Pola Deret Kls 9
Pola Deret Kls 9
A. Pola Bilangan
Perhatikanlah gambar dan pemasalahan berikut ini !
a. Gambar 1 :
b. Gambar 2 :
1,3,9,27 dst
Begitu juga dengan bunga matahari, ada pola yang berbentuk lingkaran. Begitu
besarnya kekuasaan Allah, yang menciptakan segala sesuatu yang ada pelajaran didalamnya.
Adi mempunyai beberapa buah kelereng, kemudian menyusunnya seperti gambar berikut
ini:
13
, , ,
Jika Adi terus menyusun kelereng tersebut, cobalah fikirkan penyelesaian dari
permasalahan di bawah ini :
a) Apakah bilangan berikutnya, jika kelereng tersebut terus disusun ( Bilangan ke 4
:𝑈4 )
b) Berapakah banyak bilangan ke -5 (𝑈5 )
c) Berapakah jumlah semua kelereng sampai bilangan ke-4 (𝑆4 )
Dari gambar diatas maka susunan angkanya merupakan suatu pola yaitu :
2, 4, 6, 8
Jika kita ingin menentukan pola atau gambar yang ke-5, berapakan jumlah
heksagonalnya?
Heksagonal tersebut akan berjumlah 10 buah.
Kenapa demikian?
Ini terjadi karena dalam pola tersebut bilangan selanjutnya selalu ditambah 2
2, 4, 6, 8
+2 +2 +2
14
Maka untuk bilangan berikutnya 8 + 2 = 10
Dari contoh di atas dapat kita ambil sebuah pengertian bahwa pola bilangan adalah
sebuah susunan bilangan yang mempunyai bentuk teratur/mempunyai aturan tertentu.
Dari contoh di atas aturannya adalah selalu di tambah 2. Pola dengan angka seperti ini
disebut pola bilangan genap
Untuk menentukan pola ke-20 dari gambar di atas dapat kita tentukan dengan langkah
berikut :
Dari aturan di atas, maka untuk menentukan Bilangan ke-20 ( U20) dapat digunakan 2 x 20 =
40.
Dan untuk menentukan bilangan ke-n dari pola tersebut dapat kita gunakan rumus 2 x n.
Bilangan ke-n dari suatu pola dapat disingkat dengan Un
Jadi Un dari pola di atas adalah Un = 2 x n. Untuk pola yang berbeda maka
rumus Un nya juga berbeda.
Dalam suatu pola juga dapat kita tentukan jumlah dari beberapa bilangan /bilangan.
Contoh :
Jumlah bilangan 1 + bilangan 2 =2+4 = 6, atau disebut
S2
Jumlah bilangan 1 + bilangan 2 + bilangan 3 =2+4+6 = 12, atau disebut
S3
Jumlah bilangan 1 + bilangan 2 + bilangan 3 + bilangan 4 = 2 + 4 + 6 + 8 = 20, atau disebut
S4
Dari langkah di atas dapat kita menentukan jumlah n bilangan ( Sn ) dengan rumus
Sn = n ( n + 1 )
Rumus Sn tersebut dapat kita gunakan untuk menyelesaikan contoh berikut ini!
Contoh :
1. Tentukanlah S8 dari pola di atas!
15
Penyelesaian :
S8 berarti jumlah bilangan pertama sampai bilangan ke delapan, karena rumusnya
sudah kita ketahui, maka bisa langsung kita masukkan ke dalam rumus :
Sn = n ( n + 1 )
S8 = 8 (8 + 1)
= 8 (9)
= 72
Jadi S8 = 72
Pola bilangan ada beberapa macam, pada contoh di atas merupakan salah satu pola
bilangan yaitu pola bilangan genap. Pola bilangan yang lain adalah sebagai berikut :
Mengapa disebut pola bilangan persegi? Perhatikan pola bilangan pada gambar berikut.
Bilangan ke-1 = 2 x 1 = 2
Bilangan ke-2 = 3 x 2 = 6
Bilangan ke-3 = 4 x 3 = 12
Bilangan ke-4 = 5 x 4 =20
.
.
.
Bilangan ke-50 = 51 x 50 = 2.450
Untuk suku ke-n maka:
Bilangan ke-n = (n +1) x n atau n(n+1)
Jumlah n suku pertama: Sn = 1/3 n ( n + 1 ) ( n + 2 )
17
Untuk lebih memahami materi tentang pola bilangan, lakukanlah kegiatan
berikut secara berkelompok !
1. TUGAS I
a) Ambilah sehelai kertas yang sudah disediakan secara bergantian untuk melakukan
kegiatan berikut ini
b) Lipat kertas pertama sebanyak satu kali, Kemudian hitung ada berapa bagian kertas
yang ada dan catatkan dalam kolom di bawah.
c) Lipat kertas kedua sebanyak 2 kali, kemudian hitung ada berapa bagian kertas yang
ada dan catatkan dalam kolom
d) Lakukan hal tersebut secara terus menerus sampai selesai isi kolom di bawah !
Banyak
lipatan 1 2 3 4 5
kertas
Banyak
potongan 2 4 …. …. ….
kertas
Dari kegiatan yang kamu kerjakan di atas dapatkah kamu menentukan pola bilangan
pada potongan kertas !
Jawab :
Pola bilangannya adalah : 2, 4, ….., ….., ……,
TUGAS 2:
Perhatikan pola bilangan berikut ini, kemudian isilah titik-titik yang merupakan
18
3. Rumus suku ke-n barisan adalah Sn = 2n (n − 1), tentukanlah hasil dari U6 !
B. Barisan bilangan
Barisan Bilangan adalah bilangan-bilangan dalam matematika yang diurutkan dengan
aturan tertentu.
Contoh :
1. Perhatikan bilangan berikut ini : 5, 7, 9, 11, 13,...
Aturan dari penulisan barisan di atas adalah selalu ditambah 2
2. Perhatikan barisan di bawah ini :
Pada contoh 1 aturannya selalu ditambah 1 sedangkan pada contoh 2 selalu di bagi 2 .
Dari contoh di atas barisan dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. barisan aritmetika, yaitu barisan yang aturannya ditambah atau dikurang
2. barisan geometri, yaitu barisan yang aturannya dikali atau dibagi
C. Deret
a. Pengertian Deret
Jika suatu barisan bilangan dinyatakan dalam bentuk penjumlahan, maka akan
terbentuk suatu deret.
19
Deret Aritmetika naik, jika bedanya positif
Deret Arimetika turun, jika bedanya negatif
Contoh:
4 + 7 + 10 + 13 + 16, …
U1 = 4
U2 = 7
U2 – U1 = 7 – 4 = 3
U3 – U2 = 10 – 7 = 3
U4 – U3 = 13 – 10 = 3
U5 – U4 = 16 – 13 = 3
Un = U1 + (n – 1)b
Un = suku ke-n
U1 = suku ke-1
n = banyak suku
b = beda
Contoh:
Deret Aritmetika 5 + 11 + 17 + 23 + …
Beda = 11 – 5 = 6
Suku ke-n = Un = U1 + (n – 1)b
Suku ke-12 = U12 = 5 + (12 – 1)6
= 5 + 11.6
= 5 + 66
= 71
Suku tengah suatu deret aritmetika terletak ditengah antara U1 dan Un dengan banyak
suku ganjil.
Suku tengah deret aritmetika dapat ditentukan dengan rumus berikut.
Contoh:
Deret 3 + 8 + 13 + 18 + … + 103
20
Suku tengah deret tersebut = 53
Sisipan dalam deret aritmetika adalah menambahkan beberapa buah bilangan diantara dua
suku yang berurutan pada suatu deret aritmetika sehingga terjadi deret
aritmetika yang baru
Deret mula-mula:
3 + 15 + 27 + …
Suku Tengah Deret Aritmatika
Suku tengah suatu deret aritmetika terletak ditengah antara U1 dan Un dengan banyak
suku ganjil.
Suku tengah deret aritmetika dapat ditentukan dengan rumus berikut.
Contoh:
Deret 3 + 8 + 13 + 18 + … + 103
Sisipan dalam deret aritmetika adalah menambahkan beberapa buah bilangan diantara dua
suku yang berurutan pada suatu deret aritmetika sehingga terjadi deret
aritmetika yang baru
Deret mula-mula:
3 + 15 + 27 + …
Setelah disisipi:
3 + 7 + 11 + 15 + 19 + 23 + 27 + …
21
Besar beda deret setelah diberi sisipan dinyatakan dengan
b1 dan dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut:
Contoh:
b = 19 – 7 = 12
k=2
Jumlah n suku pertama dari deret aritmetika dapat ditentukan dengan rumus:
atau
Contoh:
22
Jadi, Jumlah 20 suku pertama dari deret
4 + 12 + 20 + 28 + 36 + … adalah 784
Contoh:
3 + 6 + 12 + 24 + 48 + 96 + …
23
2. Rumus Suku ke-n Deret Geometri
Rumus Suku ke-n untuk deret geometri:
Un = U1 × r n – 1
Un = suku ke-n
U1 = suku ke-1
n = banyak suku
r = rasio
Contoh:
Deret Geometri 2 + 6 + 18 + 54 + …
Rasio = 6/2= 3
Suku ke-n = Un = U1 × r n – 1
Suku ke-9 = U9 = 2 × 39 – 1
= 2 × 38
= 2 × 6561
= 13122
3. Suku Tengah Deret Geometri
Suku tengah suatu deret geometri terletak di tengah-tengah antara U1 dan Un dengan
banyak suku ganjil. Suku tengah deret geometri dapat ditentukan dengan rumus
berikut.
Contoh:
Di antara dua suku yang berurutan pada deret geometri yaitu 6 dan 162 disisipkan dua
buah bilangan. Rasio deret baru dapat kita tentukan dengan cara:
a = 6, b = 162
24
k=2
Jumlah n suku pertama dari deret aritmetika dapat ditentukan dengan rumus:
Contoh:
Penyelesaian :
Langkah 1.
Menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan soal.
Diketahui pruduksi pada
Dari hal di atas dapat diperoleh deret a, U1, U2, U3, ......
5000.000, 5000000 ( 1,2)1, 5000.000 ( 1,2 )2, 5000.000 ( 1,2 )3, .......
Langkah ke-2:
Untuk menentukan jumlah pruduk pada tahun ke 2015 = U7 sebagai berikut . Amati
bahwa barisan yang diperoleh pada langkah ke-2 adalah barisan geometri dengan suku
pertama (U1)= 5000.000 dan pembanding p= 1,2.
Tentukan suku pertaman, rasio, rumus suku ke-n, dan ke-10 dari deret geometri
berikut!
a. 3, 9, 27, …
b. 4, 8, 16, 32…
c. 4, 2, 1, ,…
2. Dalam suatu deret geometri, suku ke-2 = 10 dan suku ke-5 = 80.
Hitunglah:
26
a. rasionya
b. suku pertamanya
3. Tentukan banyaknya suku dan Jumlah seluruh suku-sukunya dari deret geometri berikut!
a. 1 + + + …+
b. 2 + 4 + … + 1.024
27