Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. MASALAH UTAMA
Defisit Perawatan Diri

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Definisi
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan dalam melakukan
kebersihan diri, makan, berpakaian, berhias diri, makan sendiri, buang air
besar atau kecil sendiri (toileting) (Keliat B. A, dkk, 2011).
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang
mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene),
berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK (toileting) (Nita Fitria, 2014).
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada
pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses
pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Kurang perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat
kebersihan diri antaranya mandi, makan minum secara mandiri, berhias
secara mandiri, toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012).

2. Tanda dan Gejala


a. Subjektif
1) Malas mandi
2) Tidak mau menyisir rambut
3) Tidak mau menggosok gigi
4) Tidak mau memotong kuku
5) Tidak mau berhias/berdandan
6) Tidak menggunakan alat mandi
7) Tidak menggunakan alat makan dan minum saat makan dan
minum
8) BAB dan BAK sembarangan
9) Tidak membersihkan diri setelah BAB dan BAK
10) Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar
b. Objektif
1) Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor, kuku
panjang, tidak menggunakan alat-alat mandi, tidak mandi
dengan benar.
2) Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak rapi,
berpakaian tidak rapi, tidak mampu berdandan, tidak mampu
memakai barang-barang yang perlu dalam berpakaian, dan
melepas barang-barang yang perlu dalam berpakaian.

3. Rentang respon
Adaptif Maladaptif

Pola perawatan Kadang perawatan Tidak


melakukan
diri seimbang diri kadang tidak perawatan
diri

Keterangan :
a. Pola perawatan diri seimbang: saat klien mendapatkan stresor dan
mampu untuk berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang
dilakukan klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
b. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor
kadang - kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.
c. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli
dan tidak bisa melakukan perawatan saat stresor.
4. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga
perkembangan inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan
perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang
kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan
kemampuan dalam perawatan diri.
5. Faktor Presipitasi

Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah


kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu
kurang mampu melakukan perawatan diri

C. Pohon Masalah
Effect Gangguan pemeliharaan kesehatan
(BAB/BAK, mandi, makan minum)

Core Problem Defisit Perawatan Diri

Menurunnya motivasi dalam perawatan diri

Causa Isolasi sosial: menarik diri


D. Data yang Perlu Dikaji
Pengkajian defisit perawatan diri dapat dilakukan melalui wawancara
dan observasi kepada pasien dan keluarga
1. Wawancara
a. Bagaimana kebersihan diri pasien?
b. Apakah pasien malas mandi, mencuci rambut, menggosok gigi,
c. menggunting kuku?
d. Bagaimana penampilan pasien?
e. Apakah pasien menyisir rambut ,berdandan, bercukur (untuk laki-
laki)?
f. Apakah pakaian pasien rapi dan sesuai?
g. Apakah pasien menggunakan alat mandi/kebersihan diri
h. Bagaimana makan dan minum pasien ?
i. Apakah pasien menggunakan alat makan dan minum saat makan dan
minum ?
j. Bagaimana BAB dan BAK pasien ?
k. Apakah pasien membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK setelah
BAB dan BAK ?
l. Apakah pasien mengetahui cara perawatan diri yang benar ?
2. Observasi
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,
kulit berdaki dan bau, kuku panjang dan kotor.
b. Ketidakmampuan berhias/berdandan, ditandai dengan rambut acak-
acakan, pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien
laki-laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
c. Ketidakmampuan makan dan minum secara mandiri, ditandai dengan
ketidakmampuan mengambil makan dan minum sendiri, makan
berceceran, dan makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB dan BAK secara mandiri, ditandai dengan
BAB dan BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan diri dengan
baik setelah BAB dan BAK.
E. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri : Kebersihan diri, berdandan, makan/minum,
BAB/BAK

F. Rencana Tindakan Keperawatan


1. Tujuan Perawatan pada Pasien :
a. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Pasien mampu melakukan berhias/berdan dan secara baik
c. Pasien mampu melakukan makan dengan baik
d. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
2. Tindakan keperawatan pada klien:
a. SP 1 : Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
(pengkajian dan melatih caramenjaga kebersihan diri: mandi, cuci
rambut, sikat gigi, potong kuku)
1) Identifikasi masalah perawatan diri: kebersihan diri, berdandan,
makan/ minum, BAB/BAK.
2) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri.
3) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
4) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri : mandi dan
ganti pakaian, sikat gigi, cuci rambut, potong kuku
5) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri.
6) Memasukkan dalam jadwal kegiatan.
b. SP 2 :Melatih pasien berdandan/berhias
1) Evaluasi tanda & gejala defisit perawatan diri
2) Validasi kemampuan pasien melakukan kegiatan pertama
3) Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama
4) Jelaskan cara dan alat untuk berdandan
5) Latih cara berdandan setelah kebersihan diri: sisiran, rias muka
untuk perempuan; sisiran, cukuran untuk pria
6) Masukkan pada jadwal kegiatan untuk kebersihan diri dan
berdandan:
Untuk pasien laki-laki latihan meliputi:
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi:
a) Berpakaian
b) Menyisir rambut
c) Berhias
c. SP 3 : Melatih pasien makan secara mandiri (melatih cara makan dan
minum yang baik).
1) Evaluasi tanda & gejala defisit perawatan diri.
2) Validasi kemampuan kegiatan pertama & kedua yg telah dilatih
& beri pujian.
3) Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama,kedua& ketiga.
4) Menjelaskankebutuhan (kebutuhanmakanperharidewasa 2000-
2200 kal (perempuan) danlaki-lakiantara 2400-2800 kal setiap
hari makan : minum 8 gelas (2500ml setiap hari) dan cara
makan dan minum.
5) Menjelaskan cara makan yang tertib.
6) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan.
7) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik; Latihan
cara makan dan minum yang baik.
8) Masukkan latihan kegiatan pada jadwal kegiatan.
d. SP 4 ; Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri.
1) Evaluasi tanda & gejala defisit perawatan diri.
2) Validasi kemampuan melakukan kegiatan pertama, kedua &
ketiga yang telah dilatih & beri pujian.
3) Evaluasi manfaat melakukan kegiatan pertama, kedua & ketiga.
4) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai.
5) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK.
6) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK.
7) Latih BAB dan BAK yang baik.
8) Masukkan pada jadwal kegiatan.

3. Tindakan keperawatan pada keluarga:


a. SP 1 K : Melatih cara merawat & membimbing pasien : kebersihan
diri
1) Diskusikan masalah yang dirasakan dalam merawat pasien.
2) Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya
deficit perawatan diri (gunakan booklet).
3) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri
yang dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri
pasien.
4) Jelaskan cara merawat deficit perawatan diri.
5) Latih keluarga cara merawat kebersihan diri, berdandan, makan
dan minum, BAB dan BAK (Bimbing cara merawat :
kebersihan diri).
6) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan
pujian.
b. SP 2 K : Melatih cara merawat & membimbing pasien : berdandan
1) Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi
2) gejala defisit perawatan diri
3) Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing pasien
melaksanakan kegiatan yang telah dilatih
4) Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri
pujian
5) Bimbing keluarga merawat kebersihan diri ,berdandan.
6) Bersama keluarga melatih pasien cara berdandan
7) Anjurkan membantu pasien sesuai
8) jadwal dan memberi pujian.
c. SP 3 K : Membimbing cara makan dan minum pasien
1) Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi.
2) Gejala defisit perawatan diri.
3) Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing pasien
melaksanakan kegiatan yang telah dilatih.
4) Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri
pujian.
5) Bimbing keluarga merawat kebersihan diri ; makan dan minum.
6) Bersama keluarga melatih pasien cara makan yg benar.
7) Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian..
d. SP 4 K : Melatih merawat & membimbing BAB dan BAK pasien,
follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan
1) Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi gejala defisit
perawatan diri.
2) Validasi kemampuan keluarga dalam membimbing pasien
melaksanakan kegiatan yang telah dilatih.
3) Evaluasi manfaat yang dirasakan keluarga dalam merawat, beri
pujian.
4) Bimbing keluarga merawat kebersihan diri ; BAB dan BAK.
5) Bersama keluarga melatih pasien cara BAK & BAB yg benar.
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti. (2012). Asuhan keperawatan Jiwa. Bandung: PT Refika Aditama.

Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi I. Jakarta :
EGC

Nita Fitria. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan untuk 7 Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat. Jakarta: SalembaMedika.

Anda mungkin juga menyukai