Anda di halaman 1dari 2

Penelitian Implementasi Safety Management System (SMS) Pada Perusahaan

Jasa Angkutan Niaga Berjadwal

Perkembangan dunia penerbangan, khususnya teknologi kedirgantaraan, dewasa ini


menunjukkan kemajuan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan semakin berkembangnya
industri pesawat terbang yang menerapkan otomasi sistem perancangan pesawat udara sebagai
upaya untuk meningkatkan keselamatan penerbangan (aviation safety). Namun, di sisi lain
perlu disadari bahwa betapapun canggihnya rancangan keselamatan pesawat udara yang telah
diterapkan, kecelakaan pesawat udara masih sering terjadi. Dalam kurun waktu lima tahun
terakhir, terjadi 10 kecelakaan pesawat udara (fatal accident) di dunia. Di Indonesia sendiri,
terjadi 40 kali kecelakaan pesawat udara baik accident, serious incident, maupun incident
dalam kurun waktu Januari 2007 sampai dengan April 20091.

Laporan investigasi kecelakaan penerbangan pada tahun 1980an dan 1990an menunjukkan
adanya hubungan yang erat antara manajemen keselamatan organisasi dengan kecelakaan2.
National Transportation Safety Board (NTSB) Jepang dalam laporannya terhadap kecelakaan
pesawat terbang tipe Embraer 120 buatan Brasil yang dioperasikan Continental Express
menegaskan bahwa perilaku lalai di hanggar menunjukkan manajemen tidak memberlakukan
orientasi keselamatan yang efektif terhadap karyawannya.

Berdasarkan fakta dan data tersebut, ICAO telah mencanangkan budaya keselamatan dalam
dunia penerbangan melalui programnya yang dikenal dengan Safety Management System
(SMS). ICAO menilai program keselamatan yang selama ini menjadi acuan penyedia jasa
penerbangan dalam melakukan kegiatannya sudah tidak efektif dalam peningkatan
keselamatan penerbangan. Oleh karena itu, ICAO mengharuskan semua negara anggota untuk
mengembangkan Program Keselamatan Nasional. Program Keselamatan Nasional ini
merupakan suatu kerangka kerja bagi suatu negara untuk mengelola keselamatan yang berisi
seperangkat peraturan yang terpadu serta rangkaian kegiatan untuk meningkatkan keselamatan
penerbangan dalam suatu negara .

Program keselamatan yang harus disusun oleh setiap negara anggota ICAO adalah program
keselamatan untuk penyedia layanan penerbangan yang beroperasi sesuai dengan ICAO Annex
6 (Operation of Aircraft), ICAO Annex 11 (Air traffic Services), dan ICAO Annex 14
(Aerodromes).
Berkaitan dengan ICAO Annex 6 (Operation of Aircraft), Undang-undang Nomor 1 Tahun
2009 tentang Penerbangan mewajibkan perusahaan jasa angkutan udara untuk membuat,
melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakan secara berkelanjutan sistem manajemen
keselamatan (Safety Management System, SMS) dengan berpedoman kepada program
keselamatan penerbangan nasional.

SMS adalah pengaturan dan atau pengelolaan yang sistematis dan terorganisir terhadap resiko
yang berkaitan dengan operasi penerbangan, ground operotion, dan aircraft engineering atau
aktivitas perawatan untuk mencapai keselamatan penerbangan pada level yang tertinggi paling
sedikit memuat kebijakan dan sasaran keselamatan, manajemen risiko keselamatan, jaminan
keselamatan, promosi keselamatan, dan emergency response planning.

Peraturan Menteri Perhubungan, KM 20 Tahun 2009 mengharuskan penyedia layanan


penerbangan, khususnya perusahaan jasa angkutan niaga berjadwal untuk membangun dan
menerapkan SMS pada 1 Januari 2009. Dengan dikeluarkannya peraturan tersebut, maka
dilakukan penelitian Impelementasi Safety Management System (SMS) di Perusahaan Jasa
Angkutan Udara Niaga Berjadwal. Penelitian ini difokuskan untuk mengevaluasi kesiapan
perusahaan jasa angkutan udara niaga .~ berjadwal dalam menyusun dan membangun SMS
yang akan dituangkan dalam SMS manual. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan teknik
komparatif, yaitu membandingkan realisasi pelaksanaan dengan regulasi yang dikeluarkan oleh
ICAO dalam dokumen 9859 (SMS manual). Berdasarkan teori mengenai implementasi
kebijakan, akan diketahui apakah terjadi perbedaan antara realisasi dan normatifnya
(implementation gop).

http://km.ristek.go.id/index.php/klasifikasi/detail/21361

Anda mungkin juga menyukai