2018 tentang Perubahan Kedua atas Kepmen ESDM Nomor
Keputusan Menteri 6034 K/12/MEM/2016 tentang Harga Indeks Pasar Bahan Bakar Nabati yang dicampurkan ke dalam
Bahan Bakar Minyak

Keputusan Direktur • Kepdirjen Nomor 100 K/10/DJE/2016 : Biodiesel


Jenderal EBTKE

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 4


Kebijakan Insentif Biodiesel dalam kerangka Pembiayaan oleh BPDPKS
Undang-Undang No. 39/2014 Undang-Undang No. 30/2007
Perkebunan Energi

Peraturan Presiden No. 66/2018 Peraturan Pemerintah No. 79/2014


Perubahan Kedua Perpres No. 61/2015 Tentang Penghimpunan & Kebijakan Energi Nasional
Penggunaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit

Peraturan Pemerintah No. 24/2015


Penghimpunan Dana Perkebunan

Kebijakan Hulu Kebijakan Hilir

Kementerian Keuangan Kementerian Perdagangan Kementerian ESDM


Permen Keuangan No. 113/2015 Permen ESDM No. 12/2015
Organisasi & Tata Kerja BPDPKS Permen Perdagangan No. 54/2015 Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri ESDM nomor 32/2008 tentang Penyediaan,
Verifikasi Kelapa Sawit, CPO dan Turunannya Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Sebagai Bahan Bakar Lain
Permen Keuangan No. 133/2015
Tarif Layanan BLU BPDPKS Permen ESDM No. 41/2018
Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Dalam Kerangka
Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit
Permen Keuangan No. 136/2015
Penetapan Barang Ekspor & Tarif BK Kepmen ESDM No. 1770/2018
Perubahan Kedua Atas Kepmen ESDM No. 6034/2016 tentang Harga Indeks Pasar
BBN (Biofuel) Yang Dicampurkan Ke Dalam Bahan Bakar Minyak

KepDirjen EBTKE No. 100K/10/DJE/2016


Standar dan Mutu (Spesifikasi) BBN Jenis Biodiesel

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 5


Perkembangan Mandatori BBN Jenis Biodiesel
Peraturan Menteri ESDM No. 20 Tahun 2014 tentang perubahan kedua Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008
Instruksi Presiden No. 1 Tahun  Mandatori diberlakukan kepada BUPIUN BBM dan Pengguna Langsung di sektor transportasi (PSO dan Non PSO),
2006 Pemberlakuan mandatori pemanfaatan pembangkit listrik, dan industri
 Penyaluran di 500 SPBU BBN pada sektor transportasi, industri  Target pemanfaatan Biodiesel pada tahun 2020 adalah B30
(Jakarta, Surabaya, Malang dan dan pembangkit listrik  Uji B20 bersama stakeholder terkait
Denpasar)

2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
B2,5 – B7,5 B10 B15 B20

Peraturan Menteri ESDM No. 25 tahun 2013 tentang Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun 2015 tentang Perubahan
Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008
Perubahan Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008 Ketiga Peraturan Menteri ESDM No. 32 Tahun 2008
tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata
 Pemanfaatan Biodiesel ditingkatkan dari B7,5 menjadi B10  Pemanfaatan Biodiesel ditingkatkan dari B15 mulai April 2015
Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai
Bahan Bakar Lain pada Sept 2013 dan B20 mulai tahun 2016

Pentahapan Kewajiban Minimal Pemanfaatan Biodiesel (Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015)
Sektor April 2015 Januari 2016 Januari 2020 Januari 2025
Usaha Mikro, Usaha Perikanan, Usaha Pertanian, Transportasi, dan Pelayanan Umum (PSO) 15% 20% 30% 30%
Transportasi Non PSO 15% 20% 30% 30%
Industri dan Komersial 15% 20% 30% 30%
Pembangkit Listrik 25% 30% 30% 30%

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 6


Kebijakan Kewajiban Penggunaan BBN di Kontrak Karya (KK) dan
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B)

Badan Usaha Niaga BBM KK dan PKP2B

Pasal 5 Permen ESDM 25/2013


Wajib menjamin :
Pasal 3 Permen ESDM 25/2013
 Ketersediaan BBN
Pengguna Langsung BBM wajib
 Standar dan mutu (spesifikasi BBN)
menggunakan BBN secara bertahap
 Memanfaatkan dan mengutamakan
BBN dari produksi dalam negeri

7
www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 7
PERMEN ESDM NO. 41/2018
Latar Belakang 1 Jenis BBM BU Niaga BBM yang wajib mencampur Periode Pengadaan BBN
Kewajiban BU BBM yang: Pengadaan Biodiesel oleh BU BBM untuk pencampuran:
1. Mengatur kembali ketentuan Semua jenis
Pencampuran 1. Memiliki kilang dan menghasilkan Jenis BBM Tertentu; dan Jenis BBM Umum setiap 12
mengenai pengadaan BBN BBN Jenis Minyak Solar BBM Jenis Minyak Solar bulan dengan mekanisme penunjukan langsung
biodiesel, verifikasi, pengawasan, Biodiesel
dan sanksi dalam Permen ESDM 2. Melakukan Impor BBM Jenis Minyak
Nomor 26 Tahun 2016 tentang Solar.
Penyediaan dan Pemanfaatan BBN
Jenis Biodiesel Dalam Kerangka Besaran
Penetapan Verifikasi Obyek Verifikasi
Dana Pembiayaan oleh BPDPKS 2 insentif
2. Untuk melaksanakan ketentuan
Pasal 18 ayat (6) Perpres No. 66 Selisih HIP JBT ditetapkan Verifikasi dilakukan oleh Dirjen 1. BU BBN meliputi volume Biodiesel disalurkan,
Pembayaran HIP solar setiap 3 bulan; Migas dibantu surveyor sebagai bukti transaksi, faktur pajak, dan bukti ongkos
Tahun 2018 tentang Perubahan insentif
Kedua atas Perpres No 61 Tahun dan HIP HIP JBU dan HIP dasar penentuan pembiayaan angkut; dan kualitas Biodiesel di titik serah.
2015 tentang Penghimpunan dan Biodiesel Biodiesel setiap selisih HIP solar dan HIP 2. BU BBM meliputi persentase campuran dan
Penggunaan Dana PKS bulan Biodiesel kualitas campuran yang disalurkan

Tujuan Pengaturan
Pelaporan BU Pegawasan Sanksi Administratif
3
a. mewujudkan percepatan 1. BU BBN dan BU BBM wajib 1. Evaluasi, Pengaturan, dan BU BBM dan BBN yang tidak
pemenuhan penahapan kewajiban melaporkan secara bulanan Pengawasan dilaksanakan oleh memenuhi ketentuan diberikan
minimal pemanfaatan BBN Jenis 2. BU BBN melaporkan volume Dirjen Migas dibantu Tim sanksi berupa
Biodiesel; penyaluran BBN Jenis Biodiesel Pengawas yang terdiri atas 1. Denda; dan/atau
b. penyelenggaraan administrasi Pelaporan dan
Pengawasan 3. BU BBM melaporkan volume Ditjen Migas, Ditjen EBTKE, BPH 2. Pencabutan Izin Usaha
penyediaan dan penyaluran Dana penerimaan, realisasi Migas, Itjen KESDM, dan BPDPKS
Pembiayaan Biodiesel secara tepat pencampuran, penolakan 2. Ditjen Migas melakukan Pengecualian : BU BBM dan BU BBN
sasaran, tepat waktu, dan tepat pengiriman (bila perlu) pengawasan berdasarkan hasil tidak dikenakan sanksi dalam
manfaat verifikasi, laporan badan usaha, keadaan kahar
dan laporan konsumen

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 8


Matriks Garis Besar Perubahan Permen ESDM (1/2)
No Pengaturan Semula (Permen ESDM No 26/2016) Menjadi (Permen ESDM No 41/2018)
1 Penetapan/ Proses dan penetapan oleh Dirjen EBTKE dengan Proses dan penetapan oleh Dirjen Migas dengan
Pemilihan BU koordinasi oleh Dirjen Migas dan BPH Migas dan koordinasi Dirjen EBTKE, BPH Migas, dan Pemangku
BBM Pemangku Kepentingan Terkait Kepentingan terkait.
Kriteria BU BBM:
PSO  Berdasarkan SK Kepala BPH Migas
Non PSO  Memiliki Kilang dan/atau mengajukan
rekomendasi impor Solar
2 Mekanisme Penunjukan Langsung  Evaluasi, penilaian dan PSO  Penunjukan Langsung (proses seperti
Pengadaan rekomendasi melalui Tim Evaluasi Pengadaan BBN sebelumnya)
Jenis Biodiesel Non PSO  Penunjukan Langsung
3 Penentuan Ditetapkan oleh Menteri PSO dan Non PSO  Ditetapkan oleh Menteri
BU BBN
4 Periode 6 Bulan PSO dan Non PSO  1 Tahun
Pengadaan
5 Penetapan PSO: PSO & Non PSO:
Harga Indeks  Penetapan HIP BBM jenis Minyak Solar jenis  Penetapan HIP BBM jenis Minyak Solar jenis Bahan
Pasar (HIP) Bahan Bakar Minyak Tertentu oleh Ditjen Migas Bakar Minyak Tertentu setiap 3 bulan;
tiap 3 bulan;  Penetapan HIP BBM jenis Minyak Solar jenis Bahan
 Penetapan HIP BBN jenis Biodiesel oleh Ditjen Bakar Minyak Umum setiap bulan;
EBTKE tiap bulan.  Penetapan HIP BBN jenis Biodiesel.
Catatan:
www.ebtke.esdm.go.id
Perubahan/Revisi Ditjen
pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 26/2016 dan Peraturan @djebtke
EBTKE Menteri ESDM Nomor 48/2017 (khusus mekanisme pengadaan) @djebtke 9
Matriks Garis Besar Perubahan Permen ESDM (2/2)
No Pengaturan Semula (Permen ESDM No 26/2016) Menjadi (Permen ESDM No 41/2018)

6 Pengawasan Dilakukan oleh Dirjen EBTKE yang dibantu Tim Dilakukan oleh Dirjen Migas yang dibantu Tim Pengawas
Pengawas yang dibentuk oleh Menteri (terdiri yang dibentuk oleh Menteri (terdiri dari Perwakilan DJ
dari Perwakilan DJEBTKE, DJ Migas, BPH Migas, DJEBTKE, BPH Migas, Itjen KESDM, BPDPKS)
Migas, Itjen KESDM, BPDPKS)

7 Pemberian • Pertimbangan penilaian hasil pengawasan • Pertimbangan penilaian hasil pengawasan dan
Sanksi yang dilakukan oleh Dirjen EBTKE dengan pemberian sanksi dilakukan oleh Dirjen Migas
pemberian sanksi oleh Dirjen Migas • Dikenakan kepada BU BBM dan BU BBN
• Hanya dikenakan kepada BU BBM
8 Verifikasi Dapat dibantu oleh Pihak Ketiga yang Dibantu oleh Pihak Ketiga yang independen (Surveyor)
independen yang ditetapkan dan didanai oleh BPDPKS

9 Ketentuan Belum diatur Dalam hal terjadi Peningkatan konsumsi BBM jenis Solar,
Lain-Lain alokasi volume BBN Jenis Biodiesel yang telah ditetapkan
oleh Menteri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat
(6) dapat disesuaikan.

Catatan:
www.ebtke.esdm.go.id
Perubahan/Revisi Ditjendan
pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 26/2016 EBTKE @djebtke
Peraturan Menteri ESDM Nomor 48/2017 (khusus mekanisme pengadaan) @djebtke 10
Implementasi Program B20

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 11


Implementasi B20
Kapasitas Produksi
yang Cukup Monitoring Kualitas dan
Kapasitas industri biodiesel Kuantitas
12,06 juta kL

Skema Uji Performa Kendaraan


Termasuk Uji Performa Mesin dan Uji Jalan

Pedoman Penanganan
Dukungan Finansial (insentif) dari dan Penyimpanan
BPDPKS Biodiesel
Indonesia mengumpulkan pendanaan dari pungutan
ekspor kelapa sawit dan turunannya

Kualitas sesuai Standar Nasional Layanan Customer Care


untuk biodiesel dan sanksinya diatur B20

12
www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 12
Daftar BU BBM dan BU BBN Yang Mengikuti Pengadaan BBN Jenis Biodiesel Tahun 2018
No BU BBM PSO NO. BU BBN BIODIESEL NO. BU BBN BIODIESEL
1. PT Pertamina (Persero) 1. PT Bayas Biofuels 15. PT SMART Tbk
2. PT AKR Corporindo Tbk 2. PT Batara Elok Semesta Terpadu 16. PT Sinarmas Bio Energy
TOTAL
3. PT Cemerlang Energi Perkasa 17. PT Tunas Baru Lampung

No BU BBM Non PSO 4. PT Ciliandra Perkasa 18. PT Wilmar Bioenergi Indonesia

1. PT Pertamina (Persero) 5. PT Dabi Biofuels 19. PT Wilmar Nabati Indonesia


2. PT AKR Corporindo Tbk 6. PT Darmex Biofuels
3. PT ExxonMobil Lubricants Indonesia 7. PT Intibenua Perkasatama
4. PT Jasatama Petroindo
8. PT Kutai Refinery Nusantara
5. PT Petro Andalan Nusantara
9. PT LDC Indonesia
6. PT Shell Indonesia
7. PT Cosmic Indonesia 10. PT Multi Nabati Sulawesi

8. PT Cosmic Petroleum Nusantara 11. PT Musim Mas


9. PT Energi Coal Prima 12. PT Pelita Agung Agrindustri
10. PT Petro Energy
13. PT Permata Hijau Palm Oleo
11. PT Gasemas
14. PT Sukajadi Sawit Mekar

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 13


Proyeksi Penyerapan FAME Januari s.d. Desember 2018:
KEBUTUHAN FAME 2018:
Volume PSO (KL) Volume NON PSO (KL)
2018 BU BBM 2018 BU BBM
Solar FAME Solar FAME
Proyeksi Jan- Pertamina dan Non
Realisasi Jan-Apr* Pertamina dan AKR 4.449.935 889.987 10.050.111 138.700
Agst*** Pertamina
Proyeksi Mei- Proyeksi Sept- Pertamina dan Non
Pertamina dan AKR 9.751.025 1.950.025 4.702.035 940.407
Des** Des** Pertamina
TOTAL FAME TOTAL FAME
2.840.192 1.079.107
PSO NON PSO
PERKIRAAN KONSUMSI FAME PSO DAN NON PSO TAHUN 2018 3.919.299

Catatan:
*) Data berdasarkan permintaan verifikasi yang masuk Ditjen EBTKE tanggal 21 Agustus 2018
**) Data berdasarkan hasil rapat dengan Ditjen Migas dan PT Pertamina (Persero) tanggal 21 Agustus 2018
***) Data berdasarkan hasil rapat rekonsiliasi data migas tanggal 6 Agustus 2018 di Menko Perekonomian

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 14


Proyeksi Penghematan Devisa 2018 dan 2019 (basis MOPS)
2018 Sept-Des Sept-Des 2019
POTENSI TOTAL:
2018 2018
Non PSO PSO dan
Non PSO
VOLUME FAME
3.919.299 940.407 1.916.968 6.243.934
(KL)
2,10 Miliar 0,50 Miliar 1,02 Miliar 3,34 Miliar
USD USD USD USD
POTENSI = 30.590 = 7.340 = 14.962 = 48.734
PENGHEMATAN Triliun Triliun Triliun Triliun
DEVISA Rupiah Rupiah Rupiah Rupiah

Asumsi: Catatan:
Perhitungan Penghematan Devisa menggunakan asumsi Nilai MOPS solar sebesar Potensi tambahan penghematan devisa program perluasan B20 dari sektor Non
85 USD/bbl; dan Nilai tukar Rupiah sebesar Rp 14.600,-/USD. PSO periode September-Desember 2018 = 940.047 kL

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 15


RELAKSASI PENGGUNAAN HSD MURNI (B0)*

PLTGU dan MPP HIGHLAND


ALUTSISTA TNI
PT PLN (Persero) FREEPORT

*) Sesuai dengan arahan dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada tanggal 24 Agustus 2018

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 16


Sanksi Administratif
 Sesuai dengan Permen ESDM Nomor 41 Tahun 2018 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan BBN Jenis Biodiesel dalam
Kerangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, akan dikenakan sanksi bagi Badan Usaha
Bahan Bakar Minyak (BU BBM) dan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU BBN) jika tidak mengimplementasikan B20:

PENGENAAN SANKSI
Pertimbangan pengenaan sanksi berdasarkan
penilaian hasil pengawasan Dirjen Migas yang
dibantu Tim Pengawas
BESARAN DENDA
BU BBM Rp 6000/liter BBN yang wajib dicampur
(ditinjau berkala)
Tidak melakukan pencampuran sesuai
V BBN = V Solar x (20%* - %temuan pengawas)
ketentuan *persentase minimal BBN penahapan

BU BBN
Ketidaksesuaian dengan kontrak
a. alokasi Volume BBN
b. waktu dan spesifikasi BBN
*pengecualian untuk BU BBM

www.ebtke.esdm.go.id @djebtke @djebtke


17
Ditjen EBTKE 17
Pengujian dan Pemanfaatan Biodiesel

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 18


Pengujian B20 pada Mesin Diesel

Penyediaan
Bahan Bakar
Pertamina dan
Mandatori Pengujian Aprobi Pengujian
BBN Mutu Bahan Sistim Bahan
Bakar Bakar
Perkembangan • Kajian Teknis Pemanfaatan ITB/Lemigas/
Teknologi Mesin -BPPT BBN (B20) pada Kendaraan Gaikindo Rekomendasi
-Lemigas Bermotor dan Peralatan Teknis
Berat
Update Hasil Penggunaan
• Fasilitasi Tim Teknis
Uji Implementasi B20 B20 untuk
Pengujian
Kendaraan
Pengujian Koordinator : DJ EBTKE Kinerja Mesin
storage stability Bermotor dan
Dukungan Kendaraan dg
Teknis dan material Obyek Uji : Kendaraan Alat Berat
B20
compatibility penumpang (MPV) dan alat
berat BPPT
Referensi LEMIGAS Gaikindo
Pengambilan ADARO
Kebijakan (Swadana)
Pengujian Kinerja
Alat Berat dg B20
HINABI/BPPT/ITB

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 19


IMPLEMENTATION B20 UNTUK SEKTOR PSO
1. Uji Kinerja Mesin
START: (test drive and road show)

Januari 2016
2. Insentif dari BPDPKS

3. Kapasitas produksi yang cukup


B20 UNTUK
SEKTOR PSO 4. Monitoring Kualitas dan Kuantitas

5. Standar Nasional Indonesia

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 20


Uji Implementasi Mandatori Biodiesel 20% (B20)
1. Sebelum implementasi B20 (tahun 2014 dan tahun 2015), ESDM
(EBTKE, LEMIGAS), GAIKINDO, APROBI, BPPT, BPDS, PERTAMINA
Rute Pengujian dan ITB, melakukan pengkajian kesiapan kendaraan diesel yang ada
saat ini terhadap ketahanan motor diesel, hingga 40.000 km;
1
2. Peserta Uji : Toyota; Mitsubishi, Hino, Ford dan Chevrolet;
3. Toyota secara proaktif melanjutkan tes ketahanan kinerja mesin
sampai jarak tempuh 100.000 km. [100.000 km ≈ 3 tahun masa
garansi];
2
4. Telah dilakukan pengujian di laboratorium Denso, Jepang dengan
hasil baik;
5. Telah dilakukan Sosialisasi dan Road Show B-20 rute Sumatera-
Jawa-Bali pada tahun 2015-2016
6. Secara umum sampai 100.000 km, tidak ada masalah yang
signifikan terjadi karena penggunaan bahan bakar B20;
Kondisi Jalan
7. JAMA sudah menyatakan memperbolehkan pencampuran biodiesel
5% 10%
5% pada bahan bakar tidak melebihi 20% dengan persyaratan tertentu.
40%
40.000 km
40%
100.000 km
General/ City Highway
Waving Rough Road ESDM Toyota
Down/up Hill & Corner

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 21


Kinerja and Hasil Road Test
Hasil uji dengan membandingkan kinerja B0 and B20
hingga 100.000 km :
Component Rating
Masalah
01 Tidak ada masalah yang terjadi dengan
penggunaan B20
THE RESULT

Perubahan Kinerja
02 Tidak ada perubahan signifikan pada
kinerja kendaraan menggunakan B20

Emisi
03 Emisi CO, NOx dan HC pada B20 lebih
rendah dari B0, sementara particulate
and opacity cenderung sama

Uji Sistem Bahan Bakar


04 Toyota and Denso melakukan uji sistem
bahan bakar di Japan. Hasilnya untuk
penggunaan B20 adalah baik

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 22


RAIL TEST (PT KAI)
Kegiatan Uji:
1. Uji Kualitas Bahan Bakar Lokomotif Uji Rail Test;
2. Engine Monitoring Penggunaan B20 Pada
Lokomotif Uji Rail Test;
3. Pemeriksaan Material Dan Analisa Kegagalan
Injektor Lokomotif Uji .
10 Februari – Agustus 2018 (6 bulan)

Jarak tempuh PP ± 800 km (waktu tempuh PP ± 2,2 hari)


Kualitas bahan bakar B0 dan B20 serta B100
1 bulan menempuh jarak ± 10.909 km
01 memenuhi batasan spesifikasi yang berlaku.
6 bulan menempuh jarak ± 65.454 km
Mesin lokomotif uji yang menggunakan bahan bakar B0 dan
02 B20 dapat mencapai daya maksimumnya
B20 B0
Selisih konsumsi bahan bakar antara B0 dan B20 dalam rentang
03 1-3 %.
Emisi gas buang CO pada lokomotif yang menggunakan B20 lebih
04 rendah daripada yang menggunakan B0
EMD CC205
05 Injektor masih berfungsi dengan baik.

Filter dinyatakan tidak ada masalah karena sudah memenuhi umur


teknis yang ditetapkan oleh OEM (setiap 3 bulan) GE CC206

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 23


Dasar Hukum Blending Rate Kendala Implementasi Status Saat ini
 Permen ESDM No. 25/2013  Berdasarkan Permen ESDM  PT Adaro melaksanakan uji
 Disparitas Harga
No. 12/2015, mulai Januari sendiri
 Permen ESDM No. 12/2015 2016: B20  Engine warranty dari OEM  KESDM menerbitkan
 Rerata Pencampuran Saat ini:  Biaya Maintenance Pedoman Umum Penanganan
B5 – B15 dan Penyimpanan untuk
 Handling and Storing B100 dan BXX
 Pemerintah memperluas
insentif ke sektor Non-PSO.

IMPLEMENTASI B20 DI SEKTOR PERTAMBANGAN


www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 24
Spesifikasi Biodiesel Untuk B20
No Parameter uji Satuan, min/maks SNI 7182:2015 Spesifikasi Biodiesel sesuai SK Dirjen
1 Massa jenis pada 40 °C kg/m3 850 – 890
2 Viskositas kinematik pada 40 °C mm2/s (cSt) 2,3 – 6,0 EBTKE No. 100K/10/DJE/2016 akan
3 Angka setana min 51
4 Titik nyala (mangkok tertutup) °C, min 100 disempurnakan dengan penambahan
5 Titik kabut °C, maks 18
6 Korosi lempeng tembaga (3 jam pada 50 °C) nomor 1 parameter:
Residu karbon
7 - dalam percontoh asli; atau %-massa, maks 0,05 a. Warna maksimal 3.0 PtCo (diukur
- dalam 10% ampas distilasi 0,3
8 Air dan sedimen %-volume, maks 0,05 dengan ASTM D1500)
9 Temperatur distilasi 90% °C, maks 360
10 Abu tersulfatkan %-massa, maks 0,02 b. Kadar air maksimal 500 ppm (diukur
11 Belerang mg/kg, maks 50
12 Fosfor mg/kg, maks 4 dengan metode Karl-Fischer, ASTM
13 Angka asam mg-KOH/g, maks 0,5
14 Gliserol bebas %-massa, maks 0,02 D6304)
15 Gliserol total %-massa, maks 0,24
16 Kadar ester metil %-massa, min 96,5 c. CFPP (Cold Filter Plugging Point)
%-massa
17 Angka iodium 115
(g-I2/100 g), maks maksimal 16 oC (diukur dengan
Kestabilan oksidasi

18
Periode induksi metode rancimat
menit
480 metode ASTM D6371)
atau
Periode induksi metode petro oksi 36
19 Monogliserida %-massa, maks 0,8

25
www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 25
Kesiapan Penyedia Mesin

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke


REKOMENDASI DARI JAMA SAMPAI B20

27
www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 27
HINO
Thank You
&
Follow Us

DIREKTORAT JENDERAL ENERGI BARU, TERBARUKAN DAN KONSERVASI ENERGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
Jl. Pegangsaan Timur No.1 Menteng, Jakarta Jl. Medan Merdeka Selatan No. 18, Jakarta

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 29


REGULASI SPESIFIKASI BAHAN BAKAR

BIODIESEL
SK Dirjen Migas No. 28.K/10/DJM.T/2016
20%
tentang Spesifikasi Minyak Solar 48
(B20)

BIODIESEL SK Dirjen EBTKE No 100 K/10/DJE/2016 atau


(B100) SNI 7182:2015 tentang Spesifikasi Biodiesel

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 30


RELAKSASI
RELAKSASI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT KETERANGAN
PT Freeport Indonesia Zona Highland hanya dapat disuplai •Ditjen EBTKE telah memberikan relaksasi
oleh BBM Solar dengan spesifikasi kepada PT Freeport Indonesia untuk
khusus yang dapat digunakan pada penggunaan BBM Jenis Minyak Solar
suhu di bawah 0 oC spesifikasi khusus di zona Highland,
namun untuk zona Lowland;
•Zona Lowland akan disuplai B20 oleh PT
Pertamina (Persero);
•Akan dilakukan audit ke site PT Freeport
Indonesia yang akan dilaksanakan 1-2
minggu ke depan dengan melibatkan tim
teknis.
PT PLN (Persero) •PLT Gas Turbin PT PLN (Persero) hanya •PT PLN (Persero) akan menyampaikan
dapat menggunakan bahan bakar Gas surat yang ditujukan kepada
Bumi atau BBM Jenis Minyak Solar; Kementerian ESDM dan ditembuskan
•PLT Gas yang telah disuplai Gas Bumi kepada Kemenko Perekonomian perihal
baru 60% dari kapasitas eksisting saat dasar ilmiah dan kebutuhan solar untuk
ini; PLT Gas.
•Suplai Gas Bumi untuk seluruh PLT Gas
diperkirakan akan selesai pada tahun
2020

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 31


Status Penyaluran Biodiesel Sektor Non PSO
1. PT Pertamina dan PT AKR sudah dapat menyalurkan B20 untuk sektor Non PSO dengan menggunakan pasokan
FAME untuk PSO (76% dari TBBM yang wajib mencampur sudah menyalurkan).
2. Penyaluran Biodiesel untuk sektor Non PSO telah berjalan pada beberapa TBBM dengan moda transportasi
truk.
3. Penyaluran biodiesel untuk TBBM yang menggunakan moda transportasi kapal ada beberapa yang belum
dapat dilakukan karena kendala-kendala sebagai berikut:
a. Perlunya waktu dalam pencarian kapal;
b. Pengiriman biodiesel yang menggunakan double handling sehingga memerlukan waktu;
c. Perlunya waktu untuk proses administrasi di bea cukai, sandar kapal, loading dan unloading
d. Permasalahan sistem di bea cukai sehingga menghambat proses loading kapal;
e. Durasi perjalanan.
4. Kendala dalam penyaluran biodiesel di TBBM karena terbatasnya fasilitas seperti, tangki, selang, pompa dan
flowmeter seperti yang dilaporkan oleh TBBM Berau dan Sorong PT Pertamina (Persero)
5. Darmex Grup yang belum siap suplai di beberapa titik akan dibantu penyediaan FAME nya oleh Sinarmas Grup.
6. Perlu koordinasi dengan Kementerian Perhubungan untuk memprioritaskan produk Biodiesel agar tidak terjadi
keterlambatan pengiriman

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 32


Besaran Insentif Biodiesel
PERIODE SEPTEMBER 2018
HIP Solar Non PSO
HIP Biodiesel HIP Solar PSO
(Rp/liter) (Rp/liter) 0,05% m/m <kandungan sulfur < 0,25% kandungan sulfur < 0,05% m/m
m/m
USD 86,254/BBL USD 86,569/BBL
7.294 7.388
= Rp 7.874/liter = Rp 7.902/liter

SELISIH HIP BIODIESEL DENGAN HIP SOLAR SEPTEMBER 2018


HIP Biodiesel - HIP Solar Non PSO
HIP Biodiesel - HIP Solar
(Rp/liter) 0,05% m/m <kandungan sulfur < 0,25% kandungan sulfur < 0,05% m/m
m/m
-94 -580 -608

Untuk Periode September 2018, dikarenakan HIP Solar lebih tinggi dari HIP Biodiesel maka :
besaran insentif Biodiesel adalah sebesar Ongkos Angkut yang dikeluarkan oleh masing-masing BU BBN yang besarannya
berbeda untuk tiap TBBM.
Rerata ongkos angkut tahun 2017-2018 sebesar Rp282,18/liter (Sumber: BDPKS)

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 33


REALISASI PRODUKSI DAN PEMANFAATAN BIODIESEL TAHUN 2018
4,500,000
B2 – B7,5 B10 B15 B20
4,000,000

3,500,000

3,000,000
Volume (kL)

2,500,000

2,000,000

1,500,000

1,000,000

500,000

Keterangan:
- •2015
Hilangnya subsidi2016
BBN pada APBN-P 2015
2009
Subsidi APBN 2010 2011 2012 2013 2014 2017 2018
• Pemberian insentif dari BPDPKS yang efektif pada akhir Agustus
Produksi 190,000 243,000
Insentif BPDP-KS 1,812,000 2,221,000 2,805,000 3,961,081 1,652,801
2015 3,656,359 3,416,417 2,957,977
Domestik 119,000 223,000 359,000 669,000 1,048,000 1,844,663 915,460 3,008,474 2,571,569 1,534,614
Ekspor 70,000 20,000 1,453,000 1,552,000 1,757,000 1,629,262 328,573 476,937 187,349 481,511

Keterangan: Data per tanggal 4 September 2018

Total Penyaluran Domestik Januari s.d. Juli 2018 (1.534.614 kL)


 Sektor PSO + Pembangkit Listrik = 1.431.239 kL (93%)
 Sektor Non PSO = 103.275 kL (7%)

www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 34


Realisasi Pengadaan Biodiesel

2,000,000
Alokasi Vs Realisasi Pengadaan Biodiesel
Rendahnya penyaluran Biodiesel pada pengadaan
Tahap 4 disebabkan oleh keterlambatan pengadaan
Biodiesel
1,600,000
Volume (kL)

1,200,000

800,000

400,000

-
Nov 2015 - Apr 2016 Mei - Okt 2016 Nov 2016 - Apr 2017 Mei - Okt 2017 Nov 2017 - Apr 2018 Mei - Oktober 2018 *
Alokasi 1,852,683 1,530,000 1,530,000 1,373,748 1,407,780 1,456,966
Realisasi 1,100,446 1,471,826 1,428,337 981,507 1,319,019 471,458

Alokasi Realisasi

Keterangan:
Berdasarkan dokumen verifikasi yang telah masuk ke Ditjen EBTKE pada tanggal 3 September 2018
*) Realisasi pengadaan belum closing, karena masih ada yang belum dilakukan permintaan verifikasi ke Kementerian ESDM

35
www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 35
SANKSI ADMINISTRATIF
PENGENAAN SANKSI MEKANISME PEMBAYARAN DENDA UNTUK BU BBM DAN BU BBN

Pertimbangan pengenaan sanksi berdasarkan


penilaian hasil pengawasan Dirjen Migas yang BU BBM & BU BBN
Ditjen Migas a.n Menteri diterima
dibantu Tim Pengawas
Permohonan Keberatan BU dibebaskan dari sanksi
Pemberitahuan tertulis Ditolak*
BU BBM sanksi administrasi tertulis
Jika keberatan ditolak, BU dikenai sanksi administratif
kepada: Ditjen Migas melakukan evaluasi berupa denda dan penolakan tersebut bersifat final
Tidak melakukan pencampuran sesuai BU Niaga BBM keberatan (maks 30 hari)
ketentuan BU Niaga BBN Surat pemberitahuan pembayaran
Tidak ada permohonan
BU BBN keberatan
BU Membayar denda
(jangka waktu 15 hari)
Ketidaksesuaian dengan kontrak menyetorkan
a. alokasi Volume BBN kepada kas negara
Tidak membayar
b. waktu dan spesifikasi BBN setelah 30 hari Bukti pembayaran
*pengecualian untuk BU BBM dikirimkan ke
Surat tagihan pertama menteri c.q Dirjen
Migas maks 5 hari
(30 hari) setelah pembayaran

BESARAN DENDA Surat tagihan kedua


Penagihan Sebagai Piutang (30 hari)
Rp 6000/liter BBN yang wajib dicampur Negara
(ditinjau berkala)
V BBN = V Solar x (20%* - %temuan pengawas) Surat tagihan ketiga
*persentase minimal BBN penahapan Pencabutan Izin Usaha (30 hari)

www.ebtke.esdm.go.id @djebtke @djebtke


36
Ditjen EBTKE 36
usuIan Parameter Biodiesel Untuk Road Test B30
No Parameter uji Satuan, min/maks SNI 7182:2015 Usulan
1 Massa jenis pada 40 °C kg/m3 850 – 890 850 – 890
2 Viskositas kinematik pada 40 °C mm2/s (cSt) 2,3 – 6,0 2,3 – 6,0
3 Angka setana min 51 51
4 Titik nyala (mangkok tertutup) °C, min 100 130
5 Titik kabut °C, maks 18 18  CFPP nomor 21
6 Korosi lempeng tembaga (3 jam pada 50 °C) nomor 1 nomor 1
Residu karbon
7 - dalam percontoh asli; atau %-massa, maks 0,05 0,05
- dalam 10% ampas distilasi 0,3 0,3
8 Air dan sedimen %-volume, maks 0,05  Kandungan air nomor 20
9 Temperatur distilasi 90% °C, maks 360 360
10 Abu tersulfatkan %-massa, maks 0,02 0,02
11 Belerang mg/kg, maks 50 10 Monev ESDM < 10
12 Fosfor mg/kg, maks 4 4
13 Angka asam mg-KOH/g, maks 0,5 0,4
14 Gliserol bebas %-massa, maks 0,02 0,02
15 Gliserol total %-massa, maks 0,24 0,24
16 Kadar ester metil %-massa, min 96,5 96,5
%-massa
17 Angka iodium 115 115
(g-I2/100 g), maks
Kestabilan oksidasi
Periode induksi metode rancimat 480 600 Rekomendasi JAMA = 10
18 menit
atau jam (600 menit)
Periode induksi metode petro oksi 36 45
19 Monogliserida %-massa, maks 0,8 0,4 Kajian TOYOTA = 0,4
20 Kandungan Air mg/kg, maks 350 Rekomendasi JAMA = 200
21 Cold Filter Plugging Point (CFPP) °C, maks 15 Alat Berat = 16
23 Logam I (Na + K) mg/kg, maks 5.0 Kajian HINO 5.0
24 Logam II (Ca + Mg) mg/kg, maks 5.0 KajianHINO 5.0
25 Total Kontaminan mg/liter, maks 20
26 Warna PtCo 3.0 Usulan37
Pertamina
www.ebtke.esdm.go.id Ditjen EBTKE @djebtke @djebtke 37

Anda mungkin juga menyukai