Anda di halaman 1dari 37

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banyak usaha baik yang berskala besar maupun kecil, apakah yang

bersifat profit maupun non profit, motif akan mempunyai perhatian besar dibidang

keuangan Semua kegiatan dalam perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa,

perdagangan maupun industri pasti memiliki suatu tujuan, salah satu diantaranya

adalah bagaimana untuk mendapatkan keuntungan / laba dari usaha tersebut.

Karena dengan adanya laba, maka suatu perusahaan dapat mempertahankan

pertumbuhan dan berkembangnya usaha serta mewujudkan tujuan yang

diharapkan dan semuanya itu akan tercapai kalau usaha yang akan dilakukan telah

dipikirkan dengan seksama dan ditunjang dengan adanya pengendalian yang

memadai oleh pihak yang bertanggung jawab terhadap operasional tersebut.

Jumlah pendapatan atau profit yang diperoleh tersebut merupakan

indikator keberhasilan suatu perusahaan. Karena keuntungan yang diperoleh

tersebut sangat penting bagi perkembangan dan kelangsungan hidup perusahaan

dalam kegiatan usahanya. Namun dalam kegiatan usahanya dalam memperoleh

keuntungan bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Karena dalam memperoleh

keuntungan yang diinginkan, perusahaan harus mengadakan perencanaan

pendapatan yang baik. Hal tersebut ditentukan oleh kemampuan perusahaan

dalam memprediksi kondisi usaha pada masa akan datang yang penuh dengan

ketidakpastian, serta mengamati kemungkinan faktor-faktor yang mempengaruhi

pendapatan usaha perusahaan.


2

Perusahaan akan menggunakan variabel utama untuk mengukur

keberhasilan mereka setiap periode. Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk

memperoleh keuntungan yang diharapkan atau yang sesuai dengan yang

direncanakan, kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam satu

periode dapat diukur dengan rasio profitabilitas. Dimana profitabilitas merupakan

kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu dengan

membandingkan antara laba dengan aktiva Menurut Soemarso (2004:245)

profitabilitas adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungandengan usaha

untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu. Dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan laba sejauh mana suatu perusahaan

memperoleh pendapatan dari kegiatan penjualan sebagai selisih dari keseluruhan

usaha yang didalam usaha itu terdapat biaya yang dikeluarkan untuk proses

penjualan selama periode tertentu.

Perusahaan tentulah memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh

pemilik dan manajemen. Pertama, pemilik perusahaan menginginkan keuntungan

yang optimal atas usaha yang dijalankan. Mengapa, Karena setiap pemilik

menginginkan modal yang telah ditanamkan dalam usahanya segera cepat

kembali. Disamping itu, pemilik juga mengharapkan adanya hasil atas modal yang

ditanamkan sehingga mampu memberikan tambahan modal (investasi baru) dan

kemakmuran bagi pemilik dan seluruh karyawan. Kedua, pemilik menginginkan

bahwa usaha yang dijalankan nantinya tidak hanya untuk satu periode kegiatan

saja. Artinya pemilik menginginkan usaha yang dijalankan memiliki umur yang

panjang untuk beberapa periode kedepan dan bukan seumur jagung. Tujuan ketiga
3

adalah perusahaan tetap mampu untuk menghasilkan atau menyediakan berbagai

jenis barang dan jasa untuk kepentingan masyarakat umum.

Agar tujuan tersebut diatas dapat dicapai, manajemen perusahaan harus

mampu membuat perencanaan yang tepat dan akurat, manajemen, pelaksanaan

dilapangan harus dilakukan secara baik dan benar sesuai dengan rencana yang

telah disusun. Disamping itu, manajemen juga harus mampu mengawasi dan

mengendalikan kegiatan usaha yang dijalankan dapat dipantau perkembangannya,

perusahaan harus mampu membuat laporan terhadap semua kegiatan usahanya,

dalam bentuk laporan keuangan dibuat dalam suatu periode tertentu, untuk dapat

mengetahui apakah memperoleh keuntungan setiap periodenya.

Usaha kecil sangat membantu dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat

sehari – hari. Dahulu sebagian masyarakat yang tinggal didaerah pinggiran kota

dan pedesaan sangat kesulitan untuk mendapatkan keperluan mereka sehari – hari.

Kadang – kadang masyarakat pedesaan atau yang tinggal dipinggiran kota harus

menempuh jarak yang cukup jauh hanya sekedar untuk mendapatkan apa yang

mereka perlukan baik berupa barang maupun jasa.

Seiring dengan perkembangan perekonomian dan kebutuhan hidup yang

semakin tinggi, usaha kecil mulai ikut mengalami perubahan yang cukup berarti.

Warga masyarakat pedesaan dan pinggiran kota tidak perlu lagi menempuh jarak

yang jauh dan membuang – membuang waktu mendapatkan apa yang mereka

perlukan. Pada hakekatnya masalah – masalah ekonomi itu muncul sebagai akibat

dari adanya keperluan manusia yang jumlah dan jenisnya jauh lebih banyak

dibandingkan dengan jumlah dan jenis barang dan jasa yang tersedia.
4

Usaha Ternak Ayam Pak Syamsuddin adalah salah satu usaha penjualan

ternak ayam pedaging beralamat di Jalan Gunung Haji, Rt. 09 Desa Muara Badak

Ulu Kecamatan Muara Badak yang didirikan pada tahun 2015 merupakan salah

satu usaha yang cukup berkembang di bidang penjualan ternak ayam pedaging

dengan harga Rp.22.000 per kg. Adapun omzet pendapatan yang didapatkan

pemilik tahun 2018 sebesar Rp. 16.560.000 dengan pengeluaran sebesar rata-rata

Rp.116.100.000 dan pendapatan rata-rata 1 kali produksi sebesar Rp. 132.660.000

dengan penjualan ayam rata-rata sebesar 3.350 ekor. Dengan melihat data-data ini

usaha penjualan ternak ayam ini cukup cerah di masa yang akan datang, dan

dalam melakukan perhitungan keuangannya masih mengunakan cara yang

sederhana yaitu dengan cara menghitung selisih hasil penjualan di kurangi

besarnya biaya-biaya di keluarkan, tanpa melihat seberapa besar tingkat

perputaran aktiva yang di gunkan, kecepatan pengembalian modal, serta biaya-

biaya yang di keluarkan, sehingga peningkatan ataupun penurunan prosentase laba

kurang diketahui secara pasti.

Karena itu untuk mengambil kebijakan dalam hal permodalan maupun

penerapan harga jual yang tepat sulit untuk di putuskan sebab belum adanya

gambaran posisi usaha dalam hal ini tingkat profitabilitas. Profitabilitas perusahan

di ukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan

aktifitasnya secara produktif. Dengan di ketahui tingkat profitabilitas maka akan

di peroleh gambaran efektivitas kerja pihak pengelola usaha dalam mengelola

sumber dana yang di miliki sehingga dapat teratasi kewajiban-kewajiban yang

harus di penuhi melalui aktiva yang di milki untuk memperoleh laba atau
5

keuntungan yang di hasilkan. Berikut peneliti lampirkan beberapa usaha sejenis

yang ada di Kecamatan Muara Badak :

Tabel 1.1
Usaha Sejenis
Nama Usaha Alamat Pemilik
Usaha Ternak Ayam Pak Hasan Jalan Kelompok Tani Hasan
Usaha Ternak Ayam Pak Ardi Jalan Salo Pareppa Ardi
Usaha Ternak Ayam Pak Syamsuddin Jalan Gunung Haji Syamsuddin
Sumber : Diolah Peneliti 2019

Akan tetapi seberapa besar laba yang didapatkan dari tahun 2017 sampai

2018 yang diperoleh Usaha Ternak Ayam Pak Syamsuddin kurang diketahui

secara pasti, karena hanya memperhitungkan tanpa memandang kaidah akutansi

yang benar, apakah terjadi kenaikan atau sebaliknya dari setiap periodenya.

Seharusnya dengan kemampuan yang ada pihak pengelola mampu melakukan

perhitungan – perhitungan keuangan yang sesuai dengan kaidah akuntansi salah

satunya dengan menggunakan rasio profitabilitas usaha sehingga selain dapat

memantau perkembangan usaha Usaha Ternak Ayam Pak Syamsuddin, juga dapat

untuk mengetahui seberapa besar keuntungan yang didapat dalam satu

periodenya.

Menurut Pandia (2012:64) pentingnya analisis profitabilitas sebagai salah

satu acuan dalam mengukur besarnya laba menjadi begitu penting untuk

mengetahui apakah perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien.

Efisiensi sebuah usaha baru dapat diketahui setelah membandingkan laba yang

diperoleh dengan aset atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Rasio

profitabilitas merupakan alat ukur yang digunakan dalam mengukur efektivitas

perusahaan memperoleh laba.


6

Karena itu peneliti tertarik mengadakan suatu kajian mengenai

profitabilitas usaha yang dihasilkan oleh Usaha Ternak Ayam Pak Syamsuddin

Tahun 2018. Dari permasalahan tersebut maka peneliti menuangkannya dalam

bentuk Proposal yang berjudul :” Analisis Profitabilitas Pada Usaha Ternak

Ayam Pak Syamsuddin Di Desa Muara Badak Ulu Kecamatan Muara

Badak”

1.2. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut : “Seberapa Besar Tingkat Profitabilitas Usaha Pada Usaha Ternak

Ayam Pak Syamsuddin tahun 2018 dibandingkan tahun 2017”

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetaui Seberapa Besar

Tingkat Profitabilitas Usaha Pada Usaha Ternak Ayam Pak Syamsuddin tahun

2018 dibandingkan tahun 2017

1.4. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini antara lain adalah

sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan, pertimbangan dan informasi bagi pemilik Usaha

Ternak Ayam Pak Syamsuddin dikemudian hari.

2. Sebagai sarana penerapan teori yang didapat dibangku kuliah pada masyarakat.

3. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di Perguruan Tinggi

sekaligus memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Pada Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Tenggarong.
7

1.5. Sistematika Penulisan

Skripsi ini disusun dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN, yang terdiri dari latar belakang, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA, penguraian penelitian terdahulu, konsep

manajemen keuangan, profitabilitas, dan juga memuat kerangka

pemikiran, hipotesis serta konsepsional.

BAB III : METODE PENELITIAN, yang terdiri dari definisi operasional,

perincian data yang diperlukan, tempat penelitian, teknik

pengumpulan data, alat analisis dan jadwal penelitian.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, yang memuat

gambaran umum, tugas pokok dan fungsi, keadaan organisasi, dan

pembahasan penelitian.

BAB V : PENUTUP, yang memuat kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Konsep Manajemen Keuangan

Dalam membahas masalah keuangan atau dana dalam suatu perusahaan

sudah pasti tidak terlepas dari pembicaraan masalah pembelanjaan. Karena salah

satu fungsi dari manajemen pembelanjaan adalah perencanaan keuangan

(financial planning), yang mana menajemen keuangan sangat penting dalam

menentukan perkembangan perusahaan dimasa yang akan datang.

Fungsi pembelanjaan juga tidak dapat dipisahkan dari fungsi – fungsi

lainya dalam perusahaan. Misalnya kegagalan dalam mendapatkan dana akan

menghambat pembelian bahan baku yang selanjutnya akan menghambat produksi

dan pemasaran dari produksi itu sendiri. Banyak penulis yang mengambil bidang

manajemen pembelanjaan sebagai dasar penulisan yang mengemukakan teori atau

pendapat mengenai manajemen pembelanjaan yang berbeda satu sama lain,

walaupun sebenarnya mempunyai dasar pengertian yang sama. Pembelanjaan

perusahaan merupakan salah satu fungsi perusahaan yang sangat penting bagi

keberhasilan usaha perusahaan. Penerapan prinsip – prinsip pembelanjaan yang

sehat serta pelaksanaan fungsi – fungsi pembelanjaan yang efektif dan efisien

akan sangat menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

Dalam suatu perusahaan masalah pengumpulan dana dapat berasal dari

berbagai sumber dana yang berasal dari luar perusahaan (external financing

resources) merupakan dana – dana yang tidak diperoleh dari kegiatan operasi
9

perusahaan, melainkan diperoleh dari pikah – pihak lain diluar perusahaan seperti

dari penanaman modal, ataupun mereka yang memimjamkan uang kepada

perusahaan lain. Sedangkan sumber dana yang berasal dari dalam perusahaan

sendiri (internal financing resources) yang terdiri dari laba yang tidak dibagi

(laba ditahan) dan depresiasi (penyusutan). Dana yang berasal dari berbagai

sumber tersebut dialokasokan untuk berbagai fungsi penggunaan, seperti untuk

membeli barang – barang persedian, untuk membelanjai piutang, disimpan dalam

bentuk surat – surat berharga ataupun dalam bentuk kas untuk menjalankan

operasi perusahaan sehari – hari.

Berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang

manajemen keuangan :”Pembelanjaan dalam arti luas yaitu meliputi semua

aktivitas perusahaan yang bersangkutan untuk mendapatkan dana dan

menggunaan dana atau mengalokasikan dana tersebut. (Sutrisno, 2009 : 4)”.

Menurut Sutrisno (2009 : 5) manajemen keuangan merupakan aktivitas perusahan

yang bersangkutan dengan usaha – usaha mendapatkan dana perusahaan

perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan

mengalokasikan dana tersebut secara efesien. Menurut Martono dan Harjito (2012

: 4) manajemen keuangan atau dalam literature lain disebut pembelanjaan adalah

segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh

dana, menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai tujuan perusahaan secara

menyeluruh.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut

dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan (pembelanjaan) merupakan


10

keseluruhan kegiatan atau aktivitas perusahaan yang bersangkutan tentang

bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, serta mengalokasikan dana

tersebut secara efektif dan efesien agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Menurut

pendapat tersebut jelaslah bahwa pembelanjaan perusahaan mempunyai fungsi

ganda, yaitu untuk dapat menarik dana dengan biaya yang seminimal mungkin

serta untuk memaksimalkan penggunaan dana dalam perusahaan. Dengan

demikian pembelanjaan perusahaan bertujuan untuk mencapai keseimbangan

finansial atau keuangan dalam suatu perusahaan.

Kecenderungan penulis memberikan pengertian pembelanjaan dalam arti

luas, karena hampir tidak mungkin suatu perusahaan dapat menarik modal dengan

cara yang paling efektif dan efesien sebelum mengetahui tujuan penggunaan

modal tersebut. Dan penggunaan modal yang paling efektif dan efisien tidak

mungkin dapat dijalankan sebelum mengetahui jenis dan jumlah modal yang akan

ditarik.

2.1.4. Fungsi Manajemen Keuangan

Prinsip manajemen menuntut agar dalam memperoleh maupun

menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efesiensi dan efektifitas.

Perkembangan teknologi informasi telah mendorong bidang manajemen

keuangan mengalami perkembangan pesat.Informasi yang cepat, mudah, aktual,

dan terpercaya menjadi sangat berharga meskipun hanya untuk periode singkat.

Perubahan tersebut tidak mempengaruhi keputusan investasi yakni bagaimana

menggunakan dana yang terkumpul secara optimal, melainkan juga menyangkut

keputusan pemilihan sumber dana atau pembiayaan investasi. Berikut beberapa


11

pendapat yang akan menjelaskan fungsi manajemen sebagai berikut :

Menurut Martono & Harjito, fungsi manajemen keuangan terdiri dari 3

(Tiga) fungsi utama yaitu :

a) Fungsi pertama menyangkut tentang keputusan alokasi dana baik

yang berasal dari perusahaan maupun yang berasal dari barbagai

bentuk investasi yang paling bail bagi perusahaan. Keputusan

investasi akan tercermin pada sisi aktiva dalam neraca perusahaan

dan manajer keuangan bertanggung jawab menentukan

pertimbangan yang optimal setiap jenis asset perusahaan.

b) Fungsi kedua manajer keuangan adalah pengambil keputusan

pembelanjaan atau pembiayaan investasi. Keputusan pembelanjaan

ini menjawab berbagai pertanyaan penting seperti bagaimana

pembelanjaan kegiatan perusahaan yang optimal, bagaimana

memperoleh kebutuhan dana untuk investasi yang efesien,

bagaimana komposisi sumber dana optimal yang harus

dipertahankan.

c) Fungsi ketiga seseorang manejer keuangan adalah kebijakan

deviden. Kebijakan deviden ini menyangkut tentang keputusan

apakah laba yang diperoleh perusahaan seharusnya dibagikan

kepada pemegang saham dalam bentuk deviden kas dan pembelian

kembali saham dalam bentuk deviden kas dan pembelian kembali

saham atau laba tersebut sebaiknya ditanam sebagai laba ditahan

guna pembelanjaan investasi dimasa datang atau untuk memperbaiki


12

struktur modal perusahaan.(Martono dan Harjito, 2012 : 8-9)

Menurut Suad Husnan, mendefinisikan secara sederhana bahwa dalam

suatu organisasi, pengaturan kegiatan keuangan sering disebut sebagai

manajemen keuangan. Guna mencapai tujuan perusahaan dalam mengusahaakan

tersedianya uang setiap waktu mambayar kebutuhan yang diperlukan serta untuk

membantu perusahaan dalam usaha memperoleh laba maksimal mungkin dalam

jangka waktu yang panjang, maka pimpinan harus dapat menjalankan tiga fungsi

pokok dibidang keuangan yaitu : a) Perencanaan dan pengawasan dibidang

pembelanjaan; b) Peningkatan dan pengumpulan dana – dana yang dibutuhkan; c)

Menambahkan dana yang diperoleh (Husnan, 2012 ; 4).

Fungsi – fungsi manajemen keuangan perusahaan, harus kita lihat pada

kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab pada

bidang keuangan.Tentu banyak sekali kegiatan yang harus dilakukan oleh mereka

yang bertanggung jawab dalam bidang keuangan.Manejer keuangan, misalnya

perlu memeriksa saldo kas, menyusun (atau paling tidak mengarahkan) rencana

penerimaan dan pengeluaran kas, merundingkan pinjaman dengan baik, dan

sebagainya. Meskipun demikian dari berbagai kegiatan yang dilakukan ini bisa

dikelompokan menjadi 2 (dua) kegiatan yang utama, yaitu memperoleh dana dan

menggunakan dana.

Kesimpulan bahwa manajemen keuangan adalah salah satu fungsi

perusahaan yang penting bagi keberhasilan usaha suatu perusahaan. Fungsi

manajemen keuangan tidak dapat dipisahkan dengan fungsi – fungsi lainya di

dalam perusahaan, kegagalan mendapatkan dana merupakan hambatan yang


13

dialami perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya, dan pada akhirnya akan

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sesuai dengan kemajuan dunia usaha

sekarang ini, maka pengelola menempati urutan yang terpenting dalam kegiatan

penyelenggaraan usaha.Oleh karena itulah kegiatan manajemen bidang keuangan

perusahaan dewasa ini telah menjadi sentral penyelenggaraan perusahaan. Dari

berbagai pengertian manajemen keuangan yang telah disampaikan dapat ditarik

kesimpulan, bahwa manajemen keuangan perusahaan merupakan aktivitas yang

dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh dana setelah itu bagaimana pula

menggunakan dana yang diperoleh secara efektif dan efesien.

Manajemen keuangan sesungguhnya merupakan fungsi – fungsi untuk

menarik dana dari sumber – sumber perusahaan baik yang internal maupun

eksternal, dimana dana – dana yang diperoleh dari hasil kegiatan perusahaan baik

yang bersumber dari internal perusahaan dan eksternal perusahaan tersebut harus

dikelola dengan baik oleh pihak manajemen, sehingga perusahaan dapat

berkembang dan mengalami kemajuan, dan yang lebih penting adalah dapat

berkompetisi dengan perusahaan lain yang bergerak dibidang yang sama. atau

setidaknya dapat bersaing secara kompetitif dengan usaha – usaha sejenis baik

dari segi usaha maupun besarnya modal yang dimiliki.

Pihak manajemen perusahaan hendaknya selalu mengukur kemampuan

keuangan usahanya dengan melakukan analisa keuangan. Seseorang pemilik

perusahaan pada prinsipnya lebih berkepentingan dengan keuntungan saat ini dan

dimasa – masa yang akan datang, stabilitas keuntungan tersebut dan hubungan

dengan keuntungan perusahaan. Ia juga akan menaruh minat pada kondisi


14

keuangan perusahaan itu akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk

membayar deviden dan untuk menghindari kebangkrutan. Bagi perusahaan sendiri

analisa terhadap keadaan keuangannya akan membantu dalam perencanaan.

Rencana keuangan bisa berwujud macam – macam, tetapi setiap rencana yang

baik haruslah dihubungkan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan saat

ini.Kekuatan – kekuatan tersebut haruslah dipahami kalau ingin digunakan sebaik

– baiknya.Sebaliknya kelemahan tersebut harus pula diakui apabila tindakan

koreksi ingin dilakukan.

2.1.5 Tujuan Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan sebagai aktivitas memperoleh dana, menggunakan

dana dan mengelola asset secara efesien membutuhkan tujuan dan sasaran, salah

satunya adalah tujuan manajemen keuangan yang berkaitan dengan keputusan

dibidang keuangan untuk memaksimumkan nilai perusahaan, secara lebih luas

tujuan perusahaan atau pemilik perusahaan.

Martono dan Agus Harjito adalah sebagai berikut “ sebagai tujuan

normative, tujuan manajemen keuangan berkaitan dibidang keuangan untuk

memaksimumkan nilai perusahaan”. (Martono dan Agus Harjito, 2012 : 13)

Tujuan memaksimalkan nilai perusahaan digunakan sebagai pengukur

keberhasilan perusahaan, dengan meningkatnya nilai – nilai perusahaan berarti

meningkat pula kemakmuran pemegang saham, walaupun tidak secara langsung

bermanfaat bagi pemegang saham tapi dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat luas.

Secara lebih luas tujuan ini juga merupakan salah satu tujuan perusahaan.
15

Bagi perusahaan yang sudah go public, maka nilai perusahaan akan tercermin dari

nilai sahamnya, semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan.

Sedangkan bagi perusahaan yang belum go public maka nilai perusahaan adalah

yang terjadi apabila perusahaan tersebut dijual.(Martono dan Agus Harjito, 2012 :

13)

Semua keputusan investasi, pendanaan maupun pengelolaan asset secara

efesien harus diambil dengan tetap berpedoman pada tujuan untuk

memaksimumkan nilai perusahaan.Dengan demikian tujuan memaksimumkan

nilai perusahaan ini merupakan kewajiban yang harus dicapai oleh manajemen

perusahaan khususnya manajemen keuangan.Kemakmuran atau kasejahteraan

para pemegang saham ditentukan melalui harga pasar saham perusahaan, tinggi

rendagnya harga saham ini juga merupakan repleksi dari keputusan investasi,

keputusan pendanaan dan pengelolaan asset perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen

keuangan merupakan manajemen yang terdiri atas keputusan investasi, pendanaan

dan pengelolaan asset.Tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai

perusahaan.Harga saham perusahaan perupakan repleksi dari keputusan –

keputusan investasi, pendanaan dan pengelolaan asset.

2.1.6. Pengertian Usaha Kecil Menengah

Usaha mikro kecil dan menengah memiliki posisi penting, bukan saja

dalam penyerapan tenaga kerja dan ksejahteraan masyarakat didaerah, dalam

banyak hal mereka menjadi perekat dan menstabilkan masalah kesenjangan

sosial.Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu upaya untuk menumbuhkan


16

iklim kondusif bagi perkembangan UMKM dalam mempercepat pembangunan

daerah.Menempatkan usaha mikro kecil dan menengah sebagai sasaran utama

pembangunan harus dilandasi komitmen dan koordinasi yang baik antara

pemerintah, pembisnis dan lembaga non bisnis serta masyarakat setempat dengan

menerapkan strategi Agresif yang berbasis pada ekonomi jaringan

(kemitraan).Pengembangan usaha mikro kecil dan menengah keseluruhan dengan

cara memberi dukungan positif dan nyata terhadap pengembangan sumber daya

manusia (pelatihan kewirausahaan), teknologi, informasi, akses pendanaan serta

pemasaran, perluasan pasar ekspor, merupakan indikator keberhasilan

membangun iklim usaha yang berbasis kerakyatan.

Dari uraian – uraian dan penjelasan – penjelasan diatas, maka dapat

disimpulkan dalam rangka pengembangan usaha mikro kecil dan menengah

sebagai kekuatan strategi untuk mempercepat pembangunan daerah.Pertama :

potensi pengembangan UMKM didaerah sangat besar. Kedua : Pengembangan

UMKM harus dilaksanakan sesuai dengan budaya local dan potensi yang dimiliki

oleh daerah yang bersangkutan. Ketiga : Sektor UMKM ini sangat berperan dalam

menanggulangi masalah sosial didaerah dengan penyerapan tenaga kerja yang

sangat tinggi. Keempat : peranan peningkatan SDM, pemanfaatan teknologi,

akses informasi, dan manajemen sangat penting dalam mengembangkan UMKM.

Kelima : Sumber daya alam dan sumber daya manusia serta pasar dunia yang

semakin terbuka pada era global merupakan potensi besar jika desain dan strategi

reflikasi yang meliputi kerja sama jaringan (network) pemerintahan, LSM,

lembaga swasta dan individu maupun kelompok dikelola secara efektif dalam
17

bentuk kemitraan.

Berikut ini akan dikemukakan beberapa pendapat para ahli tentang Usaha

Kecil Menengah :

Menurut UU No 20 Tahun 2008 adalah memiliki kekayaan bersih lebih

dari Rp 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp 100.000.000

(seratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau

memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah).

Ciri – Ciri Usaha Menengah Menurut UU No 20 Tahun 2008 adalah

sebagai berikut :

1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik,

lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara

lain, bagian keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi.

2. Telah melakukan manajemen keuangan dengan menetapkan sistem akutansi

dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing dan penilaian atau

pemeriksaan termasuk oleh perbankan.

3. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi pemburuhan, telah

ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan dan lain – lain.

2.1.7. Pengertian Laporan Keuangan

Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan tidak dibuat secara

sembarangan, tetapi harus dibuat dan disusun sesuai dengan aturan atau standar

yang berlaku.Hal ini perlu dilakukan agar laporan keuangan mudah dibaca dan

dimengerti.Laporan keuangan yang disajikan perusahaan sangat penting bagi

manajemen dan pemilik perusahaan. Disamping itu, banyak pihak yang


18

memerlukan dan berkepentingan terhadap laporan keuangan yang dibuat

perusahaan, seperti pemerintahan, kreditor, investor, maupun para supplier.

Pengertian laporan keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi

keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode tertentu. (Kasmir, 2008: 7).

Kemudian pengertian lain dari laporan keuangan adalah laporan yang

disampaikan untuk pihak exsternal terdiri atas : Neraca (Balanced Sheet), Laporan

laba rugi (Income Statement) , dan Laporan arus kas. (Wijaya, 2010 : 1)

Selanjutnya pengertian yang mengenai laporan keuangan adalah seni

daripada pencatatan, penggolongan dan peringkasan peristiwa – peristiwa dan

kejadian – kejadian yang setidak – tidaknya sebagai bersifat keuangan dengan

cara yang setepat – tepatnya dan dengan petunjuk atau dinyatakan dalam uang,

serta penafsiran terhadap hal – hal yang timbul dari padanya. (Jusuf, 2010 : 3).

Dari beberapa pengertian laporan keuangan diatas tersebut, maka dapatlah

diambil suatu kesimpulan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang

memperlihatkan kondisi keuangan suatu perusahaan berupa pencatatan berbentuk

neraca, laporan laba/rugi, dan laporan arus kas.

2.1.8. Tujuan Laporan Keuangan

Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat sudah pasti

memiliki tujuan tertentu.Dalam prakteknya terdapat beberapa tujuan yang hendak

dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan manajemen perusahaan.Disamping itu,

tujuan laporan keuangan disusun guna memenuhi kepentingan berbagai pihak

yang berkepentingan terhadap perusahaan.

Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan


19

yaitu :

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta)

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan

yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan

yang diperoleh pada suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya

yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

e. Memberikan informasi tentang kinerja perubahan – perubahan

yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan

dalam suatu periode.

g. Memberiakn informasi tentang catatan – catatan atas laporan

keuangan.

h. Informasi keuangan lainnya, (Kasmir, 2008 : 11)

Tujuan pembuatan penyusunan laporan keuangan menurut pendapat lain

adalag sebagai berikut :

a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya

mengenai aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan.

b. untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai

perubahan aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban)suatu

perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka


20

memperoleh laba.

c. Untuk memberiakn informasi keuangan yang membantu para

pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam

menghasilkan laba.

d. Untuk memberikan informasi penting lainya mengenai

perubahan aktiva dan kewajiban perusahaan, seperti aktivitas

pembiayaan dan investasi.

e. Untuk mengungkap sejauh mungkin informasi lain yang

berhubungan dengan laporan keuangan, seperti informasi

mengenai kebijakan akutansi yang dianut perusahaan. (Jusuf,

2010 : 4)

Dari berbagai tujuan laporan keuangan diatas secara umum dapat

disimpulkan bahwa laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan

kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap

perusahaan.

2.1.9. Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan mengambarkan pos – pos keuangan perusahaan yang

diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam

laporan keuangan seperti

a. Neraca (Balance Sheet), Neraca merupakan laporan yang

menunjukan jumlah aktiva (harta), kewajiban (Utang), dan

modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu.

Pembuatan neraca biasanya dibuat berdasarkan periode tertentu


21

(tahunan).

b. Laporan laba/rugi (Income Statement), laporan laba rugi harus

dibuat dalam suatu siklus operasi atau periode tertentu guna

mengetahui jumlah perolehan pendapatan dan biaya – biaya

yang telah dikeluarkan sehingga dapat diketahui apakah

perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.

c. Laporan catatan atas laporan keuangan, merupakan laporan

yang dibuat berkaitan dengan laporan keuangan yang disajikan.

Tujuanya adalah agar pengguna laporan keuangan dapat

memahami jelas sebab penyebab data yang disajikan.

d. Laporan perubahan modal, menggambarkan jumlah modal

yang dimiliki perusahaan saat ini. Kemudian, laporan ini juga

menunjukan perubahan modal serta sebab – sebab berubahnya

modal.

e. Laporan kas, laporan arus kas merupakan laporan yang

menunjukan arus kas masuk dan arus kas keluar diperusahaan.

Arus kas masuk berupa pendapatan atau pinjaman dari pihak

lain, sedangkan arus kas keluar adalah biaya – biaya yang telah

dikeluarkan perusahaan. (Kasmir, 2008 : 8).

2.1.10. Konsep Profitabilitas

Proses menganalisis perusahaan, disamping dilakukan dengan melihat

laporan keuangan perusahaan, juga bisa dilakukan dengan menggunakan analisis

rasio keuangan. Dari sudut pandangan investor, salah satu indikator penting untuk
22

menilai prospek perusahaan di masa yang akan datang adalah dengan melihat

sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan

Profitabilitas atau laba usaha merupakan pos dasar dan penting dari

ikhtisar keuangan yang memiliki berbagai macam kegunaan dalam berbagai

konteks, pengertian profitabilitas itu sendiri merupakan selisih antara pengeluaran

dan pemasukan.

Profitabilitas perusahaan dalam hal ini dapat dilakukan dijadikan sebagai

ukuran dari efisiensi dan efektifitas dalam sebuah unit kerja dikarenakan tujuan

utama dari pendirian perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang sebesar-

besarnya dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu,

profitabilitas suatu perusahaan khususnya pada pusat laba atau unit usaha yang

menjadikan laba sebagai tujuan utamanya merupakan alat yang baik untuk

mengukur prestasi pimpinan atau manajer atau dengan kata lain efisiensi dan

efektifitas dari perusahaan dapat dilihat dari laba yang diraih unit tersebut.

Profitabilitas merupakan tujuan perusahaan, dimana dengan laba

perusahaan dapat memperluas usahanya. Kemampuan perusahaan untuk

memperoleh laba merupakan salah satu petunjuk tentang kualitas manajemen serta

operasi perusahaan tersebut, yang berarti mencerminkan nilai perusahaan.

Manahan P. Tampubolon (2009:42) menyatakan profitabilitas diperoleh

dari penjualan dikurangi semua biaya operasional. Definisi tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa laba diperoleh dari hasil penjualan setelah dikurangi semua

biaya. Jadi untuk meningkatkan laba, perusahaan harus mampu meningkatkan

penjualan, atau menekan biaya, atau kalau sanggup kedua faktor tersebut
23

diusahakan secara bersama-sama.

Menurut Henry Simamora (2012 : 45) profitabilitas adalah perbandingan

antara pendapatandengan beban jikalau pendapatan melebihi bebanmaka hasilnya

adalah laba bersih. Laba usaha menurut Ensiklopedia Bahasa Indonesia adalah

pendapatan perusahaan dikurangi biaya eksplisit atau biaya akuntansi

perusahaan. Laba usaha berbeda dengan laba ekonomi, yaitu pendapatan

perusahaan dikurangi dengan biaya eksplisit dan biaya implisit.

Profitabilitas didefinisikan oleh Skounse Stice-Stice (2011:51) sebagai

ukuran dari kinerja suatu perusahaan sama dengan pendapatan dikurangi biaya-

biaya tersebut. Sedangkan menurut menurut Sofyan Safri (2011:115) Pengertian

profitabilitas adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang sifatnya insidentil dan

bukan kegiatan utama entity dan dari transaksi atau kejadian lainnya yang

mempengaruhi entity selama satu periode tertentu kecuali yang berasal dari hasil

atau investasi dari pemilik”. Menurut Soemarso S.R. (2009:234) laba adalah

selisih antara penerimaan atau pendapatan total dan jumlah seluruh biaya”.

Pengertian profitabilitas secara konsep adalah “Merupakan selisih antara

penghasilan diatas semua biaya dalam periode tertentu” (Supriyono, 2000 : 331)

Secara umum laba diperoleh setelah pendapatan dikurangi biaya, pendapat lain

mengatakan profitabilitas adalah “Penghasilan yang diperoleh dalam satu periode

lebih besar dibandingkan dengan biaya – biaya yang dikeluarkan”(Sutrisno, 2009

: 10). Sedangkan menurut Bella Fitriyani (2011:114) profitabilitas adalah seluruh

pendapatan yang diterima dari hasil penjualan barang pada tingkat harga tertentu.

Apabila pendapatan melebihi biaya yang dikeluarkan berarti perusahaan


24

mendapatkan laba dan sebaliknya jika biaya melebihi pendapatan berarti

perusahaan menderita rugi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa

profitabilitas atau laba adalah hasil pengurangan antara pendapatan dengan biaya,

maka manajemen perusahaan harus dapat menentukan jumlah pendapatan yang

akan dihasilkan dan jumlah biaya yang akan terjadi dalam periode yang

bersangkutan.

2.1.11. Pengertian Profitabilitas Usaha

Pada umumnya, ukuran yang sering kali digunakan untuk menilai berhasil

atau tidaknya manajemen suatu perusahan adalah dengan melihat laba usaha yang

diperoleh perusahaan dan merupakan salah satu tujuan bagi perusahaan yang

berorientasi pada profit oriented yaitu untuk menghitung. Menurut Soemarso

(2004:245) profitabilitas adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan

dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan profitabilitas sejauh mana suatu

perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan penjualan sebagai selisih dari

keseluruhan usaha yang didalam usaha itu terdapat biaya yang dikeluarkan untuk

proses penjualan selama periode tertentu. Sedangkan menurut Harahap (2002;141)

profitabilitas usaha adalah pendapatan perusahaan dikurangi biaya eksplisit atau

biaya akuntansi perusahaan.

Menurut Chariri dan Ghozali (2011:17) profitabilitas usaha (operasi)

adalah laba kotor dikurangi harga pokok penjualan dan biaya-biaya atas usaha.

Sedangkan menurut Kalangi (2011:284) profitabilitas adalah yaitu Selisih antara

penerimaan total dengan biaya total.


25

Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

profitabilitas adalah selisih antara seluruh pendapatan (revenue) dan beban

(expense) yang terjadi dalam suatu periode akuntansi. Profitabilitas merupakan

suatu kelebihan pendapatan atau keuntungan yang layak diterima oleh perusahaan,

karena perusahaan tersebut telah melakukan pengorbanan untuk kepentingan lain

pada jangka waktu tertentu. Informasi laba diperlukan untuk mengetahui

kontribusi produk dalam menutupi biaya non produksi.

2.1.12. Tujuan Perhitungan Profitabilitas

Perhitungan profitabilitas menurut Soemarso SR. (2009:236) pada

umumnya mempunyai 2 (dua) tujuan, yaitu:

1. Tujuan Internal

Yaitu berhubungan dengan manajemen untuk mengarahkan pada kegiatan yang

lebih menguntungkan dan mengevaluasi usaha yang telah dicapai.

2. Tujuan External

Yaitu untuk memberikan pertanggungjawaban kepada para pemegang saham

untuk keperluan pajak atau tujuan lainnya, misalnya untuk permohonan kredit.

Dikaitkan dengan penulisan skripsi ini perhitungan profitabilitas dilakukan

untuk tujuan internal.

2.1.13 Jenis Profitabilitas

Jenis profitabilitas atau laba yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah laba bersih sesudah pajak dan bunga. Skounce Stice-Stice (2011:53)

berpendapat bahwa laba kotor adalah kelebihan dari pendapatan penjualan bersih
26

melebihi harga pokok penjualan “. Adapun jenis – jenis laba sebagai berikut :

1. Laba Kotor, yaitu penghasilan penjualan dikurangi dengan harga pokok

produksi.

2. Laba Usaha (Laba Operasional), yaitu laba kotor yang dikurangi dengan biaya

Komersial, yaitu biaya distribusi (Pemasaran) dan Biaya Administrasi dan

Umum.

3. Laba Bersih Sebelum Pajak, yaitu Laba Bersih Usaha ditambah hasil di luar

operasi atau usaha, dikurangi biaya kerugian yang terjadi di luar aktivitas

normal perusahaan.

4. Laba Bersih Sesudah Pajak (Laba Bersih), yaitu laba bersih sebelum pajak

dikurangi pajak penghasilan.

Sedangkan menurut Soemarso SR (2009:238) jenis-jenis profitabilitas

sebagai berikut :

1. Laba bersih adalah selisih lebih pendapatan atas beban-beban dan

merupakan kenaikan bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha.

2. Laba bruto adalah selisih antara penjualan bersih dengan harga pokok

penjualan. Disebut bruto karena jumlah ini masih harus dikurangi dengan

beban-beban usaha.

3. Laba usaha adalah selisih antara laba bruto dan beban usaha disebut laba

usaha atau laba operasi. Laba usaha adalah laba yang diperoleh semata-

mata dari kegiatan utama perusahaan.

4. Laba ditahan adalah jumlah akumulasi laba bersih dari sebuah perseroan

terbatas dikurangi distribusi laba yang dilakukan.


27

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa setiap jenis

profitabilitas atau laba dalam hubungannya dengan perhitungan laba mempunyai

perhitungan sendiri. Seperti laba kotor yaitu perbedaan antara pendapatan bersih

dan penjualan, laba operasi yaitu selisih antara laba kotor dengan total beban

operasi, dan laba bersih yaitu laba operasi ditambah pendapatan dikurangi beban,

selain itu tambahan nilai, laba bersih perusahaan, laba bersih bagi investor, laba

bersih bagi pemegang saham residual juga merupakan bagian dari jenis laba

dalam hubungannya dengan perhitungan laba.

Untuk menghitung profitabilitas dapat dihitung dengan Earning Power

yaitu : Rasio antara Operating Income dengan Operating assets. Rasio ini

diperoleh dengan membandingkan antara keuntungan yang diperoleh dari

kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang digunakan untuk

menghasilkan keuntungan tersebut. sedangkan operating asset yang dimaksudkan

disini adalah rata-rata semua aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan

kecuali investasi jangka panjang dan aktiva-aktiva yang tidak dipergunakan.

Usaha untuk meningkatkan atau mempertinggi profitabilitas pertama-tama

harus diketahui faktor-faktor apakah yang menentukan tinggi rendahnya

profitabilitas ekonomis yang lazim disebut sebagai Earning Power.

1) Turnover dari Operating assets (tingkat perputaran aktiva usaha)

Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara jumlah aktiva yang

dipergunakan dalam operasi perusahaan terhadap jumlah penjualan yang

diperoleh selama periode tersebut.

Adapun kegunaan Rasio ini adalah untuk mengetahui : ”Sampai berapa


28

jauh aktiva ini telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan atau berapa kali

operating assets telah berputar selama satu periode”.

2) Profit Margin

Rasio ini dihitung dengan membandingkan antara Net Operating Income

dengan Net Sales, perbandingan mana dinyatakan dalam persentase. Profit Margin

ini dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada

besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya dengan sales.

Ada dua alternatif yang dapat dipergunakan untuk memperbesar Profit

Margin yaitu :

1. Dengan menambah biaya usaha (operating expenses) sampai tingkat

tertentu diusahakan tercapainya tambahan sales yang sebesar-besarnya

atau dengan kata lain, tambahan sales harus lebih besar dari pada

tambahan operating expenses.

2. Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai tingkat tertentu

diusahakan adanya pengurangan operating expenses yang sebesar-

besarnya, atau dengan kata lain mengurangi biaya usaha relatif lebih

besar dari pada berkurangnya pendapatan dari sales. (Riyanto, 2011;31-

32).

Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa pengertian menaikkan tingkat

sales disini dapat berarti memperbesar pendapatan penjualan dengan jalan :

a. Memperbesar volume penjualan dalam unit pada tingkat harga penjualan

tertentu.
29

b. Menaikkan harga penjualan per unit produk pada luas sales dalam unit tertentu.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dipergunakan untuk memberikan keragaman dari

penelitian – penelitian selain itu juga untuk mengetahui keunggulan dari

penelitian yang pernah dilakukan. Adapun penelitian terdahulu yang pernah

dilakukan adalah :

1. Wiranata (2017), Dengan judul “Analisis Profitabilitas Usaha Peternakan

Ayam Kampung Super Di Kabupaten Jember”, Skripsi mahasiswi Manajemen

Bisnis, Politeknik Negeri Jember.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya manajemen, biaya bibit,

produksi ayam, harga jual ayam terhadap tingkat keuntungan, nilai R/C ratio

dan Return on Investmen (ROI) usaha peternakan ayam kampung super di

Kabupaten Jember.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan

pengaruhnya terhadap tingkat keuntungan yaitu biaya pakan, biaya

manajemen dan produksi ayam. Profitabilitas dari penelitian ini 98% telah

diperthitungkan sedang faktor lain di luar penelitian ini sebesar 2%

2. Dyanovita, (2013), dengan judul skripsi “Profitabilitas Usaha Ayam Petelur

Di UD. Puncak Jaya Jombang Dalam Upaya Efisiensi Kapasitas Kandang”

Skripsi mahasiswi Manajemen Bisnis Universitas Islam Lamongan

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis mekanisme produk peternakan

ayam petelur, profitabilitas, dan efisiensi secara teknis, harga dan ekonomis.

Profitabilitas usaha ternak ayam petelur dihitung selama 18 bulan


30

pemeliharaan dengan kepemilikan 10.000 ekor menghasilkan profit jangka

pendek Rp.33.530.000 per bulan. Dimana profit dipengaruhi oleh harga bibit,

pakan, vaksin dan obat-obatan dengan pengaruh negative sedangkan harga

tenaga kerja berpengaruh positif terhadap profit.

Tabel 2.1
Tabel Penelitian Terdahulu
Penelitian ini
No. Uraian Wiranata Dyanovita, Aisyah
(2017) (2013) (2019)
Analisis Profitabilitas Analisis
Profitabilitas Usaha Ayam Profitabilitas Pada
Usaha Petelur Di UD. Usaha Ternak
Peternakan Puncak Jaya Ayam Pak
1. Judul Ayam Kampung Jombang Dalam Syamsuddin Di
Super Di Upaya Efisiensi Desa Muara
Kabupaten Kapasitas Badak Ulu
Jember Kandang Kecamatan Muara
Badak
Masalah Profitabilitas Profitabilitas Profitabilitas
2.
Penelitian Usaha Usaha Usaha
Profitabilitas
Hasil penelitian usaha ternak
menunjukkan ayam petelur
bahwa faktor dihitung selama
yang paling 18 bulan
dominan pemeliharaan
Hasil pengaruhnya dengan
3.
Penelitian terhadap tingkat kepemilikan
keuntungan yaitu 10.000 ekor
biaya pakan, menghasilkan
biaya profit jangka
manajemen dan pendek
produksi ayam Rp.33.530.000
per bulan.

Hasil
4 Diterima Diterima
Hipotesis
31

Sama-sama Sama-sama Sama-sama


meneliti meneliti meneliti
5 Persamaan
Profitabilitas Profitabilitas Profitabilitas
Usaha Usaha Usaha
Lokasi dan objek
Lokasi dan objek Lokasi dan objek
6 Perbedaan penelitian
penelitian berbeda penelitian berbeda
berbeda
Sumber : Hasil penelitian terdahulu diolah penulis, 2019

2.3 Kerangka Pikir

Earning Power

RMS
Neraca
ROI

Laporan
Keuangan Marjin Laba Profitabilitas
Bruto Usaha

Laporan
Marjin Laba
Laba/Rugi
Usaha

Marjin Laba
Bersih

Rasio Usaha
Gambar 2.1

Kerangka Pikir

Sumber data : Sutrisno (2001)Diolah Peneliti


32

Guna memudahkan mengadakan pemahaman dan interprestasi dalam penulisan

ini, maka kerangka pemikiran yang dapat dikemukakan adalah :

1. Profitabilitas usaha menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, atau dengan kata lain

mencerminkan kemampuan modal perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan, trrmasuk modal sendiri dan modal asing.

2. Dengan menggunakan analisis profitabilitas diharapkan dapat

diketahui seberapa besar tingkat profitabilitas usaha yang telah

dihasilkan oleh Usaha Peternak Ayam Pak Syamsuddin Di Desa

Muara Badak Ulu Kecamatan Muara Badak.

2.4. Hipotesis

Berdasarkan uraian latar belakang dan permasalahan yang telah

dikemukakan, maka hipotesis yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai

berikut : Bahwa rasio profitabilitas pada Usaha Ternak Ayam Pak Syamsuddin Di

Desa Muara Badak Ulu Kecamatan Muara Badak tahun 2018 lebih besar dari

tahun 2017.
33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat asosiatif yang

bertujuan untuk mengetahui keuntungan usaha dengan menggunakan rasio

profitanilitas usaha tahun 2018.

3.2. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan titik permulaan untuk membahas lebih

lanjut masalah pokok dalam penelitian ini. Berdasarkan hal tersebut diatas dan

untuk memudahkan penulisan ini, maka secara operasional analisis tersebut diatas

dapat dijelaskan bahwa indikatornya adalah perbandingan tingkat profitabilitas

yang dihasilkan pada periode tahun 2017 dan tahun 2018 dengan rincian sebagai

berikut :

1. Rentabilitas Ekonomis (Earning Power) adalah perbandingan antara

laba bersih dengan total assets. Laba bersih adalah hasil penjualan

dikurangi dengan biaya-biaya penjualan. Total assets adalah jumlah

aktiva lancar ditambah aktiva tetap.

2. Rentabilitas Modal Sendiri/ Return On Assets (ROA) adalah

perbandingan anatar laba bersih dengan modal sendiri. Laba bersih

adalah hhasil penjualan dikurangi dengan biaya-biaya penjualan.

Modal sendiri adalah modal peribadi pemilik usaha yang dipergunakan

untuk ppembelian aktiva tetap maupun bahan baku.


34

3. Return On Investment (ROI), adalah tingkat keuntungan dikali dengan

tingkat perputaran aktiva usaha digunakan untuk berapa lama uang

yang ditanamkan dalam usaha sampai kembali menjdi aktiva.

4. Marjin Laba Broto/Gross profit margin adalah perbandingan antara

laba kotor dengan penjualan bersih. Laba kotor adalah hasil penjualan

dikurangi dengan harga pokok usaha. Penjualan adalah harga perunit

dikali dengan jumlah yamsng terjual.

5. Marjin Laba Usaha / Operating profit margin adalah perbandingan

antara laba usaha/operasi dengan penjualan bersih. Laba Usaha adalah

hasil penjualan dikurangi dengan harga pokok usaha. Penjualan adalah

harga per unit dikali dengan jumlah unit yang terjual.

6. Marjin Laba Bersih / Net profit margin adalah perbandingan antara

laba bersih dengan penjualan bersih. Laba bersih adalah hasilpenjualan

dikurangi dengan harga pokok usaha, biaya usaha dan pajak.

Penjualan adalah harga per unit dikali dengan jumlah unit yang terjual.

7. Rasio Usaha/ Operating Rasio adalah perbandingan antara jumlah

biaya usaha dengan penjualan bersih. Jumlah biaya usaha adalah

jumlah yang dikeluarkan untuk membiayai usaha. Penjualan adalah

harga per unit dikali dengan jumlah unit yang terjual.

3.3 Sumber Data

Adapun sumber data yang di perlukan dalam penelitian ini adalah :


35

 Data Primer, adalah data yan di peroleh dari sumber pertama (

Umar, 2003 ). Data ini di kumpulkan secara langsung dari

lapangan yang di peroleh dengan cara survey serta wawancara.

3.4. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Usaha Ternak Ayam Pak Syamsuddin adalah

salah satu usaha penjualan ternak ayam pedaging beralamat di Jalan Gunung Haji,

RT. 09 Desa Muara Badak Ulu Kecamatan Muara Badak yang didirikan pada

tahun 2015. Adapun waktu penelitian dilakukan mulai dari bulan April 2019

sampai bulan Agustus 2019.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

langsung terhadap objek penelitian.

b. Wawancara untuk membantu peneliti bila menemukan jawaban respond

yang bersangkutan agar informasi yang di dapat sesuai dengan yang di

harapkan

c. Dokumentasi yaitu suatu teknik pengumpulan data yang menunjang

penelitian ini, seperti mempelajari literatur, bahan-bahan perkuliahan dan

dokumen lainnya yang erat hubungannya dengan penulisan skripsi ini.

3.5. Perincian Data yang Diperlukan

Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Profil Usaha Ternak Ayam Pak Syamsuddin yang terdiri dari sejarah
36

berdirinya, struktur organisasinya dan ketenagakerjaan.

2. Data biaya tetap, biaya variabel dan biaya lainnya dalam proses operasional

tahun 2017 dan 2018.

3. Data pendapatan Usaha Ternak Ayam Pak Syamsuddin tahun 2017 dan

2018.

3.6. Alat Analisis Data

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah

rasio.profitabilitas dengan rumus sebagai berikut :

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑑𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘


1. 𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
2. 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑥 100%

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
3. 𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑚𝑒𝑛𝑡 = 𝑥 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐾𝑜𝑡𝑜𝑟
4. 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑟𝑢𝑡𝑜 = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑥 100%

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎
5. 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎=𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑥 100%

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
6. 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎


7. 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 = 𝑥 100%
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ

Sumber : Sutrisno (2001) Diolah Peneliti


37

Setelah dilakukan pengukuran terhadap masing-masing profitabilitas usaha

selanjutnya dihitung rata-rata tingkat profitabilitas usaha pertahun dengan

menggunakan bantuan tabel sebagai berikut :

Tabel 1
Perhitungan rata-rata profitabilitas usaha

Perbandingan
No Keterangan Ket
2017 2018
1 Earning Power
Rentabilitas Modal
2
Sendiri
3 Return On Investment
4 Margin Laba Bruto
5 Margin Laba Usaha
6 Margin Laba Bersih
7 Rasio Usaha
Rata-rata
Sumber data : Diolah peneliti

Anda mungkin juga menyukai