DIREKTUR
Puji syukur kehadirat Allah, SWT karena atas perkenanNya Laporan Peningkatan Mutu
dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro semester I tahun
A. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pasien dan menjamin keselamatan pasien, maka
rumah sakit perlu mempunyai program peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Laporan
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita”
Bojonegoro disusun berdasarkan program kerja yang telah disepakati bersama antara Direktur
Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro dengan seluruh stake holder yang
terlibat dalam upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Selanjutnya diharapkan dapat
dipergunakan sebagai acuan dalam melaksanakan upaya peningkatan mutu dan keselamatan
pasien di Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi yang ada.
Akhir kata semoga Laporan Peningkatan Mutu dan Keselamatan pasien Rumah Sakit
Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai
rujukan bagi pelaksanaan program peningkatan mutu dan keselamtan pasien di Rumah Sakit
Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro yang bermuara pada peningkatan mutu dan
pelayanan kesehatan masyarakat, Amin.
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah, SWT karena atas rahmatNya Laporan
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita”
Bojonegoro periode 2019 telah dapat diselesaikan. Laporan ini berisikan kumpulan dari program
kegitan Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita”
Bojonegoro yang menjangkau ke seluruh unit kerja di Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita”
Bojonegoro. Untuk melaksanakan program tersebut tidaklah mudah karena memerlukan
koordinasi dan komunikasi yang baik antara kepala bidang, keperawatan, penunjang medis,
administrasi dan lainnya termasuk kepala unit / instalasi pelayanan.
Laporan Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit Muslimat NU “Muna
Anggita” Bojonegoro periode 2019 ini diharapkan dapat menjadi acuan program peningkatan mutu
dan keselamatan pasien Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro di tahun
berikutnya.
Akhir kata, kami dari Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu terlaksananya seluruh program dari Komite Mutu dan Keselamatan Pasien Rumah
Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro sehingga tersusunnya laporan Peningkatan Mutu
dan Keselamatan pasien Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro periode tahun
2018. Semoga dengan adanya laporan ini kita dapat meningkatkan mutu layanan Rumah Sakit
Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro.
A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro telah menetapkan untuk
mengikuti program Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNARS) Edisi 1 tahun 2018 yang
dilenggarakan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) pada tahun 2018 ini. Salah satu
penilaian dalam kelompok standar manajemen rumah sakit dari program akreditasi SNARS Edisi
1 tahun 2018 adalah peningkatan mutu dan keselamatan pasien. Dalam rangka meningkatkan
mutu pelayanan pasien dan menjamin keselamatan pasien maka Rumah Sakit Muslimat NU
“Muna Anggita” Bojonegoro mempunyai program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
yang menjangkau ke seluruh unit kerja yang terkait yang nantinya dipakai sebagai ukuran kinerja
pelayanan RS dan sebagai manajemen kontrol untuk pengambilan keputusan.
Direktur Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro bersama sama dengan
pimpinan pelayanan dan pimpinan manajemen memilih dan menetapkan pengukuran mutu di
setiap unit pelayanan ataupun unit kerja dan menetapkan mutu pelayanan prioritas Rumah Sakit
Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro periode tahun 2019. Berdasarkan hasil rapat
koordinasi Direktur Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro, Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP) Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita”
Bojonegoro dan pimpinan – pimpinan unit pelayanan dan unit kerja di Rumah Sakit Muslimat NU
“Muna Anggita” Bojonegoro Dalam proses pengukuran semua indikator mutu Rumah Sakit
Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro ini dikelompokkan menjadi 3 yaitu indikator mutu
area klinis , indikator mutu area manajemen dan indikator mutu keselamatan pasien. Setiap
indikator dibuat profil indikatornya oleh komite PMKP bekerja sama dengan unit terkait.
Pengumpulan data dilakukan oleh PIC data unit terkait. Pemantauan data dilakukan oleh unit kerja
/ instalasi masing masing yaitu supervisi oleh kepala instalasi / unit. Selain pemantauan yang
dilakukan oelh instalasi/unit kerja masing masing, pemantauan juga dilakukan melalui program
validasi data oleh anggota komite PMKP.
Validasi data dilakukan oleh anggota komite PMKP dengan cara melakukan validasi
terhadap 20% sampel. Penetuan jumlah sampel yang akan dinilai dilakukan dengan systematic
random sampling yaitu jumlah populasi dibagi jumlah sampel hasilnya dijadikan kelipatan dalam
pengambilan sampel. Dilakukan analisa dengan sumber data tentang indikator yang divalidasi.
Hasil validasi dibandingkan dengan hasil analisa kemudian dikali 100%. Apabila didapatkan hasil
> 90% maka data dikatakan valid . Target capaian dari indikator mutu yang telah ditetapkan oleh
Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro diambil dari Kepmenkes no 129 tahun
2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, dari capaian / target yang ada di
SISMADAK dan dari keputusan Kepala Instalasi / Unit terkait. Laporan hasil analisa data semua
indikator mutu Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro dilakukan oleh unit
terkait bekerjasama dengan komite PMKP Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita”
Bojonegoro.
Data indikator mutu yang telah ditetapkan dikumpulkan oleh Instalasi/ Unit terkait sejak
bulan Januari s/d Juni 2019. Semua data indikator mutu dilakukan analisa dan ditampilkan dalam
bentuk grafik-grafik kecuali indikator mutu komite PPRA tidak dilakukan analisa karena sesuai
dengan profil indikator dimana data akan dianalisa setelah 1 tahun. Hasil analisa data indikator
mutu yang termasuk dalam 12 indikator mutu nasional RS dilakukan banchmarking dengan
SISMADAK.
B. TUJUAN
Tujuan Umum
Tergambarnya mutu pelayanan dan penerapan keselamatan pasien di Rumah Sakit Muslimat NU
“Muna Anggita” Bojonegoro.
Tujuan Khusus
a. Dilakukan evaluasi peningkatan mutu Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita”
Bojonegoro melalui pemantauan indikator mutu yang telah ditetapkan yang dilakukan oleh
setiap unit
Bojonegoro
BAB II
TAHUN 2019
A. KEGIATAN POKOK
Kegiatan pemantauan indikator mutu Rumah Sakit Muslimat NU “Muna Anggita” Bojonegoro
dimulai bulan Januari tahun 2019. Kegiatan pemantauan ini akan berkesinambungan selama
tiga bulan sekali. Pada laporan ini akan disampaikan laporan Januari s.d Juni 2019. Adapun
indikator mutu yang dipantau adalah sebagai berikut :
INDIKATOR PRIORITAS
Indikator Area Klinis
1. Angka kelengkapan assesmen awal medis dalam 24 jam pada pasien diabetes di Instalasi
Rawat Inap
2. Kepatuhan asuhan pasien diabetes sesuai dengan Panduan Praktik Klinik
3. Kepatuhan pemberian edukasi pasien diabetes di instalasi rawat jalan
4. Angka kepatuhan pelaksanaan surgical safety checklist pada tindakan operasi pasien ulcus
diabetikum
BULAN
NO PROGRAM KERJA
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 1. Rapat tgl 07/05/18
Penetapan Komite PMKP RSMNU
2. SK No 073 Penetapan
Komite 08/05/2018
8 Workshop
PMKP
Pelatihan PMKP eksternal 11-12/07/2019
10/08/2018
11 Rapat Pleno Penetapan 1. Rapat tgl
Indikator Mutu RS, Unit (Komite 25/06/2018 2.
PMKP, Direktur, Ka Bid, Ka
Inst, SK Penetapan IMUT
Ka Unit, Komite PPI, Komite 29/06/2018
Medik, Komite K3RS)
PENGUMPULA
18 Pelaksanaan survey indikator PENGUMPULAN PENGUMPULAN PENGUMPULAN PENGUMPULAN N ANALISA
mutu keselamatan pasien DATA DATA DATA DATA DATA
kepada peserta didik dilaporkan
hasil analisa pada setiap akhir
tahun
19 Melaksanakan benchmark data Input data 12 Input data 12 Input data 12 IMUT Analisa Hasil
indikator mutu nasional IMUT Nasional IMUT Nasional Nasional Benchmark di
SISMADAK
20 Pelaksanaan Supervisi Data supervisi data supervisi data supervisi data supervisi data supervisi supervisi
oleh Ka Instalasi dan Komite data data
PMKP
21 Pelaksanaan Validasi Data oleh Validasi Data Validasi Data Validasi Data Validasi Data Validasi Data Validasi Data
Tim Validasi Data PMKP
22 Analisa Data dan evaluasi Penyerahan
indikator area klinis, indikator Laporan Triwulan
area manajemen dan indikator PMKP kepada
keselamatan pasien oleh Direktur
Komite PMKP
23 Pelaksanaan tindak lanjut dari Pelaksanaan tindak lanjut dari
hasil evaluasi laporan Triwulan hasil evaluasi laporan triwulan
PMKP pmkp
1. TGl 12 april
26 Pelaporan dan analisa dengan 2018 Dilakukan Tindak
terjadi KTD
metode RCA bila ada KTD atau (pasien Lanjut berdasarkan
kejadian sentinel jatuh dibangsal hasil RCA dan
kebidanan dan rekomendasi dari
mengalami fraktur Komite PMKP
femur ) 2.
TGL 12 april Dirut
melaporkan via telp
kpd Dewas
3. TGL 30 april Dirut
berkirim surat ke
Dewas setelah
melakukan pengkajian
ttg insiden pasien
jatuh di kebidanan
tsbt. 4. TGL 03 Mei
2018 Dewas
memberikan surat
balasan rekomendasi
5. TGL 22/05/2018-->
Hasil RCA dan
Rekomendasi Komite
PMKP ke Dirut
27 Pelaporan insiden keselamtan Laporan KTD Laporan KPC
pasien
28 Laporan semesteran Insiden Laporan
Keselamatan Pasien di RS Insiden
UNAND Keselamatan
Pasien untuk
DEWAS
29 Melaporkan insiden
keselamatan pasien ke Komnas
Keselamatan pasien TIDAK ADA KEJADIAN SENTINEL (TDD)
36 Rapat bulanan komite PMKP Rapat tgl 25/06/2018 Rapat tgl Rapat tgl Rapat tgl Rapat tgl Rapat Rapat tgl tgl
dengan Dirut dan Instalasi/ unit 09/07/2018 14/08/2018 02/08/2018 23/10/2018 tgl12/11/18 18/12/2018
kerja dg PPI
Hasil analisa data dituangkan dalam bentuk laporan yang kemudian akan dilaporkan
kepada Direktur setiap 6 bulan sekali dalam Rapat Evaluasi Semester. Disamping itu juga
dilakukan evaluasi tahunan guna merangkum hasil pencapaian semua instalasi dan unit kerja
di RS Muslimat NU Muna Anggita selama setahun. Evaluasi tahunan akan dituangkan dalam
bentuk laporan tahunan yang akan dilaporkan kepada Direktur RS Muslimat NU Muna
Anggita.
BAB III
HASIL KEGIATAN
1. Angka Kelengkapan Assesmen Awal Medis Dalam 24 Jam Pada Pasien Diabetes Di Instalasi
Rawat Inap
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL 50% 58% 60% 61% 74% 75%
TARGET 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Interpretasi :
Indikator mutu Angka Kelengkapan Assesmen Awal Medis Dalam 24 Jam Pada Pasien Diabetes
di Instalasi Rawat Inap memberikan gambaran kualitas pelayanan medis kepada pasien.
Berdasarkan grafik di atas capaian indikator mutu mulai Bulan Januari hingga Juni cenderung
mengalami peningkatan.
2. Kepatuhan asuhan pasien diabetes sesuai dengan Panduan Praktik Klinik
90%
80%
70%
60%
50%
68% 68% 70%
58% 61%
40% 55%
30%
20%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
TARGET 100% 100% 100% 100% 100% 100%
HASIL 55% 58% 61% 68% 68% 70%
Interpretasi :
Kepatuhan terhadap PPK menggambarkan terselenggaranya standarisasi proses asuhan klinis,
mengurangi resiko proses asuhan klinis, mengurangi adanya variasi asuhan klinis dan
memberikan asuhan klinis yang tepat waktu serta penggunaan sumber daya yang efisien dan
konsisten sehingga menghasilkan mutu pelayanan yang tinggi dengan menggunakan panduan
praktek klinik yang berbasis bukti. Berdasarkan grafik di atas menunjukkan kepatuhan terhadap
PPK mengalami peningkatan.
3. Kepatuhan Pemberian Edukasi Pasien Diabetes di Instalasi Rawat Jalan
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL 100% 100% 100% 100% 100% 100%
TARGET 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Interpretasi :
Kepatuhan pemberian edukasi pasien diabetes di Instalasi Rawat Jalan menggambarkan kepatuhan
petugas dalam mengedukasi pasien diabetes di Poli Penyakit Dalam sehingga meningkatkan
pemahaman pasien terhadap penyakit yang di deritanya. Berdasarkan grafik di atas menunjukkan
pemberian edukasi kepada pasien diabetes di Instalasi Rawat Jalan selalu dapat terpenuhi dengan
baik.
4. Angka Kepatuhan Pelaksanaan Surgical Safety Checklist Pada Tindakan Operasi Pasien
Ulcus Diabetikum.
90%
80%
70%
60%
Axis Title
50%
40%
30%
20%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL 100% 100% 100% 100% 100% 100%
TARGET 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Interpretasi :
Angka kepatuhan pelaksanaan surgical safety checklist pada tindakan operasi pasien ulcus
diabetikum menggambarkan kepatuhan DPJP dalam memberikan pelayanan bedah sudah sesuai
dengan standar. Dari grafik di atas menunjukkan capaian 100% karena jumlah pasien operasi ulcus
diabetikum tidak banyak. Kondisi kepatuhan terhadap surgical safety checklist ini diharapkan
dapat dipertahankan.
Indikator Area Manajemen
1. Kepatuhan Pasien Diabetes Melakukan Kontrol Rutin
90%
80%
70%
60%
AXIS TITLE
50%
40%
30%
20%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
TARGET 100% 100% 100% 100% 100% 100%
HASIL 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Interpretasi :
Kepatuhan pasien diabetes melakukan kontrol rutin merupakan bukti hubungan antara petugas dan
pasien di RS Muslimat NU Muna Anggita telah terjalin dengan baik sehingga pasien tidak malas
untuk terus memeriksakan diri untuk kontrol rutin. Grafik di atas menunjukkan bahwa pasien
diabetes selalu melakukan kontrol rutin, baik yang rawat jalan atau kontrol setelah pulang dari
rawat inap di rumah sakit.
2. Angka ketersediaan obat diabetes di rumah sakit
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL 100% 100% 100% 100% 100% 100%
TARGET 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Interpretasi :
Ketersediaan obat diabetes yang lengkap di rumah sakit akan membantu pasien rutin rawat jalan
atau rawat inap mendapatkan pelayanan secara maksimal, pasien tidak perlu membeli obat di luar
rumah sakit. Grafik di atas menujukkan pelayanan farmasi bagi pasien diabetes di Rumah Sakit
Muslimat NU Muna Anggita cukup baik karena obat diabetes selalu tersedia.
3. Kepuasan Pasien Diabetes di Instalasi Rawat Inap
94%
92%
90% 90% 90% 90% 90% 90%
90%
88%
86%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL 95% 96% 98% 98% 98% 98%
TARGET 90% 90% 90% 90% 90% 90%
Interpretasi :
Pengukuran kepuasan pasien diabetes di Instalasi Rawat Inap bertujuan untuk mengevaluasi
pelayanan yang diberikan oleh seluruh petugas di rumah sakit terhadap pasien diabetes. Tingkat
kepuasan yang tinggi menggambarkan pelayanan yang diberikan sudah cukup baik dan harus
dipertahankan. Grafik di atas menunjukkan tingkat kepuasan di atas target yang ditetapkan rumah
sakit yaitu 90 %.
Indikator Sasaran Keselamatan Pasien
Interpretasi :
Pemasangan gelang risiko pada pasien bertujuan untuk menyelaraskan layanan atau tindakan yang
dibutuhkan oleh pasien dan memastikan ketepatan pasien yang akan menerima pelayanan atau
tindakan. Ketepatan identifikasi akan menciptakan pelayanan yang aman bagi seluruh pasien.
Grafik di atas menunjukkan seluruh petugas di rumah sakit mampu mengidentifikasi pasien
dengan tepat. Pencapaian tersebut harus dipertahankan,
Sasaran Keselamatan Pasien 2
Angka Proses Komunikasi SBAR yang Diverifikasi DPJP Dalam 24 Jam
Interpretasi:
Komunikasi dianggap efektik bila tepat waktu, akurat, lengkap, disampaikan secara jelas dan juga
diterima oleh penerima informasi secara jelas. Komunikasi yang rentan terjadi kesalahan adalah
saat perintah melalui telepon karena dapat terjadi perbedaan aksen dan dialek. Verifikasi perintah
melalui telepon diperlukan untuk mengoreksi kembali apakah ada perbedaan pemahaman antara
pemberi informasi dan penerima informasi. Grafik di atas menunjukkan masih ada beberapa
kekurangan dalam proses verifikasi SBAR dalam 24 jam.
Sasaran Keselamatan Pasien 3
Ketepatan Pemberian Stiker High Alert pada Kemasan Obat High Alert.
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL 100% 100% 100% 100% 100% 100%
TARGET 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Interpretasi:
Setiap obat jika salah penggunaannya dapat membahayakan pasien, bahkan dapat menyebabkan
kecacatan atau kematian pada pasien. Obat yang perlu diwaspadai adalah obat yang mengandung
risiko tinggi bila kita salah menggunakan dan dapat menimbulkan kerugian besar pada pasien.
Grafik di atas menujukkan ketepatan pemberian stiker high alert pada kemasan obat high alert
mencapai 100 % selama bulan Januari sampai dengan bulan Juni. Pencapaian ini harus
dipertahankan.
Sasaran Keselamatan Pasien 4
Kepatuhan Pelaksanaan Surgical Safety Checklist.
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL 100% 100% 100% 100% 100% 100%
TARGET 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Interpretasi:
Salah lokasi, salah prosedur dan salah pasien yang menjalani tindakan serta prosedur merupakan
kejadian yang sangat mengkhawatirkan dan ada kemungkinan dapat terjadi pada setiap pasien.
Pelaksanaan Surgical Safety Checklist sebelum memulai tindakan operasi dapat mencegah hal
yang merugikan tersebut terjadi pada pasien. Grafik di atas menunjukkan kepatuhan pelaksanaan
Surgical Safety Checklist di rumah sakit sudah mencapai 100 %. Pencapaian ini harus
dipertahankan.
Sasaran Keselamatan Pasien 5
Kepatuhan Cuci Tangan dalam 5 Momen
80%
70%
70%
60%
64%
57% 59%
50% 55%
40% 48%
30%
20%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL 55% 48% 57% 59% 64% 70%
TARGET 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Interpretasi:
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan sebuah tantangan di lingkungan fasilitas
kesehatan khususnya rumah sakit. Kenaikan angka infeksi terkait pelayanan kesehatan menjadi
keprihatinan bagi pasien dan petugas kesehatan. Kejadian infeksi di lingkungan rumah sakit dapat
dikurangi dengan kegiatan cuci tangan. Grafik di atas menggambarkan bahwa kepatuhan petugas
dalam cuci tangan sempat menurun di awal pelaksanaan evaluasi mungkin terjadi karena
kurangnya sosialisasi. Setelah dilakukan sosialisasi angka kepatuhan cuci tangan dalam 5 momen
cenderung mengalami peningkatan.
Sasaran Keselamatan Pasien 6
Angka Insiden Pasien Jatuh
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL 0% 0% 0% 0% 0% 0%
TARGET 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Interpretasi:
Banyak cedera yang terjadi di instalasi rawat inap akibat pasien jatuh. Berbagai faktor yang
meningkatkan risiko pasiaen jatuh antara lain: kondisi pasien, gangguan fungsional pasien, lokasi
atau situasi lingkungan rumah sakit, konsumsi obat tertentu, konsumsi alkohol. Angka insiden
pasien jatuh dapat menjadi gambaran seberapa tepat penilaian risiko pasien jatuh telah diterapkan
di rumah sakit. Grafik di aas menunjukkan tidak ada insiden pasien jatuh selama bulan Januari
sampai dengan bulan Juni. Pencapaian tersebut harus dipertahankan.
Program Nasional
1. Ketepatan Identifikasi Pasien
100%
80%
60%
40%
20%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL TARGET
Interpretasi:
Identifikasi pasien adalah suatu proses pemberian tanda atau pembeda yang mencakup nomor
rekam medis dan identitas pasien dengan tujuan agar dapat membedakan antara pasien satu dengan
pasien yang lainnya guna ketepatan pemberian pelayanan, pengobatan dan tindakan atau prosedur
kepada pasien. Grafik di atas menggambarkan ketepatan identifikasi pasien di rumah sakit
mencapai 100 % selama bulan Januari hingga bulan Juni. Pencapaian ini harus dipertahankan.
2. Emergency Response Time (EMT)
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL 100% 100% 100% 100% 100% 100%
TARGET 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Interpretasi:
Response time pelayanan IGD adalah jangka waktu yang dibutuhkan oleh tenaga medis sejak
pasien datang sampai diberikan pelayanan oleh petugas medis di IGD. Response time <5 menit
menunjukkan kesiapan petugas IGD dalam meberikan pelayanan gawat darurat. Grafik di atas
menunjukkan pencapaian 100 % dikarenakan jumlah pasien IGD yang tidak banyak selama bulan
Januari hingga bulan Juni.
3. Waktu Tunggu Rawat Jalan
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL 100% 100% 100% 100% 100% 100%
TARGET 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Intepretasi:
Response time pelayanan rawat jalan adalah jangka waktu yang dibutuhkan oleh tenaga medis
sejak pasien datang sampai diberikan pelayanan oleh petugas medis di Instalasi Rawat Jalan.
Pelayanan rawat jalan di rumah sakit dapat mencapai 100% karena jam pelayanan disesuaikan
dengan waktu yang dimiliki oleh para dokter spesialis yang juga berpraktek di tempat lain.
4. Penundaan Operasi Elektif
80%
70%
60%
50%
40%
30% 55%
45% 47% 47%
20%
30% 30%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL TARGET
Interpretasi:
Mengukur angka penundaan tindakan operasi kategori elektif pasien yang waktu pelaksanaan
operasinya telah direncanakan oleh DPJP. Grafik di atas menggambarkan adanya peningkatan
mulai bulan Januari hingga bulan Juni yang menunjukkan angka penundaan operasi elektif terus
berkurang.
5. Kepatuhan Jam Visite Dokter
80%
70%
60%
50%
40%
62% 66%
30% 54%
45%
37% 40%
20%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
TARGET 100% 100% 100% 100% 100% 100%
HASIL 37% 40% 45% 54% 62% 66%
Interpretasi:
Kepatuhan jam visite dokter bertujuan untuk mengukur pelayanan dokter spesialis dalam
melakukan visite terhadap pasien di IRNA, R. Bersalin, dan HCU. Grafik di atas menunjukkan
adanya peningkatan kepatuhan dokter spesialis dalam melakukan visite, hal tersebut terjadi
dikarenakan semakin sadarnya para dokter spesialis tentang pentingnya visite sebelum pukul 14.00
WIB demi terciptanya pelayanan yang memuaskan bagi pasien di rumah sakit.
6. Waktu Lapor Hasil Tes Kritis Labotarium
100%
80%
60%
40%
20%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL TARGET
Interpretasi:
Nilai kritis adalah hasil pemeriksaan penunjang yang abnormal dan mengindikasikan kelainan atau
gangguan yang dapat mengancam jiwa dan memerlukan perhatian/tindakan. Pelaporan nilai kritis
adalah mekanisme pelaporan hasil laboratorium yang berpotensi mengancam jiwa yang dilaporkan
oleh petugas laboratorium kepada dokter penanggung jawab pelayanan. Grafik di atas
menunjukkan bahwa pelaporan nilai kritis di rumah sakit telah mencapai 100%. Pencapaian ini
harus dipertahankan.
7. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional (Fornas)
100%
80%
60%
40%
20%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL TARGET
Interpretasi:
Pemilihan indikator ini bertujuan untuk mengukur ketepatan penulisan obat dalam resep sesuai
dengan formularium yang ditetapkan. Grafik di atas menunjukkan seluruh dokter di rumah sakit
selalu menggunakan obat-obat yang ada di formularium. Pencapaian ini harus dipertahankan
8. Kepatuhan Cuci Tangan
80%
70%
70%
60%
64%
50% 57% 59%
55%
40% 48%
30%
20%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL 55% 48% 57% 59% 64% 70%
TARGET 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Interpretasi:
Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan sebuah tantangan di lingkungan fasilitas
kesehatan khususnya rumah sakit. Kenaikan angka infeksi terkait pelayanan kesehatan menjadi
keprihatinan bagi pasien dan petugas kesehatan. Kejadian infeksi di lingkungan rumah sakit dapat
dikurangi dengan kegiatan cuci tangan. Grafik di atas menggambarkan bahwa kepatuhan petugas
dalam cuci tangan sempat menurun di awal pelaksanaan evaluasi mungkin terjadi karena
kurangnya sosialisasi. Setelah dilakukan sosialisasi angka kepatuhan cuci tangan dalam 5 momen
cenderung mengalami peningkatan.
9. Kepatuhan Upaya Pencegahan Risiko Cedera Akibat Pasien Jatuh
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
HASIL 0% 0% 0% 0% 0% 0%
TARGET 0% 0% 0% 0% 0% 0%
Interpretasi:
Banyak cedera yang terjadi di instalasi rawat inap akibat pasien jatuh. Berbagai faktor yang
meningkatkan risiko pasiaen jatuh antara lain: kondisi pasien, gangguan fungsional pasien, lokasi
atau situasi lingkungan rumah sakit, konsumsi obat tertentu, konsumsi alkohol. Angka insiden
pasien jatuh dapat menjadi gambaran seberapa tepat penilaian risiko pasien jatuh telah diterapkan
di rumah sakit. Grafik di atas menunjukkan tidak ada insiden pasien jatuh selama bulan Januari
sampai dengan bulan Juni. Pencapaian tersebut harus dipertahankan.
10. Kepatuhan Terhadap Clinical Pathway
80%
70%
60%
50%
40% 50%
30% 35%
25%
20% 15% 17%
10%
0%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
TARGET 100% 100% 100% 100% 100% 100%
HASIL 0% 15% 17% 25% 35% 50%
Interpretasi:
Pemilihan indikator ini bertujuan untuk mengetahui kepatuhan dokter dalam memberikan asuhan
terhadap diagnosa yang diberikan kepada pasien. Fase-fase awal evaluasi menggambarkan bahwa
pelayanan kesehatan di rumah sakit belum menggunakan clinical pathway sebagai panduan utama.
Setelah dilakukan sosialisasi mengenai pentingnya penggunaan clinical pathway, angka kepatuhan
mulai meningkat meski masih jauh dari target.
11. Kepuasan Pasien dan Keluarga
Interpretasi:
Kepuasan adalah pernyataan tentang persepsi pasien dan keluarga terhadap pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh rumah sakit. Semakin tinggi nilai kepuasan maka mencerminkan semakin baik
pula pelayanan yang telah diberikan. Grafik di atas menggambarkan kepuasan pasien dan keluarga
yang dirawat di rumah sakit terus mengalami peningkatan. Pencapaian ini harus dipertahankan.
12. Kecepatan Respon Terhadap Komplain
90%
80%
70%
60%
Axis Title
50%
40%
30%
20%
10%
0%
JAN FEB MARET APRIL MEI JUNI
TARGET 0 0 0 0 0 0
HASIL 0 0 0 0 0 0
Interpretasi:
Kecepatan respon terhadap komplain adalah kecepatan rumah sakit dalam menanggapi komplain
baik tertulis, lisan atau melalui media yang sudah diidentifikasi tingkat risiko dan dampak risiko
dengan penetapan grading/ dampak risiko berupa ekstrim (merah), tinggi (kuning), rendah (hijau),
dan dibuktikan dengan data, dan tindak lanjut atas respon time komplain tersebut sesuai dengan
kategorisasi/ grading/dampak risiko. Grafik di atas menunjukkan bahwa selama bulan Januari
hingga bulan Juni tidak ada komplain dari pasien dan atau keluarga.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Upaya peningkatan mutu yang dilakukan oleh Rumah Sakit Universitas Andalas saat ini
sudah mendapatkan dukungan yang maksimal dari Direkturdan seluruh staf Rumah sakit
Universitas Andalas. Akan tetapi masih butuh koordinasi dan tata kelola yang baik dalam
sistemika kerjanya.
Kedisiplanan dalam pelaporan mutu juga harus ditingkatkan. Kompetensi dan pengetahuan
seluruh anggota Komite Mutu dan Keselamatan Pasien dan Penanggung Jawab Mutu Unit tentang
upaya peningkatan mutu harus selalu diupdate dan dilaksanakan
B. Saran
1. Memaksimalkan pertemuan rutin Komite Mutu dan Keselamatan Pasien sebagai upaya
sosialisasi seluruh program peningkatan mutu kepada kepala unit maupun penanggung
jawab mutu di unit.
2. Penataan dan pendistribusian ulang seluruh dokumen PMKP yang berupa progra, Panduan
dan SPO sehingga setiap pegawai lebih memahami upaya peningkatan mutu di RS
Universitas Andalas
3. Mengoptimalkan upaya validasi data mutu sehingga data mutu dapat ditampilkan dan
pertanggungjawabkan di publik
4. Melakukan peninjauan kembali terhadap profil indikator mutu yang telah dibuat untuk