Laporan Praktikum Kimia Organik I Percob
Laporan Praktikum Kimia Organik I Percob
PERCOBAAN IX
PEMISAHAN DAN PEMURNIAN ZAT PADAT (REKRISTALISASI,
SUBLIMASI DAN TITIK DIDIH)
OLEH :
LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pengerjaan yang cukup teliti. Selain itu juga kami pun melakukan praktikum
pemisahan campuran dengan proses sublimasi. Proses ini merupakan proses singkat
yang langsung berubah dari fasa padat langsung menjadi uap atau gas tanpa melalui
fasa cair.
jurusan Kimia FMIPA sudah tentu perlu mengetahui cara tersebut dengan langsung.
Agar dapat lebih memahami materi pemisahan campuran dengan cara rekristalisasi
dan sublimasi untuk dijadikan sebagai bahan pengajaran kelak ketika kita terjun ke
pemurnian zat padat (rekristalisasi, sublimasi dan titik leleh) ini guna untuk
B. Rumusan Masalah
rekristalisasi ?
C. Tujuan
D. Manfaat
rekristalisasi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Garam yang kita kenal sehari-hari, adalah suatu kumpulan senyawa kimia
dengan bagian terbesar terdiri dari natrium klorida (NaCl) dengan pengotor terdiri
klorida (MgCl2), dan lain-lain. Apabila air laut diuapkan maka akan dihasilkan
kristal garam, yang biasa disebut garam krosok. Oleh karena itu garam dapur
hasil penguapan air laut yang belum dimurnikan banyak mengandung zat-zat
pengotor seperti Ca2+, Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42-, I-, Br-. Untuk meningkatkan
Rekristalisasi merupakan salah satu cara pemurnian zat padat yang jamak
digunakan, dimana zat-zat tersebut atau zat-zat padat tersebut dilarutkan dalam
suatu pelarut kemudian dikristalkan kembali. Cara ini bergantung pada kelarutan
zat dalam pelarut tertentu di kala suhu diperbesar. Karena konsentrasi total impuriti
biasanya lebih kecil dari konsentrasi zat yang dimurnikan, bila dingin, maka
konsentrasi impuriti yang rendah tetapi dalam larutan sementara produk yang
Zat padat umumnya mempunyai titik lebur yang tajam (rentangan suhunya
kecil), sedangkan zat padat amorf akan melunak dan kemudian melebur dalam
rentangan suhu yang besar. Partikel zat padat amorf sulit dipelajari karena tidak
teratur. Oleh sebab itu, pembahasan zat padat hanya membicarakan kristal. Suatu
zat mempunyai bentuk kristal tertentu. Dua zat yang mempunyai struktur kristal
yang sama disebut isomorfik (sama bentuk), contohnya NaF dengan MgO, K2SO4
dengan K2SeO4, dan Cr2O3 dengan Fe2O3. Zat isomorfik tidak selalu dapat
menggantikan kedudukan partikel lain. Suatu zat yang mempunyai dua kristal atau
Rekristalisasi adalah teknik pemurnian suatu zat padat dari campuran atau
setelah dilarutkan dalam pelarut ( solven ) yang sesuai atau cocok. Ada beberapa
syarat agar suatu pelarut dapat digunakan dalam proses kristalisasi yaitu
memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan
dengan zat pengotor, tidak meninggalkan zat pengotor pada Kristal dan mudah
Prinsip dasar dari rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang
akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur atau pencemarnya. Larutan yang
terbentuk dipisahkan satu sama lain, kemudian zat yang diinginkan dikristalkan
melarutkan senyawa polar dan pelarut non polar akan melarutkan senyawa
penentuan jenis pelarut yang tepat penting dilakukan pada pembuatan konsentrat
morfologi kristal (Ahmadi, 2010). Salah satu bahan pengawet yang banyak
digunakan adalah asam benzoat. Asam benzoat lebih banyak digunakan dalam
bentuk garamnya karena kelarutannya lebih baik daripada bentuk asamnya. Bentuk
garam dari asam benzoat yang banyak digunakan adalah natrium benzoat. Benzoat
benzoat bekerja efektif pada pH 2,5-4 sehingga banyak digunakan pada makanan
Asam benzoat dan eugenol. Asam benzoate merupakan bahan tambahan yang
produk bahan pangan sebagai bahan pengawet atau sebagai antimikroba sebanyak1
gram tiap kg bahan pangan. Asam benzoat (Acidum benzoicum atau flores benzoes
atau benzoic acid) yang biasa diperdagangkan dalam bentuk garamnatrium benzoat.
Asam benzoat paling banyak digunakan sebagai bahan pengawet pada bahan
pangan karena memiliki sifat toksisitas yang relative rendah. Asam benzoat banyak
asam benzoat menjadi lebih efektif pada kondisi tersebut (Rorong, 2013).
beku ke dalam ruangan vakum. Harus dipertahankan bahwa kondisi proses (P dan
T) tetap di bawah titik triple, sehingga bisa dijamin bahwa proses sublimasi bisa
terjadi, dan tidak terjadi proses pelelehan. Dalam hal ini, kristal- kristal es yang
berada pada struktur produk pangan dipaksa untuk langsung mengalami sublimasi.
Hal ini bisa dicapai dengan menjaga ruangan tetap vakum (biasanya tekanan
ruangan sublimasi dipertahankan sekitar 0.036 psi atau sekitar 0.0025 bar) dan suhu
sehingga terjadi proses sublimasi. Dalam mekanisme alat freeze dryer, uap air yang
Titik Leleh) dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 19 Oktober 2015 pukul 07.30 –
1. Alat
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah labu alas bulat 250 ml,
gelas kimia 25 ml, pipet tets, gelas ukur 25, corong, batang pengadduk dan hot
plate.
2. Bahan
benzoate, metanol, karbon aktif, kertas saring, aquades, es batu dan kapur barus
(naftalena).
C. Prosedur Kerja
Pelarut metanol
Asam Benzoat
Larut
2. Rekristalisasi
Residu Filtrat
Kristal
- ditimbang
- dihitung persen rendamennya
% rendamen : 25 %
Terbentuk Kristal
Berat Kristal = 1,3 gram
% rendamen = 81,25 %
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
Rekristalisasi adalah salah satu pemurnian zat padat dimana zat padat hasil
reaksi organik tercampur dengan zat padat lain, prinsipnya proses ini mengacu pada
perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat
pencampurnya, larutan yang dipisahkan satu sama lain itu kemudian larutan zat
dengan cara menjenuhkannya. Untuk pelarutnya yang cocok dapat dipilih pelarut
yang titik didihnya rendah untuk dapat mempermudah proses pengeringan kristal
yang terbentuk kemudian titik didih pelarut hendaknya lebih rendah daripada titik
leleh zat padat yang dilarutkan supaya zat yang akan diuraikan tidak terdisosiasi
dan yang paling penting pelarut tidak bereaksi dengam zat yang akan dilarutkan
(biner), untuk lebih umumnya pelarut harus ekonomis dan mudah didapat.
berdasarkan gradien temperatur dimana zat murni akan relatif larut dalam
timbang dengan timbangan analitik hingga 2 gram. Asam benzoat yang sudah
melarutkan dan menjenuhkan asam benzoat dan sebenarnya selain metanol yang
digunakan untuk melarutkan asam benzoat dapat pula digunakan pelarut seperti
menguap jika suhu diperbesar sehingga hanya sekitar 78% dan banyak digunakan
untuk pembentukan senyawa organik dan pembentukan kristal. Gelas kimia yang
berisi larutan asam benzoat dengan metanol tersebut dipanaskan di atas pemanas
agar dapat larut. Dalam rekristalisasi pasti sebelumnya terjadi proses kristalisasi
menguapkan pelarutnya, zat padat tersebut dalam keadaan lewat jenuh akan
berbentuk kristal. Selama proses kristalisasi ini hanya partikel murni yang akan
mengkristal sedangkan zat-zat yang tidak kita inginkan akan tetap berwujud cair.
Titik leleh senayawa murni adalah suhu dimana fasa padat dan pasa cair senyawa
pengotor-pengotor yang terdapat pada asam benzoat tersebut. Karbon jika sudah
diaktivasi akan menjadi karbon aktif. Sebenarnya karbon aktif bila luas
permukaannya semakin kecil maka daya serap atau kemampuan menarik pengotor-
pengotor yang berada disekeliling karbon tersebut semakin kuat. Oleh karenanya
saat direaksikan dengan karbon tersebut membuat larutan menjadi bening dan
sedikit keruh pada hasil filtratnya, ini dikarenakan kotoran ataupun pengotor-
pengotor yang terdapat pada asam benzoat tersebut ikut tersaring. Kemudian
dilakukan pengendapan kristal dengan cara merendam filtrat dengan air es.
salah satu pemisahan zat-zat yang mudah menyublim perubahan wujud zat padat
ke gas atau dari gas ke padat. Bila partikel penyusun suatu zat diberikan kenaikan
suhu maka partikel tersebut akan menyublim menjadi gas, sebaliknya jika suhu gas
tersebut diturunkan maka gas akan segera berubah wujudnya menjadi panas. Gas
pada sublimasi adalah partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih
yang besar sehingga kita dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang
tinggi. Begitupun syarat sampel untuk sublimasi adalah dengan sifat kimia mudah
menguap agar gampang proses sublimasinya dan sampel tidak mengalami proses
dengan prinsipnya yaitu berdasarkan perubahan fasa padat ke fasa gas tanpa melalui
perlakuannya, pertama yaitu sublimasi dengan penangas air dan kedua yaitu
temperatur dan tekanan kamar, namun banyak yang baru dapat menyublim apabila
tekanan diturunkan dan suhu dinaikan. Pada saat naftalena dipanaskan, maka terjadi
perubahan fasa dari padat menjadi uap (menguap). Uap dari naftalena tersebut
mengalami sublimasi pada alas labu alas bulat yang berisi air. Hal ini disebabkan
karena terjadi penurunan pada saat uap naftalena menyentuh alas labu. Kristal yang
dilakukan hasil dari berat kristal murni 1,3 gram atau diperoleh rendamennya
sekitar 81,25 %.
V. KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan pada percobaan ini dapat diperoleh
melarutkan pada pelarut panas yang dilanjutkan dengan proses pendinginan hingga
mengkristal.
2. Pelarut yang cocok adalah kloroform, karena memiliki sifat kepolaran yang sama.
3. Digunakan karbon sebagai penjernih atau penghilang warna dan sebagai penyerap zat
4. Permunian padatan kristal naftalena dapat dilakukan dengan cara sublimasi yaitu
Ahmadi, K., 2010, Kristalisasi Pelarut Suhu Rendah Pada Pembuatan Konsentrat
Vitamin E Dari Distilat Asam Lemak Minyak Sawit: Kajian Jenis Pelarut,
Jurnal Teknologi Pertanian, 11 (1)
Arsyad, M. Natsir, 2001, Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah, Jakarta :
Gramedia
Indonesia, 2013, Freeze Drying Technology: for Better Quality & Flavor of Dried
Products, Foodreview Indonesia, 8 (2)
Rorong, J. A., 2013, Analisis Asam Benzoat Dengan Perbedaan Preparasi Pada
Kulit Dan Daun Kayu Manis (Cinnamomun burmanni), Chem. Prog., 6 (2)
Rositawati, A.L., Citra M.T. dan Danny S., 2013, Rekristalisasi Garam Rakyat Dari
Daerah Demak Untuk Mencapai SNI Garam Industri, Jurnal Teknologi
Kimia Dan Industri, 2 (4)
Sulistyaningsih, T., Warlan S. dan Sri M. R. S., 2010, Pemurnian Garam Dapur
Melalui Metode Kristalisasi Air Tua Dengan Bahan Pengikat Pengotor
Na2C2O4-NaHCO3 Dan Na2C2O4– NA2CO3, Jurusan kimia FMIPA
UNNES,
8 (1)
Wati, W. I. dan Any G., 2012, Penetapan Kadar Asam Benzoat Dalam Beberapa
Merek Dagang Minuman Ringan Secara Spektrofotometri Ultraviolet,
Jurnal Ilmiah Kefarmasian, 2 (2)