Anda di halaman 1dari 34

BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

BOOKLEAT PEMBUATAN PETA


DASAR DAN RENCANA
PENYUSUNAN RDTR WILAYAH
MENGGUNAKAN ARCGIS

1
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

BAB I
PENDAHULUAN

Peta didefinisikan sebagai media penyajian informasi dari unsur- unsur alam dan buatan manusia
pada permukaan bumi yang dibuat secara kartografis (informasi yang berreferensi geografis) pada
bidang datar menurut proyeksi tertentu dan skala tertentu. Peta yang baik, adalah peta yang
mempunyai nilai informatif, komunikatif, artistik dan estetik.
Peta secara visual merupakan gambaran wilayah geografis, biasanya bagian permukaan bumi baik
laut maupun darat. Peta digambarkan kedalam dua dimensi (pada bidang datar) secara
keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi yang diproyeksikan dengan skala tertentu dan
dilengkapi dengan simbol-simbol. Pada perkembangannya peta direpresentasikan sebagai bentuk
grafis dari ruang permukaan bumi atau sebagai peta dasar.
Peta Dasar adalah peta yang menyajikan unsur-unsur alam dan/atau buatan manusia, yang berada
di permukaan bumi, digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala, penomoran, proyeksi, dan
georeferensi tertentu. Unsur-unsur peta dasar yaitu memiliki sistem referensi geospasial
(koordinat), mempunyai Skala (grafis dan numerik), sebagai unit pemetaan yang terdiri dari garis
pantai, hipsografi, perairan, nama rupabumi, batas wilayah, transportasi dan utilitas, bangunan dan
fasilitas umum, dan penutup lahan. Dengan peta dasar dapat dibuat berbagai jenis peta yang
diinginkan yaitu berupa peta tematik, peta rencana tata ruang wilayah, peta detail tata ruang, dll.
Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dibutuhkan proses pembuatan peta dasar yang
sesuai dengan peraturan sehingga dapat dijadikan acuan untuk pembuatan peta rencana. Oleh
karena itu modul 4 ini dibuat untuk memberikan pemahaman tentang proses atau tata cara
pembuatan peta dasar RDTR.

2
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

BAB II
SEKILAS TENTANG ARCGIS

Aplikasi ArcGIS sebenarnya terdiri dari beberapa aplikasi dasar yaitu: ArcMap, ArcCatalog,
ArcToolbox, ArcScene dan ArcGlobe.
1. ArcMap merupakan aplikasi utama yang digunakan untuk mengolah, membuat,
menampilkan, memilih, editing dan layout peta
2. ArcCatalog merupakan aplikasi yang berfungsi untuk mengatur berbagai macam data
spasial dalam ArcMap, meliputi fungsi browsing, organizing, distributing, deleting data-
data spasial
3. ArcToolbox merupakan aplikasi perangkat/tools dalam melakukan analisis-analisis
geospasial
4. ArcScene merupakan aplikasi mengolah dan menampilkan peta-peta ke dalam bentuk
3D
5. ArcGlobe merupakan aplikasi yang berfungsi untuk menampilkan peta-peta 3D ke dalam
bola dunia dan dapat dikoneksikan langsung dengan internet.

ArcCatalog adalah salah satu program dari ArcGIS yang bisa digunakan antara lain untuk
menelusuri atau mencari data (browsing), mengorganisir (organizing), mendistribusikan
(distributing) dan mendokumentasikan (documenting) suatu struktur data dalam ArcGIS.
ArcCatalog menyediakan beberapa fungsi antara lain untuk menampilkan (preview), membuat
dokumen dan mengatur data geografis serta membuat geodatabase untuk menyimpan data spasial
dan tabular.

2.1. ArcCatalog
Dapat digunakan untuk mengatur dan mengelola folder dan file-file data ketika membuat
project database di dalam komputer dengan geodatabase serta mengimpor feature class
dan tabel. Dengan ArcCatalog Anda juga bisa membuat, menampilkan dan merevisi
metadata, mendokumentasikan dataset dan juga project yang Anda buat.
2. Klik Start → Program → ArcGIS → ArcCatalog, setelah terbuka maka akan muncul antar
muka sebagai berikut:

3
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

Antar muka ArcCatalog terbagi menjadi 3 bagian utama, antara lain:


a. Catalog Tree yang menampilkan katalog penyimpanan file berbasis GIS, baik yang tersimpan
di dalam local drive, server maupun yang berbasis WebGIS.
b. Display yang menampilkan direktori konten GIS serta dapat menampilkan Preview dari
file terpilih dan Description yang dapat memperlihatkan metadata
c. Menu bar menampilkan berbagai macam fungsi menu dan tool untuk melakukan
input, manajemen, pemrosesan dan analisa data.
3. Browsing Data dengan ArcCatalog dilakukan dengan terlebih dahulu mengkoneksikan folder dimana
data akan disimpan. Klik Connet Folder kemudianbrowse lokasi penyimpanan data. Contoh D:\Latihan
lalu klik OK.

4
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

Menggunakan ArcCatalog
 Pilihlah folder data yang ingin diakses. Contoh D:\Latihan\Data. Perhatikan beberapa
perbedaan simbol yang terdapat di dalam ArcCatalogseperti yang ditunjukkan di sebelah
kanan ini.
a. Shapefile (.shp) merupakan format file vektor unutk mengolah data GIS.
b. Raster Image adalah data beruga gambar yang memiliki pixel
c. Geodatabase merupakan sistem folder yang ada di dalam ArcGIS untuk
memeudahkan penggunaan dalam penyimpanan data-data suatu project. File vektor
maupun raster yang ada di dalam suatu geodatabe dapat ditentukan ekosistemnya
sehingga mampu menghasilkan georeferensi yang sama. Di dalam geodatabase
terdapat bebrapa simbol yang perlu diketahui anatara lain:
 Feature dataset merupakan sub folder dari geodatabase untuk menampung
beberapa feature class.
 Featur class merupakan data vektor, sama halnya deng shapefile terbagi menjadi
feauture clas point, line dan polygon.
 Pada tab Preview, Anda dapat menampilkan data dalam bentuk tabular maupun dalam
bentuk gambar. Jika Anda mengubah pilihan pada Table, maka ArcCatalog akan
menampilkan data dalam bentuk tabel. Sedangkan bila Anda mengubahnya menjadi pilihan
Geography maka data akan ditampilkan data dalam bentuk gambar.

5
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

 Untuk menambahkan data shapefile (.shp) baru dalam ArcCatalog dilakukan dengan terlebih
dahulu menentukan lokasi file yang akan dibuat, kemudian di bagian Display pada tab
Contents, klik kanan, pilih New → Shapefile.

6
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

 Tentukan nama shapefile, feature type (polygon, polyline, atau point) dan sistem
koordinat. Sistem koordinat untuk kegiatan pelatihan ini ialah Geographic WGS 1984.
Sistem koordinat ini dapat ditemui dengan klik Edit, Pilih Geographic Coordinate
Systems → World → WGS 1984.

2.2. Arc Map


1. Buka Aplikasi ArcGIS → ArcMap
2. ArcMap → Getting Started, Pilih Blank Map, lalu klik OK Tampilan ArcMap terdiri atas tiga
bagian, yaitu:
 menu bar menampilkan berbagai macam fungsi menu dan tool untuk melakukan input,
manajemen, pemrosesan dan analisa data, serta pembuatan output peta
 Table of Content (TOC) menampilkan setiap layer peta yang dibuka di ArcMap.TOC dapat
digunakan untuk melakukan manipulasi data seperti pengaturan symbol, label, skala,
transparansi, dan lain-lain.
 Layar Tampilan atau Display untuk menampilkan, menganalisis, input dan editing
data.

3. Tools dalam ArcMap terdiri dari beberapa ikon

7
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

8
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

BAB III
KONVERSI BERAGAM FORMAT DATA PETA DASAR DAN
RENCANA

Pengolahan data untuk penyusunan sistem informasi geografis dari data AutoCad dengan
menggunakan contoh jalan kabupaten/ provinsi, dilakukan melalui tahapan- tahapan berikut ini:

3.1. Konversi Data Cad Drawing Ke Shapefile


1. Klik Add Data kemudian browse file yang sudah dihasilkan dalam proses cleansing
(contoh: jalan_kab_lampung_utara) → klik 2 kali file tersebut → Pilih
Polyline → Add

2. Klik kanan layer yang muncul → Data → Export Data → browse lokasi penyimpanan file →
tentukan nama dan jenis output file ke Shapefile → Save → klik Yes untuk menampilkan
output shp yang dihasilkan.

9
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

3.2. Format Data . Kml/ ,Kmz Dan .Gpx


Data berbasis GIS seringkali masih bersumber dari data non .shp yang masih belum
memiliki informasi atribut yang lebih komprehensif seperti: data Global Positioning System
(GPS) berupa data .gpx, data hasil digitasi pada Google Earth atau Google Maps dengan format
.kml atau .kmz. Data format ini dapat dipakai untuk mendapatkan vektor ruas-ruas jalan yang
telah dibuat. Data ini kemudian dikonversi menjadi data berformat .shp untuk kemudian diolah
lebih lanjut di ArcGIS. Konversi dilakukan menggunakan fitur Conversion Tool dalam ArcGIS.

1. Data Format .kml/. kmz


Dewasa ini, aplikasi Google Earth dapat membantu untuk kebutuhan pemetaan dan
pencarian lokasi tertentu. Data hasil pemetaan di aplikasi Google Earth (.kml atau .kmz) dapat
dikonversi ke dalan data format ArcGIS (shapefile) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Siapkan file hasil digitasi di Google Earth atau Google Maps ke dalam format file .kml
ataupun .kmz.
b. Buka ArcMap. Aktifkan ArcToolbox pada toolbar Standard → Conversion Tools → From
KML → KML To Layer
c. Masukan file Jalan_kab_lahat.kmz sebagai input, tentukan lokasi folder penyimpanan hasil
output dan terakhir isikan nama layer di kolom Output Data → Klik OK.

d. Untuk mengkonversi Feature Class keformat shapefile. Klik Kanan pada layer
Polylines di Table of Content → Data → Export Data. Akan muncul dialog box, klik
tombol Browse. Tentukan lokasi penyimpanan, Save As: Shapefile → Klik OK. Hasil
konversi akan ditampilkan di ArcMap.

10
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

3.3. Data Format.Jpg


Format data baik .jpg pada dasarnya bukan merupakan data vektor yang dapat secara
langsung dikonversi menjadi data format shp. Data format ini hanya digunakan sebagai panduan
dalam pembuatan vektor shp nantinya. Proses utamanya ialah Georeferencing, dimana
data format .jpg yang memiliki koordinat di dalam gambarnya dapat tergeoreferensi sehingga
dapat memudahkan dalam pengolahan data .shp berikutnya. Georeferencing dapat
dilakukan dengan catatan peta .jpg yang akan diproses memiliki elemen koordinat di tepian
gambar peta. Koordinat inilah yang akan dipakai sebagai acuan georeferensi. Koordinat dapat
berupa koordinat berbasis metric (UTM) maupun bujur dan lintang (geographic). Proses untuk
menetapkan koordinat dunia nyata untuk setiap pixel pada layer. Proses georeferencing
dilakukan sebagai berikut. Ada 2 metode yang dapat digunakan dalam georeferencing, yakni
dengan (a) input point koordinat sebagai titik bantu, atau (b) input koordinat manual.
 Input Point Koordinat
 Klik Kanan simbol Layer→Propesties→Coordina System→ Geographic
Coordinate System → World → WGS 1984 → OK.
 Add data JPG dengan cara klik kanan layer → Add Data

11
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

 Buat table excel untuk menyimpan ke 4 koordinat yang akan dilakukan


georeferencing

 Simpan data tersebut dengan nama koordinat.csv →Save

 Klik Kanan simbol Layer, maka akan tampil beberapa menu pilihan lalu klik

 Klik Kanan pada data → Open, akan muncul data tabularnya. Pastikan data – datanya
telah sesuai dengan data yang diinput menggunakan excel.

 Tutup jendela tabel data tabular. Klik Kanan pada layer data di Table of Content
 klik Display XY Data, Masukan X untuk kolom X dan Y untuk kolom Y, atur koordinat
proyeksinya dengan Klik tombol Edit → Select → Pilih Geographic Coordinat System →

12
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

World → pilih WGS 1984. Sebaran koordinat-koordinat tersebut akan muncul dalam
Table of Contents.

 Klik kanan pilih Zoom to Layer.

 Aktifkan Toolbar Georeferencing dengan cara klik Menubar Customize→Toolbars


→ lalu check Georeferencing. Pilih data berformat jpg yang akan di- georeferencing
pada bagian seperti yang ditunjukkan di bawah ini.

 Zoom in pada peta format jpg untuk ke 4 sisi yang diambil koordinat nya untuk
dilakukan georeferencing. Kemudian pilih simbol dalam toolbar Georeferencing
untuk memulai melakukan georeferencing dengan posisi sudut

13
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

 Kemudian lakukan klik kanan pada koordinat.csv → Zoom to layer→ pilih klik posisi
yang sama dengan koordinat geoferencing pertama (misal: sudut kiri atas).

 Lakukan langkah tersebuat diatas hingga ke empat koordinat ter geroreferencing.

14
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

 Untuk melakukan kroscek akurasi dari proses georeferensi yang sudah dilakukan,
maka dapat dimasukkan peta vektor format .shp yang sudah memiliki keakuratan
georeferensi, misalnya peta dasar RBI. Klik Add Data. Pilih file peta dasar
RBI di mana peta tersebut berada yang berformat .shp (Contoh:
SUMATERA_UTARA_Jalan_RBI.shp) → Klik Add.

 Terakhir, lakukan Update Georeferencing untuk menyimpan record input


koordinat yang sudah dilakukan sebelumnya. Klik tab Georeferencing pada toolbar
Georeferencing → klik Update Georeferencing.

15
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

 Input koordinat Manual


 Klik Kanan simbol Layer → Propesties → Coordinat System
→Geographic Coordinate System → World → WGS 1984 → OK.
 Add data JPG dengan cara klik kanan layer → Add Data
 Catat terlebih dahulu koordinat-koordinat yang akan dipakai untuk georeferensi. Sebagai
contoh ialah koordinat di 4 bagian sudut peta.

 Aktifkan Toolbar Georeferencing dengan cara klik Menubar Customize→Toolbars


→ lalu check Georeferencing. Muncul toolbar seperti berikut

 Pilih simbol dalam toolbar Georeferencing untuk memulai melakukan


georeferencing kemudian klik kiri di bagian koordinat sudut peta → lalu klik kanan di
lokasi yang sama → input DMS of Lon and Lat pada image/data raster yang akan di
georeferencing untuk peta dengan koordinat bersistem koordinat geografis DMS
(Degre, Minute, Second), sedangkan Input X dan Y untuk peta dengan koordinat bersistem
decimal degree. Lakukan hal tersebut di

 Untuk melakukan kroscek akurasi dari proses georeferensi yang sudah dilakukan, maka dapat
dimasukkan peta vektor format .shp yang sudah memiliki keakuratan georeferensi, misalnya
peta dasar RBI. Caranya ialah dengan klik Add Data, kemudian pilih file peta dasar RBI
16
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

di mana peta tersebut berada yang berformat .shp (Contoh:


SUMATERA_UTARA_Jalan_RBI.shp) →Klik Add.

 Terakhir, lakukan Update Georeferencing untuk menyimpan record input koordinat


yang sudah dilakukan sebelumnya. Klik tab Georeferencing pada toolbar
Georeferencing → klik Update Georeferencing.

3.4. KONVERSI SISTEM KOORDINAT


Sebelum dilakukan proses editing, perlu dilakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap
sistem koordinat file shp yang sudah dimiliki. Standar pembuatan peta jalan daerah untuk
kegiatan Percepatan Kebijakan Satu Peta ialah sistem koordinat Geographic WGS 1984.
Pengecekan dilakukan dengan cara yang cukup mudah, berikut tata caranya:
1. Klik Add Data → Browse file .shp jalan daerah yang akan dicek sistem koordinatnya
(Contoh:Jalan_Kabupaten_Lahat.shp) → Add.
2. Klik kanan layer tersebut → Properties → klik tab Source → Cek dalam
Geographic Coordinat System, apabila isiannya adalah GCS_WGS_1984 dan
tanpa ada keterangan Projected Coordinate System artinya sistem koordinatnya sudah
benar.

17
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

Jika belum sesuai dengan di atas maka sistem koordinat harus dikonversi. Caranya ialah sebagai
berikut:
1. Klik Search di dalam toolbar Standard → tuliskan “project” → pilih Project
(Data Management)

2. Masukkan input jalan kabupaten/ provinsi yang akan dikonversi (Contoh:


Jalan_Kabupaten_Lahat) → masukkan output lokasi penyimpanan file dan nama file
nya → masukkan Output Coordinate System dengan memilih Geographic
Coordinate System → World → WGS 1984 → OK. Layer baru akan muncul yang
menandakan shapefile baru yang sudah dikonversi sistem koordinatnya.

18
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

BAB IV
PENGOLAHAN DATA FORMAT .SHP
PETA DASAR DAN RENCANA

4.1. Add Data dan Display Data


1. Buka aplikasi ArcMap dalam Start Menu Windows. Start → ArcGIS → ArcMap
2. Jika terdapat dialog muncul (ArcMap - GettingStarted) dapat diabaikan dengan klik Cancel.

3. Masukkan shp dengan klik Add Data dalam toolbar Standard.

4. Add Data dapat dilakukan pula dengan klik kanan Layers pada Table of Contents

5. Browse shp Jalan Daerah yang telah disediakan dalam paket data yang sudah diberikan
disesuaikan dengan wilayah masing-masing ataupun shp jalan daerah yang Anda miliki.
6. Add Data → browse file citra satelit → klik Add.

19
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

7. Jika citra satelit terhalang oleh awan atau tidak mencakup daerah kajian maka dapat
menggunakan citra satelit berbasis online yang tersedia di dalam ArcMap. Caranya ialah
dengan klik tanda panah ke bawah di samping Add Data → Add Basemap → pilih Imagery
→ Add.

8. Feature akan muncul dalam display. Manajemen tampilan dalam display dapat
diatur dalam layer Table of Contents. Perintah umum yang biasa digunakan untuk
extent shp terpilih ialah dengan menggunakan fitur Zoom to Layer dengan cara
klik kanan layer (shp) yang ingin di-extent → klik Zoom To Layer.

1. Berikutnya ialah mengatur symbology dari layer jalan daerah. Tahapan ini dilakukan untuk
yer sesuai kebutuhan. Untuk tahapan ini, symbology yang digunakan memberikan konfigurasi
display (ketebalan garis, pewarnaan dan lain-lain) dari la cukup dengan pewarnaan tunggal
tanpa kategori. Klik symbol di bawah nama layer → atur konfigurasi warna dan garis
dalam Symbol Selector. Ubah warna dan ketebalan sesuai kebutuhan pada layer jalan
daerah.

20
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

4.2. PENGOLAHAN VEKTOR PETA


Perangkat lunak ArcGIS memiliki fitur dasar yang dapat digunakan untuk melakukan
pengolahan data vektor, seperti menggabunggkan feature, memisahkan feature, manambahkan
feature, dan merubah bentuk feature. Data shp yang sudah dimiliki atau hasil proses konversi
pada tahap sebelumnya kemudian dibandingkan dengan peta dasar jalan dalam Peta RBI. Ruas
yang belum sesuai topologinya dengan peta RBI kemudian diolah menggunakan fitur-fitur yang
akan dijelaskan dalam sub bab ini. Fitur-fitur ini sekaligus dapat digunakan apabila penyusunan
peta jalan daerah menggunakan Peta RBI sebagai data utama.

1. MARGE
Peta dasar di RBI pada umumnya ruas jalannya terpotong-potong di setiap persimpangan
jalan, sedangkan ruas jalan tidak selalu dibatasi oleh persimpangan. Oleh sebab itu perlu dilakukan
penggabungan beberapa ruas jalan. Fitur yang digunakan ialah fitur Merge yang ada di dalam
toolbar Editor.
 Klik Edit Tool dalam toolbar Editor → tahan tombol Shift dalam keyboard → pilih ruas-ruas
jalan yang akan digabungkan.

 Klik Editor → klik Merge → Pilih salah satu feature utama → Klik OK.

21
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

2. SPLIT DAN EXPLODE MULTI FEATURE UNTUK MEMISAHAKAN


Ruas jalan dengan status kabupaten maupun provinsi seringkali awal dan akhirnya
tidak selalu berhenti di persimpangan atau kadang terjadi kesalahan dalam proses merge, maka
dibutuhkan adanya fitur pemisahan ruas. Fitur ini dalam ArcGIS ialah Split yang dapat dijumpai
dalam toolbar Editor. Caranya ialah dengan klik Edit Tool dalam toolbar Editor → Pilih ruas yang
akan dipisah (pastikan sudah masuk ke dalam mode editing) → Klik Split dalam toolbar
Editor → Klik lokasi dimana ruas akan dipisah. Maka ruas jalan tersebut akan terpisah menjadi 2
ruas.

Selain Split, terdapat fitur Explode Multipart Feature yang memungkinkan pengguna
ArcGIS untuk memisahkan ruas secara otomatis menjadi beberapa bagian. Pemisahan feature
pada umumnya akan otomatis diproses oleh ArcGIS pada setiap persimpangan ruas. Caranya
ialah sebagai berikut:
1. Munculkan toolbar Advance Editing dengan cara klik menubar Customize → Toolbar
→ Advance Editing.

22
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

2. Pilih ruas yang akan di-explode menggunakan selector dengan kursor (pastikan dalam
mode editing) → pilih Explode Multipart Feature dalam toolbar Advance Editing →
Feature tersebut akan otomatis terpotong pada tiap persimpangan.

3. MENAMBAHKAN FEATURE
Seringkali di dalam penyusunan maupun perbaikan peta jalan daerah dijumpai kondisi
dimana ruas jalan yang ada di dalam peta dasar belum sepenuhnya mencakup keberadaan jalan
kabupaten/ provinsi. Untuk itu perlu ditambahkan ruas jalan yang belum tergambarkan di dalam
peta dasar.
1. Masuk ke dalam mode editing dengan klik kanan layer jalan daerah → Edit Features
→ Start Editing.
2. Dalam toolbar Editor klik Create Features → Klik feature jalan daerah dalam
sidebar yang ada di sebelah kanan display → pada bagian Construction Tool klik Line →
23
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

memulai digitasi berdasarkan interpretasi ruas jalan dicitra satelit. Jika digitasi selesai klik
2 kali di titik ujung ruas.

4. MENGUBAH BENTUK FEATURE


Pengubahan bentuk feature dilakukan menggunakan 2 fitur yang memiliki karakteristik
berbeda. Kedua fitur tersebut berada di dalam toolbar Editor, yaitu Edit Vertices dan Reshape
Feature Tool.
a. Edit Vertices
Edit vertices lebih cocok dipakai untuk memperbaiki vektor ruas jalan yang tingkat
kemelencengan terhadap peta dasar rendah dengan lintasan yang pendek. Pada
dasarnya edit vertices dilakukan dengan menarik titik-titik simpul yang ada di vektor ruas jalan
untuk disesuaikan dengan peta dasar.
 Klik Add Data → Browse file .shp jalan daerah yang akan diperbaiki vektornya
(Contoh: Jalan_Kabupaten_Lahat.shp) → Add.
 Add pula peta dasar RBI yang ada di dalam geodatabase jalan disesuaikan dengan
wilayah masing-masing. (Misal: D:\Latihan\Data_Spasial_RBI\Jalan.gdb). Ubah
warna sesuai kebutuhan.

24
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

 Masuk ke dalam mode editing dengan klikkanan pada layer (contoh:


Jalan_Kabupaten_Lahat) → Edit Features → Start Editing.
 Klik ruas yang akan diperbaiki vektornya → dalam toolbar Editor klik Edit Vertices
→ tarik titik-titik simpulnya menuju ruas jalan peta dasar. Untuk menambahkan titik
simpul klik kanan pada garis yang akan ditambah simpulnya → pilih Insert Vertex.







Jika sudah selesai melakukan edit vertices klik disembarang tempat di luar garis ruas
yang sedang diedit, maka vektor akan berubah sesuai dengan perubahan yang
sudah dilakukan.
 Jika proses pengisian selesai dalam toolbar Editor klik Editor → Save Edits → Stop
Editing

b. Reshape Featur Tool

Reshape digunakan untuk memperbaiki ruas jalan yang melenceng jauh dan panjang.
Reshape adalah merubah ulang ruas jalan yang ada dengan mengikuti ruas jalan peta dasar tanpa
harus membuat vertex.

 Klik Add Data → Browse file .shp jalan daerah yang akan diperbaiki vektornya (Contoh:
Jalan_Kabupaten_Lahat.shp) → Add.
25
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

 Add pula peta dasar RBI yang ada di dalam geodatabase jalan disesuaikan dengan wilayah
masing-masing. (Misal:D:\Latihan\Data_Spasial_RBI\Jalan.gdb). Ubah warna sesuai
kebutuhan.

26
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

BAB V
PENYUSUNAN LAYOUT PETA
PETA DASAR DAN RENCANA

5.1. Penyusunan Frame Layout Peta


Dalam proses layout peta, hal pertama yang perlu diatur ialah setting frame layout
peta yang akan dihasilkan, seperti ukuran kertas, orientasi tampilan peta (portrait atau
landscape) serta penyusunan ruang untuk frame peta dan informasi peta yang
menampilkan judul, legenda peta dah unsur-unsur peta lain sesuai dengan kaidah
kartografis.
1. Tentukan ukuran kertas dan orientasi yang akan dihasilkan untuk membuat peta
dengan klik menubar File → Page and Print Setup → Tentukan Size (contoh: A3) →
Tentukan Orientation (contoh: Landscape) → klik OK.

2. Klik menubar View → Layout View → maka akan tampil format display untuk keperluan
layout.

27
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

3. Tentukan ukuran frame baik untuk frame peta maupun frame untuk informasi peta.
Untuk membuat frame informasi peta maka harus digambarkan terlebih dahulu
sebuah border berbentuk kotak atau persegi panjang sebagai ruang isian
informasi peta. Caranya klik menubar Cuztomize → Toolbar → Drawing. Jika
toolbar sudah muncul klik Rectangle → buat sebuah border berbentuk persegi
panjang untuk informasi peta di sebelah kanan peta utama dan sebuah border
luar untuk frame peta dan frame informasi. Ubah warna jika diperlukan dengan
klik kanan objek → Properties → ubah Fill Color dan Outline Color. Untuk
menempatkan border luar di urutan paling belakang klik kanan objek → Order →
Send to back.

4. Tentukan skala peta yang akan ditampilkan dengan memanfaatkan Zoom In dan Zoom Out
dalam toolbar Tool atau dengan mengatur angka skala dalam isian skala dalam toolbar
Standard. Untuk menggeser display peta gunakan Hand Tool.

28
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

5.2. PENYUSUNAN INFORMASI PETA

Agar peta dapat dibaca dengan mudah oleh pengguna maka dibutuhkan adanya informasi
yang memuat komponen penting yang sesuai dengan kaidah kartografi. Elemen-elemen
informasi yang ditampilkan secara proporsional disesuaikan dengan ruang yang ada di dalam
layout peta. Kelengkapan komponen Informasi peta yang sesuai dengan kaidah kartografi
antara lain: koordinat peta, judul peta, orientasi, skala peta, keterangan sistem koordinat,
legenda, sumber peta, informasi pembuat peta, dan jika memungkinkan dapat ditambahkan
indeks peta yang menampilkan posisi area yang dipetakan terhadap region di sekelilingnya. Atur
posisi dari tiap elemen dengan rapi dan proporsional.
1. Menampilkan koordinat peta dilakukan dengan cara berikut: klik kanan frame peta →
Properties → pilih tab Grids → klik New Grids → muncul wizard pengaturan tampilan
koordinat → Atur sesuai kebutuhan → Finish → OK.

29
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

2. Untuk menambahkan judul peta pilih menubar Insert → Text → tuliskan judul peta
(Contoh: Peta Jalan Kabupaten Aceh Selatan) → jika diperlukan ubah jenis dan ukuran
font dengan klik objek tersebut kemudian atur ukurannya di dalam toolbar Draw

3. Elemen berikutnya ialah orientasi peta sebagai penunjuk arah mata angin. Pilih menubar
Insert → North Arrow → pilih penunjuk arah mata angin yang diinginkan→ klik OK.

4. Berikutnya ialah skala peta yang dapat dibedakan menjadi skala bar (scale bar) dan skala
angka. Keduanya dapat ditampilkan sekaligus atau salah satu sesuai dengan kebutuhan
pembuatan peta.
 Untuk skala bar, klik Insert → Scale Bar → pilih salah satu penunjuk skala →
OK → ubah satuan sesuai degan kebutuhan dengan klik objek → klik kanan
objek → Properties → dalam tab Scale and Units tentukan Division Units ke
dalam satuan yang diinginkan (contoh: Kilometers) → tentukan posisi label
dari keterangan satuan dalam Label Position (contoh: below center untuk
posisi label di bawah bar) → Jika diperlukan tentukan pula penulisan label
keterangan satuan tersebut (contoh: km) → OK

30
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

 Untuk skala angka klik Insert → Scale Text → pilih Absolute Scale → OK.

5. Keterangan sistem koordinat menampilkan proyeksi, elipsoid referensi serta sistem grid.
Oleh karena sistem koordinat yang digunakan dalam kegiatan ini ialah Geographic
WGS 1984 maka proyeksinya ialah Geografi, elipsoid referensi adalah WGS 1984, dan
sistem gridnya ialah Grid Geografi.

6. Legenda peta ditampilkan dengan klik menubar Insert → Legend → Tentukan


item-item yang akan ditampilkan legendanya → Lanjut ke step-step berikutnya
dengan klik Next, atur beberapa kriteria legenda yang akan dihasilkan seperti
ukuran font dan jarak antar item → Finish

7. Jika nama-nama item di dalam legenda ingin dirubah, klik kanan objek → Convert To
Graphics → klik kanan kembali objek → Ungroup → klik kanan item yang akan dirubah
namanya → Ungroup → klik kanan objek text → Properties → Ubah nama → OK.

31
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

8. Sumber peta menampilkan peta atau data yang digunakan dalam penyusunan peta
beserta instansi terkait dan juga tahun pembuatannya (contoh: Peta RBI, Badan
Informasi Geospasial, 2016). Cara menambahkan informasi ini ialah dengan klik
menubar Insert → Text → Tulis sumber peta → jika selesai tekan Enter di
keyboard. Apabila diinginkan adanya perubahan text maka klik kanan objek
→ Properties → ubah text → OK.

9. Informasi pembuat peta pada dasarnya dilakukan dengan cara yang sama seperti sumber
peta. klik menubar Insert → Text → Tulis informasi pembuat peta → jika selesai tekan
Enter di keyboard. Apabila diinginkan adanya perubahan text maka klik kanan objek →
Properties → ubah text → OK. Jika dibutuhkan adanya gambar terkait logo
instansi maka dapat dimasukkan dengan cara Insert → Picture → browse lokasi
file → Open → Atur ukuran serta lokasi gambar.

10. Untuk menambahkan aksen di dalam informasi peta dapat ditambahkan


garis pembatas antar elemen informasi agar peta menjadi lebih rapi. Klik
Line dalam toolbar Draw → Buat garis sesuai kebutuhan.

11. Susunlah informasi peta sesuai dengan contoh berikut.

32
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

12. Peta yang sudah dilayout dapat disimpan kedalam berbagai format, seperti .jpg,
.pdf, .bmp, dan lain-lain. Caranya ialah klik menubar File → Export Map → tentukan nama
dan pilih type file → tentukan besar dots per inch (dpi) sesuai kebutuhan → Save.

33
BOOKLEAT PEMBUATAN PETA DASAR DAN RENCANA PENYUSUNAN RDTR

Anda mungkin juga menyukai