Anda di halaman 1dari 12

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR SENYAWA KUMARIN DALAM

EKSTRAK METANOL Artemisia A n n u a L. SECARA KROMATOGRAFI LAPIS


TIPIS - DENSITOMETRI

Sukmayati Alegantina dan Ani Isnawati

Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Farmasi, Jakarta

IDENTIFICATION AND SETTING LEVEL COUMPOUNDS FOR KUMARIN IN THE


METANOL EXTRACT Artemisia Annua L. BY THIN LA YER CHROMATOGRAPHY -
DENSITOME TRY

Abstract.Artemisia annua L. contain the active compounds include: terpenoids,


jluvonoids, kumarin, artemisinin acid, artennuin B, phenols, saponins, and fat. Kumarin
and its derivatives have biological activity that can stimulate skin pigment, blood
anticoagulation and can inhibit the effects of carcinogens. With this biological activity of
kumarin, the research is done to ensure there is kumarin by identification and measure
kumarin level which is contained in the Artemisia annua L.herb. The analysis methods
include the extraction and jkzctionation. Identrfication and determination of level with
Thin-Layer Chromatography (TLC) using a Densitometer CS-9301 PC. From the result of
TLC ident$cation of kumarin standard known that Artemisia annua L extract contain
kumarin compound which marked by a blue spot flouresense on standards and methanol
extract of artemisia annua L. seeing under UV light at a wavelength of366 nm with Rf
value of standard and sample is 0.31, the measurement of kumarin spot with
Densitometer known that kumarin concentration in the extract of Artemisia annua L. is
10.5 ul / ml with 105% Recovery

Keywords: Artemisia annua L, kumarin, TLC-Densitometry

asal dari tumbuhan tinggi dan jarang sekali


PENDAHULUAN
ditemukan pada mikroorganisme. Kumarin
Tanaman herbal mempunyai ber- ditemukan hampir di setiap bagian
bagai manfaat untuk penyembuhan dalam tumbuh-tumbuhan mulai dari akar, batan
pengobatan secara tradisional karena daun sampai bunga dan juga buah. k
kandungan senyawa aktif dan khasiat yang Kumarin banyak terdapat dalam bentuk
terkandung di dalamnya. Dimana setiap glikosida dimana bau yang didapat dari pe-
satu tanaman herbal merniliki banyak ngeringan seperti bau jerami mencirikan
senyawa aktif dan berkhasiat di dalamnya terjadinya hidrolisis glikosida senyawa ter-
seperti pada tanaman herbal Artemisia sebut. Kumarin dapat dianggap suatu
annua L yang memiliki kandungan se- lakton dari suatu senyawa fenolik yaitu
nyawa terpenoid, flavonoid, kumarin, ortokumarik (asam orto hidroksi sinamat),
artemisinin acid, ar-tennuin B, fenol, apabila gugus fenoliknya terikat dengan
saponin dan lemak. ( ' ' Y ~ ) Kumarin adalah molekul glukosa maka terbentuk glikosida
senyawa fenol yang pada umumnya ber- yang merupakan kumarin terikat 6.
Bul. Penelit. Kesehat, Vol, 38, No. 1 , 2010: 17 - 28

Kumarin sederhana merupakan fenilpro- untuk mengidentifikasi dan mengukur


panoid yang merigandung cincin benzen kadar dari kumarin tersebut di dalam herba
C6 dengan rantai samping rantai alifatik artemisia annua L. yang mana nantinya
~3 .">"'.Serlyawa kumarin dan turunanny a dapat digunakan sebagai anti koagulasi
banyak memiliki aktifitas biologis di- darah, menghambat efek karsinogel-1dll.
antaranya sebagai antikoagulan darah,
antibiotik d m ada juga yang menunjukkan BAHAN DAN CARA
aktifitas inenghambat efek karsinogenik,
selain itu kumarin juga digunakan sebagai Bahan
bahan dasar pembuatan parfum dan se- Bahan yang digunakan dalam
bagai bahari fluorisensi pada industri penelitian ini adalah simplisia herba
tekstil dan ker-tas. (7, 8' 9, Artemisiu annua L. yang sudah siap untuk
Biosintesis kumarin (bentuk lakton) dipanen dan baku kumarin sebagai pem-
terutama konfigurasi sisinya (asam banding. Pelarut yang digunakan untuk
kumarjnat) karena bentuk trans (asam ekstraksi adalah metanol teknis, diklor-
kumarat) lebih stabil. Bentuk glikosida methan teknis dan diklormetan p.a. Untuk
dapat terjadi dari trans ke cis karena ada- identifikasi dan penetapan kadar kumarin
ilya penyii~aranmatahari (6. 5). Kumarin dan digunakan plat silica gel 60 GF254 E
tumnannya banyak memliki aktifitas Merck dengan eluen n-hexana p.a, etil
biologis diantaranya dapat menstimulasi asetat p.a
pembentukan pigmen kulit, mempengaruhi
kerja enzim, antikoagulasi darah, anti- Peralatan yang digunakan adalah
niikroba datr rnenunjukkan aktifitas meng- soklet dengan pendingin balik, peralatan
hambat efek kar~inogen.'~)polisiklik gelas yang biasa digunakan seperti corong
sebagai senyawa turunan kumarin aktif pisah, erlenmeyer, labu takar, chamber
sebagai antikarsinogen yang disebabkan sebagai wadah untuk elusidasi, penim-
hidrokarbon aromatik polisiklik karsinogen bangan menggunakan timbangan merek
seperti 6-metil(w) piran. (I0) Kumarin dan Precisa XT 220 A. Untuk menarik pelarut
turr~nannya seperti metilcoumarin dan digunakan Rotary evaporator Bu"CH1 R-
etilcourl~arindapat digunakan dalam peng- 114 dan untuk mengeringkan ekstrak
obatan dan parfum, sehingga di dapat ekstrak kental digunakan
Kurnarin terdapat dalam beberapa Waterbath SBS, oven merk Heraeus
tanaman denganl nama yang berbeda tetapi digunakan untuk mengaktifkan plat KLT
meinpunyai dasar sama (berbeda dalam sebelum digunakan, sedangkan untuk men-
gugus pengganti pada inti kumarin) (8, 11) deteksi hasil KLT digunakan pendeksi
Kumarin berbentuk kristal keping (plat) lampu UV dengan panjang gelombang 254
runcing. berbau harum, dapat mencair pada nm dan 366 nm dan selanjutnya diukur
suhu 68 -- 70' C dan mendidih pada 297'C kadar kumarin dengan menggunakan alat
sanlpai 299' C. Kelarutan kumarin dalam 1 Densitometer Schimadzu CS-9301 PC.
gram larut dalam 50 cc air mendidih, dapat
juga larut dalam alkohol, kloroform, eter,
larutan alkali hidr~ksida.(~,
7, 12)
1. Pengambilan sampel
Dengan banyaknya manfaat dan
kegunaan yang dirniliki kumarin beserta Simplisia Artemisin annuu L.
turunannya, maka dilakukan ekstraksi berasal dari Balai Besar Penelitian dan
Identifikasi dan Penetapan.. .(Sukmayati et. a/)

pengembangan Tanaman Obat pelarut diklormetan sampai ter-


(B2P2T02T) Tawangmangu diambil pada bentuk 2 lapisan lalu dipisahkan
waktu tanaman berbunga berumur 6 bulan, antara fraksi diklormetan yang
sampel dibersihkan dari kotoran, dirajang berwarna hijau pekat dengan
dan dikeringkan dengan cara menjemur fraksi metanol-air yang berwarna
tetapi tidak terkena sinar matahari coklat muda. dilakukan KLT
langsung, setelah kering simplisia di- pada masing-masing fraksi.
blender dan diayak dengan ayakan ukuran 4. Identifikasi kumarin
40 mesh sehingga diperoleh serbuk.
- Timbang dengan teliti ekstrak kental
2. Determinasi tumbuhan sebanyak 26.5 gram
Simplisia Artemisia annua L. Di- - Ekstrak kental ditambahkan akuades
deterrninasi di B2P2T02T Tawangmangu hangat sampai larut, ekstrak dimasuk-
Solo Jawa Tengah. kan kedalam corong pisah 500 ml
3. Preparasi sampel - Ekstrak difraksinasi dengan pelarut
a. Ekstraksi diklormetan kemudian dikocok
sampai meinbentuk 2 fraksi yaitu
- Sampel diekstraksi dengan meng-
fraksi atas metanol-air dan fraksi
gunakan alat soklet pendingin
bawah diklormetan, endapan ekstrak.
balik menggunakan pelarut me-
tan01 dengan penggantian sehari - Larutan yang mengandung fraksi
sebanyak 2 kali sampai semua diklormetan dipekatkan menggunakan
sari terekstrak, ini ditunjukkan rotavapor dari fraksi sebanyak 500 ml
dengan larutan yang sudah tidak menjadi 100 ml.
berwarna lagi (bening). - Siapkan peralatan untuk kromatografi
- Ekstrak yang didapat kemudian lapis tipis (KLT) yaitu chamber, fase
dipekatkan dengan mengunakan diam plat silica gel GF254 dan fase
rotary evaporator sampai ekstrak gerak mengunakan campuran n-
mengental. hexana dengan etil asetat secara gra-
dien, sebelum digunakan fase diam
- Ekstrak lalu dikeringkan dengan plat silica gel GF254 di oven dahulu
menggunakan waterbath pada
selama 30 menit dan fase gerak
suhu 40-45" C sampai didapat
dijenuhkan kira-kira selama 1 jam
ekstrak dengan masa kental
sebelum dilakukan proses KLT
- Ekstrak kental tersebut ditimbang - Masing-masing fraksi dilakukan KLT
dan dihitung rendemennya
dengan cara menginjeksikan sampel
b. Fraksinasi menggunakan syringe 5-50 uL pada
- Ekstrak kental ditimbang lalu fase diam plat silica gel GF254, lalu
dilarutkan dengan menggunakan plat dimasukan kedalam chamber
akuades hangat sampai semua yang telah diisi fase gerak n Hexana :
ekstrak larut. etil asetat, kemudian ditutup rapat
ditunggu sampai elusi selesai, proses
- Ekstrak yang telah larut di elusidasi fase gerak dilakukan
masukkan ke dalam corong pisah berkali-kali (1 :I), (1 :2), (2: l), (2:2),
500 ml kemudian ditambahkan (3:1), (4:1), (7:2), (7:3), (8:2), (8:2)
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 38, No. 1, 2010: I7 - 28

sampai didapat hasil dimana kumarin Keterangan : C= Konsentrasi


terpisah baik, berfluorisensi dan nilai
Rf sama dengan standar. Nilai Rf
dapat didefinisikan sebagai jarak yang 6. Penetapan Kadar Kumarin
ditempuh oleh senyawa dari titik asal - Buat larutan standar dari baku kristal
dibagi dengan jarak yang ditempuh lcumarin, ditimbang sebanyak 5 mg
oleh pelarut dari titik asal. Oleh baku kumarin dilarutkan dengan 5 ml
karena itu bilangan Rf selalu lebih diklormethan p.a
kecil dari 1,O.
- Pada fraksi diklormetan dan standar
- Identifikasi dilakukan dengan jalan baku kumarin dilakukan uji KLT
membandingkan nilai Rf sampel dan mengunakan fase diam silica gel GF
bercak hasil KLT dengan Rf dan 254 dan fase gerak campuran n-
bercak dari standart. hexana : etil asetat dengan per-
- Fase diarn hasil KLT dideteksi bandingan 2:2.
mengunakan detektor UV pada - Sampel diinjeksikan pada plat silika
panjang gelombang 366 nrn. gel GF254 sebanyak 50 uL dan
5. Recovery standar sebanyak 4 uL, 8 uL, 12 uL,
16 uL, 20 uL, plat dimasukan
- Sebanyak 10 ml larutan yang kedalam chamber yang telah terisi
mengandung fraksi metanol-air larutan jenuh dengan posisi berdiri,
dimasukkan kedalam corong pisah ditunggu sampai proses elusi selesai,
500 ml plat diangkat dan dikeringkan
- Fraksi methanol-air ditambahkan 1 - Hasil KLT dideteksi mengunakan
ml standar kumarin baku dengan detektor UV pada panjang
konsentrasi 200 ppm difraksinasi gelombang 366 nm, Selanjutnya
dengan mengunakan 10 ml pelarut dilakukan penetapan kadar kumarin
diklormethan p.a. kemudian dikocok dalam sampel dengan alat densito-
sampai membentuk 2 fraksi yaitu meter.
fraksi methanol-air dan fraksi
diklormethan-standar.
- Pada fraksi diklormethan dilakukan HASIL
uji KLT dengan eluen hexan p.a dan Determinasi
etil asetat p.a. pada perbandingan 2:2
Determinasi tanaman pada pe-
- Pada fase diam hasil KLT dideteksi nelitian ini dilakukan di B2P2T02T
mengunakan detektor UV pada Tawangmanggu Solo, diketahui bahwa
panjang gelombang 366 nm. tanaman ini termasuk ke dalam suku
- Lakukan pengukuran pada bercak Asteracae genus / marga Artemisia dan
hasil KLT dengan densitometer, hasil spesies Artemisia annua,
pengukuran dihitung dengan meng-
gunakan rumus Ekstraksi
C yang didapat
Ekstraksi mengunakan alat soklet
dengan pendingin balik karena pada proses
C yang ditambahkan x 100% ini terjadi ekstraksi kontinyu dengan
Identifikasi dan Penetapan.. .(Sukmayati et. al)

jumlah pelarut yang relatif konstan dan kumarin. Sedangkan fraksi yang tidak
selalu baru, ekstraksi menggunakan pelarut mengandung kumarin disimpan untuk uji
metanol karena metanol merupakan pelarut recovery
general sehingga senyawa aktif yang Identifikasi kumarin
terkandung didalam tanaman herbal
V

artemisia annua L. akan terekstrak semua. Identifikasi kumarin dalam ekstrak


Hasil ekstraksi didapat sebanyak 13,7 liter artemisia annua L. dilakukan dengan
ekstrak yang berasal dari 485 gram serbuk menginjeksikan larutan standar kumarin,
tanaman artemisia annua L. larutan yang mengandung fraksi di-
klormetan, larutan yang mengandung
Pemekatan / Penguapan fraksi metanol-air pada plat kromatografi
Dari proses pemekatadpenguapan lapis tipis (KLT) dengan elusidasi meng-
di dapat ekstrak kental seberat 106,3206 gunakan fase gerak campuran n-hexana :
gram dengan rendemen sebesar 2 1.92 % etil asetat dengan perbandingan 2:2,
dari 485 gram serbuk simplisia artemisia sehingga didapat nilai Rf, bercak dan
annua L. (Tabel 1) . wama yang sama dari dari masing-masing
Fraksinasi larutan kemudian dibandingkan dengan
nilai Rf bercak serta warna dari standar
Penarikan zat aktif kumarin dilaku- kumarin. Hasil deteksi dengan meng-
kan melalui proses fraksinasi dengan gunakan lampu UV, pada KLT diketahui
menggunakan diklormethan, dipilih pelarut kumarin positif terdapat pada fraksi
diklonnethan karena merupakan pelarut diklormethan karena memiliki nilai Rf,
yang dapat melarutkan senyawa kumarin bentuk dan warna yang sama dengan
dengan sempurna. Dari hasil fraksinasi di larutan standar yaitu 0,31. Kumarin ter-
dapat 2 lapisan, lapisan atas terdapat fraksi deteksi dengan flourisensi biru pada
metanol-air yang benvarna coklat dan pada panjang gelombang 366 nm.
lapisan bawah terdapat fraksi diklormetan
yang berwarna hijau pekat. Pada fraksi Data yang diperoleh dari hasil KLT
diklormetan yang mengandung kumarin adalah nilai Rf yang berguna untuk identi-
dilakukan analisis untuk penetapan kadar fikasi senyawa (Tabel 2).

Tabel 1. Hasil Proses Pemekatan / penguapan ekstrak metanol Artemisia annua L.


No Proses Alat yang Warna Bentuk Keterangan
Digunakan
1 Pemekatan Rorary Hijau Cair sebelum
Evaporator dirotav ekstrak
sebanyak 13,7 L
2 Pemekatan Rotary Hijau pekat sedikit kental setelah
evaporator dirotav Ekstrak
menjadi 1,500 L
3 Penguapan Waterbath Hijau pekat Cair sebelum
di waterbath
4 Penguapan Waterbath Hijau kental Setelah diwaterbath
kehitaman
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 38, No. 1, 2010: 17 - 28

Tabel 2. Identifikasi kumarin secara Kromatografi lapis tipis dengan Pengembang n-heksan:
etil asetat (2:2)

Hasil KLT pada panjang gelombang


366 nm Keterangan
Larutan
Rf Wama
1 Standar baku kumarin 0 .31 Biru flourisensi Berbentuk bulat
2 Fraksi diklormethan Biru flourisensi Berbentuk bulat
3 Fraksi methanol-air berbentuk bercak hitam

Keterangan :
A = Plat kromatogram KLT tanpa disinari lampu
B = Plat kromatogram KLT dengan disinari lampu UV pada panjang gelombang 366 nm
Gambar 1. Kromatogram KLT Hasil Pemisahan pada Fraksi Diklormetan

Hasil kromatogram pada fraksi ngembang n-heksan : eil asetat pada per-
diklormetan pada plat Kromatografi lapis bandingan 2:2 tanpa penyinaran dan
tipis (KLT) dengan pengembang n-heksan dengan penyinaran lampu uv pada panjang
: etil asetat pada perbandingan 2:2 tanpa gelombang 366 nm (Gambar 2 )
penyinaran dan dengan penyinaran lampu Hasil kromatogram standar
UV pada panjang gelombang 366 nm kumarin pada plat hasil KLT dengan
(Gambar 1) pengembang n-heksan : etil asetat pada
Hasil kromatogram pada fraksi perbandingan 2:2 tanpa penyinaran dan
metanol-air pada plat KLT dengan pe- dengan penyinaran lampu uv pada panjang
gelombang 366 nm (Gambar 3)
Identifikasi dan Penetapan .. (Sukmayati et. al)

Keterangan :
A= Plat kromatogram KLT tanpa disinari lampu
B = Plat kromatogram KLT dengan disinari lampu UV pada panjang gelombang 366 nm
Gambar 2. Kromatogram KLT Hasil Pe misahan pada Fraksi metanol-air

Keterangan :
A = Plat kromatogram KLT tanpa disinari lampu
B = Plat kromatogram KLT dengan disinari lampu UV pada panjang gelombang 366 nm

Gambar 3 Kromatogram KLT pada standar baku kumarin


Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 38, No. 1, 2010: 17 - 28

Jika dilihat pada Gambar 1, 2 dan 3 maka Kurva Kalibrasi


dapat diketahui bahwa senyawa kumarin
Untuk mengukur kadar kumarin
terdapat pada fraksi diklormethan dengan dari sampel dilakukan dengan membuat
hasil uji KLT yang dideteksi lampu UV
kurva kalibrasi dengan cara melakukan
pada panjang gelombang 366 nm dimana
pe-notolan sampel dan standar kumarin
pada fraksi diklormethan terdapat Rf dan
pada berbagai konsentrasi, hasil pada plat
bercak bulat flourisensi biru yang sangat
KLT dapat dilihat pada Gambar 4:
terang yang terlihat sama pada hasil uji
KLT standar kumarin.

sp,s1.$2,S3.S41JJ
A B C
Gambar 4. Kromatogram KLT hasil pengukuran anta ra sampel (fraksi diklormethan) denganstandar
baku kumarin

Keterangan :
A: Gambar pada plat kromatogram KLT tanpa disinari lampu
B: Gambar pada plat kromatogram KLT dengan disinari lampu pada panjang gelombang 245 nm
C: Gambar pada plat kromatogram KLT dengan disinari lampu
UV pada panjang gelombang 366 nm
Sp: Sampel kumarin dari ekstrak
S1,2,3,4,5: Standar 1,2,3,4,5
Identifikasi dan Penetapan .. (Sukmayati et. a / )

Tabel 3. Hasil pengukuran kadar kumarin pada plat KLT dengan pengembang n-heksan:etil
asetat (2:2)
No Larutan konsentrasi Luas Area Bercak
(uglml)
1 Standar 1 4 1032.171 Baik
2 Standar 2 8 1550.028 Baik
3 Standar 3 12 1809.580 Baik
4 Standar 4 16 2388.982 Baik
5 Standar 5 20 2588.810 Baik
6 Sampel 10.5 1727.460 Baik

- -- - - - -

Kurva kalibrasi standar baku dan sampel kumarin -~

0 5 10 15 20 I
Konsentrasi

Gambar 5. Kurva Kalibrasi Hasil Pengukuran Kadar Kumarin pada Ekstrak Metanol Avtemisia
annuaL

Dari pola kromatogram yang di- dari persamaan y= 668.2445 + 98.8058 X


dapat kemudian dilakukan pengukuran dapat diketahui kadar kumarin dari ekstrak
dengan alat Densitometer Schimadzu CS- metanol sebesar 10.5 uglml.
9301 PC di dapat luas area dari sampel dan Recovery
standar kumarin yang ditunjukkan pada
Tabel 3: Dari percobaan recovery yang
dilakukan didapat luas Area bercak sebesar
Dari luas area tersebut dapat di- 2758.173 dari 50 sl sampel recovery yang
hitung konsentrasi dari sampel ekstrak diinjek pada plat IUT, dengan perhitungan
artemiasia annua L. melalui ekstrapolasi 10.5 X 100% sehingga dapat diketahui
kurva kalibrasi. Kurva kalibrasi dapat di- perolehan nilai covery sebesar 105%, dapat
lihat pada Gambar 5 dikatakan bahwa metode yang dipakai
Dari Persamaan kurva kalibrasi baik, sesuai teori metode analitik yang
didapat nilai persamaannya A=668.2445, baik tingkat perolehan kembali 95 % - 105
B=98.8058, dan nilai R nya adalah 0.98 %.
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 38, No. 1, 2010: 17 - 28

PEMBAHASAN menarik semua zat aktif yang ada di


dalamnya.
Langkah awal sebelum melakukan
penelitian adalah melakukan determinasi Metode ekstraksi dilakukan dengan
pada setiap tanaman yang akan di teliti cara panas menggunakan alat soklet, eks-
agar kita yakin bahwa benar tanaman traksi dilakukan secara kontinyu dengan
tersebut sesuai dengan yang kita harapkan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan
sehingga kesalahan pengambilan sample pendingin balik, menggunakan pelarut
dapat dihindarkan, Dari hasil determinasi metanol dimana pelarut tersebut me-
yang dilakukan di B2P2TOT Tawang- rupakan pelarut general sehingga senyawa-
mangu Solo, diketahui bahwa tanaman ini senyawa yang terkandung di-dalamnya
termasuk ke dalam suku Asteracae genus 1 akan terekstraksi semua. Pada ekstraksi ini
marga Artemisia dan spesies Artemisia digunakan pendingin balik agar pelarut dan
annua L., Tanaman ini juga berasal dari sample tetap terjaga temperaturnya
BPTO Tawangmangu, sehingga pelarut dan senyawa yang ter-
kandung di dalam sample tidak hilangl
Sample herba Artemisia annua L. menguap.
yang diambil untuk penelitian ini dipilih
berdasarkan keseragaman umur, asal usul Hasil ekstrak yang diperoleh
dan garis keturunan yang sama (galur kemudian dipekatkan dengan rotary eva-
tanaman terpantau) agar diperoleh hasil porator dengan cara menarik pelarut. Dari
yang maksimal, Pengujian yang dilakukan hasil pemekatan dan penguapan dengan
pada tanaman herbal Artemisia annua L rotary evaporator dan water bath didapat-
diketahui memiliki senyawa gaktif kumarin kan rendemen ekstrak sebesar 2 1,92% ini
yang terkandung di dalamnya. Pada artinya dalam dari 485 gram simplisia yang
Artemisia annua L kumarin paling banyak digunakan didapat 21,92% ekstrak metanol
terdapat pada bagian bunga dan daun artemisia annua L.
muda. Untuk mendapatkan larutan yang
Sebelum digunakan simplisia mengandung senyawa kumarin dilakukan
dikeringkan dengan cara mengangin- pemisahan dengan cara fraksinasi,
anginkan tanpa terkena sinar matahari diperoleh 2 lapisan yaitu fraksi methanol-
langsung karena dengan pemanasan yang air yang berada pada lapisan atas dan ber-
tinggi zat aktif di dalam simplisia akan warna coklat serta fraksi diklormetan yang
rusak. Pengeringan dari herba Artemisia berada pada lapisan bawah benvarna hijau
annua L. ini bertujuan agar kadar air dalam pekat ,penambahan diklormetan dilakukan
simplisia berkurang sehingga tidak mudah berulang kali sampai larutan yang diper-
terkena jamur dan dapat bertahan lama. oleh dari fraksinasi terakir bening ini
Setelah dilakukan pengeringan kemudian menandakan semua senyawa kumarin
dilanjutkan dengan penyerbukan dan peng- sudah tertarik semua ke dalam fraksi
halusan dengan blender kemudian diayak diklormetan, Larutan yang mengandung
dengan pengayak ukuran 40 mesh ini fraksi diklormetan dikumpul-kan dan
semua bertujuan agar ukurannya sama dipekatkan dengan rotary eva-porator dan
sehingga ketika diekstraksi semua pelarut ekstrak diuapkan dengan water bath pada
dapat menembuslmenyerap ke dalam suhu 4 0 - 5 0 ' ~ agar senyawa kumarin yang
simplisia sehingga diperoleh hasil ekstraksi ada tidak rusak dimana kumarin akan
yang sempurna karena pelarut dapat mencair bila dipanaskan pada suhu 68 -
70 OC sampai didapat ekstrak kental dan
Identifikasi dan Penetapan.. .(Sukmayati et. al)

selanjutnya dilakukan identifikasi kumarin dengan garis regresi dari pembanding yang
secara KLT dengan menggunakan diperoleh sehingga di dapat konsentrasi
pembanding baku kumarin. kumarin dalam sample tersebut.
Dari hasil identifikasi kumarin
secara KLT dengan eluen n-heksan:etil KESIMPULAN
asetat (2:2) didapat bercak dengan Rf
dan warna baku kumarin yang sama 1. Hasil determinasi tumbuhan diketahui
dengan sample pada fraksi diklormetan bahwa tanaman tersebut termasuk
(yang mengandung kumarin) dengan Rf dalam suku Asteraccae, genuslmarga
sebesar 0,3 1 berwarna biru flourisensi Artemisia annua L.
yang dilihat pada lampu UV dengan 2. Dari hasil pemekatan dan penguapan
panjang gelombang 366 nm. Sedangkan didapatkan nilai rendemen ekstrak
sample pada fraksi metanol air (tidak ada metanol sebesar : 2 1.92 %
kumarin) tidak terjadi pemisahan dan
tidak terdapat bercak biru fluorisensi 3. Hasil pengujian identifikasi dengan
hanya ada bercak hitam, ini meyakinkan KLT dengan lampu uv 366 nm
kita bahwa pada fraksi methanol-air didapatkan nilai Rf yang sama sebesar
tersebut tidak mengandung senyawa 0.31 dan bercak berwarna biru
kumarin dan semua senyawa kumarin flourisensi yang sama antara sampel
telah tertarik ke dalam fraksi diklormetan dan standar kumarin.
Sebelum melakukan penetapan 4. Pengukuran bercak KLT dengan
kadar kumarin, dilakukan recovery yaitu densitometer didapat luas area kumarin
untuk memastikan metoda yang kita dari sampel sebesar 1727.460 sehingga
gunakan baik atau tidaknya di dalam dari ekstrapolasi berdasarkan kurva
penelitian ini, Menurut literatur tingkat kalibrasi dapat diketahui konsentrasi
perolehan kembalai harus berkisar 95%- kumarin dari ekstrak methanol pada
105%, dari hasil recovery pada penetapan tanaman Artemisia annua L sebesar
kadar kumarin didapat tingkat perolehan 10.5 qglml .
kembali 105% ini menandakan bahwa 5. Nilai perolehan kembalinya (Recovery)
metoda yang digunakan sudah memenuhi yang didapat 105 %.
standart yang ditetapkan.
Penetapan kadar kumarin
menggunakan KLT menggunakan eluen DAFTAR RUJUKAN
n-heksan : etil asetat = 2:2 yang 1. Simon, James E, et al, Artemisia annua L. : A
sebelumnya telah dilakukan pencarian Promising Aromatic and Medicinal Advances
in New Corps.Timber Press, 1990,522-526
eluen yang cocok sebagai pengembang
agar didapat pemisahan yang baik. Dari 2. University Medical Centre, Departement of
hasil KLT kemudian dilakukan Pharmacology, Laboratory of Drug
Metabolism, Artemisinin and Derivatives:
pengukuran dengan alat densitometer. Recent Progress in Malaria Treatment, journal
Kegunaan dari pembuatan konsentrasi of Parasitic Diseases,l996,June,20 (1):65
pembanding yang bervariasi adalah untuk WHO, The use of Artemisinin & its Derivates
3.
mendapatkan kurva kalibrasi dari larutan as Anti Malaria Drugs, Report of a joint
pembanding tersebut kemudian dari CTDIDMPITDR informal Consultation,
perhitungan didapat garis regresi . Hasil Division of Control of Tropical diseases
pengukuran densitometer dikorelasikan Geneva, 1998, june 10- 12
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 38, No. 1, 2010: 17 - 28

4. Murray, R.D.H., J. Mendez, and S.A. Brow.. 1 1 . A nonim, Parameter Standar Umum Ekstrak
The Natural Cumarins. Jhon Willey and Sons Tumbuhar~ Obat, Departemen Kesehatan
Ltd. New York 1982. Republik Indonesia, Jakarta 2000.
5. Surjadi, Harry. Artemisia Obat Malaria 12. A nonim Farmakope Indonesia, Edisi IV,
Terkini (on line) http: /I www.pustakatani org Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
1 berita global Articlevie Jakarta 1995.
6. Makfoeld,D. Polifenol. PAU Pangan dan Gizi, 13. G ritter R.J., Bobbitt J.M., dan Schwarting A.
UGM, Yogyakarta 1992. E. Pengantar Kromatografi, penerbit : ITB,
Bandung 199 1.
7. Harborne J.B., Metode Fitokimia Penuntun
Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, pe- 14. R obinson T., Kandungan Organik Tumbuhan
nerbit : ITB, Bandung , 1987 ; Hal. l - 42, Tinggi, penerbit : ITR, Bandung 1995,.
184 - 196
15. T h e universitas of Queensland. Air analyst
8. Sutikno,A.l., dan Supriyati. Kumarin dalam traning manual Australia : The universitas of
daun Glicirida 1995. Queensland 1996.
9. Martindale. The Pharmacope 27. The 16. Jo seph C.touchstone & Joseph sherma.
Pharmaceutical Press 1972. Densitomery In thin layer chromatography
practice & applications 1978.
10. A nonim. Analisis Obat Tradisional, Jilid 1,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 17. Ru sman Syanti. Identifikasi pendahuluan
Jakarta. 1987. fitokimia dan uji efek antidiare infuse herbal
patikan cina (Euphobia prostrate ait) terhadap
tikus putih jantan. Skripsi universitas
pancasila 1999.

Anda mungkin juga menyukai