Kasus terorisme mengguncang Indonesia dengan banyak peristiwa. Seperti teror yang dilancarkan oleh
Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Organisasi Papua Merdeka (OPM), Republik Maluku Selatan (RMS),
gerakan DI/TII, dan gerakan teror yang lainnya. Dalam teror tersebut hanya menginginkan kemerdekaan
atas suatu golongan. Tetapi pada awal tahun 2000 teror mulai mengancam Indonesia lagi dengan
membawa isu Suku, Ras, dan Agama (SARA) seperti berbagai ledakan bom di gereja-gereja di Indonesia.
Menurut data yang dihimpun Internasional Crisis Group Asia Report No 63 edisi 26 Agustus 2003 (Hakim,
2004:102) mengidentifikasi pengeboman yang memiliki link dengan Jamaah Islamiah yang dituding
sebagai aktor dibalik teror bom di Indonesia adalah sebagai berikut:
3. Kasus bom di Gereja HKBP dan Santa Anna, Jakarta (22 Juli 2001).
7. Kasus bom di Sari Club dan Paddy‟s Café‟ Denpasar, Bali (12 Oktober 2002).
8. Kasus bom di Restoran MC Donald‟s, Ratu Indah Mall dan Showroom mobil di Makasar.
Aksi teror bom terjadi di tiga gereja di Surabaya pada Mei 2018 lalu. Ledakan bom terjadi di Gereja
Katolik Santa Maria Tak Bercela (STMB), Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro Surabaya dan
Gereja Pentakosta di Jalan Arjuno Surabaya. Ledakan bom tersebut merenggut korban jiwa hingga
puluhan orang terluka. Bom bunuh diri tersebut diledakkan pada pagi hari menjelang ibadah yang
dilakukan oleh para jemaat. Kasus bom ini menjadi salah satu yang cukup banyak menyita perhatian
masyarakat. Banyak pihak yang mengecam aksi yang melanggar nilai kemanusiaan tersebut.
Kerusuhan terjadi di Markas Komando (Mako) Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat pada Mei 2018
lalu. Kerusuhan ini terjadi akibat para narapidana terorisme menjebol sel tahanan dan adu fisik dengan
polisi yang sedang berjaga. Kejadian ini menyebabkan 5 anggota kepolisian dan satu napi meninggal
dunia. Menurut keterangan pihak kepolisian, insiden ini berawal dari titipan makanan dari keluarga yang
masih dipegang oleh petugas. Hingga akhirnya salah satu narapidana tak terima dan mengajak rekan-
rekannya untuk membuat kerusuhan. Peristiwa itu juga disertai penyanderaan terhadap satu anggota
polisi atas nama Bripka Irwan Sarjana. Butuh waktu 36 jam polisi membebaskan sandera hingga akhirnya
para napi teroris yang berjumlah 155 menyerah tanpa syarat.Kejadian inipun menjadi salah satu yang
menyisakan duka mendalam bagi bangsa Indonesia di tahun 2018.