Anda di halaman 1dari 5

Masalah dinamika dan kependudukan

1. SUMBER DATA KEPENDUDUKAN


Sumber Data Primer
Sumber data primer ialah segala catatan asli atau data yang diperoleh dari responden secara langsung. Contohnya, tabel-tabel
penduduk yang diterbitkan Badan Pusat Statistik.
Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder ialah data yang telah diolah dan disajikan baik dalam buku teks, laporan penelitian, maupun karya tulis
terbitan-terbitan periodik atau buku tahunan.
Sensus Penduduk
Sensus penduduk menurut PBB adalah keseluruhan proses mengumpulkan, menghimpun, menyusun, dan menerbitkan data
demografi serta ekonomi dan sosial yang menyangkut semua orang pada waktu tertentu.
a. Sensus De jure ialah pencacahan penduduk yang hanya dikenakan kepada penduduk yang benar-benar bertempat
tinggal diwlayah sensus tersebut.
b. Sensus De facto ialah pencacahan penduduk yang dikenakan kepada setiap orang-orang yang pada saat pencacahan
berada di wilayah sensus.
Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk merupakan sistem kegiatan yang dilakukan oleh petugas pemerintah setempat yang meliputi pencacatan
kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, perubahan tempat tinggal, dan perubahan pekerjaan.
Survei Penduduknya

KUALITAS PENDUDUK
Kualitas Penduduk
Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kualitas adalah masalah kependudukan dalam hal mutu kehidupan dan
kemampuan sumber daya manusianya. Di Indonesia, masalah kualitas penduduk yang terjadi, antara lain, dipengaruhi oleh
masih rendahnya tingkat pendidikan dan kualitas sumber daya manusia, rendahnya taraf kesehatan sehingga kesemuanya
itu pada akhirnya mengarah pada rendahnya pendapatan perkapita masyarakatnya.

a. Masalah Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka semakin
tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Secara umum, tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih tergolong
relatif rendah.
Hal-hal yang memengaruhi rendahnya tingkat pendidikan di negara Indonesia, antara lain meliputi hal-hal berikut
ini.
1) Kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan, sehingga mereka tidak perlu sekolah terlalu
tinggi (khususnya untuk anak perempuan).
2) Rendahnya penerimaan pendapatan perkapita, sehingga orang tua tidak mampu menyekolahkan anaknya lebih
lanjut atau bahkan tidak disekolahkan sama sekali.
3) Kurang memadainya sarana dan prasarana pendidikan, khususnya di pedesaan dan daerah-daerah terpencil.
4) Keterbatasan anggaran dan kemampuan pemerintah dalam mengusahakan program pendidikan yang
terjangkau masyarakat.
1 ) Dampak
Rendahnya tingkat pendidikan penduduk akan berdampak pada kemampuan penduduk tersebut dalam memahami dan
menghadapi kemajuan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Penduduk yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah
memahami dan beradaptasi dalam menghadapi perkembangan zaman, sehingga mereka akan lebih produktif dan inovatif.
2 ) Upaya Penanggulangan
Untuk menyikapi hal-hal tersebut, pemerintah telah mengambil beberapa upaya dalam memperluas dan meratakan
kesempatan memperoleh pendidikan, diantaranya dengan jalan berikut ini.
a) Menggalakkan program wajib belajar 9 tahun.
b) Mendorong kesadaran masyarakat yang mampu atau badan-badan usaha untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak
kurang mampu.
c) Menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi, khususnya bagi siswa berprestasi yang kurang mampu.
d) Membuka jalur-jalur pendidikan alternatif atau nonformal (seperti kursus-kursus keterampilan) sehingga dapat
memperkaya kemampuan atau kualitas seseorang.
b. Masalah Kesehatan
1) Angka kematian bayi di Indonesia masih relatif tinggi,
2) Tingkat ketercukupan gizi masyarakat juga mulai meningkat.
3) Angka harapan hidup adalah perkiraan rata-rata umur yang dapat dicapai penduduk suatu negara.
2 ) Upaya Penanggulangan
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakatnya
ditempuh melalui langkah-langkah, berikut ini.
a) Menjalin kerja sama dengan badan kesehatan dunia (WHO) dalam mengadakan program kesehatan,
misalnya pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional, standarisasi obat dan makanan, serta peningkatan gizi
masyarakat.
b) Melaksanakan program peningkatan kualitas lingkungan, baik dengan kemampuan sendiri ataupun melalui
kerja sama dengan luar negeri (misalnya dengan menjalin kerja sama dengan badan pembangunan
dunia/UNDP). Salah satu contoh program peningkatan kualitas lingkungan yang telah dan masih dilakukan
adalah Kampoong Improvement Programme (KIP).
c) Menggiatkan program pemerataan kesehatan dengan cara melengkapi sarana dan prasarana kesehatan
yang meliputi tenaga medis, obat-obatan, dan alat-alat penunjang medis lainnya hingga ke pelosok desa.
d) Menghimbau penggunaan dan penyediaan obat-obat generik bermutu sehingga dapat terjangkau oleh
masyarakat.
MOBILITAS PENDUDUK DAN PENGENDALIANNYA
January 03, 2016
Mobilitas/Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas
administratif (migrasi internal) atau batas negara (migrasi internasional). Dengan kata lain migrasi diartikansebagai perpindahan yang
relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke
tempat lain dengan tujuan menetap dalam waktu enam bulan atau lebih. Migran sirkuler (migrasi musiman) adalah orang yang
berpindah tempat tetapi tidak brmaksud menetap di tempat tujuan.

Migran Sirkuler biasanya adalah orang yang masih mempunyai keluarga atau ikatan dengan tempat asalnya seperti kuli bangunan dan
pengusaha warung tegal yang sehari-harinya mencari nafkah di kota dan pulang ke kampungnya ssetiap bulan atau beberapa bulan
sekali. Migran ulang-alik (commuter) adalah orang yang pergi meninggalkan tempat tinggalnya secara teratur (setiap hari atau setiiap
minggu) pergi ke tempat lain untuk bekerja, berdagang, sekolah, atau untuk kegiatan-kegiatan lainnya, dan pulang ke tempat asalnya
secara teratur pula. Migran ulang-alik biasanya menyebabkan jumlah penduduk di tempat tujuan lebih banyak pada waktu tertentu,
misalnya pada siang hari.

1. Jenis-Jenis migrasi

1. Migrasi Internasional
Migrasi intenasional adalah perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain. Migrasi internasional terdiri dari:

1. Imigrasi yaitu migrasi yang merupakan masuknya penduduk ke suatu negara. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
2. Emigrasi yaitu migrasi yang merupakan keluarnya penduduk suatu negara. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigran.

2. Migrasi Nasional
Migrasi nasional yaitu perpindahan yang terjadi di dalam satu negara misalnya antar propinsi atau antar kota dalam propinsi. Migrasi
Nasional terdiri dari:

a. Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Orang yang melakukan urbanisasi disebut urban. Kota-kota besar yang
biasanya dituju oleh para urban adalah Jakarta, Bandung,dan Surabaya. faktor-faktor yang memengaruhi urbanisasi ada dua yaitu faktor
pendorong dari desa dan faktor penarik dari kota.

1) Faktor pendorong dari desa, di antaranya:


a. lapangan pekerjaan terbatas,
b. upah tenaga kerja rendah,
c. lahan pertanian semakin sempit, dan
d. fasilitas kurang memadai.

2) Faktor penarik dari kota, di antaranya:


a. lapangan kerja di kota lebih banyak dan bervariasi;
b. kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik;
c. kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih baik;
d. tersedianya berbagai jenis fasilitas seperti fasilitas pendidikan, perumahan, kesehatan, penerangan, hidup dan transportasi; dan
e. adanya aktivitas-aktivitas di kota besar, seperti tempat hiburan dan pusat kebudayaan lainnya.

Urbanisasi memiliki dampak negatif dan dampak positif bagi desa yang ditinggalkan serta menimbulkan dampak negatif bagi kota yang
dituju.

1) Dampak negatif urbanisasi bagi desa adalah:


a. tenaga kerja usia muda berkurang,
b. produksi pertanian menurun, dan
c. pembangunan terhambat.

2) Dampak positif urbanisasi bagi desa adalah:


a. jumlah pengangguran di desa berkurang dan
b. taraf hidup penduduk di desa meningkat.

3) Dampak negatif urbanisasi bagi kota adalah:


a. Banyak berdirinya rumah-rumah kumuh
b. Tingkat pengangguran di kota semakin tinggi
c. Pengangguran yang tinggi berpengaruh terhadap tingkat kejahatan yang tinggi, seperti perampokan, penjambretan dan penipuan.
d. Kepadatan penduduk di kota semakin meningkat
e. Kepadatan penduduk berpengaruh terhadap penurunan kualitas lingkungan hidup, seperti pencemaran udara, air dan pencemaran
suara.

Untuk menghindari dampak negatif dari urbanisasi, maka harus dilakukan upaya untuk menanggulanginya. Usaha pemerintah untuk
mengurangi terjadinya peningkatan urbanisasi
di kota adalah:

1. melakukan pembangunan di daerah-daerah,


2. meningkatkan sarana transportasi di desa,
3. meningkatkan sarana komunikasi di desa,
4. meningkatkan kegiatan industri kecil di desa untuk menyerap tenaga kerja lebih banyak,
5. menambah fasilitas seperti fasilitas pendidikan, perumahan, dan kesehatan.
b. Transmigrasi

Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya.

1) Tujuan Program Transmigrasi


a. Meratakan penyebaran jumlah penduduk
b. Mengurangi kepadatan penduduk
c. Meningkatkan kesejahteraan penduduk
d. Mengurangi pengangguran di daerah asal transmigrasi
e. Menambah tenaga kerja di daerah tujuan transmigrasi
f. Meningkatkan hasil pertanian di daerah tujuan transmigrasi
g. Memperlancar pembangunan di daerah tujuan transmigrasi

2) Daerah Asal dan Daerah Tujuan transmigrasi Pada tahun 1975,


pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Presiden (Kepres) Republik Indonesia No. 1 Tahun 1973 dan No.2 Tahun 1975 tentang syarat
daerah asal dan daerah tujuan transmigrasi. Daerah asal transmigrasi yang diutamakan adalah pulau Jawa, Madura, Bali dan Lombok.
Daerah tujuan transmigrasi adalah Pulau Sumatera (Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu, Riau, NAD, dan Lampung),
Kalimantan ( Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan), Papua, Maluku dan Nusa Tenggara.

a) Syarat-syarat daerah asal transmigrasi adalah:


1. Daerah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi
2. Daerah kering dan tandus
3. Daerah rawan bencana alam, seperti banjir, gempa, gunung meletus, dan lain-lain.
4. Daerah dengan penduduk berpenghasilan rendah
5. Daerah yang digunakan sebagai proyek pembangunan.

b) Syarat-syarat daerah tujuan transmigrasi adalah :


1) Memiliki tanah yang subur untuk pertanian
2) Adanya sumber pengairan untuk pertanian
3) Aman dari bencana alam
4) Memiliki fasilitas yang cukup, seperti pendidikan dan kesehatan
5) Sarana dan prasarana transportasi baik.

3) Jenis-jenis Transmigrasi
Jenis-jenis transmigrasi yang dilakukan di Indonesia adalah:
a) Transmigrasi umum: transmigrasi yang pelaksanaan dan pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah. Pembiayaan meliputi biaya
perjalanan, biaya hidup, perumahan, lahan pertanian, bibit, dan alat-alat pertanian.
b) Transmigrasi swakarsa: transmigrasi yang dibiayai oleh transmigran. Pemerintah hanya menyediakan tanah pertanian seluas dua
hektar setiap keluarga.
c) Transmigrasi bedol desa: transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa beserta aparatur pemerintah desa. Semua harta
benda yang ditinggalkan penduduk mendapat ganti rugi dari pemerintah. Transmigrasi ini dilaksanakan karena daerah asal
transmigran terkena proyek penting dari pemerintah. Contoh dari program trasmigrasi bedol desa adalah penduduk Wonogiri dan
Kedungombo, Jawa Tengah yang terkena proyek Waduk Gajah Mungkur dan ditransmigrasikan ke Sitiung (Sumatra Barat).
d) Trasmigrasi spontan: transmigrasi yang dilaksanakan atas kesadaran dan kemauan sendiri.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Migrasi


Ada dua pengelompokan faktor-faktor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi, yaitu faktor pendorong (push factors) dan
faktor penarik (pull factors)

Faktor pendorong (ditempat asal)


1. SDA yang semakin berkurang
2. Menyempitnya lapangan kerja karena masuknya teknologi
3. Adanya tekanan-tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku dan lain-lain
4. Tidak cocok lagi dengan budaya/kepercayaan di tempat asal
5. Bencana alam atau adanya wabah penyakit

Faktor-faktor penarik (dari tempat tujuan)


a. adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan memasuki lapangan pekerjaan
b. Kesempatan mendapatkan pendidikan
c. keadaan lingkungan yang menyenangkan (iklim, perumahan, sekolah dan fasilitas lainnya)
d. Tarikan dari orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung
e. Adanya aktivitas di kota besar sebagai daya tarik bagi orang-orang dari desa.

Dampak bagi Daerah yang Ditinggalkan

Adanya migrasi lokal (urbanisasi, transmigrasi) maupun internasional memberikan dampak positif dan negatif bagi daerah yang
ditinggalkan maupun daerah tujuan.

1) Dampak Positif
a) Berkurangnya jumlah penduduk.
Bagi wilayah yang cukup padat, adanya migrasi memberikan dampak berkurangnya
kepadatan penduduk. Dampak ini memberikan akibat berkurangnya tekanan penduduk di wilayah padat.

b) Berkurangnya jumlah pengangguran.


Migrasi biasanya dilakukan oleh penduduk antara lain dengan tujuan untuk pemenuhan kebutuhan dengan mencari pekerjaan.
Pengangguran yang tadinya menumpuk di daerah
asal migrasi, akan menjadi berkurang. Akibatnya, kesejahteraan penduduk wilayah tersebut pun bisa terangkat.

2) Dampak Negatif
Meskipun memberi dampak positif yang cukup signifikan bagi daerah yang ditinggalkan, ternyata hal tersebut juga diikuti dengan
munculnya dampak negatif.

a) Berkurangnya tenaga kerja muda dan penggerak pembangunan, karena pada umumnya sebagian besar penduduk yang melakukan
migrasi adalah penduduk usia kerja.

b) Stabilitas keamanan yang menurun, akibat banyaknya penduduk muda yang melakukan
migrasi.

c) Wilayah yang ditinggal pada umumnya merupakan wilayah agraris di mana setiap hari
lahan pertaniannya belum tentu digarap. Jika menunggu musim panen tiba para penggarap
pertanian tidak mempunyai pekerjaan (setengah menganggur). Kondisi inilah yang
mendorong banyak penggarap pertanian bermigrasi. Akibatnya, tenaga penggarap pun
akan berkurang.

Dampak bagi Daerah Tujuan

1) Dampak positif, yaitu:


a. Jumlah tenaga kerja meningkat.
b. Terjadi percampuran budaya antara penduduk pribumi dan pendatang yang pada akhirnya dapat membentuk budaya baru.

2) Dampak negatif, yaitu:


a. Terjadi peningkatan kepadatan penduduk.
b. Kepadatan lalu lintas meningkat.
c. Munculnya permukiman kumuh dan pedagang kaki lima
d. Berkurangnya lapangan pekerjaan

Permasalahan Kualitas Penduduk di Indonesia


Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk dan dampaknya terhadap pembangunan adalah sebagai
berikut :
a. Masalah Tingkat Pendidikan
Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatiflebih rendah dibandingkan
penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat pendidikan penduduk Indonesia. Rendahnya tingkat pendidikan
penduduk Indonesiadisebabkan oleh:
1.Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
2.Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
3. Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.
b. Masalah Kesehatan
Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian, karenakematian erat kaitannya dengan
kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan yang rendahumumnya disebabkan:
1.Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.
2.Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
3.Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
4.Gizi yang rendah.
5.Penyakit menular.
6.Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh). Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah : 1.
c. Masalah Tingkat Penghasilan/Pendapatan

Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita,yaitu jumlah pendapatan rata-rata
penduduk dalam suatu negara. Negara-negara berkembangumumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal ini
disebabkan oleh:
1.Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
2.Jumlah penduduk banyak.
3.Besarnya angka ketergantungan. Berdasarkan pendapatan per kapitanya,

Anda mungkin juga menyukai