jumlah pelarut yang relatif konstan dan kumarin. Sedangkan fraksi yang tidak
selalu baru, ekstraksi menggunakan pelarut mengandung kumarin disimpan untuk uji
metanol karena metanol merupakan pelarut recovery
general sehingga senyawa aktif yang Identifikasi kumarin
terkandung didalam tanaman herbal
V
Tabel 2. Identifikasi kumarin secara Kromatografi lapis tipis dengan Pengembang n-heksan:
etil asetat (2:2)
Keterangan :
A = Plat kromatogram KLT tanpa disinari lampu
B = Plat kromatogram KLT dengan disinari lampu UV pada panjang gelombang 366 nm
Gambar 1. Kromatogram KLT Hasil Pemisahan pada Fraksi Diklormetan
Hasil kromatogram pada fraksi ngembang n-heksan : eil asetat pada per-
diklormetan pada plat Kromatografi lapis bandingan 2:2 tanpa penyinaran dan
tipis (KLT) dengan pengembang n-heksan dengan penyinaran lampu uv pada panjang
: etil asetat pada perbandingan 2:2 tanpa gelombang 366 nm (Gambar 2 )
penyinaran dan dengan penyinaran lampu Hasil kromatogram standar
UV pada panjang gelombang 366 nm kumarin pada plat hasil KLT dengan
(Gambar 1) pengembang n-heksan : etil asetat pada
Hasil kromatogram pada fraksi perbandingan 2:2 tanpa penyinaran dan
metanol-air pada plat KLT dengan pe- dengan penyinaran lampu uv pada panjang
gelombang 366 nm (Gambar 3)
Identifikasi dan Penetapan .. (Sukmayati et. al)
Keterangan :
A= Plat kromatogram KLT tanpa disinari lampu
B = Plat kromatogram KLT dengan disinari lampu UV pada panjang gelombang 366 nm
Gambar 2. Kromatogram KLT Hasil Pe misahan pada Fraksi metanol-air
Keterangan :
A = Plat kromatogram KLT tanpa disinari lampu
B = Plat kromatogram KLT dengan disinari lampu UV pada panjang gelombang 366 nm
sp,s1.$2,S3.S41JJ
A B C
Gambar 4. Kromatogram KLT hasil pengukuran anta ra sampel (fraksi diklormethan) denganstandar
baku kumarin
Keterangan :
A: Gambar pada plat kromatogram KLT tanpa disinari lampu
B: Gambar pada plat kromatogram KLT dengan disinari lampu pada panjang gelombang 245 nm
C: Gambar pada plat kromatogram KLT dengan disinari lampu
UV pada panjang gelombang 366 nm
Sp: Sampel kumarin dari ekstrak
S1,2,3,4,5: Standar 1,2,3,4,5
Identifikasi dan Penetapan .. (Sukmayati et. a / )
Tabel 3. Hasil pengukuran kadar kumarin pada plat KLT dengan pengembang n-heksan:etil
asetat (2:2)
No Larutan konsentrasi Luas Area Bercak
(uglml)
1 Standar 1 4 1032.171 Baik
2 Standar 2 8 1550.028 Baik
3 Standar 3 12 1809.580 Baik
4 Standar 4 16 2388.982 Baik
5 Standar 5 20 2588.810 Baik
6 Sampel 10.5 1727.460 Baik
- -- - - - -
0 5 10 15 20 I
Konsentrasi
Gambar 5. Kurva Kalibrasi Hasil Pengukuran Kadar Kumarin pada Ekstrak Metanol Avtemisia
annuaL
selanjutnya dilakukan identifikasi kumarin dengan garis regresi dari pembanding yang
secara KLT dengan menggunakan diperoleh sehingga di dapat konsentrasi
pembanding baku kumarin. kumarin dalam sample tersebut.
Dari hasil identifikasi kumarin
secara KLT dengan eluen n-heksan:etil KESIMPULAN
asetat (2:2) didapat bercak dengan Rf
dan warna baku kumarin yang sama 1. Hasil determinasi tumbuhan diketahui
dengan sample pada fraksi diklormetan bahwa tanaman tersebut termasuk
(yang mengandung kumarin) dengan Rf dalam suku Asteraccae, genuslmarga
sebesar 0,3 1 berwarna biru flourisensi Artemisia annua L.
yang dilihat pada lampu UV dengan 2. Dari hasil pemekatan dan penguapan
panjang gelombang 366 nm. Sedangkan didapatkan nilai rendemen ekstrak
sample pada fraksi metanol air (tidak ada metanol sebesar : 2 1.92 %
kumarin) tidak terjadi pemisahan dan
tidak terdapat bercak biru fluorisensi 3. Hasil pengujian identifikasi dengan
hanya ada bercak hitam, ini meyakinkan KLT dengan lampu uv 366 nm
kita bahwa pada fraksi methanol-air didapatkan nilai Rf yang sama sebesar
tersebut tidak mengandung senyawa 0.31 dan bercak berwarna biru
kumarin dan semua senyawa kumarin flourisensi yang sama antara sampel
telah tertarik ke dalam fraksi diklormetan dan standar kumarin.
Sebelum melakukan penetapan 4. Pengukuran bercak KLT dengan
kadar kumarin, dilakukan recovery yaitu densitometer didapat luas area kumarin
untuk memastikan metoda yang kita dari sampel sebesar 1727.460 sehingga
gunakan baik atau tidaknya di dalam dari ekstrapolasi berdasarkan kurva
penelitian ini, Menurut literatur tingkat kalibrasi dapat diketahui konsentrasi
perolehan kembalai harus berkisar 95%- kumarin dari ekstrak methanol pada
105%, dari hasil recovery pada penetapan tanaman Artemisia annua L sebesar
kadar kumarin didapat tingkat perolehan 10.5 qglml .
kembali 105% ini menandakan bahwa 5. Nilai perolehan kembalinya (Recovery)
metoda yang digunakan sudah memenuhi yang didapat 105 %.
standart yang ditetapkan.
Penetapan kadar kumarin
menggunakan KLT menggunakan eluen DAFTAR RUJUKAN
n-heksan : etil asetat = 2:2 yang 1. Simon, James E, et al, Artemisia annua L. : A
sebelumnya telah dilakukan pencarian Promising Aromatic and Medicinal Advances
in New Corps.Timber Press, 1990,522-526
eluen yang cocok sebagai pengembang
agar didapat pemisahan yang baik. Dari 2. University Medical Centre, Departement of
hasil KLT kemudian dilakukan Pharmacology, Laboratory of Drug
Metabolism, Artemisinin and Derivatives:
pengukuran dengan alat densitometer. Recent Progress in Malaria Treatment, journal
Kegunaan dari pembuatan konsentrasi of Parasitic Diseases,l996,June,20 (1):65
pembanding yang bervariasi adalah untuk WHO, The use of Artemisinin & its Derivates
3.
mendapatkan kurva kalibrasi dari larutan as Anti Malaria Drugs, Report of a joint
pembanding tersebut kemudian dari CTDIDMPITDR informal Consultation,
perhitungan didapat garis regresi . Hasil Division of Control of Tropical diseases
pengukuran densitometer dikorelasikan Geneva, 1998, june 10- 12
Bul. Penelit. Kesehat, Vol. 38, No. 1, 2010: 17 - 28
4. Murray, R.D.H., J. Mendez, and S.A. Brow.. 1 1 . A nonim, Parameter Standar Umum Ekstrak
The Natural Cumarins. Jhon Willey and Sons Tumbuhar~ Obat, Departemen Kesehatan
Ltd. New York 1982. Republik Indonesia, Jakarta 2000.
5. Surjadi, Harry. Artemisia Obat Malaria 12. A nonim Farmakope Indonesia, Edisi IV,
Terkini (on line) http: /I www.pustakatani org Departemen Kesehatan Republik Indonesia,
1 berita global Articlevie Jakarta 1995.
6. Makfoeld,D. Polifenol. PAU Pangan dan Gizi, 13. G ritter R.J., Bobbitt J.M., dan Schwarting A.
UGM, Yogyakarta 1992. E. Pengantar Kromatografi, penerbit : ITB,
Bandung 199 1.
7. Harborne J.B., Metode Fitokimia Penuntun
Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, pe- 14. R obinson T., Kandungan Organik Tumbuhan
nerbit : ITB, Bandung , 1987 ; Hal. l - 42, Tinggi, penerbit : ITR, Bandung 1995,.
184 - 196
15. T h e universitas of Queensland. Air analyst
8. Sutikno,A.l., dan Supriyati. Kumarin dalam traning manual Australia : The universitas of
daun Glicirida 1995. Queensland 1996.
9. Martindale. The Pharmacope 27. The 16. Jo seph C.touchstone & Joseph sherma.
Pharmaceutical Press 1972. Densitomery In thin layer chromatography
practice & applications 1978.
10. A nonim. Analisis Obat Tradisional, Jilid 1,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 17. Ru sman Syanti. Identifikasi pendahuluan
Jakarta. 1987. fitokimia dan uji efek antidiare infuse herbal
patikan cina (Euphobia prostrate ait) terhadap
tikus putih jantan. Skripsi universitas
pancasila 1999.