Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MOLEKUL KEHIDUPAN

Biosel

Disusun oleh :

Kelompok 9

Faza Annisa

Oswind Elizabeth Wea

Palentinus Daung

Zulkarnain

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIYATA HUSADA SAMARINDA

PRODI D-III ANALIS KESEHATAN

2019
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmatnya
kami dapat menyelesaikan makalah bakteriologi ini sekaligus di beri kelancaran dalam
mencari dan mengumpulkan informasi.

Adapun penulisan makalah ini untuk menyelesaikan salah satu tugas mata pelajaran
biosel, kami ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, khususnya dosen biosel
kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul ‘Molekul Kehidupan”
Tujuan kami membuat makalah ini yaitu untuk menambah pengalaman sebagai pelajar dalam
membuat materi pembahasan dan untuk menjalankan dan memenuhi tugas kami sebagai
mahasiswa dalam mempelajari pelajaran biosel dengan baik.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, dengan kerendahan hati kami mohon perkenaan para pembaca untuk memberikan
saran dan kritik.Sekian maksud dan tujuan kami dalam membuat makalah ini.

Setiap manusia tak luput dari berbuat kesalahan, untuk itu apabila ada kesalahan
penulisan dan penyajian, kami mohon maaf atas kesalahan tersebut.

Demikian yang bisa kami tuliskan dalam kata pengantar makalah ini. Kritik dan saran
selalu terbuka untuk perbaikan makalah ini.

TERIMA KASIH

SAMARINDA, 18 SEPTEMBER 2019

HORMAT KAMI

ANGGOTA KELOMPOK

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………… 2


Daftar isi …………………………………………………………………………………. 3
BAB I …………………………………………………………………………………….. 4
Pendahuluan …………………………………………………………………………… 4
A. Latar Belakang ………………………………………………………………………. 4
B. Tujuan ………………………………………………………………………………… 5
BAB II ……………………………………………………………………………………. 6
Pembahasan ……………………………………………………………………………. 6
A. Molekul Kehidupan ………………………………………………………………… 6
B. Penyusun Molekul Kehidupan …………………………………………………….. 7
C. Interaksi Molekul Kehidupan ………………………………………………………. 10
BAB II …………………………………………………………………………………….. 12
Penutup …………………………………………………………………………………. 12
A. Kesimpulan ………………………………………………………………………….. 12
B. Saran ……………………………………………………………………………….... 12
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………….. 13
Lampiran ………………………………………………………………………………… 14

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu Molekul DNA heliks ganda (untai merah dan hijau) dikelilingi oleh protein
(subunit kuning dan biru) yang merupakan situs pengikatan DNA polymerase dan
komponen – komponen lain mekanisme replikasi.

Penemuan sturuktur heliks ganda asam deoksiribonukleat (DNA), penjelasan tentang


aliran informasi dari gen ke protein, penentuan struktur tiga dimensi dan mekanisme kerja
banyak molekul protein, dan penguraian jalur-jalur metabolism sentral merupakan
beberapa pencapain biokimia yang luar biasa. Banyak yang juga sudah dipelajari tentang
mekanisme molekuler yang menghasilkan energy, mendeteksi sinyal dan memproses
informasi. Pengembangan teknologi rekombinan DNA telah membuat genom seakan –
akan menjadi sebuah buku yang terbuka. Banyak hal dan kejutan – kejutan menegnai
genom, sekarang bias didapatkan.

Makhluk – makhluk hidup yang berbeda seperti bakteri Escherichia coli dan manusia
menggunakan unit – unit penyusun yang sama untuk membangun makromolekul. Airan
informasi genetic dari DNA ke RNA ke protein pada dasarnya sama pada semua makhluk
hidup. Adenosine trifosfat (ATP), sember energy yang universal dalam system biologi
dibuat dengan cara yang serupa oleh semua bentuk kehidupan.

Kelainan molekuler yang menyebabkan anemia sel sabit, fibrinolysis sistik, hemophilia
dan banyak penyakit genetic lainnya telah dapat dijelaskan. Pengetahuan mengenai
kelainan yang mendasari membuka peluang untuk penemuan dan penggunaan obat
secara efektif. Biokimia juga banyak membantu diagnosis klinik. Misalnya, peningkatan
kadar enzim di dalam darah memperlihatkan apakah seorang pasien baru saja
mengalami infark miokard. Pelacak DNA memegang peranan dalam diagnosis yang tepat
menegnai penyakit keturunan, penyakit infeksi dan kanker. Galur- galur bakteri yang
direkayasa secara genetik dan mengandung DNA rekombinan dapat menghasilkan
protein yang berharga seperti insulin, hormone pertumbuhan dan perangsang
perkembangan sel darah. Ebih jauh lagi, biokimia memungkinkan desain rasional obat –
obatan baru. Bidang pertanian juga perubahan – perubahan sifat – sifat genetic yang
direncanakan pada tanaman, seperti misalnya ketahanan yang lebih besar terhadap
insekta.

4
B. TUJUAN

1. Untuk mengetahui pengertian molekul kehidupan

2. Untuk mengetahui penyusun molekul kehidupan

3. Untuk mengetahui interaksi molekul kehidupan

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Molekul Kehidupan
Makhluk hidup mempunyai kemampuan untuk mengekstrak energi dari nutrisi
yang digunakannya. Energi ini berguna untuk melakukan berbagai fungsi. Makhluk
hidup mempunyai tenaga untuk merespon lingkungannya. Makhluk hidup
mempunyai kemampuan bertumbuh dan membelah. Namun sesungguhnya makhluk
hidup adalah kehidupan yang mempunyai fenomena yang kompleks. Makhluk hidup
tersusun atas molekul yang pada dasarnya merupakan benda mati. Benda mati
tersebut bergabung, berinteraksi dan membentuk ‘kehidupan’. Mengapa pada
kenyataannya organisme hidup sama sekali berbeda dari benda mati, Kekuatan apa
yang membuat mereka “hidup” (life bukan on). Sampai sekarang biokimia belum
mempunyai penjelasan yang memuaskan. Oleh sebab itu, kita tidak mungkin
mendefinisikan ‘makhluk hidup’ dengan tepat. Bagaimanapun juga Norman Horowitz
mengusulkan kriteria makhluk hidup adalah memiliki ciri-ciri bereplikasi,
mengkatalisis dan berubah-ubah.
Keunikan dan keragaman makhluk hidup muncul bahkan pada tingkat selular.
Makhluk hidup paling sederhana terdiri dari satu sel, dan sangat mikroskopik.
Makhluk hidup yang kompleks merupakan organisme multiseluler yang mengandung
tipe sel berbeda, bervariasi ukuran, bentuk dan fungsi khususnya. Organisme hidup
tersusun atas molekul yang pada dasarnya merupakan benda mati. Karakteristik
makhluk hidup paling utama yang membedakannya dengan benda mati adalah
makhluk hidup dapat berkembang biak (bereproduksi). Hal ini mengindikasikan
bahwa makhluk hidup bereplikasi.

Karakteristik makhluk hidup yang lain adalah sebagai berikut:

1. Mahluk hidup tersusun atas sel. Makhluk hidup paling sederhana terdiri dari satu
sel, sedangkan yang lebih kompleks tersusun dari banyak sel. Setiap isi sel
dilindungi oleh membran sitoplasma.

2. Makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan


menyebabkan ukuran sel menjadi semakin besar dan jumlah sel semakin
bertambah. Pertambahan tinggi atau pertambahan berat suatu organisme
merupakan tanda makhluk hidup bertumbuh. Selain bertumbuh, sel-sel makhluk

6
hidup mengalami perkembangan. Perkembangan meliputi perubahan sel menjadi
bentuk yang berbeda sehingga dapat menjalankan fungsi tertentu.

3. Makhluk hidup melakukan metabolisme. Pada tubuh makhluk hidup terjadi


berbagai deretan reaksi pembentukan dan penguraian senyawa-senyawa yang
dikenal sebagai metabolisme. Setiap reaksi pada metabolisme dikatalisis oleh
enzim. Metabolisme terjadi terus-menerus, sehingga sel tubuh makhluk hidup
selalu dalam keadaan lingkungan internal yang seimbang dan konstan.

4. Makhluk hidup memberikan respons terhadap rangsangan. Setiap makhluk hidup


sensitif terhadap rangsangan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar
tubuh. Rangsangan yang diterima makhluk hidup antara lain perubahan warna,
intensitas cahaya, suhu, tekanan, kadar air, dan suara.

5. Makhluk hidup mempunyai kemampuan beradaptasi dengan lingkungan.


Kemampuan adaptasi membuat makhluk hidup dapat bertahan meskipun pada
keadaan lingkungan yang senantiasa berubah-ubah.

B. Penyusun Molekul Kehidupan


Sel dibangun oleh struktur kompleks supramolekular. Kompleks supramolekular
merupakan gabungan dari beberapa makromolekul. Makromolekul dengan
makromolekul lainnya dibedakan oleh unit monomernya dan ukurannya. Monomer
berikatan dengan monomer lainnya dapat membentuk dimer, oligomer atau polimer.
Monomer adalah molekul kecil (mikromolekul), sedangkan polimer adalah molekul
besar (makromolekul). Sebagai contoh ukuran panjang molekul alanin (unit monomer
protein) kurang dari 0,5 nm. Sebuah molekul hemoglobin, suatu protein pembawa
oksigen yang terdapat pada eritrosit sel darah merah yang terdiri dari hampir 600 residu
asam amino dengan 4 subunit (2 subunit α dan 2 subunit β) membentuk protein globular
yang mempunyai diameter 5,5nm. Ukuran hemoglobin kecil dibandingkan ribosom.
Diameter ribosom sekitar 20nm. Ribosom adalah organel sel, ukurannya lebih kecil
dibandingkan organel sel mitokondria yang diameternya sekitar 1000nm. Biomolekul
sederhana sampai struktur sel dapat dilihat dengan mikroskop cahaya.
Unit monomer merupakan molekul kecil ‘mikromolekul’. Monomer-monomer
berikatan kovalen membentuk molekul besar ‘makromolekul’ yang dinamakan polimer.
Unit monomer pada protein adalah residu asam amino yang dihubungkan oleh ikatan
peptica. Unit monomer pada asam nukleat adalah nukleotida yang dihubungkan oleh
ikatan fosfodiester. Unit monomer pada polisakarida adalah sakarida yang dihubungkan
oleh ikatan glikosida. Ikatan peptida, ikatan fosfodiester, dan ikatan glikosida
merupakan ikatan kovalen. Ikatan kovalen merupakan ikatan yang lebih kuat
7
dibandingkan ikatan nonkovalen. Pada kompleks supramolekular, makromolekul,
makromolekul bergabung bersama akibat interaksi non kovalen. Kebanyakan interaksi
non kovalen lebih lemah daripada ikatan kovalen. Yang termasuk interaksi non kovalen
adalah ikatan hidrogen (antara gugus polar yang mengandung atom F, O, N dengan
atom H), interaksi ionik (antara gugus bermuatan), interaksi hidrophobik (antara gugus
nonpolar dalam larutan berair), dan interaksi van der Walls (London forces). Semua
ikatan tersebut mempunyai energi yang lebih rendah dibandingkan ikatan kovalen.
Sejumlah besar interaksi yang lemah antara makromolekul dalam kompleks
supramolekular menstabilkan ‘rakitan’ ini menghasilkan struktur kompleks
supramolekular yang unik dengan fungsi yang berbeda-beda. Contoh kompleks
supramolekular adalah dinding sel, membran plasma, dan kromatin. Gabungan
beberapa tipe kompleks supramolekular dapat membentuk organel sel yang unik
dengan fungsi yang berbeda-beda. Mitokondria adalah organel sel yang berbeda
fungsinya dengan organel sel kloroplast. Organel sel ribosom mempunyai fungsi yang
berbeda pula dibandingkan organel sel lisosom.

Gambar 14. Perbandingan Ukuran Ribosom,


Mitokondria, dan E.coli serta Kloroplast

8
Gambar 15 Perbandingan Ukuran Mikromolekul,
Membran, Ribosom, DNA, dan Hemoglobin

Organisme hidup tersusun atas molekul yang pada dasarnya merupakan benda
mati. sedangkan kompleks supramolekul (level 3), makromolekul (level 2), dan unit
monomer (level 1) adalah benda mati. Interaksi unit monomer pada level 1 membentuk
makromolekul pada level 2 dan selanjutnya interaksi makromolekul dengan
makromolekul membentuk kompleks supramolekul pada level 3, akhirnya membentuk
organel sel, kemudian organel sel berinteraksi membentuk sel yang life pada level 4.

Studi in vitro (dalam test tube) telah dilakukan untuk melihat interaksi antara
makromolekul yang dimiliki oleh kompleks supramolekular. Satu pendekatan untuk
mengerti proses biologi adalah studi molekul yang telah dimurnikan secara in vitro tanpa
interferensi dari hadirnya molekul lain di dalam sel utuh. Riset di bidang ini merupakan
tantangan besar bagi ahli biokimia dan ahli bioteknologi untuk mengerti fungsi suatu
molekul protein secara in vitro seperti fungsinya secara in vivo. Suatu pekerjaan cerdas
yang membutuhkan kesabaran, dan ketelitian.

9
C. Interaksi Molekul Kehidupan
Interaksi – interaksi molekuler reversible di jantung gerak kehidupan. Daya –
daya nonkovalen yang lemah memegang peran kunci dalam replikasi DNA yang
seksama, pelipatan protein ke dalam bentuk tida dimensi yang rumit, pengenalan
spesifik substrat oleh enzim, dan deteksi molekul sinyal. Memang benar, semua
struktur dan proses biologi bergantung pada peran interaksi – interaksi nonkovalen
maupun yang kovalen. Tiga ikatan nonkovalen dasar itu adalah ikatan elektrolik,
katan hydrogen dan ikatan van e waals. Ketiganya berbeda dalam geometri,
kekuatan dan spesifitas. Lebih jauh, ikatan – ikatan ini dipengaruhi secara
mendalam dan dengan cara yang berbeda oleh adanya air. Masing – masing
karateristik ikatan sebagai berikut :
 Ikatan Elektrostatik
Sebuah gugus bermuatan pada suatu substrat dapat menarik gugus
bermuatan berlawanan pada suatu enzim. Tenaga (F) tarikan elektrositik
semacam ini. Menurut hokum Coulomb dimana q1 dan q2 adalah muatan –
muatan dari kedua gugusan itu, r adalah jarak antara keduanya, dan D adalah
tetapan dielektrik medium. Daya tarik itu terbesar dalam sebuah ruang vakum
(dimana D bernilai 1) dan terkecil dalam suatu medium seperti misalnya air
Idimana D bernilai 80). Daya tari semacam ini disebut juga ikatan ionic, ikatan
garam, jembatan garam, atau pasangan ion. Jarak di antara atom – atom
bermuatan berlawanan dalam daya tarik elektristatik optimal kira – kira 28A.
 Ikatan Hidrogen
Ikatan Hidrogen dapat dibentuk di antara molekul – molekul tidak bermuatan
maupun molekul – molekul bermuatann. Dalam ikatan hydrogen, sebuah atom
hydrogen diikat bersama oleh dua atom berbeda. Atom yang mengikat hydrogen
lebih kuat disebut donor hydrogen sedangkan atom lainnya disebut akseptor
hydrogen. Akseptor tersebut memiliki muatan negative sebagian yang menarik
atom hydrogen. Ikatan hydrogen dapat dianggap sebagai zat antara pada
transfer proton dari suatu asam ke suatu basa.
Pada ikatan hydrogen dalam suatu system biologi, donor berupa atom
nitrogen atau oksigen yang memiliki atom hydrogen yang terikat secara kovalen.
Akseptor adalah oksigen atau nitrogen. Energi ikatannya adalah antara kira –
kira 3 sampai 7 kkal/mol. Ikatan hidrogen lebih kuat daripada ikatan van der
Waals tetapi jauh lebih lemah daripada ikatan kovalen. Panjang ikatan hydrogen
adalah antara panjang ikatan kovalen dan ikatan van der waals. Sifat penting
ikatan hydrogen adalah bahwa ikatan – ikatan ini sangat terarah. Ikatan hidrogen
terkuat adalah ikatan yang atom donor, hidrogen dan akseptornya bersifat

10
koliner. Heliks 𝛼, motif yang banyak terdapat dalam protein, distabilkan oleh
ikatan –ikatan hydrogen anatar gugus amida (-NH) dan gugus karbonil (-CO).
contoh lain tentang pentingnya ikatan hydrogen adalah DNA heliks ganda, yang
dipertahankan oleh ikatan – ikatan hydrogen antara basa – basa pada untai –
unti yang berhadapan.
 Ikatan Van Der Waals
Ikatan van der waals merupakan daya tarik yang nonspesifik, yang berperan
saat dua atom berjarak antara 3 sampai 4 A. walaupun ikatan ini lebih lemah dan
kurang spesifik daripada ikatan hydrogen dan ikatan elektristatik, ikatan van der
waals tidak kurang pentingnya dalam system biologi. Dasar ikatan van der waals
adalah penyebaran muatan electron di sekitar atom, mengalami perubahan
dengan waktu. Penyebaran muatan tidak pernah benar – benar simetris. Sifat
asimetris sementara dalam muatan electron yang mengelilingi atom ini,
mendorong asimetris yang mirip dalam penyebaran elektron di sekitar atom
meningkat bila atom – atom yang berada di dekatnya. Tarikan yang terjadi
antara sepasang atom meningkat bila atom – atom itu makin mendekat, sampai
hanya tinggal dipisahkan oleh jarak kntak van der waals. Pada jarak yang lebih
dekat, daya tolak – menolakyang sangat kuat menjadi dominan karena kabur
elektron terluar saling tumpang tindih. Jarak kontak antara atom oksigen dan
karbon, misalnya adalah 3. 4 A yaitu penjumlahan 1, 4 dan 2,0 A, radius kontak
(table 1 -2) atom – atom O dan C.
Energy ikatan van der waals sepasang atom adalah lebih kurang 1 kkal/mol.
Ini jauh lebih rendah daripada energy ikatan hydrogen atau ikatan elektrostatik,
yang berkisar antara 3 sampai7 kkal/mol. Sebuah ikatan tunggal van der waals
dianggap sangat tidak penting karena kekuatannya hanya sedikit lebih besar
daripada rata – rata energy thermal molekul – molekul pada suhu ruang (0,6
kkal/mol). Selain dari itu daya van der waals melemah dengan cepat bila jarak
sepsang atom menjadi lebih besar atom dalam saah satu dari pasangannya
molekul dapat secara bersamaan mendekat ke banyak atom pada molekul
pasangannya. Hal ini hanya dapat terjadi bila bentuk – bentuk molekul tidak
sesuai. Dengan kata lain, interaksi van der waals yang efektif tergantung pada
kecocokan sterik. Walaupun sebenarnya tidak ada kespesifikan dalam interaksi
tunggal van der waals, spesifisitas terjadi apabila ada kesempatan untuk
membuat sejumlah besar ikatan van der waals secara stimultan. Penolakan
antara atom – atom yang lebih dekat daripada jarak kontak van der waals sama
pentingnya dengan tarikan untuk menetapkan kekhususan.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Makhluk hidup tersusun atas molekul yang pada dasarnya merupakan benda
mati. Benda mati tersebut bergabung, berinteraksi dan membentuk ‘kehidupan’.
Organisme hidup tersusun atas molekul yang pada dasarnya merupakan benda mati.
Karakteristik makhluk hidup paling utama yang membedakannya dengan benda mati
adalah makhluk hidup dapat berkembang biak (bereproduksi). Hal ini
mengindikasikan bahwa makhluk hidup bereplikasi.

Karakteristik makhluk hidup paling utama yang membedakannya dengan benda


mati adalah makhluk hidup dapat berkembang biak (bereproduksi). Hal ini
mengindikasikan bahwa makhluk hidup bereplikasi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Azhar Minda. 2016. BIOMOLEKUL SEL Karbohidrat, Protein, dan Enzim. Padang : UNP
Press.

Azhar, Tauhid Nur. 2008. Dasar – Dasar Biologi Molekuler. Bandung : Widya
Padjadjaran.

Montgomery, DKK. 1993. Biokimia. Jakarta : Binarupa Aksara.

Lehninger, Albert L. 1982. Dasar – Dasar Biokimia. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Strayer, Lubert. 2000. Biokimia Vol 1. Jakarta : EGC.

13
LAMPIRAN – LAMPIRAN

14
15
16
17
18

Anda mungkin juga menyukai