Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Yeremia Brian Anthony 1943700053
2. Farhanah Fauziah 1943799119
3. Muhammad Lutfi 1943700220
4. Astria Imelda Sirait 1943700226
5. Sri Dwi Wulandari 1943700227
6. Fuad Alhadi 1943700228
7. Septia Nugraha 1943700229
8. Runggu Natalia 1943700232
9. Mutia Khomsah 1943700236
BAB 1
PENDAHULUAN
Menurut laporan WHO tahun 2015, ditingkat global diperkirakan 9,6 juta kasus TB
baru dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah perempuan. Dengan 1,5 juta kematian karena
TB dimana 480.000 kasus adalah perempuan. Dari kasus TB tersebut ditemukan 1,1 juta
(12%) HIV positif dengan kematian 320.000 orang (140.000 orang adalah perempuan) dan
480.000 TB Resistan Obat (TB-RO) dengan kematian 190.000 orang. Dari 9,6 juta kasus TB
baru, diperkirakan 1 juta kasus TB Anak (di bawah usia 15 tahun) dan 140.000
kematian/tahun.
Jumlah kasus TB di Indonesia menurut Laporan WHO tahun 2015, diperkirakan ada 1
juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000 penduduk) dengan 100.000 kematian pertahun
(41 per 100.000 penduduk). Diperkirakan 63.000 kasus TB dengan HIV positif (25 per
100.000 penduduk). Angka Notifikasi Kasus (Case Notification Rate/CNR) dari semua kasus,
dilaporkan sebanyak 129 per 100.000 penduduk. Jumlah seluruh kasus 324.539 kasus,
diantaranya 314.965 adalah kasus baru. Meskipun jumlah kematian akibat tuberkulosis
menurun 22% antara tahun 2000 dan 2015, namun tuberkulosis masih menepati peringkat ke-
10 penyebab kematian tertinggi di dunia pada tahun 2016 berdasarkan laporan
WHO(www.who.int/gho/mortality_burden_disease/cause_death/top10/en/).
Oleh sebab itu hingga saat ini TBC masih menjadi prioritas utama di dunia dan
menjadi salah satu tujuan dalam SDGs (Sustainability Development Goals). Angka
prevalensi TBC Indonesia pada tahun 2014 sebesar 297 per 100.000 penduduk. Eliminasi
TBC juga menjadi salah satu dari 3 fokus utama pemerintah di bidang kesehatan selain
penurunan stunting dan peningkatan cakupan dan mutu imunisasi. Visi yang dibangun terkait
penyakit ini yaitu dunia bebas dari tuberkulosis, nol kematian, penyakit, dan penderitaan
yang disebabkan oleh TBC. Tema Hari TBC Sedunia tahun 2018 yaitu “Wanted: Leader for a
TB Free World” yang bertujuan pada pembangunan komitmen dalam mengakhiri TBC, tidak
hanya pada kepala negara dan menteri tetapi juga di semua level baik bupati, gubernur,
parlemen, pemimpin suatu komunitas, jajaran kesehatan, NGO, dan partner lainnya. Setiap
orang dapat menjadi pemimpin dalam upaya mengakhiri TBC baik di tempat kerja maupun di
wilayah tempat tinggal masing-masing. Walaupun setiap orang dapat mengidap TBC,
penyakit tersebut berkembang pesat pada orang yang hidup dalam kemiskinan, kelompok
terpinggirkan, dan populasi rentan lainnya. Kepadatan penduduk di Indonesia sebesar 136,9
per 2 km dengan jumlah penduduk miskin pada September 2017 sebesar 10,12% (Susenas,
2017).
Menurut laporan WHO tahun 2015, Indonesia sudah berhasil menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat TB di tahun 2015 jika dibandingkan dengan tahun 1990.
Angka prevalensi TB yang pada tahun 1990 sebesar > 900 per 100.000 penduduk, pada tahun
2015 menjadi 647 per 100.000 penduduk. Dari semua indikator MDG’s untuk TB di
Indonesia saat ini baru target penurunan angka insidens yang sudah tercapai. Untuk itu perlu
upaya yang lebih besar dan terintegrasi supaya Indonesia bisa mencapai target SDG’s pada
tahun 2030 yang akan datang.
Secara umum sifat kuman Mycobacterium tuberculosis antara lain adalah sebagai
berikut:
Berbentuk batang dengan panjang 1-10 mikron, lebar 0,2 – 0,6 mikron.
Bersifat tahan asam dalam perwanraan dengan metode Ziehl Neelsen,
berbentuk batang berwarna merah dalam pemeriksaan dibawah mikroskop.
Memerlukan media khusus untuk biakan, antara lain Lowenstein Jensen,
Ogawa.
Tahan terhadap suhu rendah sehingga dapat bertahan hidup dalam jangka
waktu lama pada suhu antara 4°C sampai minus 70°C.
Kuman sangat peka terhadap panas, sinar matahari dan sinar ultra violet.
Paparan langsung terhada sinar ultra violet, sebagian besar kuman akan mati
dalam waktu beberapa menit. Dalam dahak pada suhu antara 30-37°C akan
mati dalam waktu lebih kurang 1 minggu.
Kuman dapat bersifat dorman.
2.3.2Sampel penelitian
Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dapat mewakili seluruh populasi. Subjek
dalam penelitian ini adalah pasien yang melakukan pengobatan tuberkulosis paru di
Puskesmas Kecamatan Setiabudi yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria
eksklusi.
Kriteria inklusi adalah :
a. Pasien yang mengidap penyakit tuberkulosis paru dan sedang melakukan pengobatan di
Puskesmas Kecamatan Setiabudi.
b. Pasien yang sedang menjalani pengobatan tuberkulosis paru lebih dari 2 minggu.
b. Pengetahuan pasien terdiri dari 15 poin pertanyaan yang meliputi pengetahuan umum
mengenai tuberkulosis paru, yakni pengertian, penyebab, gejala, penularan, dan
pencegahan.
4.1 Operational
Umur Jumlah
20- 40 5
30- 50 3
>50 1
Pekerjaan Jumlah
Tidak bekerja 1
Bekerja 8
Pendidikan Jumlah
SMP-SMA 7
D3-S1 2
Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara karakteristik dari pasien (jenis kelamin,
usia, pendidikan, dan pekerjaan) dengan tingkat pengetahuan dan kepatuhan, serta melihat
hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap kepatuhan minum obat pada pasien.
Umur 20- 40 5
30- 50 3
>50 1
Pendidikan SMP-SMA 7
D3-S1 2
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh berbagai macam umur dari
responden maka dikelompokkan menjadi tiga kelompok, dan kelompok umur yang paling
tinggi menderita tuberkulosis paru adalah kelompok umur 20-40 tahun sebanyak 5 orang. Hal
ini dapat disebabkan karena pada kelompok umur tersebut lebih banyak menghabiskan waktu
diluar rumah untuk melaksanakan aktivitas sehinggadengan kondisi lingkungan yang kurang
baik maka dapat menjadi faktor pendukung untuk seseorang terpapar penyakit tuberkulosis
(DepkesRI, 2011).
Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa rata-rata pasien dengan
tingkat pendidikan yang paling tinggi di Puskesmas Kecamatan Setiabudi adalah SMP-SMA
sebanyak 7 orang dan pendidikan D3-S1 sebanyak 2 orang. Berdasarkan pekerjaan maka
diperoleh kesimpulan bahwa bila dilihat dari karakteristik responden maka, penderita tuberkulosis
paru di Puskesmas Kecamatan Setiabudi paling banyak diderita pekerja dan pelajar yaitu
sebanyak 8 orang.
No Pertanyaan Jawaban
Apakah bapak/ibu mengetahui pengertian Ya =8 Tidak=1
1
penyakit TBC?
Apakah bapak/ibu mengetahui penyebab Ya=9 Tidak= -
2
penyakit TBC?
Apakah bapak/ibu mengetahui gejala yang Ya=9 Tidak=-
3
muncul pada penyakit TBC?
Apakah ketika batuk atau bersin bapak/ibu Ya=9 Tidak=-
4
menutup mulut ?
Jika menutup mulut, penutup mulut apa Tissu=1 Masker=8
5
yang bapak/ibu gunakan?
Apakah bapak/ibu selalu mengenakan Ya=7 Tidak=2
6
masker ketika bepergian?
Apakah bapak/ibu mengetahui cara Ya=8 Tidak=1
7
penyakit TBC?
Apakah bapak/ibu mengetahui cara Ya=9 Tidak=-
8
pencegahan TBC?
Apakah bapak/ibu pernah saat bangun tidur Ya=7 Tidak=2
lupa minum obat. Dan sudah terlanjur
9
makan nasi. Apakah tetap minum obat TBC
nya?
Dimana bapak/ibu bisa mendapatkan obat Apotek=9 Puskesmas=-
10
TBC dengan gratis?
Apakah bapak/ibu mengetahui bagian mana Ya=9 Tidak=-
11
yang terkena TBC?
Kapan bapak/ibu meminum obat TBC nya ? Setiap hari=6 Senin,rabu,jumat
12
=3
Apakah bapak/ibu mengetahui efek Ya=8 Tidak=1
13
samping dari minum obat TBC ?
Apakah menurut bapak/ibu penyembuhan Biasa saja=9 Sangat penting=
14
TBC penting untuk dilakukan ? -
Ketika bapak /ibu lupa minum obat di jam Tidak Tetap minum= 1
15 yang telah dianjurkan, apa yang anda minum=8
lakukan?
16 Minum obat dengan teratur? Ya=8 Tidak= 1
17 Pernah membuang obat TBC ? Ya=8 Tidak= 1
18 Minum obat dengan tepat waktu ? Ya=8 Tidak= 1
Apakah saat minum obat TBC dan obat lain Ya=5 Tidak= 4
19
diberi jarak?
20 Tidak minum obat lain disaat yang sama? Ya=6 Tidak=3
B. Pertanyaan post-konselling
No Pertanyaan Jawaban
1 Menurut bapak/ibu apa penyebab TBC? Kuman TB=9 Virus=-
Apakah gejala utama yang bapak/ibu ketahui Batuk dahak Batuk dahak
2 tentang TBC ? selama 2 selama 1
minggu ... =7 minggu ...=2
Apakah bapak/ibu mengetahui jika TBC Ya=9 Tidak=-
3
merupakan penyakit menular ?
Melalui apa bapak/ibu ketahui cara penularan Melalui Melalui
4
TBC? sentuhan=- udara=9
Dimana bapak/ibu menyimpan obat TBC? Kulkas=- Dilemari
5 dalam kotak
obat=9
Apakah bapak/ibu pernah tidak mengambil Ya=6 Tidak=3
6 obat ke puskesmas pada waktu yang telah
ditentukan ?
7 Apakah bapak/ibu pernah lupa minum obat? Ya=2 Tidak=7
Apakah bapak/ibu pernah mengurangi atau Ya=8 Tidak=1
8 melebihkan jumlah butir obat dari jumlah
obat yang seharusnya ?
Apakah bapak/ibu pernah minum obat TBC Ya=4 Tidak=5
9
tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan?
Kemasan obat yang bapak/ibu minum warna Merah=7 Kuning=2
10
apa?
Berdasarkan hasil kuisioner pre dan post konseling diatas didapat bahwa tingkat pengetahuan
responden tentang tuberculosis adalah pasien memiliki pengetahuan yang baik tentang gejala,
penyebab dan penularan TBC, hal ini dikarenakan petugas Puskesmas selalu memberikan
pengarahan seputar penyakit tuberkulosis dan pengobatannya kepada penderita tuberkulosis
paru.
5.1 Kesimpulan
a. Karakteristik pasien (jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan) tidak
mempengaruhi tingkat pengetahuan pasien.
b. Karakteristik pasien (jenis kelamin, umur, pendidikan dan pekerjaan) tidak
mempengaruhi kepatuhan pasien dalam minum obat.