Anda di halaman 1dari 23

SUB POKOK BAHASAN 1.

KEBIJAKAN PENANGANAN STUNTING

Tujuan
Setelah pembelajaran ini peserta diharapkan dapat:
• Menjelaskan pokok-pokok kebijakan dalam penanganan stanting di ndonesia;
• Menjelaskan peran TAPM dalam fasilitasi penanganan stunting.

Waktu

2 JP (90 menit)

Metode

Pemaparan fasilitator, membaca cepat (speed reading),


curah pendapat, dan pleno.
MEDIA :

• Media Tayang 1.3.1: Arah Kebijakan Penanganan Stunting ;


• Lembar Kerja 1.3.1: Fas Pelak Kebij. Penangn Stunting di tkt Kab/Kota
• Lembar Informasi 1.3.1: Pokok-Pokok Kebijakan Penanganan Stunting;
• Lembar Informasi 1.3.2: Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting;
• Lembar Informasi 1.3.3: 100 Kabupaten/Kota Prioritas untuk
Intervensi Anak Kerdil (Stunting)

ALAT BANTU
Flipt chart, metaplan, spidol, laptop, LCD, Whiteboard
ARAH KEBIJAKAN PENANGANAN
STUNTING
( Gerakan 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk
Bebas Stunting )

• PB.1. Kebijakan Pembangunan Desa


• SPB.1.3. Arah Kebijakan Program Stunting
10 INSTRUKSI PRESIDEN KEPADA KESEHATAN

GIZI INVESTASI BANGSA


Jangan sampai ada lagi yang namanya gizi buruk.
Tidak ada anak yang sepantasnya kekurangan gizi di
negara berpendapatan menengah seperti sekarang
ini 4
MAU NYA YANG MANA.....
• STUNTING adalah hasil dari kekurangan
gizi jangka panjang karena kurang
asupan dan infeksi penyakit berulang
yang mengakibatkan hambatan
perkembangan mental, prestasi sekolah STUNTING
rendah, dan gangguan kecerdasan
(WHO, 2005).

• STUNTING adalah masalah kurang gizi


kronis yang disebabkan oleh asupan gizi
yang kurang dalam waktu cukp lama
akibat pemberian makanan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan gizi.
Indonesia termasuk salah satu dari 17 negara dari 117 negara
dengan 3 masalah gizi tinggi pada balita (Stunting, Wasting, Gemuk)

Satu dari sepuluh anak lahir BBLR (< 2.5kg)

Satu dari lima ibu hamil beresiko Kurang Energi Kronik


 beresiko melahirkan BBLR

Lebih dari sepertiga anak balita pendek

Satu dari 8 anak balita gemuk

Sumber: GNR 2014 ; Riskesdas 2013


Pentingnya 1000 Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK)
Dampak jangka Dampak jangka
pendek panjang

Perkembangan
IQ lebih rendah Kognitif dan
otak Prestasi belajar
Gangguan gizi pada
1000 hari pertama
kehidupan
(janin dan
Pertumbuhan
bayi 2 tahun) massa tubuh BBLR (BB <2.500 gr; Kekebalan BEBAN
PEMBANGUN
dan komposisi PB <48 cm) Kapasitas kerja AN
badan

Metabolisme Diabetes, Obesitas,


glukosa, lipids, Penyakit jantung dan
protein Penyakit pembuluh darah,
Kematian Hormon/ Tidak Menular kanker, stroke,
reseptor/gen dan disabilitas lansia

Sumber: Modifikasi Short and long term effects of early nutrition (James et al 2000)
8
Dampak Masalah Gizi pada Kesehatan
Dampak KURANG GIZI pada awal kehidupan terhadap
kualitas SDM
Kekurangan gizi tidak saja membuat
stunting, tetapi juga menghambat
kecerdasan, memicu penyakit, dan Berat Lahir Rendah,
1. Gagal tumbuh
kecil, pendek, kurus
menurunkan produktivitas

Hambatan
Berpengaruh pada
2. perkembanga
perkembangan otak dan
n kognitif & keberhasilan pendidikan
motorik

Gangguan Meningkatkan risiko


metabolik penyakit tidak menular
3. pada usia (diabetes, obesitas,
Perkembangan Perkembangan
dewasa stroke, penyakit jantung)
Otak Anak Otak Anak Sehat
Stunting

Source:
• Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan Walters, and Meera Shekar. 2017. Unleashing Gains in Economic Productivity with Investments in
Nutrition. Washington, DC: World Bank Group 9
• www.GlobalNutritionSeries.org
PERTUMBUHAN OTAK
Dewasa

Usia 5 tahun

Usia 2 tahun

1.4 KG
90% berat otak
dewasa
Lahir
70% berat otak
dewasa

25% berat otak


dewasa 10
TUMBUH (Pertumbuhan)

Bertambahnya ukuran tubuh


- berat badan
- tinggi badan
- lingkar kepala
Bentuk tubuh
Bagian tubuh
KEMBANG (Perkembangan)
• Bertambahnya FUNGSI / KEMAMPUAN ANAK
1. sensori (dengar, lihat, raba, rasa, cium)
2. gerakan (kasar, halus, kompleks)
3. komunikasi, interaksi (tersenyum, menangis, bicara dll)
4. kognitif (mengenal, membandingkan, mengingat,
pemecahan masalah, kecerdasan)
5. sosial , kemandirian
6. kreativitas
7. moral – spiritual
8. lain-lain
GERAKAN 1000 HARI
KEHIDUPAN

 Makanan Ibu  Makanan Ibu


hamil tidak hamil
seimbang dan Seimbang dan
tidak sesuai sesuai
dengan dengan
kebutuhan zat kebutuhan zat
gizi gizi
 Kurang makan  Perlu
atau makan tambahan
seadanya makanan atau
zat gizi
tertentu
 Periksa ke
Nakes secara
rutin
Kematian Bayi dan Balita
Terkait Kurang Gizi
Fenomena dua
Malaria 5% per tiga:
ISPA 19%  2/3 kematian balita
Diare 19% terkait kurang gizi
 2/3 kurang gizi
terkait praktik
Kurang Gizi pemberian makan
54% Campak 7% yang kurang tepat
pada bayi dan batita

Perinatal 18%
Lain-lain 32%

Sumber: WHO, 2002 Penting Penerapan


optimal feeding
pada bayi dan anak
“ Standar Emas Makanan Bayi
dan Anak ”
• Menyusui secepatnya setelah lahir
(Inisiasi Menyusui Dini)
• Diberi ASI saja sampai usia 6 bulan
• Mulai diberi Makanan Pendamping ASI
mulai usia 6 bulan (MPASI)
• Menyusui diteruskan sampai usia 2
tahun
KERANGKA PIKIR PENYEBAB MASALAH GIZI

Penanganan masalah gizi merupakan upaya lintas sektor untuk mengatasi


penyebab langsung, tidak langsung, dan akar masalah melalui upaya intervensi
spesifik dan intervensi sensitif

Penanganan masalah gizi merupakan upaya lintas sektor untuk mengatasi


penyebab langsung, tidak langsung, dan akar masalah melalui upaya intervensi
spesifik dan intervensi sensitif 16
Intervensi Perbaikan Gizi

INTERVENSI GIZI SPESIFIK INTERVENSI GIZI SENSITIF

 Upaya untuk mencegah  Upaya untuk mencegah dan


dan mengurangi gangguan mengurangi gangguan secara
secara langsung. tidak langsung.
 Kegiatan ini pada  Berbagai kegiatan
umumnya dilakukan oleh pembangunan non-
sektor kesehatan. kesehatan.
 Sasaran : Ibu Hamil, Ibu  Sasaran: keluarga dan
Menyusui, Bayi 0-11 bln masyarakat
dan Anak 12-23 bulan
 Kontribusi: 30%  Kontribusi: 70%
Intervensi Terintegrasi spesifik
Progra Intermediate
Intervensi Efektif
m Outcome
Konsu Remaja
msi Putri Bumil
 Tablet Tambah Darah Gizi
• Perbaikan (remaja putri, catin,
yang
& Busui:
Gizi bumil)
 ASI Eksklusif
Adeku • Anemia
Masyarakat  Makanan at • BBLR
• PKGBM Pendamping-ASI • ASI
• GSC  Suplemen gizi mikro
Eksklusif
• PKH (Taburia) Pola
 Suplemen gizi makro • Kecacinga
• PAUD-GCD Asuh
(PMT) yang n
• PAMSIMAS  Tata Laksana Gizi Stunting
tepat
• SANIMAS Kurang/Buruk
Baduta
 Suplementasi vit.A
• STBM
• BKB
 Garam beryodium Pelayan :
 Air bersih, sanitasi, an
• KRPL dan cuci tangan pakai kesehat •Diare
• UKS sabun an, dan
• Kegiatan  Pemberian obat kesehat •Gizi
cacing
 Bantuan Pangan Non-
an buruk
lingkung
Tunai
an

Enabling Factor
Advokasi, JKN, NIK, Akta Kelahiran, Dana Desa, Dana Insentif Daerah, 18
Keamanan dan Ketahanan Pangan
Kegiatan Spesifik dan Sensitif Lintas K/L
Suplementasi gizi; Promosi ASI, MP- PAUD-HI dengan intervensi
ASI, fortifikasi; Pendidikan gizi; kesehatan & gizi; Pendidikan
Promosi & kampanye gizi seimbang; kesehatan reproduksi
Kecacingan; Tata Laksana Gizi; JKN
Ketahanan pangan;
Air bersih dan Pemanfaatan
sanitasi pekarangan rumah
tangga (KRPL)
Pembinaan iodisasi
Bantuan Pangan Non-
garam; Pengawasan
Tunai; PKH
fortifikasi garam
Keamanan pangan;
Monitoring makanan Pendidikan kesehatan
terfortifikasi reproduksi remaja; Bina
Keluarga Balita (BKB)
Kursus calon pengantin; NIK; Akta kelahiran; Fasilitasi
Pendidikan kesehatan & gizi program & kegiatan gizi
untuk madrasah & pondok
dalam APBD
pesantren; Mendorong
peran ulama dalam gizi &
kesehatan
Dana Insentif Dana
Daerah Desa

19
Besaran masalah gizi
Menurut Kabupaten/Kota, Tahun 2017
Kab/Kota Buruk+Krg Pendek+SP Gemuk Kurus+SK

SAMBAS 23,7 37,0 5,1 11,1

BENGKAYANG 30,1 39,6 4,7 11,3

LANDAK 26,5 33,2 5,4 21,0

MEMPAWAH 25,9 35,2 5,8 15,5

SANGGAU 30,2 43,0 5,3 12,8

KETAPANG 25,0 32,9 9,5 13,8

SINTANG 29,6 44,1 4,7 12,1

KAPUAS HULU 33,6 40,3 4,1 20,5

SEKADAU 31,0 44,1 9,7 14,0

MELAWI 23,6 37,9 5,5 14,8

KAYONG UTARA 22,7 33,8 3,9 13,2

KUBU RAYA 19,5 34,8 4,6 8,5

KOTA PONTIANAK 21,7 28,4 3,2 11,3

KOTA SINGKAWANG 30,8 31,2 3,8 13,5

PROV KALBAR 26,0 36,5 5,3 13,2


BATASAN MASALAH KESEHATAN MASYARAKAT
INDIKATOR GIZI MENURUT WHO
PREV. BALITA PREV. BALITA PREV. BALITA PREV. BALITA PENCAPAI
GIZI BURUK+ PENDEK+ SANGAT GEMUK KURUS DAN AN
KURANG PENDEK (BB/TB) SANGAT KURUS
(BB/U) (TB/U) (BB/TB)

<10% : baik <20% : baik <5% : baik <5% : baik HIJAU

10-15% : 20-30%: masalah 5-10% : 5-10% : BIRU


masalah ringan ringan masalah ringan masalah ringan

15,1-20% : 30,1-40% : 10,1-15% : 10,1-15% : KUNING


masalah masalah masalah masalah
sedang sedang sedang sedang
>20% : >40% : masalah >15% : >15% : MERAH
masalah berat berat masalah berat masalah berat

21
Lembar Kerja Kelompok 1.3.1

ARAH KEBIJAKAN PENANGANAN STUNTING

No Pokok-Pokok Kebijakan dalam Dukungan Program Hambatan/ Peran Pendamping


Penanganan Stunting Inovasi Desa (PID) dalam Tantangan
Penanganan Stunting

1
2

dst

Catatan:
(1) Format di atas hanya sebagai panduan diskusi saja, masing-masing kelompok dapat memberikan tambahan atau
menyesuaikan sesuai kebutuhan;
(2) Matrik di atas digunakan untuk membantu kelompok mendiskusikan pelaksanaan kebijakan Penanganan Stunting
di tingkat Kabupaten/Kota mencakup: (a) pokok-pokok kebijakan; (b) dukungan Program Inovasi Desa (PID); (c)
hambatan dan tantangan yang dihadapi; serta (d) peran TAPM dalam fasilitas penanganan stunting;
(3) Hasilnya dituliskan dalam kertas plano atau dalam bentuk slide power point untuk dipaparkan dalam pleno.
22
Terima Kasih
23

Anda mungkin juga menyukai