KUALITAS PENDUDUK
Kualitas Penduduk
Masalah kependudukan Indonesia dalam hal kualitas adalah masalah kependudukan dalam hal mutu kehidupan dan
kemampuan sumber daya manusianya. Di Indonesia, masalah kualitas penduduk yang terjadi, antara lain, dipengaruhi oleh
masih rendahnya tingkat pendidikan dan kualitas sumber daya manusia, rendahnya taraf kesehatan sehingga kesemuanya
itu pada akhirnya mengarah pada rendahnya pendapatan perkapita masyarakatnya.
a. Masalah Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator kualitas penduduk. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dicapai, maka semakin
tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Secara umum, tingkat pendidikan penduduk Indonesia masih tergolong
relatif rendah.
Hal-hal yang memengaruhi rendahnya tingkat pendidikan di negara Indonesia, antara lain meliputi hal-hal berikut
ini.
1) Kurangnya kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan, sehingga mereka tidak perlu sekolah terlalu
tinggi (khususnya untuk anak perempuan).
2) Rendahnya penerimaan pendapatan perkapita, sehingga orang tua tidak mampu menyekolahkan anaknya lebih
lanjut atau bahkan tidak disekolahkan sama sekali.
3) Kurang memadainya sarana dan prasarana pendidikan, khususnya di pedesaan dan daerah-daerah terpencil.
4) Keterbatasan anggaran dan kemampuan pemerintah dalam mengusahakan program pendidikan yang
terjangkau masyarakat.
1 ) Dampak
Rendahnya tingkat pendidikan penduduk akan berdampak pada kemampuan penduduk tersebut dalam memahami dan
menghadapi kemajuan zaman, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Penduduk yang berpendidikan tinggi akan lebih mudah
memahami dan beradaptasi dalam menghadapi perkembangan zaman, sehingga mereka akan lebih produktif dan inovatif.
2 ) Upaya Penanggulangan
Untuk menyikapi hal-hal tersebut, pemerintah telah mengambil beberapa upaya dalam memperluas dan meratakan
kesempatan memperoleh pendidikan, diantaranya dengan jalan berikut ini.
a) Menggalakkan program wajib belajar 9 tahun.
b) Mendorong kesadaran masyarakat yang mampu atau badan-badan usaha untuk menjadi orang tua asuh bagi anak-anak
kurang mampu.
c) Menyediakan beasiswa bagi siswa berprestasi, khususnya bagi siswa berprestasi yang kurang mampu.
d) Membuka jalur-jalur pendidikan alternatif atau nonformal (seperti kursus-kursus keterampilan) sehingga dapat
memperkaya kemampuan atau kualitas seseorang.
b. Masalah Kesehatan
1) Angka kematian bayi di Indonesia masih relatif tinggi,
2) Tingkat ketercukupan gizi masyarakat juga mulai meningkat.
3) Angka harapan hidup adalah perkiraan rata-rata umur yang dapat dicapai penduduk suatu negara.
2 ) Upaya Penanggulangan
Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakatnya
ditempuh melalui langkah-langkah, berikut ini.
a) Menjalin kerja sama dengan badan kesehatan dunia (WHO) dalam mengadakan program kesehatan,
misalnya pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional, standarisasi obat dan makanan, serta peningkatan gizi
masyarakat.
b) Melaksanakan program peningkatan kualitas lingkungan, baik dengan kemampuan sendiri ataupun melalui
kerja sama dengan luar negeri (misalnya dengan menjalin kerja sama dengan badan pembangunan
dunia/UNDP). Salah satu contoh program peningkatan kualitas lingkungan yang telah dan masih dilakukan
adalah Kampoong Improvement Programme (KIP).
c) Menggiatkan program pemerataan kesehatan dengan cara melengkapi sarana dan prasarana kesehatan
yang meliputi tenaga medis, obat-obatan, dan alat-alat penunjang medis lainnya hingga ke pelosok desa.
d) Menghimbau penggunaan dan penyediaan obat-obat generik bermutu sehingga dapat terjangkau oleh
masyarakat.
MOBILITAS PENDUDUK DAN PENGENDALIANNYA
January 03, 2016
Mobilitas/Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas
administratif (migrasi internal) atau batas negara (migrasi internasional). Dengan kata lain migrasi diartikansebagai perpindahan yang
relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara) lain. migran menurut dimensi waktu adalah orang yang berpindah ke
tempat lain dengan tujuan menetap dalam waktu enam bulan atau lebih. Migran sirkuler (migrasi musiman) adalah orang yang
berpindah tempat tetapi tidak brmaksud menetap di tempat tujuan.
Migran Sirkuler biasanya adalah orang yang masih mempunyai keluarga atau ikatan dengan tempat asalnya seperti kuli bangunan dan
pengusaha warung tegal yang sehari-harinya mencari nafkah di kota dan pulang ke kampungnya ssetiap bulan atau beberapa bulan
sekali. Migran ulang-alik (commuter) adalah orang yang pergi meninggalkan tempat tinggalnya secara teratur (setiap hari atau setiiap
minggu) pergi ke tempat lain untuk bekerja, berdagang, sekolah, atau untuk kegiatan-kegiatan lainnya, dan pulang ke tempat asalnya
secara teratur pula. Migran ulang-alik biasanya menyebabkan jumlah penduduk di tempat tujuan lebih banyak pada waktu tertentu,
misalnya pada siang hari.
1. Jenis-Jenis migrasi
1. Migrasi Internasional
Migrasi intenasional adalah perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain. Migrasi internasional terdiri dari:
1. Imigrasi yaitu migrasi yang merupakan masuknya penduduk ke suatu negara. Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
2. Emigrasi yaitu migrasi yang merupakan keluarnya penduduk suatu negara. Orang yang melakukan emigrasi disebut emigran.
2. Migrasi Nasional
Migrasi nasional yaitu perpindahan yang terjadi di dalam satu negara misalnya antar propinsi atau antar kota dalam propinsi. Migrasi
Nasional terdiri dari:
a. Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Orang yang melakukan urbanisasi disebut urban. Kota-kota besar yang
biasanya dituju oleh para urban adalah Jakarta, Bandung,dan Surabaya. faktor-faktor yang memengaruhi urbanisasi ada dua yaitu faktor
pendorong dari desa dan faktor penarik dari kota.
Urbanisasi memiliki dampak negatif dan dampak positif bagi desa yang ditinggalkan serta menimbulkan dampak negatif bagi kota yang
dituju.
Untuk menghindari dampak negatif dari urbanisasi, maka harus dilakukan upaya untuk menanggulanginya. Usaha pemerintah untuk
mengurangi terjadinya peningkatan urbanisasi
di kota adalah:
Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat penduduknya ke daerah yang jarang penduduknya.
3) Jenis-jenis Transmigrasi
Jenis-jenis transmigrasi yang dilakukan di Indonesia adalah:
a) Transmigrasi umum: transmigrasi yang pelaksanaan dan pembiayaannya ditanggung oleh pemerintah. Pembiayaan meliputi biaya
perjalanan, biaya hidup, perumahan, lahan pertanian, bibit, dan alat-alat pertanian.
b) Transmigrasi swakarsa: transmigrasi yang dibiayai oleh transmigran. Pemerintah hanya menyediakan tanah pertanian seluas dua
hektar setiap keluarga.
c) Transmigrasi bedol desa: transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh penduduk desa beserta aparatur pemerintah desa. Semua harta
benda yang ditinggalkan penduduk mendapat ganti rugi dari pemerintah. Transmigrasi ini dilaksanakan karena daerah asal
transmigran terkena proyek penting dari pemerintah. Contoh dari program trasmigrasi bedol desa adalah penduduk Wonogiri dan
Kedungombo, Jawa Tengah yang terkena proyek Waduk Gajah Mungkur dan ditransmigrasikan ke Sitiung (Sumatra Barat).
d) Trasmigrasi spontan: transmigrasi yang dilaksanakan atas kesadaran dan kemauan sendiri.
Adanya migrasi lokal (urbanisasi, transmigrasi) maupun internasional memberikan dampak positif dan negatif bagi daerah yang
ditinggalkan maupun daerah tujuan.
1) Dampak Positif
a) Berkurangnya jumlah penduduk.
Bagi wilayah yang cukup padat, adanya migrasi memberikan dampak berkurangnya
kepadatan penduduk. Dampak ini memberikan akibat berkurangnya tekanan penduduk di wilayah padat.
2) Dampak Negatif
Meskipun memberi dampak positif yang cukup signifikan bagi daerah yang ditinggalkan, ternyata hal tersebut juga diikuti dengan
munculnya dampak negatif.
a) Berkurangnya tenaga kerja muda dan penggerak pembangunan, karena pada umumnya sebagian besar penduduk yang melakukan
migrasi adalah penduduk usia kerja.
b) Stabilitas keamanan yang menurun, akibat banyaknya penduduk muda yang melakukan
migrasi.
c) Wilayah yang ditinggal pada umumnya merupakan wilayah agraris di mana setiap hari
lahan pertaniannya belum tentu digarap. Jika menunggu musim panen tiba para penggarap
pertanian tidak mempunyai pekerjaan (setengah menganggur). Kondisi inilah yang
mendorong banyak penggarap pertanian bermigrasi. Akibatnya, tenaga penggarap pun
akan berkurang.
Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita,yaitu jumlah pendapatan rata-rata
penduduk dalam suatu negara. Negara-negara berkembangumumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal ini
disebabkan oleh:
1.Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
2.Jumlah penduduk banyak.
3.Besarnya angka ketergantungan. Berdasarkan pendapatan per kapitanya,