Anda di halaman 1dari 1

STUDI KASUS PPh 23/26 Tahun 2017

Kasus 1

Pada tanggal 2 september 2016, PT “XXX” membayar royalti kepada Ibu Nani sebagai penulis
buku sebesar Rp35.000.000. Diketahui juga bahwa Ibu Nani telah memiliki NPWP (Nomor
Pokok Wajib Pajak).

PPh Pasal 23 yang harus dipotong PT “XXX” = 15% x Rp35.000.000 = Rp5.250.000

Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran yaitu 30 September 2016

Saat Penyetoran: Paling lambat 10 Oktober 2016

Saat Pelaporan: Paling lambat 20 Oktober 2016

Kasus 2

Pada tanggal 2 Maret 2016, PT ”ABB” memberikan hadiah kepada PT “AAB” sebagai juara
atas perlombaan yang diselenggarakan oleh PT “ABB” sebesar Rp100.000.000. Diketahui baik
PT “ABB” maupun PT “ABB” keduanya telah memiliki NPWP.

PPh Pasal 23 yang harus dipotong = 15% x Rp100.000.000 = Rp15.000.000

Saat terutang: akhir bulan dilakukan pembayaran 31 Maret 2016

Saat Penyetoran: Paling lambat tgl 10 April 2016

Saat Pelaporan: Paling lambat tgl 20 April 2016

Kasus 3

Pada bulan April 2016 PT “ZZA” adalah perusahaan yang bergerak di bidang garment, untuk
urusan perpajakannya dia menyewa PT “XYZ” sebagai konsultan pajaknya dengan fee sebesar
Rp25.000.000 (sudah termasuk PPN), namun PT “XYZ” belum memiliki NPWP.

PPh Pasal 23 yang harus dipotong oleh PT “ZZA” = 200% x 2% x Rp25.000.000 =


Rp1.000.000 (200% dikarenakan tidak memiliki NPWP PT “XYZ”-nya)

Saat Penyetoran: Paling lambat tgl 10 Mei 2016

Saat Pelaporan: Paling lambat tgl 20 Mei 2016

Sumber Gambar:

 Perhitungan Pajak – https://goo.gl/cwzLtw


 Kalkulator – https://goo.gl/XbLQPb
 https://www.finansialku.com/pph-pasal-23-pajak-penghasilan/

Anda mungkin juga menyukai