Mengetahui :
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis masih
diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
yang berjudul ” Asuhan Keperawatan Pada Nn. S Dengan Diagnosa Gangguan Persesi
Sensori : Halusinasi Pengelihatan di Ruang Tenang Wanita Rumah Sakit Sambang Lihum”
ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Jiwa.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ns. Agnes Dewi Astuti, M.Kep.,Sp.Kep.Kom sebagai dosen pembimbing mata
kuliah Keperawatan Jiwa.
2. Ibu Syarifah,S.Kep,Ns sebagai CI yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan
demi terselesaikannya makalah ini.
3. Rekan-rekan dan semua pihak yag telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah
ini dimasa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi para mahasiswa dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menambah pengetahuan para mahasiswa, masyarakat dan pembaca.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan jiwa dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Hasil analisis dari
WHO sekitar 450 juta orang menderita gangguan jiwa termasuk skizofrenia. Skizofrenia
menjadi gangguan jiwa paling dominan dibanding gangguan jiwa lainnya. Penderita
gangguan jiwa sepertiga tinggal di negara berkembang, 8 dari 10 orang yang menderita
skizofrenia tidak mendapatkan penanganan medis. Gejala skizofrenia muncul pada usia
15-25 tahun lebih banyak ditemukan pada laki-laki dibandingkan pada perempuan
(Ashturkar & Dixit, 2013). Skizofrenia adalah salah satu jenis psikotik yang menunjukan
gejala halusinasi dan waham (Townsend, 2011). Pasien dengan skizofrenia mempunyai
gejala salah satunya adalah halusinasi akibat cemas berkepanjangan yang tidak mampu
dihadapi pasien menggunakan mekanisme koping dalam diri pasien.
Halusinasi merupakan bentuk yang paling sering dari gangguan persepsi. Bentuk
halusinasi ini bisa berupa suara-suara yang bising atau mendengung, tapi yang paling sering
berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak sempurna. Biasanya
kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan pasien sedih atau yang dialamatkan pada
pasien itu. Akibatnya pasien bisa bertengkar atau bicara dengan suara halusinasi itu. Bisa
pula pasien terlihat seperti bersikap dalam mendengar atau bicara keras-keras seperti bila ia
menjawab pertanyaan seseorang atau bibirnya bergerak-gerak. Kadang-kadang pasien
menganggap halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhnya. Halusinasi ini
kadang-kadang menyenangkan misalnya bersifat tiduran, ancaman dan lain-lain.
Dari catatan medik Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum Provinsi Kalimantan Selatan
didapatkan angka kejadian skizofrenia yang berobat rawat jalan dan rawat inap dari tahun
1015 rawat inap sebanyak 1.180 kasus dengankan rawat jalan sebanyak 10.740 kasus. Pada
ttahun 2016 rawat inap sebanyak 1.285 kasus sedangkan rawat jalan sebanyak 10.743 kasus.
Pada tahun 2017 rawat inap sebanyak 1.374 kasus sedangkan rawat jalan sebanyak 10.342
kasus.
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan tindakan asuhan
keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi pada pasien gangguan persepsi
sensori: Halusinasi Pengelihatan.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Tujuan umum
Mendapatkan pengalaman dalam Asuhan Keperawatan pada klien dengan halusinasi
pengelihatan di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, yang meliputi pengkajian,
penegakan diagnosa, merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan, dan
mengevaluasi.
b. Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari halusinasi
2. Untuk mengetahui rentang respon halusinasi
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala halusinasi
4. Untuk mengetahui pohon masalah dan halusinasi
5. Untuk mengetahui tinjauan kasus askep halusinasi
C. Manfaat Penulisan
Hasil laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis dalam
keperawatan yaitu sebagai panduan perawat dalam pengelolaan keperawatan klien dengan
gangguan persepsi sensori : Halusinasi pengelihatan
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa, pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan,
pengecapan,perabaan dan penciuman tanpa stimulis yang nyata Kelihat, (2011) dalam
Zelika, (2015).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanda ada
rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra
tanpa stimulus eksteren : persepsi palsu. (prabowo, 2014).
Menurut Surya, (2011) dalam Pembayung (2015) halusinasi adalah hilangnya
kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan
eksternal (dunia luar).
B. Rentang Respon
Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptive individual yang berbeda rentang
respon nerobiologi ( Stuart and Laraia, 2005). Ini merupakan persepsi maladative. Jika klien
yang sehat persepsinya akurat. Klien halusinasi mempresepsipkan suatu stimulus panca
indera walaupun stimulus tersebut tidak ada. Diantara kedua respon tersebut adalah respon
individu yang karena suata hal mengalami kelainan perseptif yaitu salah mempersepsikan
stimulus yang diterimanya atau sebagai ilusi. Berikut tentang respon halusinasi:
6
1. Merusak diri sendiri/orang lain/lingkungan
2. Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan yang mistis
3. Pembicaraan kacau tidak masuk akal
4. Sikap curiga dan bermusuhan
5. Muka marah kadang pucat
6. Menarik diri, menghindar dari orang lain
7
8
F. Implementasi dan Evaluasi
Nama : Nn. S
Umur : 21 Tahun
Implementasi Evaluasi (SOAP)
Hari/Tanggal : Jumat, 08 November 2019 S:
- Klien menyebutkan namanya
DATA
Nn.s dengan benar
DS : - Klien mengatakan masih ada
melihat bayangan ular pada
- Klien mengatakan melihat ular besar, panjang,
malam hari sebanyak 1 kali
dan ingin melilit tubuhnya. Bayangan itu muncul
saat sendirian
pada malam hari sebanyak 2 kali saat klien
- Klien mengatakan masih takut
sendirian. Perasaan klien merasa takut saat
- Klien mengatakan saat melihat
melihat bayangan itu. Respon klien saat melihat
bayangan itu muncul klien
bayangan itu klien memilih tidur dan
menghardik dengan cara
mengabaikannya.
menutup mata dan mengatakan
DO : kamu tidak nyata
O:
- Klien tampak takut
- Klien cukup tenang
- TTV :
TINDAKAN
- TD :110/80 mmHg
1. Membina hubungan saling percaya
- Suhu: 36 ºC
2. Mengidentifikasi halusinasi dengan
- Nadi: 63 x/menit
mendiskusikan isi, frekuensi, waktu terjadi
- RR: 20 x/menit
situasi pencetus, perasaan,dan respon.
A:
3. Menjelaskan cara mengontrol halusinasi :
Gangguan persepsi sensori:
menghardik, obat, bercakap-cakap, dan
Halusinasi pengelihatan
melakukan kegitan.
4. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan P :
menghardik. Perawat
5. Memasukan pada jadwal kegiatan untuk latihan 1. Evaluasi SP1 yaitu
menghardik. menghardik
2. Lanjut SP 2 yaitu patuh minum
RENCANA TINDAK LANJUT obat
1. Evaluasi kegiatan menghardik, beri pujian 3. Masukan latihan menghardik
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat kedalam jadwal kegiatan
(jelaskan 6 benar obat, jenis, guna,dosis, harian klien
frekuensi, kontinuitas minum obat) Klien
3. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada 1. Mengontrol halusinasi dengan
gangguan jiwa cara menghardik (SP 1)
4. Jelaskan akibat jika obat tidak di minum sesuai
program
5. Jelaskan akibat putus obat
6. Jelaskan cara berobat
7. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik dan minum obat
Hari/Tanggal : Sabtu,09 November 2019 S:
- Klien mengatakan kadang-
DATA
kadang masih melihat
DS : bayangan ular
- Klien mengatakan masih
- Klien mengatakan masih ada melihat bayangan
belum hafal nama obat
ular pada malam hari sebanyak 1 kali saat
O:
sendirian
- Klien tampak tenang
- Klien mengatakan saat melihat bayangan itu
- Klien cukup kooperatif
muncul klien menghardik dengan cara menutup
- Klien belum bisa menyebutkan
mata dan mengatakan kamu tidak nyata
8 benar obat
DO :
- TTV :
- Klien cukup tenang - TD: 120/80 mmHg
- Suhu: 36,4 ºC
TINDAKAN
- Nadi: 68 x/menit
1. Mengevaluasi kegiatan menghardik, beri pujian - RR: 21 x/menit
2. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan obat A :
(jelaskan 8 benar obat, jenis, guna, dosis, Gangguan persepsi sensori:
frekuensi, kontinuitas minum obat, kadaluarsa, Halusinasi pengelihatan
dokumentasi)
P:
Perawat
10
3. Menjelaskan pentingnya penggunaan obat pada - Evaluasi SP 1, SP 2 yaitu
gangguan jiwa menghardik dan patuh minum
4. Menjelaskan akibat jika obat tidak di minum obat
sesuai program - Lanjut SP 2 yaitu patuh minum
5. Menjelaskan akibat putus obat obat
6. Menjelaskan cara berobat - Masukan latihan menghardik
7. Memasukan pada jadwal kegiatan untuk latihan dan patuh minum obat
menghardik dan minum obat kedalam jadwal kegiatan
harian klien
RENCANA TINDAK LANJUT
Klien
1. Evaluasi kegiatan menghardik, beri pujian - Mengontrol halusinasi dengan
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat cara menghardik (SP 1) dan
(jelaskan 8 benar obat, jenis, guna,dosis, patuh minum obat (SP 2)
frekuensi, kontinuitas minum obat, kadaluarsa,
dokumentasi)
3. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada
gangguan jiwa
4. Jelaskan akibat jika obat tidak di minum sesuai
program
5. Jelaskan akibat putus obat
6. Jelaskan cara berobat
7. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan
menghardik dan minum obat
Hari/ Tanggal : Senin, 11 November 2019 S:
- Klien mengatakan sudah
DATA
jarang melihat bayangan ular
DS : - Klien menyebutkan nama obat
Clozapine 25mg untuk
- Klien mengatakan sudah jarang melihat
mengurangi gejala gangguan
bayangan ular
jiwa diminum 2 kali sehari dan
- Klien mengatakan saat melihat bayangan itu
Trihexyphenidril 2mg untuk
muncul klien menghardik dengan cara menutup
mengatasi gangguan jiwa
mata dan mengatakan kamu tidak nyata
diminum 2 kali sehari
11
- Klien mengatakan masih belum hafal nama obat O:
- Klien tampak tenang
DO :
- Klien kooperatif
- Klien tampak tenang - Ada kontak mata
- Klien kooperatif - Klien bisa menyebutkan 8
- Ada kontak mata benar obat
- Klien mampu mengontrol halusinasi dengan - TTV :
menghardik - TD: 110/80 mmHg
- Suhu: 36,8 ºC
TINDAKAN
- Nadi: 70 x/menit
1. Mengevaluasi kegiatan menghardik, beri pujian - RR: 19 x/menit
2. Melatih cara mengontrol halusinasi dengan obat A :
(jelaskan 8 benar obat, jenis, guna,dosis, Gangguan persepsi sensori:
frekuensi, kontinuitas minum obat, kadaluarsa, Halusinasi pengelihatan
dokumentasi)
P:
3. Menjelaskan pentingnya penggunaan obat pada
Perawat
gangguan jiwa
- Evaluasi SP 1, SP 2 yaitu
4. Menjelaskan akibat jika obat tidak di minum
menghardik dan patuh minum
sesuai program
obat
5. Menjelaskan akibat putus obat
- Lanjut SP 3 yaitu bercakap-
6. Menjelaskan cara berobat
cakap
7. Memasukan pada jadwal kegiatan untuk latihan
- Masukan latihan menghardik
menghardik dan minum obat
dan patuh minum obat
RENCANA TINDAK LANJUT kedalam jadwal kegiatan
harian klien
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat.
Klien
Beri pujian
- Mengontrol halusinasi dengan
2. Latih pasien mengendalikan halusinasi dengan
cara menghardik (SP 1) dan
cara bercakap-cakap dengan orang lain
patuh minum obat (SP 2)
3. Anjurkan pasien memasukan ke dalam jadwal
kegiatan harian untuk latihan menghardik,
minum obat dan bercakap-cakap
Hari/ Tanggal : Selasa, 12 November 2019 S:
12
DATA - Klien mengatakan sudah tidak
melihat bayangan ular
DS :
- Klien mengatakan apabila
- Klien mengatakan sudah tidak melihat bayangan halusinasinya datang klien
ular lagi akan mengalihkan dengan
- Klien mengatakan saat melihat bayangan itu bercakap-cakap dengan teman
muncul klien menghardik dengan cara menutup atau perawat
mata dan mengatakan kamu tidak nyata
- Klien menyebutkan nama obatnya dengan benar O:
DO : - Klien kooperatif
- Dapat berkomunikasi dengan
- Klien tampak tenang
lancar
- Klien tampak kooperatif
- Kontak mata klien baik
- Ada kontak mata
- Klien tampak bercakap-cakap
- Klien dapat mengontrol halusinasinya dengan
dengan teman untuk
menghardik dan minum obat
mengalihkan halusinasinya
TINDAKAN - TTV :
- TD: 120/80 mmHg
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik & obat.
- Suhu: 36,5 ºC
Beri pujian
- Nadi: 86 x/menit
2. Latih pasien mengendalikan halusinasi dengan
- RR: 19 x/menit
cara bercakap-cakap dengan orang lain
A:
3. Anjurkan pasien memasukan ke dalam jadwal
kegiatan harian untuk latihan menghardik, Gangguan persepsi sensori:
minum obat dan bercakap-cakap Halusinasi pengelihatan
RENCANA TINDAK LANJUT
P:
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik,
Perawat
penggunaan obat dan bercakap-cakap, beri
- Evaluasi SP 1, SP 2 dan SP 3
pujian
yaitu menghardik, patuh
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan
minum obat, bercakap-cakap
melakukan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan)
dan melakukan kegiatan harian
3. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan
- Lanjut SP 4 yaitu melakukan
menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan
kegiatan harian
kegiatan harian
13
- Masukan latihan menghardik,
minum obat, bercakap-cakap,
dan melakukan kegiatan harian
kedalam jadwal kegiatan
harian klien
Klien
- Mengontrol halusinasi dengan
cara menghardik (SP 1), patuh
minum obat (SP 2), dan
bercakap-cakap (SP 3)
14
G. Intervensi Keperawatan
Tanggal Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
09-11- Gangguan Tujuan umum : 1. Klien mampu SP 1
2019 persepsi menyebutkan
Klien tidak lagi 1. Identifikasi halusinasi
sensori : namanya dengan
mendengar dengan mendiskusikan isi,
halusinasi benar dan
suara-suara frekuensi, waktu
penglihatan mampu
bisikan yang terjadinya, situasi pencetus
menghapal nama
selalu perasaan dan respon
obat
menghantui dan 2. Jelaskan cara mengontrol
2. Klien mampu
melihat halusinasi, hardik, obat,
menceritakan
bayangan yang bercakap cakap,
permasalahanny
tidak nyata melakukan kegiatan
a dengan jujur
3. Latih cara mengontrol
Tujuan khusus : 3. Klien mampu
halusinasi dengan
mengalihkan
1. Klien dapat menghardik
halusinasinya
membina 4. Masukan pada kegiatan
hubungan untuk latihan menghardik
saling SP 2
percaya 1. Evaluasi kegiatan
menghardik, beri pujian
2. Klien dapat
2. Latih cara mengontrol
mengidentifik
halusinasi dengan obat
asi penyebab
(jelaskan 6 benar obat,
halusinasi
jenis, guna,dosis,
3. Klien dapat
frekuensi, kontinuitas
mengidentifik
minum obat)
asi tanda dan
3. Jelaskan pentingnya
gejala
penggunaan obat pada
halusinasi
gangguan jiwa
4. Jelaskan akibat jika obat
tidak di minum sesuai
program
5. Jelaskan akibat putus obat
6. Jelaskan cara berobat
16
7. Masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
menghardik dan minum
obat
SP 3
1. Evaluasi kegiatan latihan
menghardik dan obat, beri
pujian
2. Latih cara mengontrol
halusinasi dengan
bercakap-cakap ketika
halusinasi muncul
3. Masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat
dan bercakap-cakap
SP 4
1. Evaluasi kegiatan latihan
menghardik, penggunaan
obat dan bercakap-cakap,
beri pujian
2. Latih cara mengontrol
halusinasi dengan
melakukan kegiatan
harian (mulai 2 kegiatan)
3. Masukan pada jadwal
kegiatan untuk latihan
menghardik, minum obat,
bercakap-cakap dan
kegiatan harian
17
H. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
Nama : Nn. S
Usia : 21 tahun
Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi Paraf
18
obat, kadaluarsa, dan - Klien mengatakan masih
dokumentasi). belum hafal nama obat
3.Menjelaskan pentingnya
O:
penggunaan obat pada
gangguan jiwa. - Klien tampak masih takut
4.Menjelaskan akibat jika - Klien tampak gelisah
obat tidak diminum - Klien belum bisa
sesuai program. menyebutkan 8 benar obat
5.Menjelaskan akibat
A:
putus obat.
6.Menjelaskan cara Gangguan persepsi sensori:
berobat. Halusinasi pengelihatan
7.Memasukan pada jadwal
kegitan untuk latihan
menghardik, dan minum
obat.
P:
- Memasukkan latihan
menghardik dan minum obat
dalam kegiatan harian klien
- Evaluasi SP I dan SP II
- Lanjut SP II
19
4. Menjelaskan akibat jika - Klien mampu mengontrol
obat tidak diminum halusinasi dengan cara
sesuai program. menghardik dan patuh
5. Menjelaskan akibat minum obat
putus obat. - Klien dapat menyebutkan 8
6. Menjelaskan cara benar obat
berobat. - Klien tampak tenang
7. Memasukan pada jadwal
A:
kegitan untuk latihan
menghardik, dan minum Gangguan persepsi sensori:
obat. Halusinasi pengelihatan
P:
- Memasukkan latihan
menghardik dan minum obat
dalam kegiatan harian klien
- Evaluasi SP I dan SP II
- Lanjut SP III
20
- Kontak mata klien baik
A:
P:
- Memasukkan latihan
menghardik, minum obat, dan
bercakap-cakap dalam
kegiatan harian klien
- Evaluasi SP I, SP II, dan SP
III
- Lanjut SP IV
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kasus terbanyak yang ada di ruang Tenang Wanita Rumah Sakit Jiwa
Sambang Lihum mengenai halusinasi dan penatalaksanaan asuhan keperawatan terhadap
klien maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
B. Saran
1. Untuk mahasiswa sebaiknya dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan jiwa diharapkan mampu memahami dan menguasai konsep dasar,
konsep asuhan keperawatan, serta strategi pelaksanaan khususnya pada klien
halusinasi.
2. Sebagai pemberi asuhan keperawatan, diharapkan selalu mengawasi, memperhatikan
dan memberi dukungan kepada klien, selain itu perawat harus memotivasi klien agar
melakukan kegiatan yang dapat mengontrol halusinasi serta dengan cara menemani
klien saat klien terlihat menyendiri.
22
DAFTAR PUSTAKA
Prabowo. 2014. Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Stuart and Laira. 2005. Buku Saku Keperawatan Jiwa (Terjemahan). Jakarta: EGC
23
LEMBAR KONSUL
Nama Kelompok 2
1. Anis Setiawati Supiah : PO.62.20.1.17.317
2. Yuni Monesa : PO.62.20.1.17.352
3. Ayu Novita Sari : PO.62.20.1.17.320
4. Ceni Merti : PO.62.20.1.17.321
5. Ribka Westinia : PO.62.20.1.17.341
6. Indah Tri Khoerun Nisa : PO.62.20.1.17.329
7. Lia Oktaria : PO.62.20.1.17.333
Ruang : Tenang Wanita
24
2.
3.
4.
5.
25
JADWAL KEGIATAN HARIAN
Nama : Nn. S
No. RM : 02-91-XX
2 07.00 Mandi M M M M M
10 10.20 Menonton tv M M M M M
1
15 12.40 Menggosok gigi M M M M M
Keterangan :
M : Mandiri
B : Bantuan