Anda di halaman 1dari 40

Optimalisasi Tumbuh Kembang dan

Potensi Anak Stunted di Indonesia

1
Latar belakang
• Stunting (pendek) merupakan kondisi gagal
tumbuh pada anak balita akibat kekurangan
gizi kronis terutama dalam 1000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK)
• Di seluruh dunia, tercatat 151 juta anak di
bawah usia 5 tahun mengalami stunting (Black
et. al., 2017)

• Black, M. M., Walker, S. P., Fernald, L. C., Andersen, C. T., DiGirolamo, A. M., Lu, C.,
... & Devercelli, A. E. (2017). Early childhood development coming of age: science
through the life course. The Lancet, 389(10064), 77-90.
10/28/2016 2
• Riset Kesehatan Dasar 2016 mencatat
prevalensi stunting nasional mencapai 27.6
persen, menurun dari tahun 2013 (37.2 %).
• Hal ini membuat Indonesia menjadi negara
kelima di dunia dengan
prevalensi stunting terbesar (WHO, 2018)
• Di Yogyakarta sendiri meskipun
angka stunting lebih rendah daripada angka
nasional, tetapi masih cukup tinggi (21.8%)

• WHO. (2018). Stunting in a nutshell. Retrieved August 21, 2018 from


http://www.who.int/nutrition/healthygrowthproj_stunted_videos/en/
10/28/2016 3
Dampak Masalah Gizi pada Kesehatan 1

Dampak KURANG GIZI pada awal kehidupan


terhadap kualitas SDM

Kekurangan gizi tidak saja membuat


stunting, tetapi juga menghambat Berat Lahir Rendah, kecil, pendek,
1. Gagal tumbuh
kurus
kecerdasan, memicu penyakit, dan
menurunkan produktivitas

Hambatan
Berpengaruh pada perkembangan
2. perkembangan
otak dan keberhasilan pendidikan
kognitif & motorik

Meningkatkan risiko penyakit tidak


Gangguan metabolik
Perkembangan Otak Anak
Stunting
Perkembangan Otak
Anak Sehat
3 pada usia dewasa
menular (diabetes, obesitas, stroke,
penyakit jantung)
.
Source:
• Kakietek, Jakub, Julia Dayton Eberwein, Dylan Walters, and Meera Shekar. 2017. Unleashing Gains in Economic Productivity
with Investments in Nutrition. Washington, DC: World Bank Group
• www.GlobalNutritionSeries.org
• Dalam jangka panjang, anak berisiko
mengalami penurunan prestasi sekolah,
produktivitas kerja, dan berisiko menderita
penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi
sehingga menurunkan usia harapan hidup
(Black et al., 2013)
• Black, R. E., Victora, C. G., Walker, S. P., Bhutta, Z. A., Christian, P., De Onis, M., ...
& Uauy, R. (2013). Maternal and child undernutrition and overweight in low-
income and middle-income countries. The Lancet, 382(9890), 427-451.

10/28/2016 5
• Selain berdampak pada kesehatan, stunting
juga dapat merugikan ekonomi Indonesia,
menghabiskan sekitar 2-3 persen dari Produk
Domestik Bruto (PDB) per tahun. Jika PDB
negara Indonesia Rp 13.000 triliun tahun
2017, maka diperkirakan potensi kerugian
akibat stunting dapat mencapai Rp 300 triliun
per tahun.
• Oleh karena itu pemerintah telah menjadikan
penurunan stunting sebagai salah satu proyek
prioritas nasional
• Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional. (2018). Siaran Pers Stunting
Summit: Komitmen Bersama Turunkan Prevalensi Stunting di Indonesia. Jakarta:
Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional.
10/28/2016 6
• Hal ini selaras dengan salah satu target
pencapaian pada tujuan kedua SDGs yaitu
penurunan stunting dan wasting pada balita.
• Pemerintah telah membuat program
penurunanstunting terintegrasi, menggunakan
pendekatan multisektor, dengan menetapkan
100 kabupaten prioritas.

10/28/2016 7
100 Lokasi Tahun 2018 1

Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten Provinsi Kabupaten


Aceh • Aceh Tengah, Pidie Kalteng • Barito Timur
Jabar • Bogor, Sukabumi, Cianjur, Bandung, Kalsel • Hulu Sungai Utara
Garut, Tasikmalaya, Kuningan, Cirebon,
Sumut • Langkat, Padang Sumedang, Indramayu, Subang, Kaltim • Penajam Paser Utara
Lawas, Nias Utara, Karawang, Bandung Barat Kaltara • Malinau
Gunung Sitoli
Jateng • Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Sulut • Bolaang Mangondow
Kebumen, Wonosobo, Klaten, Utara
Sumbar • Pasaman, Grobogan, Blora, Demak, Pemalang,
Pasaman Barat Brebes Sulteng • Banggai
DIY • Kulon Progo Sulsel • Enrekang
Riau • Rokan Hulu
Jatim • Trenggalek, Malang, Jember, Sultra • Buton
Jambi • Kerinci
Bondowoso, Probolinggo, Nganjuk, Gorontalo • Boalemo, Gorontalo
Sumsel • Ogan Komering Ilir Lamongan, Bangkalan, Sampang,
Pamekasan, Sumenep Sulbar • Majene, Polewali Mandar,
Mamuju
Banten • Pandeglang
Bengkul • Kaur Maluku • Maluku Tengah, Seram
u Bali • Gianyar Bagian Barat
Lampun • Lampung Selatan, NTB • Lombok Barat, Tengah, Timur, Malut • Halmahera Selatan
g Timur, Tengah Sumbawa, Dompu, Lombok Utara Papua • Sorong Selatan,
Babel • Bangka Barat NTT • Sumba Barat, Sumba Timur, Timor Barat Tambrauw
Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Papua • Jayawijaya, Tolikara,
Kepri • Natuna Alor, Lembata, Ngada, Manggarai, Rote Nduga, Lanny Jaya,
Ndao, Sumba Tengah, Sumba Barat Dogiyai, Intan Jaya
DKI • Kepulauan Seribu Daya, Manggarai Timur, Sabu Raijua
Jakarta
Kalbar • Ketapang
• Peran Perguruan tinggi sangat penting dalam:
– edukasi,
– pengembangan program,
– pelatihan dan
– pendampingan masyarakat

10/28/2016 9
Faktor Penyebab Masalah Gizi 14

Timbulnya masalah gizi, tidak sekedar kekurangan makanan, tetapi juga karena pola asuh. Hal yang paling penting
adalah kemiskinan dan kepemimpinan

Sumber: UNICEF 1990 (disesuaikan dengan kondisi Indonesia)


• Secara nasional, 60% bayi tidak mendapat ASI
ekslusif, dan 66% tidak mendapat makanan
pendamping ASI yang tepat waktu dan bergizi.
• Peran orang tua dalam praktik pengasuhan
sangat penting dalam mencegah dan
pengelolaan stunting.
• Pengasuhan yang responsif (responsive
caregiver) terbukti mendukung pencapaian
pertumbuhan dan perkembangan balita,
termasuk mencegah terjadinya stunting.
• WHO dan UNICEF telah menerbitkan suatu
modul care for child development (CCD).
10/28/2016 11
What is Care for Child Development
(CCD)?
• Paket intervensi untuk tenaga kesehatan maupun kader
posyandu, untuk membantu keluarga membangun
hubungan yang kuat dengan anak mereka dan
memecahkan masalah dalam merawat anak mereka di
rumah.
• Melalui kegiatan sederhana seperti bermain dan
berkomunikasi, CCD mempromosikan pertumbuhan dan
perkembangan anak-anak serta mengurangi tekanan
mental dan penyakit.
• CCD terintegrasi dalam intervensi gizi dan
kesehatan, sehingga berhubungan erat
dengan pertumbuhan dan perkembangan yang sehat
• Several studies (Jamaica,; China; Bangladesh) confirmed the
effectiveness of intervention
• The latest (conducted between 2009-2012) is the Pakistan
Early Development and Stimulation (PEDS) trial that tested
the effects of intervention in Southtern rural Pakistan, and
found that the intervention is effective in:
– Improving cognitive, language, and motor development outcomes at
12 and 24 months of age; increased support for maternal psychosocial
wellbeing
– Providing better quality of the home environment for child rearing
– Higher-quality mother-child interaction
– Increased knowledge and practices pertaining to care for health,
feeding and development

10/28/2016 13
10/28/2016 14
Negara yang telah melakukan
pelatihan dan penerapan CCD
• Botswana, India, Kazakhstan, Kenya,
Kyrgyzstan, Mozambique, Pakistan, Tajikistan,
Mali, India, Kenya, dan Brazil.
• Hasil penerapan program CCD ini terbukti
efektif dan efisien dalam meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak serta
berdampak positif terhadap orang tua,
lingkungan dan petugas kesehatan.

10/28/2016 15
• Setelah dilibatkan dalam pelatihan CCD, orangtua
maupun pengasuh tampak lebih banyak mencoba
aktivitas permainan yang dapat menstimulasi
tumbuh kembang anak.
• Orangtua maupun pengasuh juga menjadi lebih
responsif terhadap tumbuh kembang anak yang
membuat skor perkembangan anak baik dari segi
kognitif, motorik, maupun bahasa meningkat.
• Pelatihan ini juga ditemukan mampu menurunkan
tanda-tanda depresi ibu pasca melahirkan

1. Yousafzai, A. K., Rasheed, M. A., Rizvi, A., Armstrong, R. & Bhutta, Z. A. (2014)
Effect of integrated responsive stimulation and nutrition interventions in the Lady
Health Worker programme in Pakistan on child development, growth, and health
outcomes: a cluster-randomised factorial effectiveness trial. The Lancet, 384,
1282–1293.

10/28/2016 16
Isi modul CCD versi 3 terdapat
empat topik utama
• 1. Feed the young infant ( 0-6 bulan) dan Feed the Child (6
bulan-5 tahun) yang mencakup ASI (Air Susu Ibu) dan MPASI
(Makanan Pendamping ASI).
– dibahas pentingnya ASI eksklusif, teknik menyusui yang
tepat, responsive feeding dan effective feeding style,
MPASI yang berkualitas, serta cara membaca dan
menginterpretasikan grafik pertumbuhan anak.
• 2. Perkembangan anak, pengasuhan perkembangan yang
benar dan salah, permainan dan komunikasi yang tepat untuk
perkembangan anak, keterampilan dasar dalam pengasuhan
(sensitivity dan responsiveness), interaksi antara orang tua
dan anak.
10/28/2016 17
• 3. Prevent illness (breastfeeding, vaksinasi, dan hand washing)
yang berisi pentingnya pencegahan terhadap penyakit melalui
pemberian ASI ekslusif, imunisasi, kebersihan dan cuci tangan
yang benar.
• 4. Respond to illness yang mencakup tanda bahaya umum
pada anak, tanda anak sakit dan cara untuk merespon
terhadap kondisi tersebut.

10/28/2016 18
Tujuan Pelatihan
• para petugas kesehatan, komunitas petugas
kesehatan, dan kader dapat mendampingi
atau menjadi konsulen keluarga dalam hal:
– Menyusui bayi muda dan memberikan makanan
pelengkap (MP ASI) yang bergizi kepada anak-anak
mereka.
– Bermain dan berkomunikasi dengan anak-anak mereka
untuk membantu anak belajar, dan untuk memperkuat
hubungan pengasuh dengan anak.
– Mencegah penyakit dan cedera pada anak-anak.
– Mengenali tanda-tanda penyakit dan membawa anak-anak mereka
yang sakit ke fasilitas kesehatan untuk dirawat.

10/28/2016 19
Metode Pelatihan
• ceramah,
• tanya jawab,
• diskusi kelompok,
• kelompok studi kecil,
• bermain peran,
• studi kasus, curah pendapat, demonstrasi,,
simulasi, dan kunjungan rumah
• diikuti oleh petugas kesehatan, komunitas
petugas kesehatan, dan kader.
10/28/2016 20
Bagaimana intervensi CCD di Indonesia ?

10/28/2016 21
Translation and Adaptation Process of CCD training in
Yogyakarta, Indonesia

Original Yogyakarta-Indonesia
• Classroom activities (reading, • Modul and video in Indonesian
practices exercise, video): Modul
and video in English Modul in
Affordance-based belief
English
• Practice using the recommended
• BringInnovation diffusion-based
the children to the faculty,
play and communication with beliefhousehold object for
exploring
children in pediatric ward
play and communication with
children
• Practice counseling families with • In the faculty
their children in an outpatient
setting
• 2 days
• 4 days
Identification of effective entry points to support CCD
delivery

• Ministry of Health
• Distric Health Office
• Faculty of Nursing
• Indonesia Pediatric Nursing Asscociation
• Pediatric Health Departement
• ‘Posyandu” integrated health post in the
village

10/28/2016 23
Developing partnership
• Pediatric Nursing Departement
• Community Nursing Departement
• Pediatricians
• Psychologist
• IT unit
• Primary Health Centre

10/28/2016 24
Developing Capacity for
implementation
• Training the staff and student from school of
nursing by Pediatricians who get CCD training
from Australia
• Try the adaptation training for the cadres
• Involve the nurses from primary health center
• Training the cadres until competent

10/28/2016 25
Monitoring and Evaluation
• Follow up after training for the cadres
• Feedback
• Refreshing training for the staff and new
cadres
• Implementation for malnutrition children

10/28/2016 26
• Tahun 2015: Implementasi CCD terhadap
kualitas interaksi pengasuh dan anak usia di
bawah 5 tahun, pertumbuhan dan
perkembangan anak di Kota Yogyakarta
• Tahun 2017-2018: Implementasi CCD
terhadap kualitas interaksi pengasuh-anak,
pertumbuhan dan perkembangan anak
stunting usia < 24 bulan di Kulon Progo
Yogyakarta
10/28/2016 27
Variabel yang diamati di Kecamatan
Kalibawang, Kulon Progo, Yogyakarta
• Perilaku orang tua dalam pemberian makan
• Pertumbuhan anak
• Perkembangan anak dengan menggunakan pemeriksaan
CLAMS (kemampuan bahasa) dan CAT (visuo-motor)
• Keterampilan kader dalam pemberian konseling tentang
Care For Child Development.
• Kualitas interaksi antara pengasuh dengan anak
• Asupan makanan
• Ketahanan pangan keluarga

10/28/2016 28
Kebijakan dalam Percepatan Perbaikan Gizi 17

Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013 tentang Percepatan


Perbaikan Gizi
1) Penurunan stunting fokus pada 1000 hari pertama kehidupan
2) Pendekatan multisektor
Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2017 tentang Gerakan
Masyarakat Hidup
Sehat
1)Aktivitas fisik
2)Konsumsi makanan sehat
3)Deteksi dini
4)Lingkungan sehat
5)Pendidikan kesehatan
6)Pola hidup sehat
Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2017 tentang Kebijakan Strategis Pangan dan Gizi
1)Ketersediaan pangan
2)Keterjangkauan pangan
3)Pemanfaatan pangan
4)Perbaikan gizi masyarakat
5)Penguatan kelembagaan pangan dan gizi
Hasil Rakor Wapres 12 Juli dan 9 Agustus 2017 18

Hasil Rakor Wapres 12 Juli 2017 Hasil Rakor Wapres 9 Agustus 2017

Kesepakatan perlunya Intervensi Kampanye : Materi dan pemanfaatan


1 Gizi Terintegrasi
1 media

Perlunya memilih fokus lokasi 2


2 Intervensi Fokus lokasi intervensi multisector:
2017 : 8 kabupaten/kota
2018 : 100 kabupaten/kota
Perlunya pesan gizi yang tepat,
3 Sederhana dan spesifik lokal
Pidato Presiden pada Rapat Paripurna RAPBN 2018, 16 Agustus 2017 18

Foto: Antara News

"Pemerintah secara konsisten melakukan intervensi untuk mengurangi dampak kekurangan


gizi kronis yang berakibat pada kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal pada bayi
atau stunting. Hal ini mengingat seribu hari pertama kehidupan akan sangat memengaruhi
tumbuh kembang anak, terkait dengan kemampuan emosional, sosial dan fisik, serta kesiapan
untuk belajar, berinovasi dan berkompetisi. Program ini akan sangat penting untuk memperbaiki
kualitas anak-anak Indonesia ke depan sebagai investasi kita di sumber daya manusia
Indonesia."
Kegiatan Spesifik dan Sensitif Lintas K/L 1
10

Suplementasi gizi; Promosi ASI, MP-ASI, fortifikasi;


Pendidikan gizi; Promosi & kampanye gizi seimbang; PAUD dengan muatan kesehatan & gizi; Pendidikan
Kecacingan; Tata Laksana Gizi; JKN kesehatan reproduksi dan gizi, Kelas Parenting

Ketahanan pangan; Pemanfaatan


Penyediaan sarana air
pekarangan rumah tangga (KRPL)
bersih dan sanitasi

Pembinaan iodisasi garam; Pengawasan Bantuan Pangan Non-Tunai (sumber protein) ;


fortifikasi garam, Fortifikasi Umum PKH; dan pemanfaatan fasilitator untuk
pendidikan gizi

Keamanan dan Standardisasi pangan;


Monitoring makanan terfortifikasi, Labeling Pendidikan kesehatan reproduksi remaja; Bina
dan Iklan Keluarga Balita (BKB), Parenting

Kursus calon pengantin;


Pendidikan kesehatan & gizi
untuk madrasah & pondok NIK; Akta kelahiran; Fasilitasi program &
pesantren; Mendorong peran kegiatan gizi dalam APBD
pemuka agama

Penganggaran Dana Desa untuk


Dana Insentif
kegiatan desa
Daerah

Catatan: Tidak ada penambahan anggaran untuk intervensi terintegrasi, anggaran yang digunakan bersumber dari alokasi APBN dan
pendanaan dari mitra pembangunan (apabila dibutuhkan)
Jenis Intervensi Penurunan Stunting yang Harus Ada di Desa
Jenis Intervensi Penurunan Stunting yang Harus Ada di Desa
Jenis Intervensi dan Level Program 1
13

Level Program Level Program


Spesifik Intervensi Puskesmas Jenis Intervensi
Puskesmas
Desa (Kecamatan Keterangan Desa
(Kecamatan)
)
Penyediaan air bersih dan sanitasi
Ibu Hamil
1. STBM v
1. Suplementasi besi-folat v Ditulis secara detail
(TTD) (juknis dan
2. PAMSIMAS v
mekanismenya/ideal)
2. PMT Bumil KEK v 3. SANIMAS v

3. Suplementasi kalsium v Ketahanan pangan dan gizi

4. Kelambu & obat malaria v 1. KRPL v


(daerah
endemis
2. Desa Mandiri Pangan v
)
Ibu Menyusui Keluarga Berencana

1. Promosi menyusui (ASI v 1. Pelatihan dan penguatan PLKB v


eksklusif)
2. Promosi MP-ASI v 2. Bimbingan Perkawinan bagi Calon v
Pengantin
Bayi 0-23 bulan Pendidikan Gizi Masyarakat

1. Zink untuk manajemen V 1. Kelas Ibu Hamil v


diare
2. Suplementasi vitamin A v 2. Penyelenggaraan PAUD v

3. Pencegahan kurang gizi V 3. Kelas Parenting v


akut
4. Pelatihan Guru dan Tenaga Kependidikan v
Wujudkan Indonesia Tanpa Kelaparan dan Kekurangan Gizi
Referensi
• Black, M. M., Walker, S. P., Fernald, L. C.,
Andersen, C. T., DiGirolamo, A. M., Lu, C., ... &
Devercelli, A. E. (2017). Early childhood
development coming of age: science through
the life course. The Lancet, 389(10064), 77-90.
• WHO. (2018). Stunting in a nutshell. Retrieved
August 21, 2018 from
http://www.who.int/nutrition/healthygrowth
proj_stunted_videos/en/
10/28/2016 37
• Black, R. E., Victora, C. G., Walker, S. P., Bhutta, Z. A.,
Christian, P., De Onis, M., ... & Uauy, R. (2013). Maternal and
child undernutrition and overweight in low-income and
middle-income countries. The Lancet, 382(9890), 427-451.
• Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional. (2018).
Siaran Pers Stunting Summit: Komitmen Bersama Turunkan
Prevalensi Stunting di Indonesia. Jakarta: Kementrian
Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional. Retrieved August 21, 2018 from
https://www.bappenas.go.id/files/1815/2220/6559/Siaran_P
ers_Stunting_Summit_omitmen_Bersama_Turunkan_Prevale
nsi_Stunting_di_Indonesia.pdf
10/28/2016 38
• Schmidt, C. W. (2014). Beyond malnutrition: the role of sanitation in
stunted growth. Environmental health perspectives, 122(11), A298.
• Badan Pusat Statistik. (2014). Kajian Indikator Sustainable Developtment
Goals (SDGs). Jakarta: Badan Pusat Statisik.
• WHO. (2015). Caring for The Child’s Healthy Growth and Development. A
Training Course for Community Health Workers. Fasilitator Notes.
• WHO. (2012). Care for child development: improving the care of young
children.
• Lucas, J. E., Richter, L. M., & Daelmans, B. (2018). Care for Child
Development: an intervention in support of responsive caregiving and
early child development. Child: care, health and development, 44(1), 41-
49.
• Yousafzai, A. K., Rasheed, M. A., Rizvi, A., Armstrong, R. & Bhutta, Z. A.
(2014) Effect of integrated responsive stimulation and nutrition
interventions in the Lady Health Worker programme in Pakistan on child
development, growth, and health outcomes: a cluster-randomised
factorial effectiveness trial. The Lancet, 384, 1282–1293.
10/28/2016 39
TERIMA KASIH

Email:
fitriharyanti@ugm.ac.id

40

Anda mungkin juga menyukai