Anda di halaman 1dari 74

RENCANA KERJA

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA SKPD)


DINAS KESEHATAN PR0PINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2013
===================================================================

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2013 merupakan penjabaran dari RPJMD Tahun 2011-2015 yang berisikan rancangan prioritas,
sasaran, rencana program, kegiatan prioritas dan pendanaan bidang kesehatan yang akan dilaksanakan
pada tahun 2013
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2013 merupakan tahun ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2015.
Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, maka sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan, Dinas Kesehatan
telah menyusun Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Tahun 2011-2015 yang merupakan
Dokumen Perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program pembangunan kesehatan yang
akan dilaksanakan untuk kurun waktu tahun 2011-2015.
Proses penyusunan Renja SKPD didasarkan kepada amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang secara kontekstual dan substantive dalam
mekanisme perencanaan. Renja SKPD Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013
mengintegrasikan program-program pemerintah pusat dan Kab/Kota dengan penekanan pada
pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan di
Kabupaten/Kota dan Milenium Developmnet Goals (MDGs) serta mempertimbangkan keberlanjutan
pelaksanaan kegiaran dan program yang sudah ada sebelumnya.
Beberapa isu pokok pembangunan kesehatan yaitu :
1. Peningkatan pembiayaan kesehatanan untuk memberikan jaminan kesehatan masyarakat;
2. Peningkatan kesehatan masyarakat untuk mempercepat pencapaian target MDGs;
3. Pengendalian Penyakit dan penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana;
4. Peningkatan ketersediaan, pemerataan dan kualitas tenaga kesehatan di DTPK.

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 1


Disamping isu pokok, beberapa isu strategis yang dihadapi dalam pembangunan kesehatan adalah :
1. Disparitas derajat kesehatan antar Kab/Kota, antar Gender dan antar tingkat sosial ekonomi.
2. Penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) ebih focus untuk mencapai target MDG’s tahun 2015
(102/100.000 KH). Demikian juga halnya dengan Angka Kematian Bayi (AKB) yang akan
diturunkan menjadi target MDG’s (23/1.000 KH)
3. Masih terbatasnya jangkauan Rumah Tangga terhadap asupan gizi yang akan menyebabkan
terjadinya gizi kurang dan berdampak terhadap kehilangan generasi.
4. Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar sudah meningkat yang ditandai dengan
meningkatnya jumlah Puskesmas, dibentuknya Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) hampir di setiap
Nagari/Desa/Kelurahan dan dijaminnya pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat
miskin/hampir miskin melalui Jamkesmas dan Jamkesda di Puskesmas dan Rumah Sakit
Pemerintah dan Swasta.
5. Kualitas dan Kuantitas Sarana, Prasarana dan Peralatan untuk pelayanan kesehatan kepada
masyarakat di unit pelayanan kesehatan dasar dan rujukan masih perlu ditingkatkan sesuai
dengan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK), pemeliharaan dan Kalibrasi.
6. Akses terhadap sarana dan tenaga kesehatan di Daerah Tertinggal Terpencil Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK) masih terbatas disebabkan karena keterbatasan transportasi, infrastruktur dan
kondisi geografis yang sulit.
7. Akreditasi di Rumah Sakit masih perlu ditingkatkan demikian juga halnya dengan mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit.
8. Penularan infeksi penyakit menular utamanya ATM (AIDS/HIV, TBC, dan Malaria) masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menonjol dan perlu upaya keras untuk dapat
mencapai target MDG’s. Selain itu, terdapat beberapa penyakit seperti penyakit Filariasis, Kusta,
cenderung meningkat kembali. Disamping itu, terjadi peningkatan penyakit tidak menular yang
berkontribusi besar terhadap kesakitan dan kematian (Dibetes, Jantung, Hipertensi, Stroke)
utamanya pada penduduk perkotaan.
9. Alokasi Anggaran bidang kesehatan Kab/Kota masih belum sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, disamping anggaran tersebut lebih cenderung untuk
upaya kuratif.
10. Belum banyak penelitian dilakukan untuk mengeksplorasi kekayaan hayati Indonesia untuk diolah
menjadi bahan baku obat. Obat herbal juga belum banyak dikembangkan. Tingginya persentase
bahan baku obat yang diimpor mencapai 85% mengakibatkan tingginya harga obat sehingga akan
menurunkan akses masyarakat terhadap keterjangkauan obat yang diperlukan.

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 2


11. Sistem informasi kesehatan menjadi lemah setelah diterapkan kebijakan desentralisasi.
Keterbatasan data menjadi kendala dalam pemetaan masalah dan penyusunan kebijakan.
Pemanfaatan data belum optimal dan surveilans belum dilaksanakan secara menyeluruh dan
berkesinambungan. Proses desentralisasi yang belum optimal berpotensi menimbulkan masalah
pada buruknya pelayanan kesehatan yang diberikan bagi masyarakat.
12. Masyarakat masih ditempatkan sebagai obyek dalam pembangunan kesehatan, promosi
kesehatan belum banyak merubah perilaku masyarakat menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
13. Masih tingginya penyakit berbasis lingkungan (Diare, DBD, Malaria, ISPA dan dampak bencana
lainnya) akibat masih rendahnya kualitas lingkungan (kualitas air bersih dan sanitasi dasar) dan
pengembangan Kabupaten/Kota Sehat belum optimal perlu dipacu dengan komitmen Pemerintah
Daerah setempat.
14. Hasil Penelitian di bidang kesehatan belum dimanfaatkan sepenuhnya sebagai dasar perencanaan
dan pengambilan kebijakan untuk intervensi permasalahan kesehatan di daerah secara tepat,
15. Sumbar sebagai Sub regional Penanggulangan Masalah akibat Bencana dan daerah rawan
bencana belum memiliki infrastruktur (gedung/fisik), pemetaan kesiapsiagaan/rencana kontijensi
bidang kesehatan (Sarana, Prasarana, SDM Tim Penanggulangan Bencana).
16. Tenaga strategis bidang kesehatan baik dari segi kuantitas, kualitas, jenis profesi dan distribusinya
belum merata sehingga menimbulkan dampak terhadap akses pelayanan kesehatan masyarakat
.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan : 1) Upaya kesehatan, 2) Pembiayaan
kesehatan, 3) Sumber Daya Manusa kesehatan, 4) Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan, 5)
Manajemen dan Informasi kesehatan, dan 6) Pemberdayaan masyarakat. Upaya tersebut dengan
memperhatikan dinamika kependudukan, epidemiologi penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan,
kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), serta globalisasi dan demokratisasi dengan
semangat kemitraan dan kerjasama lintas sektoral. Penekanan diberikan pada peningkatan perilaku dan
kemandirian masyarakat serta upaya promotif dan preventif.
Pembangunan Bidang Kesehatan Tahun 2013 dilaksanakan sebagai lanjutan pembangunan tahun-tahun
sebelumnya dan merupakan jawaban terhadap permasalahan yang berkembang saat ini, maka prioritas-
prioritas pembangunan tahun 2013 difokuskan pada penyelesaian terhadap masalah-masalah yang
mendesak dan berdampak luas terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
1. Penurunan kasus Gizi Kurang
2. Penurunan angka kematian ibu dan bayi
3. Persiapan akreditasi internasional akreditasi RS Swasta

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 3


4. Penurunan penyakit menular berbasis lingkungan
5. Pembangunan Fisik Sub Regional Penanggulangan kirisis
6. Jaminan kesehatan Sumbar Sakato
7. Menjamin ketersediaan obat sebagai buffer stock untuk pelayanan kesehatan dasar dan
bencana
8. Pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan dokter/drg/bidan melalui PTT
9. Pendidikan bagi dokter spesialis melalui dana APBN dan sub spesialis melalui dana APBD
Dalam rangka mewujudkan keterpaduan dan mensinergiskan pembiayaan pembangunan dari berbagai
sumber misalnya APBN dan APBD, maka program-program yang tertuang dalam Renja SKPD Tahun
2013 menjadi acuan dalam Penyusunan KUA-PPAS APBD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013.
Dengan demikian Renja SKPD merupakan pedoman bagi penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (RAPBD)

1.2. Landasan Hukum


1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
3 Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
5 Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
6 Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
7 Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2004 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2004-2009;
8 Peraturan Presiden No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional Tahun 2010-2014;
9 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.03.01/60/I/20 tanggal 27 Januari 201 tentang Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010-2014;
10 Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Daerah Provinsi Sumatera Barat;
11 Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor
Tahun 2008);

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 4


12 Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 20 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011.
13 Peraturan Gubernur Sumatera Barat Nomor 50 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011-2015.

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) tahun 2012 yang
merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif dan memuat berbagai program pembangunan
kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2012
untuk jangka 1 (satu) tahun. Sesuai dengan ketentuan perundangan yang berlaku, Renja SKPD ini
selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan
Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dalam rangka
penyusunan Rencana Kerja Anggaran dan Pendapatan Daerah (RAPBD) Provinsi Sumatera Barat untuk
tahun anggaran 2013.
Sedangkan Dokumen Renja SKPD bertujuan untuk menjabarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah
2013 (RKPD), Rencana Pembangunan Daerah Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Renstra SKPD
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat untuk tahun 2013 dengan turut mempertimbangkan hasil
evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun 2010 dan 2011 sesuai dengan data yang tersedia.

1.4. Sistematika Penyusunan Renja SKPD


BAB. I . PENDAHULUAN
Memuat Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan, Sistematika Penyusunan Renja
SKPD
BAB.II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU
Memuat Evaluasi Pelaksanaan Tahun 2011 dan Capaian Renstra SKPD, Analisis Kinerja
Pelayanan SKPD, Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD, Review terhadap
Rancangan Awal RKPD, Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
BAB.III. TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2013
Memuat Telaahan terhadap Kebijakan Daerah, Tujuan dan Sasaran Renja SKPD, Program dan
Kegiatan
BAB IV. PENUTUP
LAMPIRAN

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 5


BAB. II
EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Tahun 2011 dan Capaian Renstra SKPD


Pada tahun 2011 SKPD Dinas kesehatan propinsi menyelenggarakan sebanyak 16 program dengan 145
kegiatan yang terdiri dari :
1. Program Pelayanan Adminstrasi Perkantoran
2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporanan Capaian Kinerja Keuangan
6. Program Obat Dan Pembekalan Kesehatan
7. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
8. Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat
9. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
10. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
11. Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit (Menular/Tidak Menular)
12. Program Pengadaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit
Mata/Rumah Sakit Paru.
13. Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit
Mata/Rumah Sakit Paru.
14. Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
15. Pencapaian Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan :
16. Pencapaian Program Penelitian dan Pengambangan Kesehatan

Rincian Program dan kegiatan yang dilaksanakan pada Tahun 2011 sbb :

01 PROGRAM PELAYANAN ADMINSTRASI PERKANTORAN


01 01 Penyediaan Jasa Surat Menyurat
Masukan : Jumlah Dana Rp. 50.431.800,-
Keluaran : Tersedianya administrasi surat menyurat selama 1 tahun di Dinkes dan UPTD
Hasil : Terpenuhinya kebutuhan surat menyurat 100%

01 02 Penyediaan Jasa Komunikasi Sumber Daya Air dan Listrik


Masukan : Rp. 1.213.800.000,-
Keluaran : Tersedianya anggaran untuk pembayaran telpon, air dan listrik selama 12 bulan
Hasil : Terselenggaranya pelayanan komunikasi, listrik dan Air 100%

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 6


01 06 Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional
Masukan : Jumlah Dana Rp. 3.850.000,-
Keluaran : Tersedianya Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan operasional sebanyak 22 unit
Hasil : Dibayarkannya Pajak kendaraan di Dinkes dan UPTD 100%

01 08 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor


Masukan : Rp. 92.633.500,-
Keluaran : Tersedianya Jasa Kebersihan Kantor untuk Dinkes dan UPTD selama 12 bulan
Hasil : Terlaksananya pemeliharaan kebersihan kantor 100%

01 10 Penyediaan Alat Tulis Kantor


Masukan : Rp. 176.058.375,-
Keluaran : Tersedianya Alat Tulis Kantor untuk Dinkes dan UPTD selama 12 bulan
Hasil : Terlaksananya pelayanan administrasi perkantoran 100%

01 11 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan


Masukan : Rp. 240.837.550,-
Keluaran : Tersedianya Barang Cetakan dan Penggandaan untuk Dinkes dan UPTD selama 12
bulan
Hasil : Terlaksananya pelayanan administrasi perkantoran 100%

01 12 Penyediaan Komponen Instalasi listrik/Penerangan bangunan kantor


: Rp. 115.546.200,-
Masukan
Keluaran : Terlaksananya Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor di
Dinkes dan UPTD selama 12 bulan
Hasil : Tersedianya komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor di Dinkes dan
UPTD 100%

01 13 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor


Masukan : Rp. 101.650.000,-
Keluaran : Terlaksananya Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor di Dinkes dan UPTD
selama 12 bulan
Hasil : Tersedianya peralatan dan perlengkapan kantor 100%

01 15 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Per UU


Masukan : Rp. 25.800.000,-
Keluaran : Terlaksananya Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Per UU untuk Dinkes dan
UPTD selama 12 bulan
Hasil : Tersedianya Bahan Bacaan dan Peraturan Per UU untuk Dinkes dan UPTD 100%

01 17 Penyediaan Makanan & Minuman


Masukan : Rp. 324.332.000,-
Keluaran : Terlaksananya Penyediaan Makanan & Minuman harian petugas, rapat dan pasien
selama 12 tahun
Hasil : Tersedianya Makanan & Minuman harian petugas, rapat dan pasien 100%

01 18 Rapat rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam dan Luar Daerah


Masukan : Rp.390.138.000,-
Keluaran : Terlaksananya Rapat rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam dan Luar Daerah untuk
Dinkes dan UPTD selama 1 tahun

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 7


Hasil : Terikutinya Rapat rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam dan Luar Daerah untuk
Dinkes dan UPTD 100%

01 19 Penyediaan Jasa pendukung administrasi/teknis perkantoran


Masukan : Rp. 60.164.000,-
Keluaran : Terlaksananya penyediaan Jasa pendukung administrasi/teknis perkantoran untuk
Dinkes dan UPTD selama 13 bulan
Hasil : Tersedianya Jasa pendukung administrasi/teknis perkantoran untuk Dinkes dan UPTD
100%

01 20 Penyediaan Jasa Pengaman Kantor


Masukan : Rp. 104.850.000,-
Keluaran : Terlaksananya pengadaan Pakaian kerja lapangan untuk petugas pengaman kantor di
Dinkes dan UPTD sebanyak 18 set
Terlaksananya pengadaan makanan dan minuman untuk petugas pengaman kantor di
Dinkes dan UPTD sebanyak 6570 OH
Hasil : Tersedianya Pakaian kerja lapangan & makanan dan minuman untuk petugas
pengaman kantor di Dinkes dan UPTD 100%

01 21 Penyediaan Jasa Informasi, Dokumentasi dan Publikasi


: Rp. 37.500.000,-
Masukan
Keluaran : Terlaksananya Penyediaan Jasa Informasi, Dokumentasi dan Publikasi untuk Dinkes
dan UPTD sebanyak 75 kali
Hasil : Tersedianya Informasi, Dokumentasi dan Publikasi untuk Dinkes dan UPTD 100%

01 23 Penyediaan Jasa Pembinaan Fisik dan Mental Aparatur


Masukan : Rp. 40.800.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pembinaan Fisik dan Mental Aparatur untuk Dinkes dan UPTD sebanyak
36 kali senam dan 24 kali ceramah agama
Hasil : Terbinanya Fisik dan Mental Aparatur untuk Dinkes dan UPTD 100%

02 PROGRAM PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR

02 09 Pengadaan Komputer dan jaringan Komputerisasi


Masukan : Rp. 163.800.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pengadaan Komputer dan jaringan Komputerisasi untuk Dinkes dan
UPTD sebanyak 65 unit
Hasil : Tersedianya Komputer dan jaringan Komputerisasi untuk Dinkes dan UPTD 100%

02 10 Pengadaan Alat Studio, Alat Komunikasi dan Alat Informasi


Masukan : Rp. 346.164.640,-
Keluaran : Terlaksananya Pengadaan Alat Studio, Alat Komunikasi dan Alat Informasi di Dinkes
dan UPTD sebanyak 56 unit, 3 set
: Tersedianya peralatan Studio, Alat Komunikasi dan Alat Informasi di Dinkes dan UPTD
Hasil 100%

02 20 Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Jabatan


Masukan : Rp. 52.000.000,-
Keluaran : Terlaksananya pemeliharaan rutin/berkala Rumah Jabatan 1 unit selama 1 tahun
Hasil : Terpeliharanya Rumah Jabatan 100%

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 8


02 22 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
Masukan : Rp. 503.875.000,-
Keluaran : Terlaksananya pemeliharaan Rutin/berkala gedung kantor Dinkes dan UPTD sebanyak
5 kanotr
Hasil : Terlpeliharanya gedung kantor Dinkes dan UPTD 100%

02 24 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Operasional/Dinas


Masukan : Rp. 288.800.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Operasional/Dinas Dinkes dan
UPTD sebanyak 19 unit
Hasil : Terpeliharanya Kendaraan Operasional/Dinas Dinkes dan UPTD 100%

02 25 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan/Perlengkapan Rumah Jabatan/Dinas


Masukan : Rp. 40.500.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan/Perlengkapan Rumah
Jabatan/Dinas selama 12 bulan
Hasil : Terpeliharanya Peralatan/Perlengkapan Rumah Jabatan/Dinas 100%

02 26 Pemeliharaan Rutin/Berkala Meubiler


Masukan : Rp. 48.549.500,-
Keluaran : Terlaksananya Pemeliharaan Rutin/Berkala Meubiler selama 12 bulan
Hasil : Terpeliharanya Meubiler 100%

02 27 Pemeliharaan Rutin/Berkala Instalasi dan Jaringan


Masukan : Rp. 212.752.700,-
Keluaran : Terlaksananya Pemeliharaan Rutin/Berkala Instalasi dan Jaringan di Dinkes dan UPTD
selama 12 bulan
Hasil : Terpeliharanya Instalasi dan Jaringan di Dinkes dan UPTD 100%

02 31 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan kantor


Masukan : Rp. 63.500.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan Perlengkapan kantor Dinas
dan UPTD selama 12 bulan
Hasil : Terlpeliharanya Peralatan dan Perlengkapan kantor Dinas dan UPTD 100%

02 41 Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Dinas/Mess


Masukan : Rp. 90.000.000,-
Keluaran : Terlaksananya Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Dinas/Mess 2 unit
Hasil : Terlaksananya Rehabilitasi Sedang/Berat Rumah Dinas/Mess 100%

02 45 Pengelolaan, Pengawasan dan Pengendalian Asset SKPD


Masukan : Rp. 39.000.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pengelolaan, Pengawasan dan Pengendalian Asset SKPD 12 bulan
Hasil : Terkelola, terawasi dan terkendalinya asset SKPD 100%

03 PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR


03 02 Pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapannya
Masukan : Rp. 179.550.000,-
Keluaran : Terlaksananya pengadaan pakaian dinas beserta perlengkapanannya untuk Dinkes dan
UPTD sebanyak 513 set
Hasil : Tersedianya pakaian dinas beserta perlengkapanannya untuk Dinkes dan UPTD 100%

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 9


05 PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBERDAYA APARATUR
05 02 Sosialisasi Peraturan Perundang-Undangan
Masukan : Rp. 18.000.000,-
Keluaran : Terlaksananya Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan sebanyak 6 Orang
Hasil : Terlsosialisasikannya Peraturan Perundang-undangan 100%

05 03 Bimbingan Teknis implementasi Peraturan Perundang-undangan


Masukan : Rp. 15.000.000,-
Keluaran : Terlaksananya Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan
sebanyak 9 orang
Hasil : Terikutinya Bimbingan Teknis Implementasi Peraturan Perundang-undangan 100%

06 PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORANAN CAPAIAN KINERJA


KEUANGAN
06 01 Penyusunan Lap. Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
Masukan : Rp. 27.544.500,-
Keluaran : Terlaksananya Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja
SKPD 1 Dokumen
Hasil : Tersusunnya Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD 100%

06 05 Penatausahaan Keuangan SKPD


Masukan : Rp. 344.205.100,-
Keluaran : Terlaksananya Penataausahaan Keuangan sebanyak 12 laporan SPJ
Hasil : Tersusunnya Laporan SPJ 100%

06 06 Penyusunan Rencana Kerja Anggaran


Masukan : Rp. 87.258.600,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Penyusunan Rencana Kerja Anggaran kesehatan 84 Orang
Hasil : Tersusunnya Rencana Kerja dan Anggaran Kesehatan 100%.

15 PROGRAM OBAT DAN PEMBEKALAN KESEHATAN (15)


15 01 Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan (Buffer Stok) Dinas Kesehatan Provinsi
Masukan : Rp. 2.507.405.865,-
Keluaran : Terlaksananya Pengadaan obat dan Perbekalan Kesehatan untuk buffer Stok Propinsi
selama 18 bulan
Hasil : Terpenuhinya kebutuhan obat buffer stok Provinsi 100%

15 02 Pengadaan Bahan Kimia/Reagensia Labor Kesehatan Padang.


Masukan : Rp. 1.208.375.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pengadaan Bahan Kimia/Reagensia Labor Kesehatan Padang sebanyak
2 kegiatan
Hasil : Tersedianya reagensia untuk pemeriksaan sampel laboratorium 100%

15 03 Pengadaan obat-obatan , bahan habis pakai BKMM.


Masukan : Rp. 639.816.000,-
Keluaran : Terlaksananya pengadaan obat -obatan dan peralatan dokter pakai habis sebanyak 2
kegiatan
Hasil : Meningkatnya pelayanan kesehatan pada UPTD BKMM 100%

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 10


15 04 Pengadaan obat-obatan dan perbekalan kesehatan BP4.
Masukan : Rp. 700.000.000,-
Keluaran : Terlaksananya pengadaan obat, peralatan dokter & Labor pakai habis sebanyak 3
kegiatan
: Tersedianya obat, peralatan dokter & Labor pakai habis 100%
Hasil

15 05 Pertemuan dan evaluasi program obat dan perbekalan kesehatan


Masukan : Rp. 39.620.300,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan dan evaluasi program obat dan perbekalan kesehatan
sebanyak 80 Orang
Hasil : Terevaluasinya Kegiatan Obat dan Perbekalan di IFK., Dinas Kesehatan dan Rumah
Sakit se Propinsi Sumatera Barat 100%

15 06 Pembinaan Program Obat dan Perbekalan kesehatan


Masukan : Rp. 141.016.700,-
Keluaran : Terlaksananya pembinaan Program Obat dan Perbekalan Kesehatan pada 18 Kab/Kota
Hasil : Meningkatnya pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Kab/Kota

16 PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


16 01 Pelayanan kesehatan masyarakat daerah terpencil.
Masukan : Rp. 146.892.600,-
Keluaran : Terlaksananya pelayanan langsung kepada masyarakat di daerah terpencil pada 4
Kabupaten
Hasil : Meningkatnya pelayanan kesehatan di daerah terpencil 100%

16 02 Pengadaan buku KIA dan Stiker dan Buku MP-ASI


Masukan : Rp. 458.587.500,-
Keluaran : Terlaksananya Pengadaan Buku KIA sebanyak 33.863 buku dan Buku MP-ASI
sebanyak 1530 buku
Hasil : Tersedianya Buku KIA dan Buku MP-ASI 100%

16 05 Penilaian Puskesmas Berprestasi dan tenaga kesehatan teladan


Masukan : Rp. 169.685.000,-
Keluaran : Terlaksananya Penilaian Puskesmas Berprestasi sebanyak 6 Puskesmas dan tenaga
kesehatan teladan sebanyak 24 orang
Hasil : Terpilihnya Puskesmas berprestasi dan tenaga kesehatan teladan 100%

16 07 Pertemuan koordinasi program Kesmas Kab/Kota


Masukan : Rp. 226.904.500,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Koordinasi Program Kesmas Kab/Kota sebanyak 239 Org
Hasil : Adanya koordinasi program kesmas Kab/Kota dan Provinsi 100%

16 08 Review Pelaksanaan Standar Pelayanan Kebidanan ( SPK)


Masukan : Rp. 36.188.700,-
Keluaran : Terlaksananya review SPK untuk bidan sebanyak 57 Orang
Hasil : Meningkatnya pelayanan sesuai dengan Standar Pelayanan Kebidanan 100%

16 10 Gerakan PKK KB-Kes.


Masukan : Rp. 47.717.100,-
Keluaran : Terlaksananya Gerakan PKK KB-KES pada 19 Kab/Kota
Hasil : Didapatnya data sasaran pelayanan KIA pada 3 bulan terakhir (TW-IV) 100%

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 11


16 12 Peningkatan Pelayanan Siaga & Tindak Siaga Medik
Masukan : Rp. 1.464.812.500,-
Keluaran : Tersedianya Jasa pelayanan siaga & tindak siaga medik selama 12 bulan
Hasil : Meningkatnya pelayanan di 3 UPTD (BKMM, Labkes dan BP4) 100%

16 17 Pelatihan Home Care Community Puskesmas


Masukan : Rp. 38.310.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan Home Care Community Puskesmas pada 38 Orang
Hasil : Meningkatnya pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas 100%

16 21 Pertemuan peran sektor dan organisasi dalam mendukung program Kehatan Ibu dan Anak. (KIA)
Masukan : Rp. 42.324.600,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan peran sektor dan organisasi dalam mendukung program
Kehatan Ibu dan Anak. (KIA) sebanyak 220 org
Hasil : Adanya Koordinasi dengan Organisasi Profesi dan Lintas Sektor dalam mendukung
program KIA 100%

16 22 Pembinaan program kesehatan keluarga (Kesga).


Masukan : Rp. 61.062.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pembinaan program kesehatan keluarga (Kesga) pada 18 Kab/Kota
Hasil : Meningkatnya pengelolaan program KIA di Kab/Kota 100%

16 25 Pemantauan dan pengamanan makanan (food security).


Masukan : Rp. 50.000.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pemantauan dan pengamanan makanan (food security) sebanyak 3 kali
Hasil : Meningkatnya keamanan makanan tamu VVIP 100%

16 26 Pentaloka penurunan AKI dan AKB.


Masukan : Rp. 75.900.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pentaloka penurunan AKI dan AKB pada 115 Orang
Hasil : Meningkatnya akselerasi pelayanan KIA sesuai SPM

16 45 Peningkatan pelayanan kesehatan jiwa


Masukan : Rp. 109.201.000,-
Keluaran : Terlaksananya Peningkatan pelayanan kesehatan jiwa sebanyak 131 Orang
Hasil : Meningkatnya pelayanan kesehatan jiwa pada 19 Kab/Kota 100%

16 47 Pertemuan Pengoptimalisasika Pelayanan Penjaringan Kesehatan di sekolah


Masukan : Rp. 35.600.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Pengoptimalisasika Pelayanan Penjaringan Kesehatan di
sekolah pada 76 Orang
Hasil : Meningkatnya pelayanan usaha kesehatan sekolah 100%

16 48 Pelatihan Hospital Prevarezness Disaster Emergency (HOPE)


Masukan : Rp. 32.538.300,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Pengoptimalisasika Pelayanan Penjaringan Kesehatan di
sekolah sebanyak 30 Orang
Hasil : Meningkatnya pelayanan kesehatan dalam penanggulangan bencana

16 52 Sosialisasi Badan Pemberdayaan Puskesmas


Masukan : Rp. 22.352.000,-
Keluaran : Terlaksananya Sosialisasi Badan Pemberdayaan Puskesmas

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 12


Hasil : Tersosialisasikannya Badan Pemberdayaan Puskesmas 100%

16 53 Evaluasi program KIA


Masukan : Rp. 55.030.500,-
Keluaran : Terlaksananya Evaluasi Program KIA sebanyak 76 Orang
Hasil : Terevaluasinya Program KIA 100%

16 54 TOT Kespro Darurat


Masukan : Rp. 68.097.400,-
Keluaran : Terlaksananya TOT Kespro Darurat sebanyak 60 Orang
Hasil : Meningkatnya Pelayanan Kespro Darurat 100%

16 55 Pembinaan dalam rangka peningkatan laboratorium kesehatan sebagai labor rujukan


Masukan : Rp. 237.406.100,-
Keluaran : - Terelaksananya pemantauan kualitas labor Puskesmas, RS se Sumatera Barat 19
Kab/Kota
- Terpantaunya kualitas air dan udara di Sumatera Barat 73 titik
Hasil : - Meningkatnya kualitas pemeriksaan sesuai dengan standar pemeriksaan 100%
- Meningkatnya kualitas lingkungan 100%

16 56 Skrining dan sharing operasi safari katarak di Kab/Kota


Masukan : Rp. 14.417.000,-
Keluaran : Terlaksananya Skrining dan sharing operasi safari katarak di Kab/Kota pada Kabupaten
Mentawai
Hasil : Meningkatnya upaya kesehatan mata masyarakat 100%

16 58 Manunggal Sekato TNI KB/KES


Masukan : Rp. 22.697.200,-
Keluaran : Terlaksananya Manunggal Sekato TNI KB/KES pada 18 Kab/Kota
Hasil : Terjalinnya Koordinasi melalui Manunggal Sakato 100%

16 59 Pertemuan Tindak Lanjut Penanganan Gizi Kurang


Masukan : Rp. 93.126.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Tindak Lanjut Penanganan Gizi Kurang pada 10 Kab/Kota
Hasil : Terpantaunya kegiatan program KIA di 10 Kab/Kota 100%

19 PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (19)


19 01 Pengembangan media promosi & Komunikasi, Informasi dan Edukasi.
Masukan : Rp. 819.832.300,-
Keluaran : Terlaksananya Pengembangan media promosi & Komunikasi, Informasi dan Edukasi
spanduk/banner 2633 bh, dialog interaktif 19 kali, mdia cetak 27 kali cetak kalender
poster 2 keg
Hasil : Meningkatnya pengetahun masyarakat melalui media massa cetak dan elektronik 100%

19 02 Preventif, promosi kesehatan mata di 18 kab/kota.


Masukan : Rp. 93.700.000,-
Keluaran : Terlaksananya Preventif, promosi kesehatan mata di 18 Kab/Kota, 38 kali< 2200 lbr
Hasil : Masyarakat mengetahui tentang kesehatan mata 100%

19 03 Penyuluhan, pembinaan keluarga dan pemantauan penderita TB.


Masukan : Rp. 231.670.000,-

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 13


Keluaran : Terlaksananya Penyuluhan, pembinaan keluarga dan pemantauan penderita TB
sebanyak 52 kali penyuluhan, 50 kali emninaan keluarga
Hasil : Meningkatnya pengetahun masyarakat tentang penyakit paru 100%

19 04 Pertemuan Pengembangan Krida Saka Bhakti Husada/Generasi Muda


Masukan : Rp. 24.885.100,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Pengembangan Krida Saka Bhakti Husada/Generasi Muda
sebanyak 38 Org
Hasil : Meningkatnya pengetahuan pramuka Kab/Kota tentang kesehatan 100%

19 05 Pembinaan dan evaluasi cakupan prilaku hidup bersih sehat.


Masukan : Rp. 31.400.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pembinaan dan evaluasi cakupan prilaku hidup bersih sehat pada 19
Kab/Kota
Hasil : Meningkatnya cakupan PHBS di Kab/Kota 100%

19 12 Pertemuan Pemanfaatan Herbal di Sumatera Barat


Masukan : Rp. 53.175.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Pemanfaatan Herbal di Sumatera Barat pada 40 Orang
Hasil : Meningkatnya pengobatan tradisional di Kab/Kota 100%

19 13 Evaluasi Pengembangan PKRS di 19 RS


Masukan : Rp. 57.358.000,-
Keluaran : Terlaksananya Evaluasi Pengembangan PKRS di RS pada 200 Orang
Hasil : Terevaluasinya kegiatan Penyuluhan Kesehatan Rumah sakit 100%

19 14 Jambore Kader PKK KB/KES


Masukan : Rp. 37.417.000,-
Keluaran : Terlaksananya Jambore Kader PKK KB/KES pada 95 kader
Hasil : Adanya peran aktif PKK dalam penerapan PHBS 100%

19 15 Pembinaan dan evaluasi Promosi Kesehatan & PM


Masukan : Rp. 120.452.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pembinaan dan evaluasi Promosi Kesehatan & PM 19 Kab/Kota
Hasil : Meningkatnya pengelolaan program Promosi kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat 100%

20 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT (20)


20 01 Peningkatan Pelayanan Gizi pada Balita
Masukan : Rp. 1.035.686.370,-
Keluaran : Terlaksananya pelayanan gizi pada 2.314 Balita
Hasil : Meningkatnya status gizi Balita 100%

20 02 Pembinaan dan Monitoring Program gizi


Masukan : Rp. 58.050.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pembinaan dan Monitoring Program gizi
Hasil : Meningkatnya pengelolaan program gizi 100%

20 06 Pengadaan Brankar Anak


Masukan : Rp. 324.986.300,-
Keluaran : Terlaksananya Pengadaan Brankar Anak 85 unit
Hasil : Tersedianya brankar anak 100%

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 14


20 07 Pelatihan Makmin Bagi Pengelola Makmin Kab./Kota

Masukan : Rp. 38.843.800,-


Keluaran : Terlaksananya Pelatihan Makmin Bagi Pengelola Makmin Kab./Kota pada 45 Orang
Hasil : Meningkatnya jumlah makmin yang aman di konsumsi masyarakat 100%

20 08 Pelatihan Peningkatan Kapasitas Petugas dalam PWS Gizi & Pemanatauan Pertumbuhan Balita
Masukan : Rp. 72.363.200,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan Peningkatan Kapasitas Petugas dalam PWS Gizi &
Pemanatauan Pertumbuhan Balita pada 63 Orang
Hasil : Meningkatnya pemantauan pertumbuhan Balita 100%

20 09 Pelatihan Peningkatan Kapasitas Petugas dalam Konseling ASI


Masukan : Rp. 285.225.200,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan Peningkatan Kapasitas Petugas dalam Konseling ASI pada
248 Orang
Hasil : Meningkatnya cakupan ASI Ekslusif 100%

20 10 Percepatan Penurunan Prevalensi Gizi Kurang di Sumatera Barat


Masukan : Rp. 33.874.700,-
Keluaran : Terlaksananya Percepatan Penurunan Prevalensi Gizi Kurang di Sumatera Barat pada
43 Org
Hasil : Meningkatnya penanganan kasus Balita Gizi Kurang di Kab/Kota 100%

20 11 Pertemuan Supervisi Fasilitatif penanganan Balita Gizi Buruk


Masukan : Rp. 356.164.700,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Supervisi Fasilitatif penanganan Balita Gizi Buruk pada pada
33 Orang
Hasil : Meningkatnya penanganan kasus gizi Buruk di Kab/Kota 100%

21 PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN SEHAT


(21)
21 01 Sosialisasi dan rencana adaptasi masyarakat dalam peningkatan kepedulian pada dampak
perubahan iklim.
Masukan : Rp. 39.492.000,-
Keluaran : Terlaksananya Sosialisasi dan rencana adaptasi masyarakat dalam peningkatan
kepedulian pada dampak perubahan iklim pada 50 Orang
Hasil : Tersosialisasikannya rencana adaptasi masyarakat dalam peningkatan kepedulian pada
dampak perubahan iklim 100%

21 02 Pembinaan dan monitoring pencemaran lingkungan di Kab/Kota


Masukan : Rp. 120.185.600,-
Keluaran : Terlaksananya Pembinaan dan monitoring pencemaran lingkungan pada 19 Kab/Kota
Hasil : Meningkatnya pengelolaan pencemaran lingkungan di Kab/Kota 100%

21 04 Monitoring dan Evaluasi Pamsimas


Masukan : Rp. 48.690.500,-
Keluaran : Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Pamsimas pada 60 Orang
Hasil : Meningkatnya kemampuan pengelola Pamsimas 100%

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 15


21 05 Pertemuan Monitoring & Evaluasi Kab/Kota Sehat
Masukan : Rp. 30.488.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Monitoring & Evaluasi Kab/Kota Sehat pada 18 Kab/Kota
Hasil : Termonitor dan terevaluasinya Forum Kab/Kota Sehat 100%

21 09 Pertemuan Peningkatan Program Penyehatan Lingkungan di Kab,/Kota


Masukan : Rp. 140.115.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Peningkatan Program Penyehatan Lingkungan di Kab/Kota
sebanyak 38 Orang
Hasil : Meningkatnya pelaksanaan program Penyehatan Lingkungan di Kab/Kota 100%

22 PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN


PENYAKIT (MENULAR/TIDAK MENULAR (22)
22 01 Pertemuan Surveilance, pengamatan kejadiaan luar biasa dan pemberantasan. penyakit tidak
menular.
Masukan : Rp. 119.806.800,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Surveilance, pengamatan kejadiaan luar biasa dan
pemberantasan. penyakit tidak menular pada 19 Org petugas surveilance dan 19
petugas kontak person RS.
Hasil : Meningkatnya pengendalian dan pemantauan Kejadian Luar Biasa (KLB) 100%

22 02 Pertemuan dan Pengamanan Pelayanan Kesehatan Haji


Masukan : Rp. 111.092.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan dan Pengamanan Pelayanan Kesehatan Haji sebanyak 18
Orang pengelola Program Haji dan 48 Orang TKHI
Hasil : Meningkatnya pelayanan kesehatan Jemaah Haji sebelum dan sekembali dari Arab
Saudi 100%

22 03 Pertemuan dan Pegendalian faktor resiko Penyakit Tidak Menular (PTM)


Masukan : Rp. 30.389.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan dan Pegendalian faktor resiko Penyakit Tidak Menular
(PTM) sebanyak 38 Orang
Hasil : Diketahuinya langkah-langkah pencegahan Penyakit Tidak Menular (PTM) 100%

22 04 Pertemuan dan Penanggulangan Penyakit kusta


Masukan : Rp. 64.676.900,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan dan Penanggulangan Penyakit kusta sebanyak 50 Orang
Wasor
Hasil : Meningkatnya penanganan penyakit Kusta 100%

22 05 Pertemuan dan Penanggulangan HIV/AIDS


Masukan : Rp. 57.333.900,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan dan Penanggulangan HIV/AIDS pada 30 Orang Tokoh
Masyarakat
Hasil : Diketahuinya kasus HIV/AIDS secara dini 100%

22 06 Pertemuan Peningkatan Program Immunisasi.


Masukan : Rp. 33.100.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Peningkatan Program Immunisasi pada 38 Orang
Hasil : Meningkatnya cakupan program immunisasi 100%

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 16


22 07 Penanggulangan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue (DBD).
Masukan : Rp.20.500.000,-
Keluaran : Terlaksananya Penanggulangan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue
(DBD) pada 19 Kab/Kota
Hasil : Meningkatnya pemberantasan vektor melalui COMBI 100%

22 08 Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit Rabies.


Masukan : Rp. 39.787.800,-
Keluaran : Terlaksananya Penanggulangan dan Pemberantasan Penyakit Rabies pada 19 Orang
peserta
Hasil : Meningkatnya penularan penyakit rabies 100%

22 09 Pertemuan dan Pemberantasan Penyakit TB


Masukan : Rp. 34.357.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan dan Pemberantasan Penyakit TB pada 36 orang
Hasil : Meningkatnya kinerja petugas dalam pengelolaan program TB 100%

22 10 Pelatihan dan Penanggulangan Penyakit Menular.


Masukan : Rp. 66.705.600,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan dan Penanggulangan Penyakit Menular pada 60 Orang
Hasil : Meningkatnya pengetahuan petugas dalam penanggulangan penyakit menular (ISPA
dan Flu Burung) 100%

22 11 Pelatihan dan Penanggulangan Malaria


Masukan : Rp. 63.115.800,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan dan Penanggulangan Malaria pada 22 Orang
Hasil : Meningkatnya ketepatan pengobatan terhadap penderita positif malaria 100%

22 12 Penanggulangan Penyakit Filariasis


Masukan : Rp.45.250.000,-
Keluaran : Terlaksananya Penanggulangan Penyakit Filariasis pada 2 Kab/Kota
Hasil : Meningkatnya kegiatan eliminasi filariasis limfatik 100%

22 13 Survey Kecacingan
Masukan : Rp. 26.600.000,-
Keluaran : Terlaksananya Survey Kecacingan pada 2 Kabupaten
Hasil : Diketahuinya Angka Kecacingan 100%

22 14 Pembinaan dan Pemantauan Program Penanggulangan Pencegahan Penyakit Mmenular dan


Penyakit Tidak Menular.
Masukan : Rp. 64.284.700,-
Keluaran : Terlaksananya Pembinaan dan Pemantauan Program Penanggulangan Pencegahan
Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular pada 17 Kab/Kota
Hasil : Terbina dan terpantaunya Cakupan Program P2M dan PTM di 17 Kab/Kota 100%

26 PROGRAM PENGADAAN, PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT / RUMAH


SAKIT JIWA / RS. PARU / RS.MATA (26)
26 01 Pengadaa alat kedokteran UPTD BKMM.
Masukan : Rp. 462.400.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pengadaa alat kedokteran UPTD BKMM sebanyak 1 set
Hasil : Tersedianya peralatan kedokteran mata di UPTD BKMM 100%

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 17


26 02 Pengadaan alat kedokteran BP4.
Masukan : Rp. 268.695.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pengadaan alat kedokteran BP4 sebanya 4 set, 5 unit
Hasil : Tersedianya peralatan kedokteran di UPTD BP4 100%

26 03 Peningkatan sarana & prasarana Bapelkes.


Masukan : Rp. 245.750.000,-
Keluaran : Terlaksananya Peningkatan sarana & prasarana Bapelkes sebanyak 31 unit, 1 set
Hasil : Tersedianya sarana dan prasarana di Bapelkes 100%

26 40 Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan bagi Penderita akibat dampak asap rokok
Masukan : Rp. 405.884.800,-
Keluaran : Terlaksananya Penyediaan Fasilitas Perawatan Kesehatan bagi Penderita akibat
dampak asap rokok 12 bulan
Hasil : Tersedianya fasilitas perawatan bagi penderita akibat dampak asap rokok 100%

26 65 Peningkatan sarana & Prasarana BKMM


Masukan : Rp. 50.000.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pengadaan sarana & Prasarana BKMM sebanyak 150 lembar sarung
bantal, seprai, selimut, 1 set Kain OK dan 68 meter kain skrem
Hasil : Meningkatnya pelayanan perawatan pasien mata di BKMM 100%

26 67 Pengadaan Sarana dan Prasarana Gudang Obat Provinsi


Masukan : Rp. 124.108.500,-
Keluaran : Terlaksananya Pengadaan Sarana dan Prasarana Gudang Obat Provinsi
Hasil : Tersedianya sarana dan prasarana gudang obat Provinsi 100%

26 68 Peningkatan sarana & Prasarana BP4 Lb.Alung


Masukan : Rp. 732.325.000,-
Keluaran : Terlaksananya Peningkatan sarana & Prasarana BP4 Lb.Alung
Hasil : Meningkatnya mutu pelayanan di BP4 100%

27 PROGRAM PEMELIHARAAN SARANA DAN PRASARANA RUMAH SAKIT/RUMAH SAKIT


JIWA/RS. PARU/RS.MATA (27)
27 01 Pemeliharaan Alat Medis dan Non Medis.
Masukan : Rp. 76.500.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pemeliharaan Alat Medis dan Non Medis sebanyak 17 unit
Hasil : Meningkatnya pemeliharaan peralatan medis dan non medis di RS dan Puakesmas
100%

27 02 Pemeliharaan alat labor & alat kesehatan di UPTD Dinkes Provinsi.


Masukan : Rp. 177.000.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pemeliharaan alat labor & alat kesehatan di UPTD Dinkes Provinsi
sebanyak 6 set dan 22 unit
Hasil : Terpeliharanya alat labor & alat kesehatan di UPTD Dinkes Provinsi 100%

33 PROGRAM SUMBER DAYA KESEHATAN (33)


33 01 Pertemuan Perencanaan SDM dan Pembinaan Ketenagaan Kab/Kota, RS
Masukan : Rp. 30.202.400,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Perencanaan SDM dan Pembinaan Ketenagaan Kab/Kota,
RS pada 28 Orang

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 18


Hasil : Meningkatnya pengetahuan petugas dalam merencanakan tenaga kesehatan 100%

33 02 Pertemuan dan Evaluasi SDM Kesehatan di Propinsi


Masukan : Rp. 26.280.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan dan Evaluasi SDM Kesehatan di Provinsi sebanyak 40 Orang
Hasil : Meningkatnya SDM Kesehatan 100%

33 03 Pelatihan pra tugas dokter/dokter gigi PTT.


Masukan : Rp. 134.672.500,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan Pra Tugas Dokter/Dokter Gigi PTT sebanyak 80 Orang
Hasil : Meningkatnya pengetahuan Dokter/Dokter Gigi PTT 100%

33 04 Pelatihan Pra Tugas Bidan PTT.


Masukan : Rp. 398.225.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan Pra Tugas Bidan PTT sebanyak 200 Orang
Hasil : Meningkatnya pengetahuan Bidan PTT 100%

33 05 Pendidikan Dr.Sub Specialis/Dr Specialis


Masukan : Rp. 473.086.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pendidikan Dokter Sub Spesialis/Dokter Spesialis sebanyak 13 orang
Hasil : Terpenuhinya dokter spesialis dan sub spesialis di RS.M.Jamil, RSJ HB.Saanin, RSAM
dan RSUD Kab/Kota 100%

33 06 Penempatan dan penarikan dr/drg dan bidan PTT.


Masukan : Rp. 233.149.500,-
Keluaran : Terlaksananya Penempatan dan Penarikan Dr/Drg dan Bidan PTT sebanyak 310
tenaga PTT
Hasil : Ditempatkannya Dr/Drg dan Bidan PTT sesuai dengan kebutuhan

33 28 Pelaksanaan ISO 9001 Tahun 2008 di Dinkes Provinsi


Masukan : Rp. 200.000.000,-
Keluaran : Terlaksananya ISO 9001 Tahun 2008 di Dinkes Provinsi sebanyak 55 Orang
Hasil : Terakreditasinya Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat 100%

33 39 Pelatihan Akreditasi Rumah Sakit


Masukan : Rp. 50.033.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan Akreditasi Rumah Sakit sebanyak 35 Orang
Hasil : Terlatihnya POKJA Akreditasi Rumah Sakit 100%

33 40 Pertemuan Pelaksanaan Perizinan Nakes bagi Kab/Kota


Masukan : Rp. 30.372.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Perizinan Nakes bagi Kab/Kota sebanyak 38 Orang
Hasil : Terlaksananya Perizinan Nakes bagi Kab/Kota 100%

33 41 Sosialisasi Peningkatan Mutu Pelayanan Puskesmas dalam Pelaksanaan ISO


Masukan : Rp. 29.284.000,-
Keluaran : Terlaksananya Sosialisasi Peningkatan Mutu Pelayanan Puskesmas dalam
Pelaksanaan ISO sebanyak 42 Orang
Hasil : Meningkatnya mutu pelayanan Puskesmas untuk mencapai ISO 100%

33 42 Sosialisasi Pelaksanaan Uji Kompetensi Bidan bagi Kab/Kota


Masukan : Rp. 25.058.000,-
Keluaran : Terlaksananya Sosialisasi Uji Kompetensi Bidan bagi Kab/Kota sebanyak 43 Orang

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 19


Hasil : Tersosialisasikannya Uji Kompetensi Bidan di Sumatera Barat 100%

33 43 Pelatihan Peningkatan Mutu RS UPTD Provinsi Sumbar


Masukan : Rp. 41.512.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan Peningkatan Mutu RS UPTD Provinsi Sumbar sebanyak 35
orang peserta
Hasil : Meningkatnya pengetahuan tim mutu pada 4 RSUD Provinsi 100%

33 45 Pelatihan Akreditasi Laboratorium Kesehatan


Masukan : Rp. 29.914.500,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan Akreditasi Laboratorium Kesehatan sebanyak 20 Orang
Hasil : Meningkatnya Laboratorium Kab/Kota dan Swasta yang terakreditasi 100%

33 46 Pembinaan Program kegiatan Akreditasi, Registrasi & Sertifikasi


Masukan : Rp. 131.585.900,-
Keluaran : Terlaksananya Pembinaan Program Akreditasi, Registrasi dan Sertifikasi pada 19
Kab/Kota, 19 RS dan 8 Labkes
Hasil : Termonitornya kegiatan akreditasi, registrasi dan sertifikasi 100%

33 47 Magang Tenaga Labkes dalam dan Luar Provinsi


Masukan : Rp. 81.264.200,-
Keluaran : Terlaksananya Magang Tenaga Labkes dalam dan Luar Provinsi sebanyak 15 orang
peserta pelatihan, 3 orang magang
Hasil : Meningkatnya pengetahuan petugas dalam pemeriksaan labor sesuai standar 100%

33 48 Penilaian laboratorium oleh KAN dlm rangka evaluasi ISO 17025


Masukan : Rp. 35.000.000,-
Keluaran : Terlaksananya Penilaian laboratorium oleh KAN dlm rangka evaluasi ISO 17025 pada
Labkes
Hasil : Terakreditasinya Laboratorium oleh KAN dengan ISO 17025 100%

33 51 Peningkatan SDM Siaga Bencana


Masukan : Rp. 281.877.000,-
Keluaran : Terlaksananya Peningkatan SDM Siaga Bencana sebanyak 220 Orang
Hasil : Meningkatnya kemampuan petugas dalam siaga bencana 100%

33 52 Pelatihan Tim Penanggulangan Bencana Dinkes Prov.Sumbar


Masukan : Rp. 60.690.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan Tim Penanggulangan Bencana Dinkes Prov.Sumbar sebanyak
50 orang
: Meningkatnya kemampuan petugas Tim Penanggulangan Bencana Dinkes
Hasil Prov.Sumbar 100%

33 54 Pelatihan Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Litbang


Masukan : Rp. 42.055.900,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Litbang sebanyak 38 Orang
Hasil : Meningkatnya pengetahuan petugas tentang program litbang 100%

33 55 Peningkatan SDM Tenaga Bapelkes


Masukan : Rp. 24.100.000,-
Keluaran : Terlaksananya Peningkatan SDM Tenaga Bapelkes sebanyak 8 Orang
Hasil : Meningkatnya pengetahuan petugas Bapelkes 100%

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 20


33 59 Monitoring dan Evaluasi Pasca Pelatihan, SDM Kes. Dan Litbang
Masukan : Rp. 91.003.200,-
Keluaran : Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Pasca Pelatihan, SDM Kes. Dan Litbang pada
19 Kab/Kota dan 19 RS
Hasil : Terkumpulnya data SDM dan litbang 100%

33 60 Pelatihan TOT Asesor Perawat ke Pusat


Masukan : Rp. 66.532.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan TOT Asesor Perawat ke Pusat sebanyak 6 Orang
Hasil : Meningkatnya pengetahuan Assesor Perawat sesuai dengan Standar Kebidanan 100%

33 61 Pelatihan Bank Darah/PMI RS Kab/Kota


Masukan : Rp. 28.504.800,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan Bank Darah/PMI RS Kab/Kota sebanyak 45 Orang
Hasil : Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petugas dalam pengelolaan Bank
Darah/PMI 100%

33 62 Pembinaan dan Pengawasan Makmin, Alkes dan Bank Darah/PMI Kab/Kota


Masukan : Rp. 115.824.700,-
Keluaran : Terlaksananya Pembinaan dan Pengawasan Makmin, Alkes dan Bank Darah/PMI
Kab/Kota pada 19 Kab/Kota
: Meningkatnya jumlah makanan dan minuman yang memenuhi syarat, pengelolaan alkes
Hasil dan Bank Darah/PMI 100%

33 63 Pelatihan Alkes bagi pengelola Alkes Kab/Kota


Masukan : Rp. 53.559.750,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan Alkes bagi pengelola Alkes Kab/Kota sebanyak 45 Orang
Hasil : Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petugas tentang peralatan kesehatan
100%

34 PROGRAM KEBIJAKAN DAN MANAJEMEN


PEMBANGUNAN KESEHATAN (34)
34 01 Penatausahaan organisasi dan Humas
Masukan : Rp. 130.334.800,-
Keluaran : Terlaksananya Penatausahaan organisasi dan Humas sebanyak 203kali peliputan
Hasil : Tersedianya informasi kesehatan dan humas Kab/Kota 100%

34 03 Pertemuan evaluasi SIK kab/kota dan Prop.


Masukan : Rp. 54.596.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Evaluasi SIK Kab/Kota dan Provinsi sebanyak 80 Orang
Hasil : Meningkatnya pengelolaan SIK dan pelaporan di Kab/Kota 100%

34 11 Pelatihan pengembangan SIK


Masukan : Rp. 29.260.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan Pengembangan SIK sebanyak 38 Orang
Hasil : Dikembangkannya aplikasi SIK secara terintegrasi di Kab/Kota 100%

34 12 Evaluasi Jamkesda pada 19 Kab/Kota


Masukan : Rp. 23.917.200,
Keluaran : Terlaksananya Evaluasi Jamkesda pada 19 Kab/Kota sebanyak 100 Orang
Hasil : Diperolehnya gambaran pelaksanaan Jamkesda di Kab/Kota 100%

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 21


34 13 Peningkatan program pembiayaan dan Jaminan Pelayanan Kesehatan Daerah (Jamkesda)
Masukan : Rp. 4.048.703.600,-
Keluaran : Terlaksananya program pembiayaan dan Jaminan Pelayanan Kesehatan Daerah
(Jamkesda) pada 62.200 orang
Hasil : Meningkatnya akses pelayanan kesehatan untuk penduduk yang mendekati miskin
100%

34 14 Monitoring Pelaksanaan Jamkesda/Jamkesmas


Masukan : Rp.128.565.500,-
Keluaran : Terlaksananya Monitoring Pelaksanaan Jamkesda/Jamkesmas pada 19 Kab/Kota
Hasil : Meningkatnya pengetahuan petugas pengelola tentang jaminan kesehatan 100%

34 16 Pembinaan Ketenagaan dan Barang Milik Daerah


Masukan : Rp. 166.919.500,-
Keluaran : Terlaksananya Pembinaan Ketenagaan dan Barang Milik Daerah pada 18 Kab/Kota
Hasil : Tersedianya data ketenagaan dan Barang milik daerah di Kab/Kota 100%

34 18 Bimtek dan Monev Perencanaan dan Hukum Kesehatan


Masukan : Rp. 214.578.600,-
Keluaran : Terlaksananya Bimtek dan Monev Perencanaan dan Hukum Kesehatan pada 19
Kab/Kota
Hasil : Meningkatnya perencanaan dan dipahaminya hukum kesehatan di Kab/Kota 100%

34 19 Pertemuan Koordinasi Bidang Kesehatan Propinsi Sumatera Barat


Masukan : Rp. 396.139.800,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Koordinasi Bidang Kesehatan Propinsi Sumatera Barat
sebanyak 320 orang
Hasil : Adanya Koordinasi di Bidang Kesehatan antara Provinsi dan Kabupaten/Kota 100%

34 20 Sinkronisasi dan Integrasi Perencanaan & Penganggaran Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota
Masukan : Rp. 71.204.600,-
Keluaran : Terlaksananya Sinkronisasi dan Integrasi Perencanaan & Penganggaran Kesehatan
Provinsi dan Kab/Kota sebanyak 105 Orang
Hasil : Adanya sinkronisasi dan integrasi perencanaan dan penganggaran antara Provinsi dan
Kab/Kota 100%

34 23 Bimtek Kesiapsiagaan bencana ke Kab/Kota dan RSUD


Masukan : Rp. 182.024.300,-
Keluaran : Terlaksananya Bimtek Kesiapsiagaan bencana ke Kab/Kota dan RSUD pada 19
Kab/Kota dan RS
Hasil : Meningkatnya kemampuan petugas dalam kesiapsiagaan bencana 100%

34 24 Pertemuan Konsolidasi Tim Sub Regional dengan Kab/Kota dan RS


Masukan : Rp. 45.538.100,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Konsolidasi Tim Sub Regional dengan Kab/Kota dan RS
sebanyak 40 Orang
Hasil : Terjalinnya informasi dan koordinasi antara Tim Subregional dengan Kab/Kota 100%

34 25 Pemantauan daerah pra bencana dan pasca bencana


Masukan : Rp. 118.750.000,-
Keluaran : Terlaksananya Pemantauan daerah pra bencana dan pasca bencana pada 19 Kab/Kota
Hasil : Terpantaunya daerah bencana 100%

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 22


34 26 Pertemuan Perencanaan Pra Bencana dan Pasca Bencana 19 Kab/Kota dan RS
Masukan : Rp. 51.410.600,-
Keluaran : Terlaksananya Pertemuan Perencanaan Pra Bencana dan Pasca Bencana 19 Kab/Kota
dan RS sebanyak 44 Orang
Hasil : Meningkatnya perencanaan Kab/Kota dalam penanggulangan bencana 100%

34 27 Pelatihan Aplikasi Data SIK


Masukan : Rp. 26.844.900,-
Keluaran : Terlaksananya Pelatihan Aplikasi Data SIK sebanyak 19 Orang
Hasil : Meningkatnya pengetahuan petugas dalam pengelolaan SIK 100%

34 28 Sosialisasi Ranperda Jamkesda


Masukan : Rp. 44.950.500,-
Keluaran : Terlaksananya Sosialisasi Ranperda Jamkesda pada 50 Orang
Hasil : Tersosialisasikannya Ranperda Jamkesda 100%

34 29 Pengelolaan SIK dan Pelaporan


Masukan : Rp. 23.611.300,-
Keluaran : Terlaksananya Pengelolaan SIK dan Pelaporan pada Dinkes Provinsi
Hasil : Berfungsinya jaringan SIK dan sistem pelaporan di Provinsi 100%

34 31 Bimtek & Monitoring Sistim Informasi Manajemen Kesehatan dan Pelaporan


Masukan : Rp. 108.400.000,-
Keluaran : Terlaksananya Bimtek & Monitoring Sistim Informasi Manajemen pada Kesehatan dan
Pelaporan pada 17 Kab/Kota
Hasil : Adanya sinkronisasi pengelolaan SIK antara Provinsi dan Kab/Kota 100%

35 PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN


35 01 Survey rumah tangga sehat.
Masukan : Rp. 434.105.200,-
Keluaran : Terlaksananya Survey Rumah Tangga Sehat pada 19 Kab/Kota
Hasil : Diperolehnya cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 100%

Untuk mendukung pencapaian Kinerja Program/Kegiatan/Sasaran Strategis Dinas Kesehatan Provinsi


Sumatera Barat Tahun 2011 dengan 16 Program dan 145 kegiatan dengan alokasi anggaran
Rp. 30.631.336.250 dengan realisasi sebesar Rp. 27.245.865.876 (88,95%) dengan rincian anggaran dan
realisasi per Program dan kegiatan sebagai berikut :

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 23


REALISASI
Jumlah Dana
No KEGIATAN Fisik Keuangan %
(Rp) % (Rp)
1 2 3 4 5 6
01 PELAYANAN ADMNISTRASI PERKANTORAN 2.978.391.425 99,79 2.453.856.922 82,39
1 Penyediaan jasa Surat Menyurat 50.431.800 91,00 33.179.750 65,79
2 Penyediaan Jasa Komunikasi,Sumber daya Air dan 1.213.800.000 100,00 790.095.903 65,09
listrik
3 Penyediaan Jasa pemeliharaan & perizinan 3.850.000 100,00 3.340.000 86,75
kendaraan Dinas/ Opr
4 Penyediaan Jasa kebersihan Kantor 92.633.500 100,00 92.241.623 99,58
5 Penyediaan alat tulis 176.058.375 100,00 174.842.516 99,31
6 Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan 240.837.550 100,00 238.218.950 98,91
7 Penyediaan komponen Instalasi listrik/Penerangan 115.546.200 100.00 100.642.130 87,10
bangunan ktr
8 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor 101.650.000 100,00 94.447.000 92,91
9 Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan 25.800.000 100,00 21.585.500 83,66
perundang-undangan
10 Penyediaan Makanan dan Minuman 324.332.000 100,00 309.770.750 95,51
11 Rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam & Luar 390.138.000 100,00 373.805.050 95,81
Daerah
12 Penyediaan Jasa Tenaga Pendukung Administrasi 60.164.000 100,00 55.176.000 91,71
Kantor
13 Penyediaan Jasa Pengamanan Kantor 104.850.000 100,00 104.460.000 99,63
14 Penyediaan Jasa Informasi, Dokumentasi dan 37.500.000 89,45 27.776.750 74,07
Publikasi
15 Penyediaan Jasa Pembinaan Fisik dan Mental 40.800.000 100,00 34.275.000 84,01
Aparatur
02 PROGRAM PENINGKATAN SARANA & 1.848.941.840 99,50 1.648.020.697 89,13
PRASARANA APARATUR
1 Pengadaan Komputer dan Jaringan Komputerisasi 163.800.000 100,00 160.510.000 97,99
2 Pengadaan Alat Studio, Alat Komunikasi dan 346.164.640 100,00 338.162.000 97,69
Informasi
3 Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Jabatan 52.000.000 100,00 49.569.986 95,33
4 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung kantor 503.875.000 100,00 497.176.200 98,67
5 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan 288.800.000 100,00 238.377.761 82,54
Dinas/Operasional
6 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Rumah 40.500.000 82,34 19.585.000 48,36
Jabatan
7 Pemeliharaan Rutin/Berkala Mobiler 48.549.500 100,00 45.005.500 92,70
8 Pemeliharaan Rutin/Berkala Instalasi dan Jaringan 212.752.700 100,00 130.489.250 61,33
9 Pemeliharaan Rutin/Berkala Peralatan dan 63.500.000 98,45 58.616.000 92,31
Perlengkapan kantor

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 24


REALISASI
Jumlah Dana
No KEGIATAN Fisik Keuangan %
(Rp) % (Rp)
1 2 3 4 5 6
10 Rehabilitasi sedang/ Berat Rumah Dinas/ Mess 90.000.000 100,00 89.529.000 99,48
11 Pengelolan, Pengawasan dan Pengendalian asset 39.000.000 100,00 21.000.000 53,85
SKPD

03 PROGRAM PENINGKATAN DISIPLIN APARATUR 179.550.000 100,00 161.614.150 90,01


1 Pengadaan Pakaian Dinas beserta perlengkapannya 179.550.000 100,00 161.614.150 90,01

05 PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS SUMBER 33.000.000 100,00 25.700.000 77,88


DAYA APARATUR
1 Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan 18.000.000 100,00 13.950.000 77,50
2 Bimtek implementasi peraturan Perundang- 15.000.000 100,00 11.750.000 78,33
undangan
06 PROGRAM PENINGKATAN PENGEMBANGAN 459.008.200 100,00 422.653.815 92,08
SISTEM PELAPORAN CAPAIAN KINERJA DAN
KEUANGAN
1 Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan ikhtisar 27.544.500 100,00 27.426.300 99,57
Realisasi Kinerja SKPD
2 Penatausahaan Keuangan SKPD 344.205.100 100,00 314.710.515 91,43
3 Penyusunan Perencanaan dan Pengganggran SKPD 87.258.600 100,00 80.517.000 92,27
15 PROGRAM OBAT DAN PERBEKALAN 5.236.233.865 100,00 4.906.448.355 93,70
KESEHATAN
1 Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan (Buffer 2.507.405.865 100,00 2.494.338.505 99,48
Stok)
2 Pengadaan Bahan Kimia/ Reagensia Labor 1.208.375.000 100,00 978.234.500 80,95
Kesehatan Padang.
3 Pengadaan obat-obatan , bahan habis pakai BKMM. 639.816.000 94,23 567.080.200 88,63
4 Pengadaan obat-obatan dan perbekalan kesehatan 700.000.000 100,00 693.077.300 99,01
BP4.
5 Pertemuan dan evaluasi program obat dan 39.620.300 98,90 33.136.700 83,64
perbekalan kesehatan
6 Pembinaan Program Obat dan Perbekkes 141.016.700 100,00 140.581.150 99,69

16 PROGRAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT 3.508.852.500 97,99 2.938.806.352 83,75


(UKM)
1 Pelayanan kesehatan masyarakat daerah terpencil. 100,00 95,19
146.892.600 139.828.200
2 Pengadaan buku KIA, dan Buku MP-ASI 458.587.500 100,00 211.901.900 46,21
3 Penilaian Puskesmas Berprestasi dan tenaga 169.685.000 100,00 132.220.400 77,92
kesehatan teladan
4 Pertemuan koordinasi program Kesmas. 226.904.500 100,00 192.268.350 84,74
5 Review Pelaksanaan Standar Pelayanan Kebidanan 36.188.700 100,00 28.309.100 78,23
( SPK)
6 Gerakan PKK KB-Kes. 47.717.100 100,00 41.177.100 86,29

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 25


REALISASI
Jumlah Dana
No KEGIATAN Fisik Keuangan %
(Rp) % (Rp)
1 2 3 4 5 6
7 Peningkatan Pelayanan Siaga & Tindak Siaga Medik 1.464.812.500 100,00 1.427.212.552 97,43
8 Pelatihan Home Care Community Puskesmas 38.310.000 100,00 28.261.000 73,77
9 Pertemuan peran sektor & organisasi dlm 42.324.600 100,00 38.849.600 91,79
mendukung program KIA
10 Pembinaan program kesehatan keluarga (Kesga). 61.062.000 100,00 60.514.600 99,10
11 Pemantauan dan pengamanan makanan (food 50.000.000 0,00 - -
security).
12 Pentaloka penurunan AKI dan AKB. 75.900.800 100,00 73.589.000 96,95
13 Peningkatan pelayanan kesehatan jiwa 109.201.000 100,00 82.184.200 75,26
14 Pertemuan Pengoptimalisasian Pelayanan 35.600.900 100,00 29.068.900 81,65
Penjaringan Kes. Di Sekolah
15 Pelatihan Hospital Prevarezness Disaster 32.538.300 100,00 26.961.200 82,86
Emergency (HOPE)
16 Sosialisasi Badan Pemberdayaan Puskesmas 22.352.800 100,00 19.150.500 85,67
17 Evaluasi Program KIA 55.030.500 100,00 49.835.700 90,56
18 TOT Kespro Darurat 68.097.400 100,00 60.546.250 88,91
19 Pembinaan Dlm Rangka Peningkatan Lab. Sbg 237.406.100 92,32 186.036.000 78,36
Labor Rujukan
20 Skrining dan Sharing Operasi Safari Katarak di Kab/ 14.417.000 100,00 13.573.600 94,15
Kota
21 Manunggal Sakato TNI KB/ KES 22.697.200 100,00 22.532.200 99,27
22 Pertemuan Tindak Lanjut Penanganan Kasus Gizi 93.126.000 100,00 74.786.000 80,31
Kurang

19 PROMOSI KESEHATAN DAN PEMBERDAYAAN 1.469.889.400 100,00 1.278.405.750 86,97


MASYARAKAT
1 Pengembangan media promosi & Komunikasi, 819.832.300 100,00 652.998.000 79,65
Informasi dan Edukasi.
2 Preventif, promosi kesehatan mata di 18 kab/kota. 93.700.000 100,00 88.700.000 94,66
3 Penyuluhan, pembinaan keluarga dan pemantauan 231.670.000 100,00 231.060.000 99,74
penderita TB.
4 Pertemuan Pengembangan Krida Saka Bhakti 24.885.100 100,00 22.460.550 90,26
Husada/Generasi Muda
5 Pembinaan dan evaluasi cakupan prilaku hidup 31.400.000 100,00 30.830.000 98,18
bersih sehat.
6 Pertemuan Pemanfaatan Herbal di Sumbar 53.175.000 100,00 52.787.400 99,27
7 Evaluasi Pengembangan PKRS di 19 RS 57.358.000 100,00 45.157.400 78,73
8 Jambore Kader PKK KB/ KES 37.417.000 100,00 97,59
36.515.000
9 Pembinaan dan Evaluasi Promosi Kesehatan dan 120.452.000 100,00 117.897.400 97,88
PM

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 26


REALISASI
Jumlah Dana
No KEGIATAN Fisik Keuangan %
(Rp) % (Rp)
1 2 3 4 5 6
20 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 2.205.194.270 100,00 1.836.059.350 83,26
1 Peningkatan pelayanan Gizi pada Balita 1.035.686.370 100,00 797.208.270 76,97
2 Pembinaan dan Monitoring program gizi 58.050.000 100,00 57.800.000 99,57
3 Pengadaan Brankar Anak 324.986.300 100,00 270.948.700 83,37
4 Pelatihan Makmin bagi Pengelola Makmin Kab/ Kota 38.843.800 100,00 36.060.580 92,83
5 Pelat Pnngktn Kpsits Petugas dlm PWS Gizi & 100,00 63.019.200 87,09
pemantauan Tumbang 72.363.200
6 Pelat. Peningkatan Kapasitas dlm Konseling ASI 285.225.200 100,00 277.546.600 97,31
7 Percepatan Penurunan Prevalensi Gizi Kurang di 33.874.700 100,00 32.139.300 94,88
Sumbar
8 Pertemuan Supervisi Fasilitator Penanganan Balita 356.164.700 100,00 301.336.700 84,61
Gizi Buruk
21 PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN 378.971.100 100,00 369.719.750 97,56
SEHAT
1 Sosialisasi & Rencana Adaptasi Masy. dlm 39.492.000 100,00 37.694.000 95,45
Peningkatan Kepedulian Pada Dampak Perubahan
Iklim
2 Pembinaan dan monitoring pencemaran lingkungan 120.185.600 100,00 119.833.350 99,71
di Kab/Kota
3 Monitoring dan Evaluasi PAMSIMAS 48.690.500 100,00 45.755.600 93,97
4 Pertemuan Monitoring dan Evaluasi Kab/ Kota Sehat 30.488.000 100,00 30.238.000 99,18
5 Pertemuan Peningkatan Prog. Penyehatan 140.115.000 100,00 136.198.800 97,21
Lingkungan di Kab/Kota

22 PENCEGAHAN & PENANGGULANGAN PENY. 776.999.500 100,00 654.027.700 84,17


MENULAR
1 Pert. Surveilance, pengamatan KLB dan 119.806.800 100,00 106.384.200 88,80
pemberantasan PTM
2 Pertemuan & Pengamanan Pelayanan Kesehatan 111.092.000 100,00 97.996.500 88,21
Haji
3 Pertemuan dan Pengendalian faktor resiko PTM 30.389.000 100,00 23.290.800 76,64
4 Pertemuan dan Penanggulangan penyakit kusta 64.676.900 100,00 58.812.300 90,93
5 Pertemuan dan Penanggulangan HIV/AIDS 57.333.900 100,00 48.974.900 85,42
6 Pertemuan dan Peningkatan program imunisasi. 33.100.000 100,00 27.966.250 84,49
7 Penanggulangan & Pemberantasan Demam 20.500.000 100,00 17.790.000 86,78
Berdarah Dengue (DBD).
8 Penanggulangan dan Pemberantasan penyakit 39.787.800 100,00 36.058.000 90,63
rabies.
9 Pertemuan dan Pemberantasan penyakit TB 34.357.000 100,00 22.458.600 65,37
10 Pelatihan dan Pemberantasan penyakit menular. 66.705.600 100,00 42.276.300 63,38
11 Pelatihan dan Penanggulangan Malaria 63.115.800 100,00 55.252.000 87,54

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 27


REALISASI
Jumlah Dana
No KEGIATAN Fisik Keuangan %
(Rp) % (Rp)
1 2 3 4 5 6
12 Penanggulangan Penyakit Filariasis 45.250.000 100,00 39.668.500 87,67
13 Survei Kecacingan 26.600.000 100,00 21.400.000 80,45
14 Pembinaan & Pemantauan Prog P2M dan PTM 64.284.700 100,00 55.699.350 86,64

26 PROGRAM PENGADAN, PENINGKATAN DAN 2.289.163.300 100,00 2.081.403.144 90,92


PRASARANA RS/ RUMAH SAKIT JWA/ RS PARU-
PARU/ RS MATA
1 Pengadaa alat kedokteran UPTD BKMM. 462.400.000 100,00 422.519.250 91,38
2 Pengadaan alat kedokteran BP4. 268.695.000 100,00 262.269.964 97,61
3 Peningkatan sarana & prasarana Bapelkes. 245.750.000 100,00 244.970.950 99,68
4 Penyediaan Fasilitas Perawatan Kes bagi Penderita 405.884.800 100,00 359.489.600 88,57
akibat dampak asap rokok

5 Peningkatan Sarana dan Prasarana BKMM 50.000.000 100,00 37.897.200 75,79


6 Pengadaan Sarana dan Prasarana Gudang Farmasi 124.108.500 100,00 116.217.280 93,64
Obat Prov.
7 Peningkatan sarana & prasarana BP 4 732.325.000 100,00 638.038.900 93,6

27 PROGRAM PEMELIHARAAN SARANA DAN 253.500.000 100,00 251.593.000 99,25


PRASARANA RS/ RSJ/ RS PARU-PARU/ RS
MATA
1 Pemeliharaan Alat medis & non Medis di Dinas 76.500.000 100,00 76.405.500 99,88
Kesehatan Provinsi.
2 Pemeliharaan alat labor & alat kesehatan di UPTD 177.000.000 100,00 175.187.500 98,98
Dinkes Provinsi.

33 PROGRAM PENINGKATAN SDM KESEHATAN 2.713.786.350 98,76 2.235.316.685 82,37


1 Pertemuan Perencanaan SDM & Pembinaan 30.202.400 89,56 22.382.030 74,11
Ketenagaan Kab/Kota, RS
2 Pertemuan dan Evaluasi SDM Kesehatan di Propinsi 26.280.000 100,00 24.215.500 92,14
3 Pelatihan pra tugas dokter/dokter gigi PTT. 134.672.500 100,00 114.434.100 84,97
4 Pendidikan pra tugas bidan PTT. 398.225.000 100,00 353.102.000 88,67
5 Pendidikan Dr Sub Spesialis/ Dokter Spesialis 473.086.000 100,00 397.890.400 84,11
6 Penempatan dan penarikan dr/drg dan bidan PTT. 233.149.500 100,00 124.256.470 53,29
7 Pertemuan dan Pelaksanaan ISO 9001 Thn 2008 di 200.000.000 92,50 119.332.750 59,67
Dinkes
8 Pelatihan Akreditasi RS 50.033.000 100,00 41.364.500 82,67
9 Pertemuan Pelaksanaan Perizinan Nakes Bagi Kab/ 30.372.000 100,00 25.900.600 85,28
Kota
10 Sosialisasi Peningkatan Mutu Yan Pusk. Dlm 29.284.000 100,00 20.188.400 68,94
Pelaksanaan ISO

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 28


REALISASI
Jumlah Dana
No KEGIATAN Fisik Keuangan %
(Rp) % (Rp)
1 2 3 4 5 6
11 Sosialisasi Pelaksanaan Uji Kompetensi Bidan bagi 25.058.000 100,00 16.715.800 66,71
Kab/ Kota
12 Pelatihan Peningkatan Mutu RS UPTD Provinsi 41.512.000 100,00 33.348.900 80,34
13 Pelatihan Akreditasi Laboratorium Kesehatan 29.914.500 100,00 23.876.700 79,82
14 Pembinaan Program Kegiatan Akreditasi, Registrasi 131.585.900 100,00 127.250.250 96,71
dan Sertifikasi
15 Magang Tenaga Labkes dalam dan Luar Provinsi 81.264.200 85,45 54.958.415 67,63
16 Penilaian Lab oleh KAN Dlm Rangka Evaluasi ISO 35.000.000 100,00 16.795.750 47,99
17025
17 Peningkatan SDM Siaga Bencana 281.877.000 100,00 278.776.880 98,90
18 Pelatihan Tim Penanggulangan Bencana Dinkes 60.690.000 100,00 56.689.950 93,41
19 Pelatihan Analisa Kualitatif dan Kuantitatif Litbang 42.055.900 100,00 35.796.300 85,12
20 Peningkatan SDM Tenaga Bapelkes 24.100.000 75,00 10.000.000 41,49
21 Monev Pasca Pelatihan SDM Kes dan Litbang 91.003.200 100,00 86.503.190 95,06
22 Pelatihan TOT Assesor Perawat ke Pusat 66.532.000 100,00 65.567.600 98,55
23 Pelatihan Bank Darah/ PMI RS Kab/ Kota 28.504.800 100,00 25.257.700 88,61
24 Pembinaan dan Pengawasan Makmin, Alkes dan 115.824.700 100,00 114.784.200 99,10
Bank Darah/ PMI
25 Pelatihan Alkes bagi Pengelola Askes Kab/ Kota 53.559.750 100,00 45.928.300 85,75

34 PROGRAM KEBIJAKAN & MANAJEMEN 5.865.749.300 100,00 5.683.366.106 96,89


PEMBANGUNAN KES
1 Penatausahaan organisasi dan humas 130.334.800 100,00 115.009.800 88,24
2 Pertemuan evaluasi SIK kab/kota dan Prop. 54.596.000 100,00 41.057.080 75,20
3 Pelatihan pengembangan SIK 29.260.000 100,00 23.670.250 80,90
4 Evaluasi Jamkesda pada 19 Kab/Kota 23.917.200 100,00 20.420.500 85,38
5 Peningkatan prog pembiayaan & Jaminan Pelayanan 4.048.703.600 100,00 4.030.490.446 99,55
Kesehatan Daerah (Jamkesda)
6 Monitoring Pelaksanaan Jamkesda/Jamkesmas 128.565.500 100,00 128.554.000 99,99
7 Pembinaan Ketenagaan dan Barang Daerah 166.919.500 100,00 165.143.200 98,94
8 Bimtek dan Monev Perencanaan Hukum Kesehatan 214.578.600 100,00 146.423.800 68,24
9 Pertemuan Koordinasi Bid. Kes. Prov Sumbar 396.139.800 100,00 368.939.400 93,13
10 Sinkronisasi dan Integrasi Perenc. Dan 71.204.600 100,00 64.361.600 90,39
Penganggaran Keshatan
11 Bimtek Kesiapsiagaan Bencana 182.024.300 100,00 180.361.830 99,09
12 Pertemuan Konsolidasi Tim Sub Regional dg Kab/ 45.538.100 100,00 45.437.900 99,78
Kota dan RS
13 Pemantauan Daerah Pra dan Pasca Bencana 118.750.000 100,00 118.740.000 99,99
14 Pertemuan Perencanaan Pra dan Pasca Bencana 51.410.600 100,00 51.040.600 99,28

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 29


REALISASI
Jumlah Dana
No KEGIATAN Fisik Keuangan %
(Rp) % (Rp)
1 2 3 4 5 6
15 Pelatihan Aplikasi Data SIK 26.844.900 100,00 18.957.900 70,62
16 Sosialisasi Ranperda Jamkesmas 44.950.500 100,00 38.752.750 86,21
17 Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan dan 23.611.300 100,00 17.865.050 75,66
Pelaporan
18 Bimtek dan Monitoring Sistem Informasi Manajemen 108.400.000 100,00 108.140.000 99,76
& Pelaporan

35 PROGRAM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 434.105.200 100,00 298.874.100 68,85


KESEHATAN
1 Survey rumah tangga sehat. 434.105.200 100,00 298.874.100 68,85
TOTAL 30.631.336.250 99,62 27.245.865.876 88,95

ANALISIS PER PROGRAM


Dari 16 Program yang dilaksanakan oleh SKPD Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat secara fisik
keseluruhan sudah mencapai realisasi diatas 75%. Sedangkan untuk 145 kegiatan yang dilaksanakan masih
terdapat 21 kegiatan yang pencapaiannya realisasi keuangannya masih dibawah 75%.

1. Pencapaian Program Pelayanan Adminstrasi Perkantoran


Program Pelayanan Administrasi perkantoran dengan jumlah dana Rp. 2.978.391.425,- dengan
realisasi fisik 99,79% dan keuangan Rp. 2.453.856.922,- (82,39%). Terdapat 3 kegiatan yang realisasi
keuangannya belum mencapai 75% yaitu pada kegiatan :
- Penyediaan jasa Surat Menyurat realisasi fisik 91,00% dengan realisasi keuangan 65,79%,
- Penyediaan jasa komunikasi, sumberdaya air dan listrik dengan realisasi fisik 100% dan
keuangan 65,09%.
- Penyediaan jasa informasi, dokumentasi dan publikasi dengan realisasi89,45% dan keuangan
74,07%
Hal ini disebabkan oleh terdapat sisa dari pembelian perangko dan pengiriman paket , adanya
efisiensi sehingga pembayaran listrik, air dan telepon sesuai dengan pemakaian dan sisa dari biaya
cetak dokumentasi

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 30


2. Pencapaian Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
Pencapaian program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur dengan 13 kegiatan dengan
jumlah anggaran Rp. 1.848.941.840,- dengan realisasi fisik 99,50% dan keuangan Rp.
1.648.020.697,- (89,13%). Terdapat 3 kegiatan yang mencapai realisasi dibawah 75% yaitu :
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Rumah Jabatan dengan realisasi fisik 100% dan keuangan 48,36%,
- Pemeliharaan Rutin/Berkala Instalasi dan Jaringan dengan realisasi fisik 100% dan keuangan
61,33%.
- Pengelolan, Pengawasan dan Pengendalian asset SKPD dengan realisasi fisik 100% dan
keuangan 53,85%.
Hal ini disebabkan oleh karena adanya sisa belanja bahan material karena tidak banyak barang yang
perlu diperbaiki, sisa dari pemeliharaan air, telepon, karena tahun ini biaya yang digunakan sebagian
besar untuk jaringan listrik dan sisa dari honor untuk panitia pengadaan langsung, sementara untuk
honor panitia sudah dialokasikan pada masing-masing kegiatan.

3. Pencapaian Program Peningkatan Disiplin Aparatur


Secara keseluruhan Program Peningkatan Disiplin Aparatur dengan 1 kegiatan dengan jumlah
anggaran Rp. 179.550.000,- dengan realisasi fisik 100% dan relasisasi keuangan Rp. 161.614.150,-
(90,01%). Kegiatan terealisasi diatas 75%.

4. Pencapaian Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur


Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur dengan 2 kegiatan, jumlah anggaran
Rp. 33.000.000,- realisasi fisik 100% dan realisasi keuangan Rp. 25.700.000,- (77,88%). Kegiatan
terelaisasi diatas 75%.

5. Pencapaian Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporanan Capaian Kinerja Keuangan.


Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporanan Capaian Kinerja Keuangan dengan 3 Kegiatan
jumlah anggaran Rp. 459.008.200,- dengan realisasi fisik 100% dan realisasi keuangan
Rp. 422.653.815,- (92,08%). Kegiatan terlaksana keseluruhan dengan capaian diatas 75%

6. Pencapaian Program Obat Dan Pembekalan Kesehatan


Program Obat Dan Pembekalan Kesehatan dengan 6 kegiatan, jumlah anggaran Rp. 5.236.233.865,-
dengan realisasi secara fisik 100% dan realisasi keuangan Rp. 4.906.448.355,- (93,70%). Seluruh
kegiatan terealisasi diatas 75%.

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 31


7. Pencapaian Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan 22 kegiatan, alokasi anggaran 3.508.852.500,-
realisasi secara fisik 97,99% dan realisasi keuangan Rp. 2.938.806.352,- (83,75%). Terdapat 3
kegiatan yang pencapaiannnya dibawah 75%, yaitu pada kegiatan :
- Pengadaan Buku KIA dan Buku MP-ASI realisasi fisik 100% dan keuangan 46,21%
- Pelatihan Home Care Community Puskesmas realisasi fisik 100% dan realisasi keuangan
73,77%
- Pemantauan dan pengamanan makanan (food security) dengan realisasi fisik 0% dan keuangan
0%
Hal ini disebabkan oleh : Adanya sisa tender, sisa dari pelatihan dan tidak terlaksananya kegiatan
karena pada tahun ini tidak ada kunjungan tamu VVIP (RI 1 dan RI 2) yang berkunjung ke Sumatera
Barat

8. Pencapaian Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat


Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat dengan 9 kegiatan, alokasi anggaran
Rp. 1.469.889.400,- dengan realisasi fisik 100% dan keuangan Rp. 1.278.405.750,- (86,97%).
Kegiatan terlaksanana keseluruhan dengan capaian diatas 75%

9. Pencapaian Program Perbaikan Gizi Masyarakat


Program Perbaikan Gizi Masyarakat dengan 8 kegiatan, alokasi anggaran Rp. 2.205.194.270,-
dengan realisasi secara fisik 100% dan relaisasi keuangan Rp. 1.836.059.350,- (83,26%). Kegiatan
keseluruhan mencapai diatas 75%.

10. Pencapaian Program Pengembangan Lingkungan Sehat


Program Pengembangan Lingkungan Sehat dengan 5 kegiatan, alokasi anggaran Rp. 378.971.100,-
dengan realisasi secara fisik 100% dan relaisasi keuangan Rp. 369.719.750,- (97,56%). Kegiatan
terlaksana keseluruhan dengan capaian realisasi diatas 75%.

11. Pencapaian Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit (Menular/Tidak Menular)


Program Pencegahan Dan Penanggulangan Penyakit (Menular/Tidak Menular) dengan 14 kegiatan
dengan jumlah anggaran Rp. 776.999.500,- dengan realisasi fisik100% dan realisasi keuangan
Rp. 654.027.700,- (84,17%). Terdapat 2 kegiatan dengan realisasi dibawah 75% yaitu :
- Pertemuan Pemberantasan Penyakit TB dengan realisasi fisik 100% dan keuangan 65,37% dan

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 32


- Pelatihan dan Pemberantasan penyakit Menular dengan realisasi fisik 100% dan realisasi
keuangan 63,38%.
Hal ini disebabkan oleh adanya sisa dari kegiatan pelatihan seperti sisa dari honor Narasumber, biaya
akomodasi, makan dan minum peserta dari peserta yang tidak hadir pada acara pertemuan tersebut.

12. Pencapaian Program Pengadaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit
Mata/Rumah Sakit Paru.
Program Pengadaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit
Mata/Rumah Sakit Paru dengan 7 kegiatan, dengan alokasi anggaran Rp. 2.289.163.300,- dengan
realisasi fisik 100% dan realisasi keuangan Rp. 2.081.144,- (90,92%). Kegiatan seluruhnya terealisasi
diatas 75%.

13. Pencapaian Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah
Sakit Mata/Rumah Sakit Paru.
Program Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit
Mata/Rumah Sakit Paru dengan 2 kegiatan, alokasi anggaran Rp. 253.500.000,- dengan realisasi fisik
100% realisasi keuangan Rp. 251.593.000,- (99,25%). Semua kegiatan terealisasi diatas 75%.

14. Pencapaian Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan


Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan dengan 25 kegiatan, alokasi anggaran
2.713.786.350,- dengan realisasi fisik 98,76% realisasi keuangan Rp. 2.235.316.685,- (82,37%).
Terdapat 8 kegiatan yang realisasi keuangannya berada dibawah 75%, yaitu pada kegiatan :
- Pertemuan Perencanaan SDM & Pembinaan Ketenagaan Kab/Kota, RS realisasi fisik 89,56%
dan realisasi keuangan 74,11%,
- Penempatan dan penarikan dr/drg dan bidan PTT realisasi fisik 100% realisasi kuangan
53,29%,
- Sosialisasi Peningkatan Mutu Pelayanan Puskesmas dalam Pelaksanaan ISO realisasi fisik
92,50% realisasi kuangan 68,94%,
- Sosialisasi Peningkatan Mutu Yan Pusk Dalam Pelaksanaan ISO realisasi fisik 100% realisasi
kuangan 68,94%,
- Sosialisasi Pelaksanaan Uji Kompetensi Bidan bagi Kab/ Kota realisasi fisik 100% realisasi
kuangan 66,71%,
- Magang Tenaga Labkes dalam dan Luar Provinsi realisasi fisik 85,45% realisasi kuangan
67,63%

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 33


- Penilaian Lab oleh KAN Dlm Rangka Evaluasi ISO 17025 realisasi fisik 100% realisasi kuangan
47,99%
- Peningkatan SDM Tenaga Bapelkes realisasi fisik 75,00% realisasi kuangan 41,49%.
Hal ini disebabkan oleh adanya sisa pelatihan, pada penempatan tenaga PTT dari jumlah yang
direncanakan tidak sesuai dengan yang dikirim dari Pusat, dan untuk penarikan sebagian tenaga PTT
memperpanjang masa baktinya, biaya sertifikasi ISO karena tim pusat yang akan melakukan evaluasi
belum bisa melakukan evaluasi, tidak dilaksanakannya magang di LIPI karena tahun ini LIPI tidak
mengagendakan untuk magang yang akan diikuti, pelaksanaan assesment ISO oleh KAN hanya
menggunakan 2 hari sesuai dengan standar ISO serta pelatihan untuk pengaman di Bapelkes tidak
terlaksana karena pihak Polda juga pada tahun ini tidak melaksanakan kegiatan tersebut.

15. Pencapaian Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan


Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan dengan 18 kegiatan, alokasi anggaran
Rp. 5.865.749.300,- realisasi fisik 100% dan realisasi kuangan Rp. 5.683.366.106,- (96,89%).
Terdapat 2 kegiatan yang realisasinya berada dibawah 75% yaitu :
- Bimtek dan Monev Perencanaan Hukum Kesehatan dengan realisasi fisik 100% dan realisasi
kuangan 68,24%
- Pelatihan Aplikasi Data SIK dengan realisasi fisik 100% realisasi kuangan 70,62%.
Hal ini disebabkan oleh adanya sisa dari perjalanan dinas dalam rangka monitoring pelaksanaan
DHS2 dan adanya sisa dari pelatihan Aplikasi SIK

16. Pencapaian Program Penelitian dan Pengambangan Kesehatan


Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan dengan 1 kegiatan, alokasi anggaran Rp.
434.105.200,- dengan realisasi fisik 100% dan realisasi kuangan Rp. 298.874.100,- (68,85%).
Kegiatan Survey rumah tangga sehat terealisasi 68,85%.
Hal ini disebabkan oleh adanya efisiensi pembayaran transport dan uang harian dari enumerator, yang
mana dalam pelaksanaan untuk 1 kali kelapangan akan mengunjungi 7 KK dengan waktu
pelaksanaan 2 hari sementara pada DPA 1 KK dilaksanakan 1 hari.
Rincian Program dan Kegiatan sebagaimana terlihat pada Tabel. T.II..1 sebagaimana terlampir.

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 34


2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

Keberhasilan pembangunan kesehatan di Sumatera Barat dapat di ukur dari perkiraan peningkatan derajat
kesehatan antara lain dari Umur Harapan Hidup (UHH), Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran
hidup, Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 kelahiran hidup dan Prevalensi Gizi kurang pada balita.
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan dari program yang telah ditetapkan pada tahun 2011 dalam upaya
pencapaian Indikator Kinerja Utama Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, dapat dilihat dari uraian sbb
:
Tabel 1. Pencapaian Indikator Kinerja Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA Satuan TARGET REALISA %


(1) (2) (3) (4) SI
(5) (6)
Peningkatan Derajat Kesehatan 1. Meningkatnya Umur Harapan Hidup; Tahun 71,12 *) -
Masyarakat 2. Menurunnya Angka Kematian Ibu melahirkan; per 100.000 KH 190,00 *) -
3. Menurunnya Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup; per 1.000 KH 22,00 *) -
4. Menurunnya Angka Gizi Kurang (BB/TB); % 8,20 *) -
5. Penemuan kasus baru Tuberculosis ; % 55,00 57,77 105,04
6 Menurunnya kasus Malaria ( Annual Paracite Index-API) ; per 1000 pdd ≤ 2,00 0,30 666,67
7. Persentase ODHA yang diobati % 90,00 100,00 111,11
8. Meningkatnya cakupan immunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan ; % 80,00 89,00 111,25
9. Persentase penduduk yang memiliki Akses Air Minum yang berkualitas; % 64,00 67,74 105,84
10. Persentase penduduk yang menggunakan Jamban Sehat; % 67,00 69,02 103,01
11. Jaminan pemeliharaan kesehatan (total coverage) % 63,80 61,60 96,55
12. Pemanfaatan tempat tidur (BOR=Bed Occupation Rate) di 4 RS Provinsi % 71,00 74,20 104,51

Dari 12 indikator kinerja yang harus dicapai Dinas Kesehatan, 7 (tujuh) diantaranya telah mencapai
target, 1 (satu) yaitu Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (Total Coverage) belum dapat mencapai target
pada tahun 2011. Sementara 4 (empat) indikator lainnya belum dapat diukur, menunggu penilaian yang
dilakukan oleh BPS (Biro Pusat Statistik)
1. Meningkatnya Umur Harapan Hidup;
Umur Harapan Hidup (UHH) dari 68,9 tahun pada tahun 2008 meningkat menjadi 70,4 tahun pada
tahun 2009.
2. Menurunnya Angka Kematian Ibu melahirkan;
Angka Kematian Ibu (AKI) menurun dari 211,9 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2008 menjadi
209 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009.
Dalam rangka upaya penurunan AKI dan AKB di Propinsi Sumatera Barat Pemerintah daerah telah
berhasil melaksanakan program – program kesehatan Ibu dan Anak yang terlihat dalam pencapaian
target dari indikator-indikator :
- Sebanyak 97,1% Ibu hamil telah diperiksa kehamilannya pertama kali (target 96%)

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 35


- Sebanyak 86% Ibu hamil yang telah diperiksa kehamilannya sebanyak empat kali (target 86%)
- Sebayak 86,1% Ibu bersalin yang telah ditolong oleh tenaga kesehatan (Target 86%)
- Sebanyak 70% Ibu Hamil yang mengalami komplikasi telah tertangani dengan baik (Target 63%).
- Sebanyak 84 Puskesmas di Kabupaten Kota yang telah dilatih agar mampu melaksanakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
- Sebanyak 88,1 % Bayi berusia 6-48 jam telah diperiksa kesehatannya (Target 80%)
- Sebanyak 80,1% Bayi berusia 6 jam – 28 hari yang telah diperiksa kesehatannya (Target 80%)
- Sebanyak 83% Anak Balita usia 1-5 Tahun telah diperiksa kesehatannya (Target 80%)
- Sebanyak 93,19% Anak Sekolah dasar yang telah dilakukan Penjaringan Kesehatan
- Sebanyak 95% Puskesmas di Kabupaten dan Kota yang telah mampu memberikan pelayanan
Kesehatan pada remaja (Target 60%).
Berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan tersebut :
1) Peningkatan Kualitas SDM petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat melalui berbagai pelatihan (Pelatihan PONED, Pelatihan Asuhan Persalinan Normal,
Pelatihan Manajemen Asfiksia dan BBLR, PONEK).
2) Pertemuan Koordinasi, sinkronisasi dan sinergisitas anatara Dinas Kesehatan Propinsi dengan
Dinas Kesehatan Kab / Kota , dan Instansi terkait.
3) Peningkatan fasilitas Sarana Kesehatan: Alat PONED, alat resusitasi bayi baru lahir, bidan KIT,
obat-obat untuk kejadian kasus komplikasi pada Ibu dan Bayi, penyediaan Vitamin K, salep mata
bagi bayi baru lahir baik melalui APBD, APDBN dan bantuan pemerintah Pusat dan Luar Negeri.

3. Menurunnya Angka Kematian Bayi per 1.000 kelahiran hidup;


Angka Kematian Bayi (AKB) menurun dari 28,5 per mil pada tahun 2008 menjadi 26 per mil pada
tahun 2009.

4. Menurunnya Angka Gizi Kurang (BB/TB);


Adalah jumlah semua kasus gizi kurang dari indikator (Berat Badan/Tinggi Badan) atau yang berada
di bawah garis Kartu Menuju Sehat (KMS) tanpa atau dengan tanda-tanda klinis dalam kurun
periode 1 tahun.
Secara Nasional status gizi balita sudah mencapai target yaitu 8,2% dari target ≤ 15%, walaupun
demikian masih terdapat beberapa Kabupaten/Kota yang masih berada diatas target. Hal ini
disebabkan karena terbatasnya dana APBD di daerah tersebut. Prevalensi gizi kurang pada balita
menurun dari 15,7% pada tahun 2010 menjadi 8,2% pada tahun 2011.

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 36


Pemerintah Sumatera Barat telah berhasil memperbaiki Status Gizi Masyarakat, terlihat dari hasil
Riskesas 2010 jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2007. Perbaikan status Gizi Masyarakat
ini berdasarkan adanya penurunan Balita Gizi Buruk (BB/U) dari 6,0% menjadi 2,8%, Balita Gizi
Kurang (BB/TB) dari 15,7% menjadi 8,2%, dan Balita yang mempunyai Tubuh Pendek dari 36,2%
menjadi 32,8%.
Upaya-upaya yang telah dilakukan Pemerintah Propinsi Sumatera Barat untuk mendukung
penurunan status gizi balita tersebut adalah :
1) Penimbangan 70,5% balita setiap bulannya (Target 70%)
2) Pembentukan 14 klinik gizi buruk yang tersebar di 9 Kab/Kota :
- Kota Padang (Puskesmas Nanggalo),
- Kab. Pasaman (Puskesmas Pegangbaru)
- Kab. Agam (Puskesmas Pekan Kamis, Puskesmas Lubuk Basung)
- Kota Solok (Puskesmas Tanah Garam)
- Kab. Solok Selatan (Puskesmas Lubuk Gadang)
- Kab. Dharmasraya (Puskesmas Sungai Rumbai, Puskesmas Koto Baru, Puskesmas
Sitiung I)
- Kab. Tanah Datar (Puskesmas Ali Hanafiah)
- Kab. Lima Puluh Kota (Puskesmas Dangung-Dangung, Puskesmas Kapur IX, Puskesmas
Pangkalan) dan
- Kota Pariaman (Puskesmas Kampung Baru Padusunan)
3) Pelatihan tatalaksana kasus gizi buruk bagi petugas untuk puskesmas rawatan dan RS. Telah
dilatihPuskesmas rawatan (95%) dan RS (73%). Direncanakan tahun 2012 semua puskesmas
rawatan dan RS telah terlatih penatalaksanaan kasus gizi buruk
4) Pelatihan konselor ASI pada pengelola program gizi di Propinsi, Kab/Kota dan Puskesmas untuk
mendukung pemberian asi esklusif pada bayi 0-6 bulan
5) Pemberian kapsul Vit A pada 86,7% balita (6 – 59 bulan) bulan Februari dan Agustus.
6) Konsumsi garam beryodium pada 95,1% rumah tangga (Target 95%)
7) Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) bagi 2.314 balita gakin yang berstatus gizi
kurang untukmeningkatkan status gizi balita

5. Penemuan kasus baru Tuberculosis ;


Angka yang menunjukan persentase pasien TB baru BTA (+) yang menyelesaikan pengobatan (baik
yang sembuh maupun yang pengobatan lengkap) diantara pasien TB baru BTA (+) yang tercatat
dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam waktu 1 tahun.

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 37


Penemuan Kasus Baru Tuberkulosis (Case Detection Rate=CDR) tuberculosis paru meningkat dari
54,39 pada tahun 2010 menjadi dari 57,77% pada tahun 2011. Penanggulangan Tuberkulosis sudah
mengalami peningkatan, namun masih perlu mendapat perhatian dalam meningkatkan
pengendaliannya untuk masa yang akan datang.
Dinkes bersama UPK (Puskesmas, RS, dan Dokter Praktek Swasta) telah berhasil meningkatkan
kesuksesan pengobatan penderita TB 91,28% (diatas target nasional yaitu 85%)
Perlunya peran serta dari seluruh lini agar dapat meningkatkan penemuan, baik sektor kesehatan,
sektor terkait maupun masyarakat. Bagi masyarakat, jika batuk datanglah ke sarana pelayanan
kesehatan terdekat dan jika batuk lebih dari 2 minggu, kemungkinan adalah 3B : Bukan Batuk Biasa

6. Menurunnya kasus Malaria ( Annual Paracite Index-API) ;


Angka kesakitan malaria merupakan jumlah penderita malaria per 1000 penduduk dalam 1 tahun
(API). Cakupan program Malaria sudah mengalami peningkatan, namun masih perlu mendapat
perhatian dalam meningkatkan pengendaliannya untuk masa yang akan datang. Penemuan kasus
malaria, berdasarkan Annual Parasite Indeks (API) meningkat dari 0,03 per 1.000 penduduk pada
tahun 2010 menjadi 0,30 per 1.000 penduduk pada tahun 2011.
Penemuan kasus yang semakin meningkat karena banyak daerah yang baru dibuka termasuk
pertambangan, PLTU. Upaya yang harus dilakukan masyarakat adalah 3 M Plus, pemakaian
kelambu di daerah endemis dan jika keluar malam di daerah endemis hendaknya memakai baju
tangan panjang atau repelent.

7. Persentase ODHA yang diobati


Jumlah ODHA yang layak dan mendapat pengbatan ART. 100% Orang Dengan HIV/AIDS telah
menerima pengobatan sesuai kebutuhannya.
Penanggulangan HIV/AIDS, sudah mengalami peningkatan, namun masih perlu mendapat perhatian
dalam meningkatkan pengendaliannya untuk masa yang akan datang. Penemuan kasus HIV/AIDS
meningkat dengan meningkatnya keterbukaan masyarakat terhadap penyakit ini, sampai saat ini
tercatat 722 kasus HIV/AIDS di Sumatera Barat, dimana pada tahun 2011 terdapat 130 kasus AIDS
baru.

8. Meningkatnya cakupan immunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan ;


Cakupan program Immunisasi menunjukkan penurunan disebabkan karena adanya berbagai mitos
tentang imunisasi. Cakupan imunisasi dasar menurun dari 98,9% pada tahun 2010, disebabkan

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 38


karena beberapa mitos negative tentang imunisasi, menjadi 89% pada tahun 2011 (tetapi tetap telah
mencapai target yang telah ditetapkan).
Desa atau kelurahan UCI ialah desa/kelurahan dimana >80 % dari jumlah bayi yang ada didesa
tersebut sdh mendapat imunisasi dasar lengkap
Permasalahan :
- Adanya sejumlah isu tentang imunisasi sehingga menurunkan cakupan.
- Telah dilakukan sosialisasi dan advokasi pada lintas sektor dan tokoh agama serta tokoh
masyarakat tentang pentingnya imunisasi untuk kesehatan buah hati di aula Gubernuran yang
dihadiri langsung oleh Bapak Gubernur
Meningkatkan penyuluhan pada masyarakat bahwa imunisasi adalah upaya paling efektif dalam
mencegah penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti campak, polio, difteri, dll

9. Persentase penduduk yang memiliki Akses Air Minum yang berkualitas;


Persentase penduduk yang memiliki akses air minum yang berkualitas meningkat dari target 64%
menjadi 67,74% pada tahun 2011, hal ini disebabkan karena air merupakan kebutuhan dasar dalam
kehidupan masyarakat yang harus dipenuhi disamping itu adanya program dan kegiatan yang
mendukung dalam pencapaian Perluasan Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat seperti
(PAMSIMAS) Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) dan PPSP (Program
Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman) di Kab/Kota sementara untuk daerah perkotaan
ditunjang oleh PDAM, adanya peningkatan investor air minum berbasis institusi melalui investasi
Pemda, swasta dan kemitraan.

10. Persentase penduduk yang menggunakan Jamban Sehat;


Persentase penduduk yang menggunakan jamban sehat, meningkat dari 67,00% menjadi 69,02%
pada tahun 2011, hal ini juga berkat adanya peningkatan terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) terutama dalam penggunaan jamban sehat dan adanya Perluasan dan Pengarusutamaan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dalam bentuk kegiatan pemicuan merubah
perilaku masyarakat tidak buang air besar sembarangan akan tetapi buang air besar ke jamban serta
adanya mekanisme monitoring untuk mempertahankan semua masyarakat di komunitas mempunyai
akses jamban

11. Jaminan pemeliharaan kesehatan (total coverage)


Program Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat miskin (jamkesmas) telah di laksanakan sejak tahun
2005 dan di Sumatera Barat dilaksanakan program jaminan kesehatan daerah di mulai tahun 2007,

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 39


untuk menampung masyarakat miskin/tidak mampu yang belum tertampung pada program
Jamkesmas. Program Jamkesda tersebut dengan pola sharing dana antara Provinsi dan
Kabupaten/Kota yaitu 50 % Provinsi dan 50 % Kabupaten/Kota dengan iuran premi Rp. 10.000,-
/orang/bulan dikalikan 12 bulan atau Rp. 120.000/orang/Tahun.
Total coverage adalah jumlah masyarakat yang dijamin pemeliharaan kesehatannya. Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan pada tahun 2011 belum mencapai target, untuk tahun 2012 direncanakan
akan diluncurkan Jaminan Kesehatan SUMBAR SAKATO. Sharing dana Kab/Kota belum optimal.
Kota sudah Total Coverage kecuali Kota Padang

12. Pemanfaatan tempat tidur (BOR=Bed Occupation Rate) di 4 RS Provinsi


Pemanfaatan tempat tidur (BOR di 4 RS Provinsi) mencapai 74,20% dari target 71% pada tahun
2011.

Pencapaian Kinerja pelayanan SKPD terlihat pada Tabel. T.2.2 sebagaimana terlampir.

2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas Pokok dan Fungsi SKPD


Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah Di Bidang
Kesehatan ( Perda Nomor 4 Tahun 2008 ).
Dinas Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan Desentralisasi dan Tugas Dekonsentrasi
dibidang kesehatan berdasarkan Perda Nomor 4 tahun 2008 dan Pergub Nomor 66 tahun 2008.
Fungsi Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat adalah :
a) Penyusunan kebijakan teknis dibidang kesehatan
b) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang kesehatan
c) Pembinaan dan pelaksanaan urusan di bidang kesehatan
d) Pembinaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas ( UPTD )
e) Pelaksanaan Urusan Tata Usaha Dinas

Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. Dalam melaksanakan tugasnya kepala dinas dibantu oleh :
1. Sekretariat, terdiri dari :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Program

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 40


2. Bidang Penanggulangan Penyakit dan Bencana terdiri dari :
a. Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
b. Seksi Penyehatan Lingkungan
c. Seksi Penanggulangan Masalah Akibat Bencana
3. Bidang Sumber Daya Kesehatan terdiri dari :
a. Seksi Diklat & Litbang
b. Seksi Perbekalan Kesehatan
c. Seksi Pembiayaan Kesehatan & Kerjasama Luar Negeri
4. Bidang Informasi Kesehatan & Pemberdayaan Masyarakat terdiri dari :
a. Seksi Promosi dan Pemberdayaan
b. Seksi Pengawasan dan Tekhnologi Kesehatan
c. Seksi Informasi Kesehatan dan Pelaporan
5. Bidang Peningkatan Pelayanan Kesehatan, terdiri dari :
a. Seksi Upaya Kesehatan Masyarakat & Rujukan
b. Seksi Gizi & Kesehatan Keluarga
c. Seksi Registrasi, Akreditasi Dan Sertifikasi Kesehatan
6. Dinas Kesehatan mempunyai 4 (empat) buah UPT Dinas yaitu :
a. Balai Kesehatan Mata Masyarakat ( BKMM ).
b. Balai Laboratorium Kesehatan ( Labkes )
c. Balai Pelatihan Kesehatan ( Bapelkes ).
d. Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru ( BP4 ) Lubuk Alung.
7. Selain itu Dinas Kesehatan ditunjang oleh 4 (empat) buah UPT (Unit Pelaksana Tekhnis) Pemda
Propinsi Sumatera Barat yang langsung bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah Propinsi yaitu :
a. RS. Achmad Muchtar Bukittinggi.
b. RSUD Pariaman.S
c. RSUD Solok.
d. RS. Jiwa HB Saanin

Sesuai dengan PP 38 dan PP 41 tahun 2007, maka urusan pemerintah daerah Propinsi dalam Bidang
Kesehatan mencakup :
a) Penyelenggaraan surveylance epidemiologi penyelidikan KLB skala propinsi
b) Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular skala propinsi
c) Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan penyakit tidak menular tertentu skala propinsi

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 41


d) Pengendalian operasional penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan wabah
e) Penyelenggaraan pencegahan dan penanggulangan pencemaran lingkungan skala propinsi
f) Penyelenggaraan surveylance gizi buruk skala propinsi
g) Pemantauan penanggulangan gizi buruk skala propinsi
h) Bimbingan dan pengendalian pelayanan kesehatan jemaah haji
i) Pengelolaan pelayanan kesehatan rujukan sekunder dan tersier tertentu
j) Bimbingan dan pengendalian upaya kesehatan pada daerah perbatasan, terpencil, rawan dan
kepulauan.
k) Registrasi, akreditasi, sertifikasi sarana kesehatan sesuai peraturan perundang-undangan.
l) Pemberian rekomendasi izin sarana kesehatan tertentu yang diberikan oleh pemerintah.
m) Pemberian izin sarkes meliputi RS kelas B non pendidikan, rumah sakit khusus, rumah sakit swasta
serta sarana kesehatan penunjang lainnya.
n) Pengelolaan / penyelenggaraan bimbingan pengendalian jaminan pemeliharaan kesehatan skala
propinsi
o) Penempatan tenaga kesehatan strategis, pemindahan tenaga tertentu antar kab/kota.
p) Pendayagunaan tenaga kesehatan skala propinsi
q) Pelatihan diklat fungsional dan teknis
r) Penyediaan dan pengelolaan buffer stock obat propinsi, alat kesehatan, reagensia dan vaksin
lainnya.
s) Sertifikasi sarana produksi dan distribusi alat kesehatan perbekalan kesehatan rumah tangga (
PKRT )
t) Penyelenggaraan promosi kesehatan
u) Penyelenggaran penelitian dan pengembangan kesehatan yang mendukung perumusan kebijakan
propinsi dan pengelolaan survei kesehatan daerah
v) Penyelenggaraan kerjasama luar negeri
w) Pembinaan monitoring dan evaluasi dan pengelolaan SIK (Sistem Informasi Kesehatan )

2.3.1. Tingkat Kinerja Pelayanan SKPD


Gambaran kondisi umum pembangunan kesehatan di dapatkan dari hasil evaluasi kegiatan Tahun 2011
2.3.1.1. Program Kesehatan Keluarga
Dalam rangka upaya penurunan AKI dan AKB di Propinsi Sumatera Barat Pemerintah daerah
telah berhasil melaksanakan program – program kesehatan Ibu dan Anak yang terlihat dalam
pencapaian target dari indikator-indikator :
1) Sebanyak 97,1% Ibu hamil telah diperiksa kehamilannya pertama kali (target 96%)

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 42


2) Sebanyak 86% Ibu hamil yang telah diperiksa kehamilannya sebanyak empat kali (target
86%)
3) Sebayak 86,1% Ibu bersalin yang telah ditolong oleh tenaga kesehatan (Target 86%)
4) Sebanyak 70% Ibu Hamil yang mengalami komplikasi telah tertangani dengan baik (Target
63%).
5) Sebanyak 84 Puskesmas di Kabupaten Kota yang telah dilatih agar mampu melaksanakan
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED).
6) Sebanyak 88,1 % Bayi berusia 6-48 jam telah diperiksa kesehatannya (Target 80%)
7) Sebanyak 80,1% Bayi berusia 6 jam – 28 hari yang telah diperiksa kesehatannya (Target
80%)
8) Sebanyak 83% Anak Balita usia 1-5 Tahun telah diperiksa kesehatannya (Target 80%)
9) Sebanyak 93,19% Anak Sekolah dasar yang telah dilakukan Penjaringan Kesehatan
10). Sebanyak 95% Puskesmas di Kabupaten dan Kota yang telah mampu memberikan
pelayanan Kesehatan pada remaja (Target 60%).

Berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan tersebut :


1) Peningkatan Kualitas SDM petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat melalui berbagai pelatihan (Pelatihan PONED, Pelatihan Asuhan Persalinan
Normal, Pelatihan Manajemen Asfiksia dan BBLR, PONEK).
2) Pertemuan Koordinasi, sinkronisasi dan sinergisitas anatara Dinas Kesehatan Propinsi
dengan Dinas Kesehatan Kab / Kota , dan Instansi terkait.
3) Peningkatan fasilitas Sarana Kesehatan: Alat PONED, alat resusitasi bayi baru lahir, bidan
KIT, obat-obat untuk kejadian kasus komplikasi pada Ibu dan Bayi, penyediaan Vitamin K,
salep mata bagi bayi baru lahir baik melalui APBD, APDBN dan bantuan pemerintah Pusat
dan Luar Negeri.

2.3.1.2. Program Perbaikan Gizi


Pemerintah Sumatera Barat telah berhasil memperbaiki Status Gizi Masyarakat, terlihat dari
hasil Riskesas 2010 jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas 2007. Perbaikan status Gizi
Masyarakat ini berdasarkan adanya penurunan Balita Gizi Buruk (BB/U) dari 6,0% menjadi
2,8%, Balita Gizi Kurang (BB/TB) dari 15,7% menjadi 8,2%, dan Balita yang mempunyai Tubuh
Pendek dari 36,2% menjadi 32,8%.

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 43


Upaya-upaya yang telah dilakukan Pemerintah Propinsi Sumatera Barat untuk mendukung
penurunan status gizi balita tersebut adalah :
a. Penimbangan 70,5% balita setiap bulannya (Target 70%)
b. Pembentukan 14 klinik gizi buruk yang tersebar di 9 Kab/Kota :
 Kota Padang (Puskesmas Nanggalo),
 Kab. Pasaman (Puskesmas Pegangbaru)
 Kab. Agam (Puskesmas Pekan Kamis, Puskesmas Lubuk Basung)
 Kota Solok (Puskesmas Tanah Garam)
 Kab. Solok Selatan (Puskesmas Lubuk Gadang)
 Kab. Dharmasraya (Puskesmas Sungai Rumbai, Puskesmas Koto Baru, Puskesmas
Sitiung I)
 Kab. Tanah Datar (Puskesmas Ali Hanafiah)
 Kab. Lima Puluh Kota (Puskesmas Dangung-Dangung, Puskesmas Kapur IX,
Puskesmas Pangkalan) dan
 Kota Pariaman (Puskesmas Kampung Baru Padusunan)
c. Pelatihan tatalaksana kasus gizi buruk bagi petugas untuk puskesmas rawatan dan RS.
Telah dilatihPuskesmas rawatan (95%) dan RS (73%). Direncanakan tahun 2012 semua
puskesmas rawatan dan RS telah terlatih penatalaksanaan kasus gizi buruk
d. Pelatihan konselor ASI pada pengelola program gizi di Propinsi, Kab/Kota dan Puskesmas
untuk mendukung pemberian asi esklusif pada bayi 0-6 bulan
e. Pemberian kapsul Vit A pada 86,7% balita (6 – 59 bulan) bulan Februari dan Agustus.
f. Konsumsi garam beryodium pada 95,1% rumah tangga (Target 95%)
g. Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) bagi 2.314 balita gakin yang berstatus gizi
kurang untukmeningkatkan status gizi balita

2.3.1.3. Bantuan Operasional Kesehatan


Dinas Kesehatan memperoleh bantuan operasional kesehatan (BOK) 2011 dari pemerintah
pusat. Bantuan itu ditujukan untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dalam membantu
pemerintahan daerah menuju millennium development goals (MDGs). Semua pusat
kesehatan masyarakat (Puskesmas) di daerah ini akan menerima kucuran BOK. Masing-
masing Puskesmas memperoleh bantuan sebesar Rp80 juta. “BOK untuk biaya operasional
bagi Puskesmas.
Sementara MDGs merupakan komitmen global guna mengupayakan pencapaian delapan
tujuan bersama pada 2015. SPM yakni standar pelayanan minimal adalah tolok ukur kinerja

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 44


pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah daerah. BOK salah satunya untuk
mewujudkan SPM dalam layanan kesehatan itu. Dikatakan, BOK utamanya digunakan untuk
kegiatan upaya kesehatan yang bersifat promotif dan preventif di Puskesmas, termasuk
Posyandu dan Poskesri. Dari upaya kesehatan itu, dana BOK dilaksanakan pada kegiatan
kesehatan ibu dan anak, imunisasi, perbaikan gizi masyarakat, promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan dan pengendalian penyakit. Dari kegiatan itu, secara garis besarnya
BOK bisa digunakan pada kegiatan yang dapat dikelompokkan. Antara lain, pendataan
sasaran seperti ibu hamil, ibu bersalin balita, wanita usia subur dan sebagainya. Selain itu,
juga untuk surveilans berupa gizi, KIA, imunisasi, penyakit menular, dan lainnya. Di samping
itu, bisa juga pada kegiatan kunjungan rumah atau lapangan, pelayanan di Posyandu,
kegiatan sweeping, pengambilan spesimen dan sebagainya. “Untuk meningkatkan kualitas
pelayanan di Puskesmas, sebagian kecil BOK bisa di manfaatkan untuk pemeliharaan ringan
pada Puskesmas dan jaringannya. Ia menjelaskan, BOK tidak boleh dimanfaatkan untuk
upaya kuratif dan rehabilitatif. Juga tidak boleh digunakan untuk gaji, uang lembur, insentif
dan pemeliharaan gedung, kendaraan, biaya listrik, telepon dan air. Tidak pula boleh untuk
pengadaan obat, vaksin, biaya konsumsi kegiatan penyuluhan, pencetakan serta ATK dan
penggandaan untuk kegiatan rutin Puskesmas.

2.3.1.4. Program Akreditasi


Peningkatan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas semakin
menuntut peningkatan mutu pelayanan kesehatan Untuk itu berbagai upaya dan program
kesehatan diantaranya peningkatan mutu tenaga kesehatan melalui pembinaan pada
institusi pendidikan, pelayanan kesehatan dan sarana kesehatan kesehatan lainnya.
Khusus untuk peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit salah satunya dapat dilakukan
melalui Akreditasi Rumah Sakit. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit pada pasal 40 dinyatakan bahwa dalam upaya peningkatan mutu
pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal 3 (tiga) tahun
sekali.

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 45


Pencapaian hasil indikator kinerja utama pada program akreditasi pada tahun 2011 ini dapat
dilihat seperti tabel berikut ini.
Tabel 3. Pencapaian Indikator Kinerja Utama Program Akreditasi Tahun 2011

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target Capaian


Utama (IKU)
1. Terselenggaranya Persentase RS % 40 55,17
standarisasi, terakreditasi
akreditasi
dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan.
Jumlah Labkesda & Lab Buah 1 0
Klinik Terakreditasi
Jumlah Profesi Nakes Buah 1 1
yang melaksanakan uji
kompetensi
Jumlah Pelatihan yang % 30 38,9
terakreditasi

Secara umum pencapaian indikator kinerja utama program akreditasi pada tahun 2011 telah
dapat tercapai, hal ini terlihat dari 4 (emat) indikator utama telah dapat dicapai sebanyak 3
(tiga) indikator dengan gambaran dan analisis sebagai berikut :
1). Pencapaian Persentase RS Yang Terakreditasi
Pencapaian indikator persentase RS yang terakreditasi merupakan pencapaian indikator
utama yang paling menonjol, hal ini terlihat dengan banyaknya rumah sakit yang
terakreditasi. Pada tahun 2011 ini kita telah dapat mendorong rumah sakit pemerintah
maupun swasta untuk diakreditasi.
Pada tahun 2011 ini melalui bimbingan dan monitoring yang dilakukan secara intensif, maka
pada tahun 2011 telah dilakukan penilaian oleh Tim KARS pada 14 (empat belas) rumah
sakit yang meliputi :
- RSUD Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan (5 bidang pelayanan)
- RSUD Suliki Kabupaten 50 Kota (5 bidang pelayanan)
- RSUD Jambak Kabupaten Pasaman Barat (5 bidang pelayanan)
- RST Tingkat IV Solok (5 bidang pelayanan)
- RS Bayangkhara Tingkat IV Padang (5 bidang pelayanan)
- RS Marnaini Asri Padang (5 bidang pelayanan)
- RS Khusus Jantung Padang (5 bidang pelayanan)
- RS Aisyiah Padang (5 bidang pelayanan)
- RSUD Ahmad Muchtar Bukittinggi (16 bidang pelayanan)

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 46


- RSUD Pariaman (12 bidang pelayanan)
- RSUD Arosuka Kabupaten Solok (5 bidang pelayanan)
- RSI Yarsi Bukittinggi (12 bidang pelayanan)
- RSUD Lubuk Sikaping (5 bidang pelayanan)
- RSJ HB Saainin Padang (12 bidang pelayanan)
Sampai dengan tanggal 30 Desember 2011 hasil penilaian terhadap rumah sakit yang telah
dinyatakan lulus akreditasi oleh KARS adalah sebanyak 11 (sebelas) rumah sakit sebagai
berikut :
- RSUD Muara Labuh Kabupaten Solok Selatan (5 bidang pelayanan)
- RSUD Suliki Kabupaten 50 Kota (5 bidang pelayanan)
- RSUD Jambak Kabupaten Pasaman Barat (5 bidang pelayanan)
- RST Tingkat IV Solok (5 bidang pelayanan)
- RS Bayangkhara Tingkat IV Padang (5 bidang pelayanan)
- RS Marnaini Asri Padang (5 bidang pelayanan)
- RS Khusus Jantung Padang (5 bidang pelayanan)
- RSUD Ahmad Muchtar Bukittinggi (16 bidang pelayanan)
- RS Aisyiah Padang (5 bidang pelayanan)
- RSUD Pariaman (12 bidang pelayanan)
- RSUD Arosuka Kab.Solok (5 bidang pelayanan ).
Untuk 4 (empat) rumah sakit yang lain seperti RSUD Lubuk Sikaping, RSI Yars Bukittinggi dan
RSJ HB Saanin Padang masih menunggu keputusan KARS.Dengan lulusnya 11 (sebelas) RS
tersebut diatas, maka secara komulatif pencapaian persentase RS yang terakreditasi sampai
dengan tahun 2011 telah mencapai 55,17%, angka/pencapaian ini telah melebihi target
renstra rumah sakit yang terakreditasi, dimana target 2011 adalah 40%.
Khusus untuk RS yang berada dibawah Propinsi Sumatera Barat telah memperlihatkan
kemajuan antara lain:
 RSAM sudah terakreditasi 16 pelayanan BOR 60,8
 RSUD Pariaman terakreditasi 5 pelayanan BOR 68%
 RSUD Solok menjadi RS kelas B dan terakreditasi 12 pelayanan BOR 78,1%
 RS Jiwa HB Saanin sudah dinilai tim KARS BOR 80,4%
2). Profesi Kesehatan Yang Telah Melakukan Uji Kompetensi
Indikator lain yang juga telah dapat dicapai adalah jumlah profesi tenaga kesehatan yang
telah melakukan uji kompetensi. Pada tahun 2011 profesi bidan telah dilakukan uji
kompetensi dalam upaya pemenuhan tenaga bidan yang berkualitas dan mampu

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 47


melakukan asuhan kebidanan sesuai tuntutan dari profesi dan tuntutan standar pelayanan
kesehatan. Pelaksanaan ini dilakukan berrdasarkan Peraturan Gubernur Nomor 4 Tahun
2010 Tentang Uji Kompetensi Bidan.
3). Pelatihan Yang Terakreditasi
Pencapaian indiktor pelatihan yang terakreditasi telah dapat dipenuhi sebesar 38,9% dari
19 jumlah pelatihan yang mengajukan akreditasi pelatihan, pencapaian ini telah melebihi
target yang ditetapkan sebesar 30 %. Untuk akreditasi pelatihan yang wajib diajukan
diakreditasi sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 725/SK/V/Menkes/2003
tentang pedoman penyelenggaraan pelatihan dibidang kesehatan adalah untuk pelatihan-
pelatihan teknis dan manajemen dengan jumlah jam diatas 30 JPL.
4). Persentase Labkesda dan Lab Klinik Yang Terakreditasi
Indikator program akreditasi yang tidak bisa dicapai untuk tahun 2011 adalah pencapaian
laboratorium kesehatan daerah atau laboratorium klinik swasta yang terakreditasi. Tidak
tercapainya indikator ini pada hakekatnya disebabkan oleh karena tidak adanya dukungan
dana oleh labkesda dari Pemda Kab/Kota untuk biaya pelaksanaan penilaian akreditasi
laboratorium oleh Tim KALK Pusat. Dari assesment yang telah dilakukan pada dasarnya
pada tahun 2011 ini Tim KALK Propinsi dapat memberikan rekomendasi untuk penilaian
bagi Labkesda Kota Solok dan Labkesda Bukittinggi. Namun oleh karena tidak adanya
anggaran untuk mendatangkan Tim KALK Pusat pelaksanaan akreditasi tidak bisa
dilaksanakan. Diharapkan pada tahun 2012 kedua labkesda kab/kota dapat
mengalokasikan kegiatan melalui Anggaran APBD.

2. 3.1.5. Program Penanggulangan dan Pencegahan Penyakit


Pada program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular juga mengalami
peningkatan capaian walaupun penyakit infeksi menular masih tetap menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang menonjol terutama TB, Malaria, HIV/AIDS, DBD dan Diare.
Cakupan program Immunisasi menunjukkan penurunan disebabkan karena adanya berbagai
mitos tentang imunisasi. Penanggulangan HIV/AIDS, Tuberkulosis dan Malaria sudah
mengalami peningkatan, namun masih perlu mendapat perhatian dalam meningkatkan
pengendaliannya untuk masa yang akan datang. Penemuan kasus HIV/AIDS meningkat
dengan meningkatnya keterbukaan masyarakat terhadap penyakit ini, sampai saat ini tercatat
722kasus HIV/AIDS di Sumatera Barat, dimana pada tahun 2011 terdapat 130 kasus AIDS
baru.

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 48


Untuk Penyakit tidak menular, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007
menunjukkan peningkatan kasus dan penyebab kematian terutama pada kasus
kardiovaskular (hipertensi), diabetes mellitus dan obesitas. Selain berbagai masalah
kesehatan dasar, kita juga perlu mewaspadai berbagai “trend” dari berbagai penyakit tidak
menular yang terus meningkat seperti Hipertensi dan Diabetes Melitus. Walaupun angka
rata-rata prevalensi Hipertensi di Sumatera Barat 31.2%, tidak berbeda jauh dengan rata-
rata Indonesia 31.7% namun beberapa Kabupaten/Kota seperti Sawah Lunto, Tanah Datar,
Payakumbuh, Solok Selatan dan Dharmas Raya memiliki angka prevalensi diatas angka
Nasional. Demikian pula dengan angka prevalensi Diabetes Melitus. Walaupun angka rata-
rata Sumatera Barat 1.2%, tidak berbeda jauh dengan rata-rata Indonesia 1.1%, namun
beberapa kabupaten seperti Sawah Lunto, Padang Pariaman, Pesisir selatan, Lima Puluh
Koto dan Pariaman memiliki angka diatas rata-rata nasional.

2.1.3.6. Program Penanggulangan Bencana


Sumatera Barat sebagai salah satu Propinsi yang rawan terhadap Bencana alam, baik gempa
bumi, tsunami, tanah longsor, banjir dan letusan gunung api, perlu menyikapi secara
sistematis dan persiapan terhadap penanggulangan bencana secara terkoordinasi antara
pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Propinsi, kabupaten dan kota).
Provinsi Sumatera Barat merupakan Sub Regional Surat Penanggulangan Krisis, melalui
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 145/Kepmenkes/2007 tentang Pedoman
Penanggulangan Krisis Bidang Kesehatan, Kepmenkes No. 1227/Menkes/2007 tentang
regionalisasi dan Kepmenkes No.1228/Menkes/2007 tentang subregional Pusat
Penanggulangan Krisis Kesehatan.
Berbagai bencana telah terjadi di provinsi Sumatera Barat, tahun 2011 kejadian bencana
yang menjadi perhatian Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Tanah Datar
adalah level siaga untuk Gunung Marapi
Sesuai dengan Tupoksi Penanggulangan Masalah akibat bencana maka sasaran program
dilaksanakan pada dua sasaran : Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Rumah Sakit
pemerintah.
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota diharapkan mempunyai Mapping Bencana dan Tim
Penanggulangan Bencana Bidang Kesehatan danRumah Sakit Pemerintah diharapkan
mempunyai Hospital Disaster Plan dan Tim Penanggulangan Bencana baik untuk internal
Rumah Sakit maupun untuk eksternal Rumah Sakit
Hasil pencapaian program penanggulangan bencana adalah sebagai berikut :

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 49


1) Kabupaten yang sudah disempurnakan dari Mapping menjadi Dokumen Rencana
Kontijensi Bidang Kesehatan:
- Kabupaten Pasaman Barat
- Kabupaten Padang Pariaman
- Kabupaten Solok
- Kabupaten Pesisir Selatan
- Kabupaten Lima Puluh Kota
- Kabupaten Agam
- Kabupaten Mentawai
- Kabupaten Tanah Datar
2). Kota yang sudah disempurnakan dari punya Dokumen Rencana Kontijensi Bidang
Kesehatan:
- Kota Padang
- Kota Bukittinggi
- Kota Pariaman
3). Kabupaten yang sudah punya SK Tim PB Bidang Kesehatan:
- Kabupaten Pasaman Barat
- Kabupaten Pesisir Selatan
- Kabupaten Sijunjung
- Kabupaten Lima Puluh Kota
- Kabupaten Agam
- Kabupaten Tanah Datar
- Kabupaten Dharmasraya
- Kabupaten Padang Pariaman
- Kabupaten Solok Selatan
- Kabupaten Solok
- Kabupaten Pasaman
4). Kota yang sudah punya Tim PB Bidang Kesehatan:
- Kota Bukittinggi
- Kota Payakumbuh
- Kota Pariaman
- Kota Padang Panjang
- Kota Solok

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 50


- Kota Sawah Lunto
- Kota Padang (lebih terinci berdasarkan Kelurahan)
5). RS yang sudah punya Tim PB Bidang Kesehatan:
- RS DR. M. Jamil Padang
- RSUD Padang Panjang
- RSUD M. Zein Pesisir Selatan
- RSAM Bukittinggi
- RSUD Lubuk Sikaping
- RSUD M. Ali Hanafiah Batusangkar
- RSUD Adnan WD Payakumbuh
Indikator yang sudah ditetapkan pada Program Kerja ada yang tercapai melebihi target yang
sudah ditetapkan namun belum semuanya tercapai yaitu pembentukan Tim penanggulangan
Bencana Rumah Sakit yang ditargetkan 9 (sembilan) Rumah Sakit yang tercapai hanya 5
(lima) Rumah Sakit, hal ini disebabkan:
1) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Padang Pariaman belum dapat dibentuk karena
Dokter Spesialis yang bertugas di Rumah Sakit tersebut belum lengkap, sementara
menggunakan Dokter Spesialis Rumah Sakit Pariaman tidak dapat dilaksanakan karena
Rumah Sakit Pariaman merupakan UPT Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat.
2) Rumah Sakit Sawah Lunto melakukan perubahan Tim Penanggulangan Bencana Rumah
Sakit.
3) Rumah Sakit Lubuk Basung merubah Tim, namun belum selesai.
4) Untuk 3 Rumah Sakit Daerah lain belum membentuk Tim (RSUD Padang, RSUD
Pasaman Barat dan RSUD Padang Pariaman).

Keberhasilan lain di bidang bencana adalah :


1) Telah dipunyai pemetaan gunung Marapi dan Gunung Talang untuk kesiapsiagaan, telah
tersusun Dokumen Rencana Kontijensi Bidang Kesehatan 10 Kabupaten/Kota dari 19
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat
2) Didapatnya kesepakatan bersama dengan relawan dan anggota RAPI dalam
penanggulangan bencana dan melaksanakan MoU antara Kementerian Kesehatan RI
dengan RAPI dalam hal memberikan informasi dan komunikasi dalam penanggulangan
bencana dan Kejadian Luar Biasa (KLB)
3) Telah disempurnakannya dari Mapping menjadi Dokumen Rencana Kontijensi Bidang
Kesehatan 10 Kabupaten/Kota dari 19 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 51


4) Telah terpasangnya Radio Pancar Ulang (RPU) di Gunung Singgalang yang dapat
berkomunikasi se Provinsi Sumatera Barat kecuali Kabupaten Kepulauan Mentawai dan
Kabupaten Pesisir Selatan untuk mempercepat komunikasi dan informasi antar Petugas
Kesehatan

2.1.3.7. Program Penyehatan Lingkungan


Selain peningkatan pencapaian akses sanitasi dasar, keberhasilan lain di bidang penyehatan
lingkungan adalah sebagai beikut :
1) Kabupaten/Kota Sehat :
4 Kab/Kota mendapat Penghargaan Swasti Saba dengan tingkat :
- Wistara untuk kab/kota sehat klasifikasi Pengembangan :
 Kota Payakumbuh
 Kota Padang Panjang
 Kota Padang
- Padapa untuk kab/kota sehat klasifikasi Pemantapan
 Kota Solok
2) Desa/lokasi yang sudah bebas Buang Air besar Sembarangan ( SBS ) sampai saat ini
sudah 98 (20 %) .
- Pada tanggal 15 Juli 2011 penyerahan sertifikat desa SBS oleh Menteri Kesehatan
secara simbolis kepada : Desa Pinang Awan Kabupaten Solok Selatan dan Desa Batu
Bansandaran Kota Sawahlunto.
- Pada tanggal 16 Juli 2011 Jorong Tabek dan Jorong Tarok jarang Kabupaten Solok
yang di Deklarasikan oleh Dirjen P2&PL
3) Penilaian Propelike (Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Rumah Sakit Pemerintah di bawah Dinas Kesehatan Propinsi dengan Kriteria
penilaian RS Achmad Muchtar Bukittinggi dengan peringkat biru dan 3 RS lainnya (Rumah
Sakit M.Jamil Padang, Rumah Sakit Pariaman dan Rumah Sakit Solok) masih berada
dalam tahap pembinaan.

2.1.3.8. Program Jamkes Sumbar Sakato


Program Jaminan Kesehatan bagi Masyarakat miskin (jamkesmas) telah di laksanakan sejak
tahun 2005 dan di Sumatera Barat dilaksanakan program jaminan kesehatan daerah di mulai
tahun 2007, untuk menampung masyarakat miskin/tidak mampu yang belum tertampung
pada program Jamkesmas.Program Jamkesda tersebut dengan pola sharing dana antara

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 52


Provinsi dan Kabupaten/Kota yaitu 50 % Provinsi dan 50 % Kabupaten/Kota dengan iuran
premi Rp. 10.000,-/orang/bulan dikalikan 12 bulan atau Rp. 120.000/orang/Tahun.
Undang-undang SJSN Nomor 40 Tahun 2004 merupakan dasar hukum yang lebih tinggi
dalam penanganan masalah pelayanan kesehatan dan juga pereturan Menteri Kesehatan
tentang Pedoman pelaksanaan Jamkesmas.
Program Jaminan Kesehatan Sumbar Sakato, diawali dengan kesepakatan bersama antara
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dengan Pemerintah Kabupaten/Kota Se Sumatera Barat
tentang Percepatan Jaminan Kesehatan Semesta pada Rakor Bupati/Walikota di Bukittinggi
tanggal 14 sampai 15 Oktober 2011.
Disahkannya Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2011 Tanggal 21 November 2011 tentang
Penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Sumatera Barat Sakato ( Jamkes Sumbar Sakato),
merupakan sistem pembiayaan kesehatan yang lebih sistematis dan terorganisasi dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk seluruh masyarakat
di provinsi Sumatera Barat. Perda diharapkan akan menyelesaikan masalah kesehatan bagi
masyarakat miskin di Sumatera Barat. Sebab, selama ini subsidi pemerintah dibidang
kesehatan belum bisa dinikmati secara merata oleh masyarakat miskin.Sebagian masyarakat
miskin di Sumatera Barat masih mengalami kesulitan pemenuhan kebutuhan kesehatan.
Karena tidak terdaftar sebagai peserta Jamkesmas atau Jamkesda.
Pada tahap perencanaan awal Propinsi telah mengalokasikan dana sebesar Rp.
57.000.000.000,- sebagai kewajiban sharing dana 30% untuk pencapaian total coverage di
Propinsi Sumbar, sedangkan Kabupaten / Kota seharusnya mengalokasi dana sharing 70%
sebesar Rp.134.000.000.000,-. Namun keterbatasan keuangan Kabupaten/Kota hanya
mampu untuk tahun 2012 sharing dana sebesar Rp. 42.000.000.000,-, sehingga berdasarkan
hal tersebut telah ditetapkan anggaran Propinsi Rp. 18.000.000.000,- .
Total pendanaan Jamkes Sumbar Sakato tahun 2012 : Rp.60.000.000.000.- dengan Premi
Rp.6.000,-/ jiwa/bulan. (Rp.72.000,-/tahun) Sehingga jumlah peserta yang akan dijamin :
833.333 jiwa. Apabila dibandingkan kepesertaan dengan tahun lalu yang hanya sebesasr
324.983 jiwa maka terjadi peningkatan sebesar 2,67 kali.
Saat ini telah disiapkan rancangan Peraturan Gubernur Tentang Penyelenggaraan serta
Pedoman Pelaksanaan Jamkes Sumbar Sakato, yang saat ini dalam proses finalisasi di
Bagian Biro Hukum Setda Prop. Sumbar.

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 53


2.1.3.9. Program Obat dan perbekalan kesehatan
Dalam hal penyediaan obat bagi masyarakat untuk tahun 2011 ini tersedia kebutuhan untuk
jangka waktu 16 bulan dan tingkat ketersediaan 100%. Artinya obat untuk pelayanan
kesehatan bagi masyarakat tersedia cukup baik kualitas maupun secara kwantitas.

Tabel 5. Gambaran Ketersediaan Obat Kabupaten/Kota Tahun 2011


KETERSEDIAAN OBAT Per 31
NO KABUPATEN/ KOTA
Desember 2011 (Bulan)
1 Kabupaten Agam 19
2 Kabupaten 50 Kota 18
3 Kabupaten Padang Pariaman 20
4 Kabupaten Pasaman 12
5 Kabupaten Pasaman Barat 22
6 Kabupaten Tanah Datar 24
7 Kabupaten Solok 25
8 Kabupaten Solok Selatan 25
9 Kabupaten Sijunjung 16
10 Kabupaten Dharmasraya 12
11 Kabupaten Pesisir Selatan 18
12 Kabupaten Mentawai 12
13 Kota Padang 25
14 Kota Payakumbuh 20
15 Kota Bukittinggi 19
16 Kota Padang Panjang 18
17 Kota Sawahlunto 18
18 Kota Solok 18
19 Kota Pariaman 27
Provinsi Sumatera Barat 19

2.1.3.10. Program peningkatan Sumber Daya Manusia Kesehatan


Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat memperoleh hak dalam pelayanan medik
spesialistik, telah diupayakan penerimaan peserta program pemberian bantuan pendidikan
dokter spesialis/dokter gigi spesialis. Sampai tahun 2011 peserta program pemberian
bantuan pendidikan dokter/ dokter gigi spesialis sebanyak 13 orang :
1) 6 Orang yang kuliah di Universitas Indonesia,
2) 4 Orang di Universitas Andalas dan
3) 3 orang di Universitas Padjajaran.
Secara kumulatif dari tahap I s/d V telah lulus sebanyak 173 orang Dokter Spesialis.
Program Internsip Dokter di Propinsi Sumatera Barat merupakan pilot project maka Soft
Launcing program ini dihadiri oleh 3 Menteri yaitu Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri
dan Wakil Menteri Pendidikan. Sampai saat ini telah ditempat peserta Internsip Dokter

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 54


Indonesia lulusan Fakultas Kedokteran Unand untuk 14 RSUD dengan jumlah peserta
sampai sekarang berjumlah 306 orang. Sedangkan yang telah menyelesaikan Internsip
Dokter sebanyak 3 angkatan berjumlah 206 orang dokter.

2.1.3.11. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat


1. Desa Siaga
Promosi Kesehatan adalah penopang utama bagi setiap program kesehatan dalam
rangka mencapai tujuan pembangunan Kesehatan salah satu bentuk Upaya yang
dilakukan adalah Pemberdayaan Masyarakat dalam bentuk kegiatan percepatan
realisasi pengembangan Desa Siaga di Sumatera Barat. Sampai saat ini jumlah Desa
siaga/Nagari siaga baru mencapai 2.787 Desa/ Kelurahan (89,58 %) dari target 3.112
Desa / Kelurahan , diharapkan pada tahun 2015 semua desa / kelurahan sudah menjadi
desa siaga aktif, hal ini bisa dicapai apabila tenaga kesehatan dapat memfasilitasi
masyakat untuk berperan aktif dalam pengembangan desa siaga tersebut.
Mengingat terbatasnya jumlah tenaga kesehatan di desa (1 orang bidan), maka
dibuatlah Nota Kesepahaman antara Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat dengan
Universitas Andalas Padang No. 869/inf/VIII/2010 dan 9848/H16/KS/2010 yang
ditandatangani oleh Kepala Dinas Kesehatan Sumatera Barat dan Rektor Universitas
Andalas yang diketahui oleh Gubernur Sumatera Barat untuk membantu percepatan
program kesehatan di wilayah tersebut.
Disamping itu Rektor Unand juga mengharapkan dengan melibatkan mahasiswa KKN
Unand khususnya mahasiswa Fakultas Kedokteran Unand maka akan dapat menilai
secara konkrit hasil kerja mereka selama dilapangan. Program ini dimulai pada tahun
2011 dalam bentuk pemberian dana stimulan sejumlah @ Rp.2.500.000,-/nagari
sebanyak 50 Nagari di 13 Kab/Kota Sumatera Barat hasil dari kerjasama ini telah
memberikan dampak terhadap prasarana dan sarana untuk desa siaga seperti
(pembangunan Bak Sampah, CTPS, sarana air bersih dan lain lain).

2. Saka Bhakti Husada


Pemberdayaan masyarakat bagi generasi muda melalui gerakan Pramuka Saka bakti
Husada dimana SBH sumatera Barat telah berhasil dalam lomba tingkat nasional melali
Perkemahan Bakti Husada ke IV di Bumi Perkemahan Bumihulawa kabupaten
Gorontalo tanggal 23 oktober sampai 1 November 2011. Hasil yang diperoleh antara lain

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 55


: Juara I tingkat nasional dalam lomba Menu Seimbang, disamping itu Jura III tingkat
nasional lomba Cerdas Cermat.

3. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat


Dalam pemberdayaan masyarakat untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) telah dilakukkan peningkatan pengetahuan dari Mitra kerja terkait seperti
TP.PKK Kabupaten dan Kota, Pembina SBH kabupaten/ Kota serta penangung jawab
PHBS di kabupaten dan Kota. Dengan adanya kegiatan diklat ini diharapkan akan
memberikan dampak terhadap pengkatan PHBS di Sumatera Barat.Pencapaian PHBS
untuk tatanan Rumah tangga tahun 2010 sebesar 69,3%.
Pemahaman masyarakat dalam pemanfaatan obat yang berasal dari alam juga
merupakan fokus dari Dinas kesehatan. Kegiatan yang berkait dengan hal ini antara
lain: memberikan pelatihan bagi petugas kabupaten dan kota, petugas Puskesmas dan
TP PKK serta Pramuka penegak dan Pandega tentang pemanfatan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA). Disamping itu juga diberikan tentang pengembangan kesehatan
Komplementer alternatif dan Tradisional. Upaya lain yang dilakukan antara lain
persapan pengempangan Sentra Pengembangan dan penapisan Pengobatan
Tradisional.
Permasalahan yang berkaitan dengan program promosi kesehatan adalah sebagai
berikut :
1) Keterbatasan SDM untuk prometerbatasan SDM untuk promosi kesehatan di
kabupaten/kota sampai ketingkat puskesmas
2) Sarana/media di kab/kota belum sesuai standar sehingga mengalami keterbatasan
dalam melakukan kegiatan
3) Alokasi dana untuk promkes di kabupaten/kota relative kecil
4) Program Promkes belum dianggap program prioritas oleh kabupaten/kota
sehingga masih ada kabupaten/kota yang tidak mempunyai seksi/bagian yang
menangani permasalahan promkes.

2.1.3.12. Program Teknologi kesehatan dan pengawasan makanan dan minuman


Dalam tahun 2011 tidak ditemukan lagi makanan minuman yang dikemas dalam paket
parcel yang tidak memenuhi syarat. (100 % Memenuhi Syarat)
Dengan adanya Mobil Bengkel yang berfungsi untuk memperbaiki alat kesehatan dasar,
maka telah dilaksanakan pemeliharaan dan perbaikan alat kesehatan sederhana di

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 56


beberapa Puskesmas yang ada, misalnya mengkalibrasi incubator 6 buah dan Doppler 8
buah, timbangan bayi 23 buah untuk menjaga validitas alat. Pada tahun 2011 dengan
melakukan perbaikan sudah dilakukan penghematan sebanyak Rp.87.600.000,-.
Selama tahun 2011 juga dilakukan peningkatan SDM berupa pelatihan Bank Darah bagi
pengelola UTDRS, pelatihan pengelola Alat Kesehatan. Selain itu juga setiap triwulan
dilaksanakan Donor darah yang dilakukan secara koordinasi dengan PMI cabang Padang
yang dipusatkan di kantor Gubernur.

2.1.3.13. Program Kebijakan dan Manajemen Kesehatan


Sesuai dengan Undang undang Rumah Sakit nomor 44 tahun 2009, dijelaskan bahwa setiap
Rumah Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan
penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit.
Menyikapi hal ini telah dikembangkan system pencatatan dan pelaporan secara elektronik
dengan metode terintegrasi sampai ke Dinas kesehatan Propinsi Sumatera Barat .
Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) ini telah di lakukan di 4
(empat) Rumah Sakit Propinsi yakni Rumah Sakit Pariaman, Rumah Sakit Achmad
Muchtar,Rumah Sakit Solok dan Rumah Sakit HB Sa’anin Padang. pada tahun 2011.

.1. 2.1.3.14. Sistim Informasi Kesehatan (SIK)


Sistim informasi Kesehatan merupakan suatu hal penting di era globalisasi ini. Untuk itu
adanya suatu Sistim Informasi Kesehatan yang dapat menjawab kebutuhan akan pendataan
kesehatan dan peningkatan mutu layanan, menjadi sesuatu hal yang harus dilakukan. Pada
tahun 2011 telah dilakukan beberapa hal, diantaranya :
1) Telah di Implementasikan SIK di 19 Kab/Kota dengan aplikasi infokes terintegrasi
2) Empat Rumah Sakit Provinsi (HB Saanin, RSAM,RS Pariaman dan RS Solok) telah
melaksanakan SIM RS. Dengan adanya aplikasi ini telah memberikan manfaat
secara efisien dan efektif dalam peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit.
3) Telah adanya Display Informasi Sistem di Dinas Kesehatan yang telah memberikan
informasi tentang program dan kegiatan secara up to date.

2.3.2. Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggaranakan tugas pokok dan fungsi
SKPD
1. Pembangunan kesehatan Sumatera Barat telah menunjukkan perbaikan pada berbagai indikator
dampak kesehatan seperti Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Umur

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 57


Harapan Hidup (UHH), serta Prevalensi Gizi Kurang, namun fakta juga menunjukkan bahwa
pencapaian tersebut masih menyisakan disparitas derajat kesehatan yang tidak kunjung selesai pada
berbagai kelompok penduduk. Disparitas dimaksud mencakup disparitas antar Kabupaten/Kota, antar
Gender serta antar tingkat social ekonomi.
2. Angka Kematian Ibu (AKI) sudah mengalami penurunan namun perlu upaya yang lebih focus untuk
mencapai target MDG’s tahun 2015 (102/100.000 KH). Demikian juga halnya dengan Angka Kematian
Bayi (AKB) yang akan diturunkan menjadi target MDG’s (23/1.000 KH) untuk ini on track, diperlukan
sumber daya kesehatan yang kompeten.
3. Masih terbatasnya jangkauan Rumah Tangga terhadap asupan gizi yang akan menyebabkan
terjadinya gizi kurang dan berdampak terhadap kehilangan generasi.
4. Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar sudah meningkat yang ditandai dengan
meningkatnya jumlah Puskesmas, dibentuknya Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) hampir di setiap
Nagari/Desa/Kelurahan dan dijaminnya pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin/hampir
miskin melalui Jamkesmas dan Jamkesda di Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta.
5. Kualitas dan Kuantitas Sarana, Prasarana dan Peralatan untuk pelayanan kesehatan kepada
masyarakat di unit pelayanan kesehatan dasar dan rujukan masih perlu ditingkatkan sesuai dengan
Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK), pemeliharaan dan Kalibrasi.
6. Akses terhadap sarana dan tenaga kesehatan di Daerah Tertinggal Terpencil Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK) masih terbatas disebabkan karena keterbatasan transportasi, infrastruktur dan
kondisi geografis yang sulit.
7. Akreditasi di Rumah Sakit masih perlu ditingkatkan demikian juga halnya dengan mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit.
8. Secara umum terjadi penurunan angka kesakitan, namun penularan infeksi penyakit menular
utamanya ATM (AIDS/HIV, TBC, dan Malaria) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
menonjol dan perlu upaya keras untuk dapat mencapai target MDG’s. Selain itu, terdapat beberapa
penyakit seperti penyakit Filariasis, Kusta, cenderung meningkat kembali. Disamping itu, terjadi
peningkatan penyakit tidak menular yang berkontribusi besar terhadap kesakitan dan kematian
(Dibetes, Jantung, Hipertensi, Stroke) utamanya pada penduduk perkotaan.
9. Alokasi Anggaran bidang kesehatan Kab/Kota masih belum sesuai dengan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan, disamping anggaran tersebut lebih cenderung untuk upaya kuratif.
10. Pemerintah telah berusaha untuk menurunkan harga obat namun masih banyak kendala yang
dihadapi, salah satunya dalam hal produksi obat. Indonesia masih bergantung pada bahan baku impor
yang menyebabkan harga obat masih sulit dijangkau masyarakat. Belum banyak penelitian dilakukan
untuk mengeksplorasi kekayaan hayati Indonesia untuk diolah menjadi bahan baku obat. Obat herbal

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 58


juga belum banyak dikembangkan. Tingginya persentase bahan baku obat yang diimpor mencapai
85% mengakibatkan tingginya harga obat sehingga akan menurunkan akses masyarakat terhadap
keterjangkauan obat yang diperlukan. Untuk itu perlu peningkatan ketersediaan, keterjangkauan
terutama obat essensial untuk program KIA, Malaria, TB, HIV/AIDS serta efisiensi pembiayaan obat
melalui penerapan Health/Medicine Account dan prinsip farmako ekonomi.
11. Sistem informasi kesehatan menjadi lemah setelah diterapkan kebijakan desentralisasi. Keterbatasan
data menjadi kendala dalam pemetaan masalah dan penyusunan kebijakan. Pemanfaatan data belum
optimal dan surveilans belum dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Proses
desentralisasi yang belum optimal berpotensi menimbulkan masalah pada buruknya pelayanan
kesehatan yang diberikan bagi masyarakat. Permasalahan tersebut antara lain muncul pada
pembagian peran pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota termasuk di dalamnya adalah
masalah pembiayaan khususnya untuk kegiatan dan biaya operasional, munculnya permasalahan
pada harmonisasi kebijakan, masalah pada pelaksanaan kebijakan termasuk sinkronisasi dinas
kesehatan dan manajemen Rumah Sakit, serta komitmen pemerintah daerah untuk biaya operasional
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar yang masih minim.
12. Masyarakat masih ditempatkan sebagai obyek dalam pembangunan kesehatan, promosi kesehatan
belum banyak merubah perilaku masyarakat menjadi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Pemanfaatan dan kualitas Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM), seperti Posyandu
dan Poskesdes masih rendah. Upaya kesehatan juga belum sepenuhnya mendorong peningkatan
atau perubahan pada perilaku hidup bersih dan sehat, yang mengakibatkan tingginya angka kesakitan
yang diderita oleh masyarakat.
13. Masih tingginya penyakit berbasis lingkungan (Diare, DBD, Malaria, ISPA dan dampak bencana
lainnya) akibat masih rendahnya kualitas lingkungan (kualitas air bersih dan sanitasi dasar) dan
pengembangan Kabupaten/Kota Sehat belum optimal perlu dipacu dengan komitmen Pemerintah
Daerah setempat.
14. Hasil Penelitian di bidang kesehatan belum dimanfaatkan sepenuhnya sebagai dasar perencanaan
dan pengambilan kebijakan untuk intervensi permasalahan kesehatan di daerah secara tepat,
disamping itu masih dibutuhkan penelitian-penelitian dengan melibatkan institusi terkait untuk melihat
sejauhmana keberhasilan pelaksanaan program lima tahun terakhir.
15. Sumbar sebagai Sub regional Penanggulangan Masalah akibat Bencana dan daerah rawan bencana
belum memiliki infrastruktur (gedung/fisik), pemetaan kesiapsiagaan/rencana kontijensi bidang
kesehatan (Sarana, Prasarana, SDM Tim Penanggulangan Bencana).

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 59


16. Tenaga strategis bidang kesehatan baik dari segi kuantitas, kualitas, jenis profesi dan distribusinya
belum merata sehingga menimbulkan dampak terhadap akses pelayanan kesehatan masyarakat.
Pendidikan dan Pelatihan SDM kesehatan disesuaikan dengan pemetaan tenaga kesehatan.

2.3.3. Dampak terhadap pencapaian visi dan misi Kepala Daerah terhadap capaian program
Nasional/ Internasional seperti SPM dan MDGs (Milenium Development Goals)
Pertemuan World Summitspada bulan September tahun 2000 telah menghasilkan deklarasi yang
disebut Millennium Declaration. Deklarasi tersebutditandatangani oleh 189 negara anggota Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB). Millennium Declaration tersebut kemudian disahkan oleh Majelis Umum PBB
ke dalam Resolusi Nomor 55/2 tanggal 18 September 2000 tentang Deklarasi Millenium PBB atau lebih
dikenal dengan nama Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium Development Goals/MDGs).
Deklarasi tersebut mencanangkan komitmen global untuk menangani isu perdamaian, keamanan,
pembangunan, hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam satu paket kebijakan pembangunan
guna mempercepat pencapaian pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan di seluruh
dunia pada tahun 2015.
Millenium Development Goals (MDGs) terdiri dari delapan tujuan utama dengan indikator terukur secara
kuantitatif serta waktu pencapaiannya. Delapan tujuan utama tersebut adalah :
1) memberantas kemiskinan dan kelaparan ekstrem;
2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua;
3) mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan;
4) menurunkan angka kematian anak;
5) meningkatkan kesehatan ibu hamil;
6) memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit menular lainnya;
7) memastikan kelestarian lingkungan; dan
8) mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan
Diantara delapan tujuan utama MDGs, maka bidang kesehatan bertanggung jawab terhadap : MDGs 1
(target 1c), MDGs 4, MDGs 5, MDGS 6 dan MDGs 7 (target 7c.)

Dengan memperhatikan berbagai permasalahan yang dihadapi, hambatan dan keterbatasn sumberdaya
yang dimiliki, maka sangat di sadari bahwa pencapaian indicator-indikator MDGs di bidang kesehatan
dalam tahap sekarang masih belum optimal. Kunci sukses dalam pembangunan kesehatan kedepan
sangat ditentukan oleh adanya komitmen politis dari semua pihak, baik dari lingkungan eksekutif,
legislative maupun dari masyarakat termasuk swasta. Disamping itu kita masih menghadapi pula
keterbatasan dalam sumberdaya pembiayaan dan sumberdaya manusia kesehatan. Oleh karenanya
kunci sukses pembangunan kesehatan kita harus memprioritaskan pada bidang-bidang pembangunan
kesehatan. Sampai tahun 2015 mendatang prioritas pembangunan kesehatan akan diarahkan pada :

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 60


1. Reformasi Pembiayaan Kesehatan melalui jaminan kesehatan masyarakat dan Jaminan Kesehatan
Daerah;
2. Peningkatalam Pelayanan Kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepualauan dalam rangka
memberikan pemerataan akses pada pelayanan kesehatan yang berkualitas;
3. Ketersediaan obat dan alat kesehatan disetiap fasilitas kesehatan;
4. Pemberdayaan masyarakat, organisasi kemasyarakatan dalam mendukung upaya kesehatan di setiap
jenjang administrasi;
5. Meningkatnya dukungan dana/anggaran untuk kesehatan dari sumber dana APBD, APBN dan PHLN;
6. Terimplementasinyakannya nilai-nilai pembangunan kesehatan berupa :
a. Pro Rakyat, yang maknanya semua program pembangunan kesehatan haruslah menghasilkan
yang terbaik untuk rakyat;
b. Inklusif, yang maknanya semua program pembangunan kesehatan haruslah melibatkan semua
pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh sektor
Kesehatan saja;
c. Responsif, yang maknanya bahwa program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan rakyat;
d. Efektif, yang bermakna program kesehatan haruslah menghasilkan sesuatu yang signifikan;
e. Bersih yang dimaknai bahwa program kesehatan harus bersih dari korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN), dan tidak memiliki muatan yang tidak berkaitan dengan kesehatan.
7. Dalam menyelenggarakan berbagai upaya pembangunan kesehatan prioritas, harus didukung dengan
perencanaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan dan peningkatan manajemen kesehatan
termasuk penelitian dan pengembangan kesehatan yang memadai.

2.3.4. Tantangan, Peluang, Arah Kebijakan dan Strategi dalam meningkatkan pelayanan SKPD :
Tantangan :
a. Distribusi tenaga kesehatan strategis (Dokter Spesialis, Dokter Umum, Perawat, Bidan dan tenaga
kesehatan lainnya) yang tidak merata;
b. Masih terbatasnya tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi;
c. Status Kepegawaian tenaga kesehatan masih PTT, sehingga motivasi dan dedikasi belum optimal;
d. Lemahnya upaya pembinaan dan apresiasi terhadap lembaga pemberdayaan masyarakat dan
swasta dalam pembangunan kesehatan;
e. Adanya kompetisi pasar bebas;
f. Sumbar sebagai daerah Rawan Bencana;
g. Adanya dampak terhadap Perubahan Iklim;

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 61


h. Terjadinya transisi Epidemiologi dan Demografi yang menyebabkan pola penyakit berubah dari
penyakit infeksi ke penyakit generatife yang berdampak pada beban ganda;
i. Belum cukupnya tenaga teknis kefarmasian dan Apoteker di unit pelayanan kesehatan dasar dan
rujukan sehingga efisien dan efektifitas pelayanan kefarmasian;
j. Belum seluruhnya masyarakat terlindungi secara optimal terhadap beban pembiayaan kesehatan;
k. Meningkatnya kasus HIV/AIDS akibat penggunaan obat yang salah dan penyalahgunaan obat;

Peluang :
a. Adanya Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran; Undang-Undang No. 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional; Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007
tentang Penanggulangan Bencana; Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Sampah; Undang-
Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika; Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan; Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
b. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
c. Peraturan Menteri Kesehatan No.129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit, Peraturan Menteri Kesehatan No.492/Menkes/SK/IV/2010 tentang Kualitas Air Minum;
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK02.02/MENKES/068/I/2010 tentang
Kewajiban Menggunakan Obat Generik di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Pemerintah;
d. Keputusan Menteri Kesehatan No. 741/Menkes/Per/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal
Kabupaten/Kota; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 951/Menkes/SK/V/2000 tentang
pelaksanaan Surveilance kasus gizi buruk; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
564/Menkes/SK/VIII/2006 tentang Pengembangan Desa Siaga; Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1228 Tahun 2007 tentang Provinsi Sumatera Barat sebagai Sub Regional Penanggulangan
Krisis; Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 189/Menkes/SK/III/2006 tentang Kebijakan Obat
Nasional (KONAS); Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 791/Menkes/SK/VIII/2008 tentang Daftar
Obat Essensial Nasional 2008;
e. Peraturan Daerah Nomor 5 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Provinsi Sumatera Barat;
f. Pergub No.41 Tahun 2009 tentang Jaminan Kesehatan Daerah; Peraturan Gubernur Nomor: 440-
14-2010 tentang Pembentukan Komite Uji Kompetensi Bidan;
g. Adanya kesepakatan MDGs 2015, point 4 (Penurunan Angka Kematian Bayi 2/3 dari tahun 1990)
dan 5 (Penurunan Angka Kematian Ibu ¾ dari tahun 1990) diikuti dengan peran organisasi Profesi
dan peran swasta di dalam mendukung program untuk mempercepat penurunan Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) diikuti dengan Komitmen dalam penyediaan sarana

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 62


kesehatan yang mampu menanggulangi kegawatdaruratan permasalahan Ibu dan Neonatal, MDGs
2015 point 6 (Pengendalian Penyebaran Penyakit Menular seperti Malaria, HIV/AIDS dan TB), dan
point 7 (Penyediaan Air Minum dan Fasilitas Sanitasi Dasar);
h. Adanya kebijakan Bidan PTT pada setiap Poskesdes dan pada daerah terpencil.
i. Adanya Komitmen Pemerintah Daerah dalam mendukung peningkatan program kesehatan;
j. Tersedianya Sumber Daya Kesehatan di unit-unit pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tertier;
k. Tersedianya Dukungan Dana dari Sumber APBD, APBN dan PHLN dalam meningkatkan Program
Kesehatan di Sumatera Barat;
l. Tersedianya Infrastruktur Kesehatan di Kabupaten/Kota dan Provinsi (Puskesmas, Rumah Sakit,
Balai Kesehatan);
m. Adanya Peran serta Lintas Sektor terkait, LSM, Organisasi Kemasyarakatan dan Masyarakat dalam
bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (Posyandu/Poskesri/Poskeskel/Poskestren/
Polindes dll);

Arah dan Kebijakan:


Arah Kebijakan Dinas Kesehatan didasarkan pada arah dan kebijakan yang tercantum Rencana
Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Tahun 2011-2015 dan RPJMN 2010-2014 dengan
memperhatikan permasalahan kesehatan yang telah diidentifikasi melalui hasil review pelaksanaan
pembangunan kesehatan sebelumnya. Dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan periode tahun
2011-2015, perencanaan program dan kegiatan secara keseluruhan telah dicantumkan di dalam
Rencana Strategis Dinas Kesehatan. Namun untuk menjamin terlaksananya berbagai upaya kesehatan
yang dianggap prioritas dan mempunyai daya ungkit besar di dalam pencapaian hasil pembangunan
kesehatan, dilakukan upaya yang bersifat reformatif dan akseleratif.
Upaya kesehatan tersebut juga ditujukan untuk peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan
yang dimaksudkan untuk mengurangi kesenjangan status kesehatan dan gizi masyarakat antar wilayah,
gender, dan antar tingkat social ekonomi melalui : (a) pemihakan kebijakan yang lebih membantu
kelompok miskin dan daerah yang tertinggal; (b) pengalokasian sumberdaya yang lebih memihak
kepada kelompok miskin dan daerah yang tertinggal; (c) pengembangan instrument untuk memonitor
kesenjangan antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi dan (d) peningkatan advokasi dan capacity
building bagi daerah yang tertinggal.
Selain itu untuk untuk meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan, kedelapan fokus prioritas
pembangunan Sumatera Barat bidang kesehatan didukung oleh peningkatan kualitas manajemen dan
pembiayaan kesehatan, system informasi dan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, ketersediaan

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 63


obat dan vaksin, penyediaan sumber daya kesehatan, penyediaan peralatan kesehatan, promosi dan
pemberdayaan masyarakat melalui :
(a) Peningkatan kualitas perencanaan, penganggaran dan pengawasan pembangunan kesehatan;
(b) Pengembangan perencanaan pembangunan kesehatan berbasis wilayah;
(c) Penguatan peraturan perundang pembangunan kesehatan;
(d) Penataan dan pengembangan sistem informasi kesehatan untuk menjamin ketersediaan data dan
informasi kesehatan melalui pengaturan system informasi yang komprehensif dan pengembangan
jejaring;
(e) Pengembangan penguasaan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dalam
bidang kedokteran, kesehatan masyarakat, rancang bangun alat kesehatan dan penyediaan bahan
baku obat;
(f) Peningkatan penapisan teknologi kesehatan dari dalam dan luar negeri yang cost effective;
(g) Peningkatan pembiayaan kesehatan untuk kegiatan preventif dan promotif;
(h) Peningkatan pembiayaan kesehatan dalam rangka pencapaian sasaran luaran dan sasaran hasil;
(i) Peningkatan pembiayaan kesehatan di daerah untuk mencapai indikator SPM dan Universal
coverage;
(j) Penguatan advokasi untuk peningkatan pembiayaan kesehatan;
(k) Pengembangan kemitraan dengan penyedia pelayanan masyarakat dan swasta;
(l) Peningkatan efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran;
(m) Peningkatan biaya operasional Puskesmas dalam rangka peningkatan kegiatan preventif dan
promotif dengan Bantuan Opersional Kesehatan (BOK).
(n) Peningkatan kelembagaan dan tatakelola upaya kesehatan yang baik (Good Governance);
(o) Peningkatan Kualitas Lingkungan dan Pencegahan Penyakit Menular dan Tidak Menular;
(p) Peningkatan Manajemen Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana;
(q) Peningkatan Mutu Pendidikan dan Kualitas Pelatihan Tenaga Kesehatan;
(r) Peningkatan Akreditasi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan;
(s) Peningkatan Pemantauan Surveilance Gizi;
(t) Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam bentuk UKBM;

Strategi :
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta
berbasis bukti; dengan pengutamaan pada upaya promotif-preventif.
Pemenuhan pelayanan kesehatan dasar kuratif termasuk layanan kesehatan rujukan bagi seluruh
masyarakat yang didukung dengan kemudahan akses baik jarak maupun pembiayaan;

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 64


memfokuskan pada upaya percepatan pembangunan kesehatan di Daerah Tertinggal Perbatasan
dan Kepualauan (DTPK) agar mendapatkan kesempatan yang sama dalam pelayanan kesehatan
dan berkurangnya disparitas status kesehatan antar wilayah; mengutamakan upaya promotif dan
preventif untuk meningkatkan kualitas manusia yang sehat (fisik, mental, social) dan mengurangi
angka kesakitan; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi di
bidang kesehatan melalui kajian, penelitian, pengembangan, dan penerapan; menyediakan biaya
operasional untuk Puskesmas sehingga mampu melaksanakan pelayanan preventif dan promotif di
Puskesmas, menuju inovasi upaya pelayanan kesehatan berkelanjutan, melalui reformasi upaya
kesehatan sehingga tercapai pelayanan kesehatan yang berdayaguna dan berhasilguna.
Fokus :
a. Meningkatkan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan rujukan yang memenuhi standar;
b. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak dibawah lima tahun dengan
memperkuat program yang sudah berjalan seperti posyandu yang memungkinkan imunisasi
dan vaksinasi massal seperti DPT dapat dilakukan secara efektif sehingga penurunan tingkat
kematian bayi dan balita dalam MDGs dapat lebih cepat tercapai.
c. Penurunan tingkat kematian ibu melahirkan, pencegahan penyakit menular seperti HIV/AIDS,
Malaria dan TBC.
d. Mengurangi tingkat prevalensi gizi buruk balita dengan memperkuat institusi yang ada seperti
Puskesmas dan Posyandu,Polindes/Poskesri;
e. Meningkatkan kualitas pelayananan dan praktek kedokteran yang sesuai dengan etika dan
menjaga kepentingan dan perlindungan masyarakat awam dari malpraktek dokter dan
Rumah Sakit yang tidak bertanggungjawab.
f. Meningkatkan pelayanan kesehatan haji, kesehatan kerja, matra dan pengobatan tradisonal
alternative.
g. Meningkatkan kesiapan untuk evakuasi, perawatan dan pengobatan masyarakat di daerah
korban bencana alam.
h. Meningkatkan kesehatan jiwa melalui penguatan kesehatan jiwa berbasis masyarakat,
pelayanan kesehatan jiwa dasar, pelayanan kesehatan jiwa rujukan yang berdasarkan
evidence based.
i. Peningkatan dan penguatan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar antara lain melalui
Revitalisasi Puskesmas, Revitalisasi Posyandu, Dokter Keluarga dan lain-lain.
j. Meningkatkan kemampuan Rumah Sakit dan Puskesmas dalam mengantisipasi pencapaian
universal coverage, peningkatan mutu pelayanan kesehatan, rehabilitasi pasca bencana dan

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 65


peningkatan pelayanan kesehatan di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan
Kepulauan (DTPK);
k. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang dikaitkan dengan struktur pelayanan yang sesuai
dengan kompetensinya, sehingga alur rujukan dari pelayanan primer, sekunder dan tersier
dapat terlaksana sesuai dengan proporsi dan kompetensi sehingga dapat berdayaguna dan
berhasilguna.
l. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan baik fisik dan ketenagaan.
m. Meningkatkan utilisasi fasilitas kesehatan, termasuk dengan menjalin kemitraan dengan
masyarakat dan swasta.
n. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi lansia dan penduduk di daerah
rawan bencana.
o. Pengembangan inovasi pelayanan kesehatan sesuai masalah mendesak setempat, misalnya
kesehatan perkotaan dan kesehatan kerja.

2. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, tranparan, berdayaguna dan


berhasilguna untuk memantapkan desentralisasi kesehatan yang bertanggungjawab.
Meningkatkan manajemen kesehatan dengan focus pada pembenahan perencanaan kebijakan dan
pembiayaan serta hukum kesehatan dengan dukungan data dan informasi yang lengkap, akurat dan
mutakhir; penerapaan kebijakan pembangunan kesehatan juga meliputi swasta dan masyarakat;
memantapkan penyelenggaraan SKN; melaksanakan desentralisasi yang efektif di bidang
kesehatan, termasuk menata dan memberi dukungan bagi pengembangan organisasi yang efektif
dan kepemimpinan di Daerah; mengurangi disparitas status kesehatan secara menyeluruh;
melaksanakan reformasi birokrasi dan good governance termasuk akuntabilitas pembangunan dan
mengedepankan tata kelola yang efektif dan efisien.
Fokus :
a. Mengembangkan system peringatan dini untuk penyebaran informasi terjadinya wabah/KLB dan
cara menghindari terjadinya kepanikan serta jatuhnya korban lebih banyak.
b. Meningkatkan pengawasan dan penyelidikan kesehatan
c. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam manajemen kesehatan yang modern dan
terjamin.
d. Meningkatkan produk hukum yang akan mendukung penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
e. Meningkatkan pemanfaatan electronic Health (e-Health) atau ubiquteous Health (u-Health)
dalam mendukung pelayanan kesehatan yang bermutu.

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 66


f. Mengembangkan system hotline dan respon cepat untuk mengawasi operasionalisasi
pelaksanaan pelayanan kesehatan.

3. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, swasta dan masyarakat madani dalam


pembangunan kesehatan melalui kerjasama antar kelompok dan antar lembaga.
Mendorong kerjasama antar masyarakat, antar kelompok serta antar lembaga dalam rangka
pembangunan berwawasan kesehatan; memantapkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai
subjek atau penyelenggara dan pelaku pembangunan kesehatan; meningkatkan upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat dan mensinergikan system kesehatan yang efektif ;
Fokus :
a. Meningkatkan upaya promosi kesehatan dalam mencapai perubahan perilaku dan kemandirian
masyarakat untuk hidup sehat.
b. Meningkatkan mobilisasi masyarakat dalam rangka pemberdayaan melalui advokasi, kemitraan
dan peningkatan sumber daya pendukung untuk pengembangan sarana dan prasarana dalam
mendukung Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).
c. Meningkatkan advokasi dalam rangka meningkatkan pembiayaan APBD untuk kesehatan
mencapai 10% (pembiayaan dari APBD yang mencukupi untuk pembangunan kesehatan di
daerah).
d. Meningkatan kemandirian masyarakat dalam sistemperingatan dini, penanggulangan dampak
kesehatan akibat bencana, serta terjadinya wabah/KLB.
e. Meningkatkan upaya promosi kesehatan kepada masyarakat dalam Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) terutama pada pemberian ASI ekslusif, perilaku tidak merokok, cuci tangan pakai
sabun, makan buah sayur dan sanitasi.
f. Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor, LSM, Organisasi Profesi dan Dunia
Usaha, terutama pertanian, perdagangan, perindustrian, transportasi, pendidikan, agama,
kependudukan, perlindungan anakha, ekonomi, kesehatan, pengawasan, pangan dan budaya.

4. Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu.
Pemenuhan SDM kesehatan yang mencukupi dalam jumlah, jenis dan kualitasnya serta terdistribusi
secara efektif sesuai dengan kepentingan masyarakat secara adil, utamanya di DTPK;
mengedepankan upaya pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang berkualitas dan
berdaya saing dengan lebih memantapkan system mutu (upaya, pengawasan, audit) Standarisasi
dan sertifikasi serta mempermudah akses SDM kesehatan terhadap pendidikan dan pelatihan yang
berkelanjutan; mengembangkan kode etik profesi serta meningkatkan pembinaan dan pengawasan

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 67


SDM Kesehatan yang diiringi dengan upaya mensejahterakan dalam rangka meningkatkan
profesionalisme SDM Kesehatan.
Fokus :
a. Kesejahteraan dan system insentif bagi tenaga medis dan paramedis khususnya yang bertugas
di daerah terpencil tidak memadai. Sistem insentif yang ada akan disempurnakan dengan tanpa
mengurangi makna dari desentralisasi atau otonomi daerah. Pengembangan karir bagi tenaga
kesehatan perlu ditingkatkan sehingga penyebaran tenaga kesehatan dapat merata.
b. Sertifikasi kompetensi dan lisensi SDM kesehatan serta penerapanya dalam praktek
kedokteran dan profesi kesehatan lainnya.
c. Peningkatan kerjasama antara institusi pendidikan tenaga kesehatan dengan penyedia
pelayanan kesehatan dan organisasi profesi.
d. Meningkatkan perencanaan, pengadaan dan pendayagunaan serta pembinaan dan
pengawasan sumber daya manusia kesehatan;
e. Peningkatan pendidikan dan pelatihan bagi SDM Kesehatan sesuai kebutuhan program;
f. Meningkatkan distribusi tenaga kesehatan sesuai dengan pemetaan jenis tenaga kesehatan;

5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta
menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan
makanan.
Menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat melalui peningkatan akses obat bagi
masayarakat luas; memantapkan kelembagaan dan meningkatkan koordinasi dalam pengawasan
terhadap sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan untuk menjamin keamanan,
khasiat/kemanfaatan dan mutu dalam rangka perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah
dan penyalahgunaan obat.
Fokus :
a. Meningkatkan ketersediaan dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial generik.
b. Meningkatkan penggunaan obat rasional.
c. Meningkatkan keamanan, khasiat dan mutu obat dan makanan yang beredar.
d. Meningkatkan kualitas sarana produksi, distribusi dan sarana pelayanan kefarmasian.
e. Meningkatkan pelayanan kefarmasian yang bermutu.
f. Meningkatkan penelitian, pengembangan dan pemanfaatan obat tradisional Indonesia.
g. Meningkatkan penelitian di bidang obat dan makanan kemandirian di bidang produksi obat,
bahan baku obat, dan obat tradisional, makanan,kosmetika dan alat kesehatan.

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 68


6. Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk mewujudkan jaminan
sosial kesehatan Provinsi.
Lebih memantapkan penataan sub system pembiayaan kesehatan kearah kesiapan konsep,
kelembagaan dan dukungan terhadap penerapan jaminan social menuju universal coverage;
menyusun perencanaan pembiayaan dengan menjamin ketersediaan data Provincial Health Account
(PHA) dan sinkronisasi kebijakan dan alokasi anggaran; menghimpun sumber-sumber dana baik dari
pemerintah pusat dan daerah, juga peningkatan peran masyarakat, termasuk swasta untuk
menjamin tersedianya pembiayaan kesehatan dalam jumlah yang cukup, utamanya dalam
menjalankan upaya preventif dan promotif dan terlaksananya program-program unggulan/prioritas
nasional; merancang dan menetapkan kebijakan pembiayaan kesehatan bagi daerah tertinggal,
terpencil, perbatasan dan kepulauan.
Fokus :
a. Menyempurnakan dan memantapkan pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Masyarakat
baik dari segi kualitas pelayanan, akses pelayanan, akuntabilitas anggaran, dan penataan
administrasi yang transparan dan bersih. Meningkatkan cakupan melalui Jaminan Kesehatan
Sosial atau Jaminan Sosial Nasinal yang diperluas secara bertahap untuk seluruh keluarga di
Sumatera Barat (Universal coverage).
b. Mendorong tercapainya kebijakan pembiayaan yang mencukupi, merata, tepat waktu, berdaya
guna dan berhasil guna.
c. Mendorong tercapainya pembiayaan minimal sebesar 5% (lima persen) dari APBN dan 10%
APBD, diluar gaji dan diprioritaskan untuk kepentingan pelayanan publik.

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 69


BAB.III
TUJUAN, SASARAN DAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2013

3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Daerah


Pada RPJMD Sumbar disebutkan bahwa sasaran Pembangunan Sumbar mengacu sesuai dengan misi
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, sasaran pembangunan Provinsi Sumatera Barat adalah untuk
mewujudkan sumber daya manusia berkualitas, amanah dan berdaya saing untuk mewujudkan
masyarakat yang maju dan sejahtera.
Pencapaian target bukan semata-mata menunjukkan kinerja bidang kesehatan, namun target indikator
bidang kesehatan yang dibuat berdasarkan RPJMD Sumatera Barat 2011-2015 dijadikan sebagai standar
dengan batas-batas tertentu untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang
berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat merupakan rujukan dan gambaran situasi dunia
kesehatan di wilayah Provinsi Sumatera Barat untuk pengembangan dan peningkatan kinerja bidang
kesehatan pada masa yang akan datang.
Berdasarkan kondisi dan fenomena yang terjadi di Sumatera Barat serta isu strategis, maka disusunlah
Prioritas Pembangunan Kesehatan di Bidang Kesehatan al :
1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan Keluarga Berencana (KB);
2. Perbaikan status gizi masyarakat;
3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan;
4. Pemenuhan, pengembangan, dan pemberdayaan SDM kesehatan;
5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta
pengawasan obat dan makanan;
6. Pengembangan sistem Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas);
7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan;
8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier.

3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD


Tujuan Pembangunan Bidang Kesehatan adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan secara
berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.
Sasaran pembangunan kesehatan pada tahun 2013 yaitu :
1. Meningkatnya Umur Harapan Hidup 71,84 tahun pada tahun 2013;
2. Menurunnya Angka Kematian Ibu melahirkan dari 142 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013
3. Menurunnya Angka Kematian Bayi dari 18 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2013 ;

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 70


3. Angka Gizi Kurang (BB/TB) 7,40 % pada tahun 2013;
4. Penemuan kasus baru Tuberculosis dari 70 % pada tahun 2013;
5. Menurunnya kasus Malaria ( Annual Paracite Index-API) ≤ 1 per 1.000 penduduk pada tahun 2013;
6. Persentase ODHA yang diobati 95 % pada tahun 2013;
7. Meningkatnya cakupan immunisasi dasar lengkap bayi usia 0-11 bulan 90% pada tahun 2013
8. Persentase penduduk yang memiliki Akses Air Minum yang berkualitas 66% pada tahun 2013
10. Persentase penduduk yang menggunakan Jamban Sehat 73% pada tahun 2013.
11.Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (total coverage) 91,30 % pada tahun 2013
12. Pemanfaatan tempat tidur (BOR=Bed Occupation Rate) di 4 Rumah Sakit Provinsi

Arah Kebijakan dan pentahapan pembangunan daerah dalam bidang kesehatan adalah untuk
mewujudkan sumberdaya insani yang berkualitas, amanah dan berdaya saing tinggi serta terwujudnya
ketahanan pangan dan gizi.
Generasi yang akan datang mesti dihasilkan dari generasi yang kuat. Dari hasil analisis diketahui bahwa
ketiga komponen yang dapat meningkatkan derajat kesehatan diarahkan kepada perbaikan tingkah laku
kesehatan, peningkatan input kesehatan yang seimbang dan peningkatan teknologi kesehatan. Dengan
demikian ketiga komponen ini dijadikan sebagai dasar untuk mengatasi persoalan di bidang kesehatan.
Untuk mewujudkan hal ini, sistem pelayanan dasar kesehatan mesti mampu memberikan pelayanan
preventif dan kuratif yang diperlukan oleh seluruh lapisan masyarakat. Sehingga arah pengembangan
pelayanan kesehatan dasar adalah menjamin ketersediaan pelayanan dasar kesehatan. Saat bersamaan
perlu pula didorong pemanfaatan pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan kesehatan dasar juga dibarengi
dengan semakin lengkapnya pelayanan dan infrastruktur pendukung seperti sanitasi dan air minum untuk
seluruh masyarakat. Sehingga dengan sistem kesehatan yang ada hendaknya pembangunan kesehatan
untuk memperkecil dan menekan serandah mungkin jenis penyakit utama.

Kebijakan pembangunan kesehatan guna mewujudkan sasaran di atas diarahkan pada :

1. Meningkatkan aksesibilitas, pemerataan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan


terutama bagi masyarakat miskin.

2. Meningkatkan ketersediaan tenaga medis dan paramedis, terutama pelayanan kesehatan dasar
di daerah terpencil dan tertinggal.

3. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam berperilaku hidup bersih dan sehat serta
mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat.

4. Meningkatkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan kesehatan
wilayah.

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 71


5. Meningkatkan jumlah, pemerataan dan kualitas pelayanan di rumah sakit, puskesmas, dan
jaringannya, akreditasi rumah sakit pemerintah atau swasta.

6. Menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyaklit menular dan tidak
menular.

7. Meningkatkan kesadaran diri keluarga dalam upaya meningkatkan status gizi masyarakat
terutama pada ibu hamil, bayi, balita serta usia produktif.

8. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan.

9. Mengembangkan kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan, informasi kesehatan,


penelitian dan pengembangan kesehatan guna mendukung pembangunan kesehatan.

10. Mengendalikan tingkat kelahiran penduduk melalui upaya memaksimalkan akses dan kualitas
pelayanan KB terutama bagi keluarga miskin dan daerah terpencil.

11. Meningkatkan peran serta masyarakat dan tokoh agama dalam upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.

3.3. Program dan Kegiatan


Berdasarkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Arah Kebijakan dan Strategi, maka disusunlah program-
program Dinas Kesehatan untuk tahun 2013 yang sesuai dengan Permendagri No.54 Tahun 2010
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan Daerah.
Program prioritas yang dilaksanakan ditujukan dalam upaya pencapaian target RPJMD yang juga
merupakan target MDGs di Bidang Kesehatan yang harus tercapai pada tahun 2015.
Program dan Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan pada tahun 2013 meliputi 16
Program dengan 189 kegiatan. Kegiatan yang dilaksanakan berada di Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Barat, UPTD Dinas Kesehatan (BKMM, Balai Labkes, Bapelkes dan BP4.LB.Alung) dan
Kabupaten/Kota.
Total Kebutuhan Dana/Pagu indikatif Rp.55.480.019.700,- (Lima puluh lima milyar empat ratus
delapan puluh juta sembilan belas ribu tujuh ratus rupiah).
Apabila program dan kegiatan tidak sesuai dengan rancangan awal RKPD, baik jenis program/kegiatan,
pagu indikatif, maka Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan berdasarkan skala prioritas dan
mengacu pada pencapaian indikator yang akan dicapai pada tahun 2012.
Rincian rencana program dan kegiatan terdapat pada Tabel . T.III seperti terlampir

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 72


BAB. IV
PENUTUP

Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat Tahun 2013 merupakan penjabaran dari RPJMD Tahun 2010-2015 yang berisikan rancangan prioritas,
sasaran, rencana program, kegiatan prioritas dan pendanaan bidang kesehatan yang akan dilaksanakan pada
tahun 2013
Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera
Barat Tahun 2013 merupakan tahun ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah (RPJMD) Tahun 2010-2015.
Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013 merupakan Dokumen Perencanaan yang bersifat indikatif
yang memuat program-program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan untuk tahun 2013, dengan
penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan
di Kabupaten/Kota dan Milenium Developmnet Goals (MDGs)
Dengan disusunnya Renja SKPD Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat tahun 2013 ini dapat
digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan perencanaan dan pelaksanaan program-program dan
kegiatan pembangunan kesehatan selama tahun 2013, juga dapat digunakan untuk melakukan
penilaian/monitoring program pembangunan sektor kesehatan di Provinsi Sumatera Barat.
Untuk mencapai Visi Sumatera Barat “Masyarakat Sumbar Peduli Sehat, Mandiri, Berkualitas dan
Berkeadilan” telah ditetapkan Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi dan Kebijakan, Rencana Program, Kegiatan,
Indikator kinerja, dan Pendanaan indikatif.
Keberhasilan pelaksanaan program-program kesehatan tersebut sangat tergantung pada komitmen
serta kesungguhan para peneylenggaranya dalam melaksanakan program dan kegiatan-kegiatan dalam
pembangunan kesehatan.

Padang, Januari 2012


Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat

Dr.Hj. ROSNINI SAVITRI, MKes


Pembina Utama Madya (IV/d)
NIP. 19561207 198310 2 001

[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 73


[Renja SKPD Dinas Kesehatan Tahun 2013] 74

Anda mungkin juga menyukai