Anda di halaman 1dari 20

PORTOFOLIO PRAKTIKUM FARMASI SIMULASI RUMAH SAKIT

“Obat Penyakit Turunan”

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1 Genap
Kelas Regular 3B

Anggia Aprilita (PO.71.39.0.17.042)


Aulia Rizqi Nadia Utami (PO.71.39.0.17.044)
Desi Putri Lestari (PO.71.39.0.17.046)
Ester Lusiana Wati (PO.71.39.0.17.050)
Indri Anggraeni (PO.71.39.0.17.052)

Dosen Pembimbing : Dra. Ratnaningsih Dewi Astuti, Apt, M.Kes


Dra. Sarmalina Simamora, Apt., M.Kes
Dr. Sonlimar Mangunsong, Apt., M.Kes
Mona Rahmi Rulianti, Apt., M.Farm

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG


JURUSAN FARMASI
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Portofolio yang berjudul


“Obat Penyakit Turunan”
Disusun oleh :

Anggia Aprilita (PO.71.39.0.17.042)


Aulia Rizqi Nadia Utami (PO.71.39.0.17.044)
Desi Putri Lestari (PO.71.39.0.17.046)
Ester Lusiana Wati (PO.71.39.0.17.050)
Indri Anggraeni (PO.71.39.0.17.052)

Telah diperiksa dan telah disetujui keseluruhan isinya sebagai tugas mata
kuliah Farmasi Simulasi tahun ajaran 2019/2020 di Poltekkes Kemenkes Jurusan
Farmasi dan dinyatakan telah mendapat persetujuan sebagai tugas mata kuliah
Farmasi Simulasi Rumah Sakit.

Mengetahui,
Dosen Pembimbing

Drs. Sonlimar Mangunsong, Apt, M.Kes


NIP. 196610161992032001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nyalah kami dapat menyelesaikan portofolio praktikum farmasi simulasi ini tepat
pada waktunya. Portofolio praktikum farmasi simulasi ini digunakan sebagai
penuntun dalam melaksanakan praktikum farmasi simulasi di rumah sakit jurusan
farmasi Poltekkes kemenkes Palembang.
Kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan laporan praktikum farmasi
simulasi rumah sakit ini tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak terutama para dosen, maka dari itu pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih.
Penyusun menyadari akan keterbatasan, pengetahuan, dan pengalaman
yang dimiliki. Sehingga masih terdapat kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran
demi perbaikan, baik dari dosen atau pihak lainnya akan sangat kami terima.
Akhir kata, sekali lagi penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu penyusunan portofolio praktikum farmasi simulasi rumah
sakit ini.

Palembang, 28 November 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ................................................................................... 1
C. Manfaat Praktikum ................................................................................ 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................ 2
A. Diabetes Melitus .................................................................................... 2
BAB III. TELAAH RESEP................................................................................... 8
A. Resep ..................................................................................................... 8
B. Cara Pengerjaan Resep ....................................................................... 10
C. Deskripsi Obat ..................................................................................... 10
D. Perhitungan Bahan .............................................................................. 11
E. Aturan Pakai ........................................................................................ 11
F. Etiket ................................................................................................... 12
SKENARIO ...................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit keturunan merupakan penyakit yang disebabkan oleh kelainan
genetic yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Tidak bearti bahwa
setiap kelainan genetic tersebut harus muncul secara nyata dalam silsilah
keluarga, tetapi dapat pula tersembunyi hingga muncul karena adanya
pengaruh dari factor lingkungan seperti polutan, pola hidup yang tidak sehat,
dan lain-lain. Sifat orang tua yang akan diwariskan kepada anaknya terdapat
dalam gen. Manusia diperkirakan memiliki 26.000-40.000 gen yang mengkode
sifat yang akan diturunkan. Gen-gen ini merupakan bagian dari DNA
(Deoxyribo Nucleic Acid) yang memiliki fungsi tertentu, yaitu sebagai
pembawa informasi genetic dan juga bertanggung jawab dalam proses
pembentukan protein yang menyusun struktur dan fungsi dari tubuh manusia.
Salah satu penyakit turunan yang telah banyak berkembang pada
masyarakat Indonesia adalah Diabetes Mellitus (DM). Penyakit ni merupakan
penyakit yang dicirikan oleh produksi insulin yang tidak mencukupi dan respon
insulin yang tidak normal sehingga menyebabkan kadar glukosa dalam darah
meningkat. Selama ini, penyakit DM dikenal hanya menyerang mereka yang
telah berusia lanjut. Namun, kenyataannya penyakit DM dapat menyerang
siapa saja tanpa kenal usia.

B. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui pelayanan resep pada pasien melalui simulasi peran di
rumah sakit.
2. Mengetahui dan Menerapkan teknik pemberian informasi (KIE) yang
tepat untuk pasien.
3. Mengetahui cara melakukan penyerahan obat penyakit turunan
dengan baik dan benar.
C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Dapat Mengetahui pelayanan resep pada pasien melalui simulasi
peran di rumah sakit.

1
2. Dapat Meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan interaksi
dengan pasien melalui pemberian informasi (KIE).
3. Dapat melakukan penyerahan obat penyakit turunan dengan baik dan
benar.

2
BAB II

A. Definisi Diabetes Mellitus


Diabetes adalah kata Yunani yang berarti mengalirkan/ mengalihkan
(siphon). Mellitus adalah kata Latin untuk madu, atau gula. Diabetes mellitus
adalah penyakit di mana seseorang mengeluarkan/mengalirkan sejumlah
besar urin yang terasa manis.
Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan
hormon yang mengakibatkan sel-sel dalam tubuh tidak dapat menyerap
glukosa dari darah. Penyakit ini timbul ketika di dalam darah tidak terdapat
cukup insulin atau ketika sel-sel tubuh kita dapat bereaksi normal terhadap
insulin dalam darah.
B. Tipe Diabetes Mellitus
Terdapat tiga macam tipe diabetes mellitus, yaitu:
1. Diabetes Mellitus Tipe I
Diabetes mellitus tipe I adalah penyakit hiperglikemia akibat
ketiadaan absolute insulin. Penyakit ini disebut diabetes mellitus
dependen insulin (DMDI). Pengidap penyakit ini harus mendapatkan
insulin pengganti. Diabetes tipe I biasanya dijumpai pada orang yang
tidak gemuk berusia kurang dari 30 tahun, dengan perbandingan laki-
laki sedikit lebih banyak daripada wanita. Karena insidens diabetes tipe I
memuncak pada usia remaja dini, maka dahulu bentuk ini disebu
sebagai diabetes juvenile. Namun, diabetes tipe I dapat timbul pada
segala usia.
2. Diabetes Mellitus Tipe II
Diabetes mellitus tipe II adalah penyakit hiperglikemia akibat
insensitivitas sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit
menurun atau berada dalam rentang normal. Karena insulin tetap
dihasilkan oleh sel-sel beta pancreas, maka diabetes mellitus tipe II
dianggap sebagai noninsulin dependent diabetes mellitus (NIDDM).
Diabetes mellitus tipe II biasanya timbul pada orang yang berusia lebih
dari 30 tahun, dan dahulu disebut sebagai diabetes awitan dewasa.
Pasien wanita lebih banyak daripada pria.

3
3. Diabetes Gestasional
Diabetes gestasiional terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya
tidak mengidap diabetes. Sekitar 50% wanita pengidap kelainan ini akan
kembali ke status nondiabetes setelah kehamilan berakhir. Namun,
risiko mengalami diabetes tipe II pada waktu mendatang lebih besar
daripada normal.
C. Etiologi
1. Etiologi Diabetes Mellitus Tipe I
Diabetes tipe I diperkirakan timbul akibat destruksi otoimun sel-sel
beta pulau Langerhans yang dicetuskan oleh lingkungan. Serangan
otoimun dapat timbul setelah infeksi virus misalnya gondongan
(mumps), rubella, sitomegalovirus kronik, atau setelah pajanan obat
atau toksin (misalnya golongan nutrosamin yang terdapat pada daging
yang diawetkan.
2. Etiologi Diabetes Mellitus Tipe II
Diabetes mellitus tipe II tampaknya berkaitan dengan kegemukan.
Selain itu, pengaruh geneti, yang menentukan kemungkinan seseorang
mengidap penyakit ini, cukup kuat. Diperkirakan bahwa terdapat suatu
sifat genetik yang belum teridentifikasi yang menyebabkan pancreas
mengeluarkan insulin yang berbeda, atau menyebabkan reseptor insulin
atau perantara kedua tidak dapat berespons secara adekuat terhadap
insulin. Juga mungkin terdapat kaitan genetic antara kegemukan dan
tangsangan berkepanjangan reseptor-reseptor insulin. Rangsangan
berkepanjangan atas reseptor-reseptor tersebut dapat menyebabkan
penurunan jumlah reseptor insulin yang terdapat di sel-sel. Hal ini disebut
downregulation.
3. Etiologi Diabetes Gestasional
Penyebab diabetes gestasional dianggap berkaitan dengan
peningkatan kebutuhan energi dan kadar estrogen dan hormone
pertumbuhan yang terus menerus tinggi selama kehamilan. Hormon
pertumbuhan dan estrogen merangsang pengeluaran insulin dan dapat
menyebabkan gambaran sekresi berlebihan insulin seperti diabetes tipe II
yang akhirnya menyebabkan penurunan responsivitas sel. Hormon
pertumbuhan memiliki beberapa efek anti-insulin, misalnya perangsangan

4
glikogenolisis (penguraian glikogen) dan penguraian jaringan lemak.
Semua faktor ini mungkin berperan menimbulkan hiperglikemia pada
diabetes gestasional. Wanita yang mengidap diabetes gestasional
mungkin sudah memiliki gangguan subklinis pengontrolan glukosa
bahkan sebelum diabetesnya muncul.
D. Gejala Diabetes Mellitus
Gejala awal diabetes adalah penderita merasa lemas, tidak bertenaga,
ingin makanan yang manis, sering buang air kecil, dan mudah sekali merasa
haus. Dan setelah jangka panjang tanpa perawatan memadai, dapat memicu
berbagai komplikasi kronis, seperti:
- Gangguan pada mata dengan potensi berakibat pada kebutaan
- Gangguan pada ginjal hingga berakibat pada gagal ginjal
- Gangguan pada jardiovaskula, disertai lesi membrane basalis yang
dapat diketahui dengan pemeriksaan menggunakan mikroskop
elektron
- Gangguan pada sistem saraf hingga disfungsi autonom, foot ulcer,
amputasi, charcit joint, dan disfungsi seksual.

E. Pengobatan
Tujuan pengobatan diabetes mellitus adalah secara konsisten
menormalkan kadar glukosa darah dengan variasi minimum. Penelitian-
penelitian erakhir mengisyaratkan bahwa mempertahankan glukosa darah
senormal dan sesering mungkin dapat mengurangi angka kesakitan dan
kematian. Tujuan ini dicapai melalui berbagai cara, yang masing-masing
disesuaikan secara individual.
1. Insulin: pengidap diabetes tipe I memerlukan terapi insulin. Tersedia
berbagai jenis insulin dengan asal dan kemurnian yang berbeda-
beda.insulin juga berbeda-beda dalam aspek saat awitan kerja, waktu
puncak kerja, dan lama kerja. .pengidap diabetes tipe II, walaupun
dianggap tidak bergantung insulin, juga dapat memperoleh manfaat dari
terapi insulin. Pada pengidap diabetes tipe II, mungkin terjadi defisiensi
pelepasan insulin atau insulin yang dihasilkan kurang efektif karena
mengalami sedikit perubahan.

5
2. Pendidikan dan kepatuhan terhadap diet: adalah komponen penting lain
pada pengobatan diabetes tipe I dan II. Rencana diet diabetes dihitung
secara individual bergantung pada kebutuhan pertumbuhan, rencana
penurunan berat (biasanya untuk pasien diabetes tipe II), dan tingkat
aktivitas. Distribusi kalori biasanya 50-60% dari karbohidrat kompleks,
20% dari protein, dan 30% dari lemak. Diet juga mencakup serat,
vitamin, dan mineral. Sebagian penderita diabetes tipe II mengalami
pemulihan kadar glukosa darah mendekati normal hanya dengan
intervensi diet karena adanya peran faktor kegemukan.
3. Program Olahraga: terutama untuk pengidap diabetes tipe II, adalah
intervensi terapetik ketiga untuk diabetes mellitus. Olahraga, digabung
dengan pembatasan diet, akan mendorong penurunan berat dan dapat
meningkatkan kepekaan insulin. Untuk kedua tipe diabetes, olahraga
terbukti dapat meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel sehingga kadar
glukosa darah turun. Olahraga juga dapat meningkatkan kepekaan sel
terhadap insulin.

F. Komplikasi Akut
1. Ketoasidosis Diabetes, adalah suatu komplikasi akut yang hampir selalu
dijumpai pada pengidap diabetes tipe I. kelainan inni ditandai oleh
perburukan dastis semua gejala diabetes. Ketoasidosis dapat timbul
setelah stress fisik misalnya kehamilan atau penyakit akut atau trauma.
Individu dengan ketoasidosis diabetes sering mengalami mual dan nyeri
abdomen. Dapat tibmul muntah-muntah, yang memperparah dehidrasi
ekstrasel dan ibtrasel. Kadar kalium tubuh total turun akibat poliura
berkepanjangan dan muntah-muntah.
2. Efek Somogyi, ditandai oleh penuruna unit kadar glukosa darah pada
malam hari, diikuti oleh penigkatan rebound pada paginya. Penyebab
hipoglikemia malam hari kemungkinan besar berkaitan dengan
penyuntikan insulin di sore harinya. Pengobatan untuk efek fomogyi
ditujukan untuk memanipulasi penyuntikan insulin sore hari sedemikian
sehingga tidak menimbulkan hipoglikemia. Intervensi diet juga dapat
mengurangi efek somogyi.

6
3. Fenomena Fajar (dawn phenomenon), adalah hiperglikemia pada pagi
hari (antara jam 5 dan 9) yang tampaknya disebabkan oleh peningkatan
sikadian kadar glukosa pada pagi hari. Fenomena ini dapat dijumpai
pada pengidap diabetes tipe I dan tipe II.

7
BAB III

TELAAH RESEP

A. Kartu Instruksi Medis

8
9
B. Cara Pengerjaan Resep

1. TTK menerima kartu instruksi pengobatan dari perawat, lalu


memverifikasi kartu tersebut.
2. TTK mengisi kartu instruksi pengobatan, mengecek ketersediaan, serta
menyiapkan obat sesuai sistem UDD
3. TTK melakukan pencampuran obat dengan teknik aseptik, lalu
mengemas serta memberi etiket yang jelas pada obat yang sudah
tercampur tersebut. Selanjutnya obat-obat tersebut diberikan kepada
TTK yang bertugas mengantar obat ke ruang pasien.
4. Sebelum diantar keruang pasien, dilakukan pengecekan (double check)
terhadap obat-obat tersebut untuk memastikan obat yang diberikan benar
dan sesuai dengan kartu instruksi medis pasien
5. TTK yang bertugas mengantar obat memberikan informasi obat, beserta
obatnya kepada perawat yang bertugas saat itu. TTK akan datang
keruang pasien untuk memberikan obat sesuai jadwal minum obat yang
telah ditentukan
6. Perawat melakukan pengecekan kembali terhadap obat yang diberikan,
lalu jika obat telah dipastikan benar, perawat akan memberikan obat
kepada pasien.
7. Setiap selesai memberikan obat kepada pasien, TTK akan meminta paraf
kepada perawat yang bertugas sebagai bukti bahwa obat telah
diserahkan.

C. Deskripsi Obat

Amaryl tablet 4 mg

10
Komposisi:

Glimepiride 4 mg

Indikasi:
Diabetes Melitus tipe 2 yang tidak dapat dikontrol baik/adekuat dengan diet,
olahraga dan penurunan berat badan saja. Dapat dikombinasikan dengan
Metformin atau Insulin.

Kontra Indikasi
Diabetes Mellitus tipe 1, diabetes ketoasidosis, pre koma dan koma diabetik.
Gangguan fungsi hati dan ginjal berat. Hipersensitivitas terhadap sulfonilurea
lain atau sulfanomid. Hamil, laktasi.

Dosis
PENGGUNAAN OBAT INI HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK
DOKTER. 1 mg-2 tablet perhari. Dosis awal & dosis titrasi : 1 x sehari 1 mg.
Dosis harian dapat ditingkatkan dengan interval 1-2 minggu dan dilakukan
bertahap sbb : 1 mg - 2 mg - 3 mg - 4 mg - 6 mg dan pada kasus2 tertentu :
8 mg.

Aturan Pakai
Segera sebelum makan utama pertama pada hari itu (setiap harinya) dan
tidak boleh mengurangi jadwal makan utama.

Cara Penyimpanan

Simpan di tempat ruangan (25 –30 derajat Celcius) dan kering, terlindung
dari cahaya

D. Perhitungan Bahan

1. Amaryl Tablet 4 mg: 1 tablet

E. Aturan Pakai

1. Amaryl Tablet 4 mg: satu kali sehari satu tablet

11
F. Etiket

Etiket shift pagi

RSU FARMASI SIMULASI PALEMBANG


Nama : Tn. Wibowo (50 tahun)
No. RM : 0147 TTL : L/P
Nama Obat :

1. Amaryl Tablet 4 mg
Pagi / Siang / Sore / Malam

Tgl Pemberian : 29-10-2019

12
SKENARIO

TTK 1 : Anggia Aprilita


TTK 2 : Aulia Rizqi Nadia Utami
TTK 3 : Desi Putri Lestrari
TTK 4 : Indri Anggraeni
TTK 5 : Ester Lusiana Wati
Suatu pagi di Rumah Sakit Umum Farmasi Palembang, seperti biasa
seorang perawat datang ke Tempat Pengambilan Obat (TPO) dengan
membawa Lembaran Instruksi Medis Farmakologis untuk meminta agar
Tenaga Teknik Kefarmasian (TTK) agar mennyiapkan obat yang dibutuhkan
pasien Tn. Hisyam (59 tahun) di rumah sakittersebut.

Perawat : Selamat pagi mbak, ini instruksi medis farmakologis untuk


pasien di ruangan ogan. Tolong disiapkan dan juga diantar
obatnya ya
TTK 1 : Baik obatnya akan segera kami siapkan dan nanti kami akan
mengantar kesana.
Perawat : Baik terima kasih ya mbak
TTK 1 : Iya mbak sama-sama
TTK 1 memberikan instruksi medis farmakologis pasien ke TTK 2
TTK 1 : Kiki, ini ada instruksi medis farmakologis dari ruangan Ogan.
Tolong di telaah dan disiapkan ya.
TTK 2 : Baik mbak

Setelah menelaah instruksi pengobatan yang diterima dan dinyatakan


pengobatannya rasional. TTK 2 segera meminta TTK 3 & 4 untuk
menyiapkan obat yang dibutuhkan pasien.

TTK 2 : Desi, tolong segera siapkan obat yang diperlukan untuk pasien
Tn. Wibowo ya.

TTK 3 : Baik mbak

13
TTK 3 mengecek ketersediaan obat serta menyiapkan obat dan meminta
bantuan Indri sebagai TTK 4 untuk menyiapkan etiket, TTK 3 menyiapkan
obat sedangkan TTK 4 menyiapkan etiket.

( TTK 3 dan TTK 4 mempersiapkan obat-obat yang diperlukan pasien)

Setelah semua obat selesai,obat kembali ke TTK 2 untuk di cek


kembali,setelah itu TTK 2 memberikan keTTK 1,TTK 1 meminta TTK 5 untuk
mengantarkan obat-obat ke ruang Serasi untuk pasien Tn. Wibowo (50
tahun)

Sebelum pergi TTK 5 melapor ke TTK 1 yang menjaga dibagian depan


TPO bahwa ia akan mengantarkan obat untuk pasien di ruang inap Serasi.
Setelah melapor TTK 5 pun segera mengantarkn obat ke ruangan pasien.

(Sesampainya diruang inap Serasi pukul 07.00)

TTK 5 : Selamat pagi sus, ini ada obat untuk pasien atas nama
Bapak Wibowo di ruang Serasi.

Perawat : Ohh iya, jadi gimana mbak?

TTK 5 : Jadi saya membawa obat oral buat bapak wibowo mbak, bisa
langsung saya berikan?

Perawat : Iya mbak silahkan

TTK 5 memberikan obat Candesartan kepada pasien

TTK 5 : Selamat pagi

Keluarga : Iya pagi mbak

TTK 5 : Saya Ester dari bagian instalasi farmasi mau memberikan obat

Keluarga : ohh iya mbak

TTK 5 : Ini ada obat Amaryl Tablet, obat ini untuk menurunkan kadar
glukosa darah bapak. Apa bapak sudah sarapan bu?

Keluarga : Ohh belum mbak

TTK 5 : Baik kalau begitu pas ya bu ini obatnya diminum sebelum makan
jadi bisa langsung bapak minum sekarang bisa tolong bantu bapak bu untuk
minum obatnya

14
Keluarga : Oh iya mbak

TTK 5 : Kalau begitu saya permisi ya bu kalau ada keluhan lain ibu bisa
lapor ke perawat atau dokter yang sedang bertugas ya makasih bu

Keluarga : Iya mbak sama-sama

Setelah selesai memberikan obat TTK 5 meminta paraf ke perawat lalu


kembali ke instalasi farmasi.

-SELESAI-

15
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009, Profil Kesehatan


Indonesia,Depertemen Republik Indonesia: Jakarta.

Kementrian Kesehatan RI. Rencana Strategi Kementrian Kesehatan Tahun


2015-2019.Jakarta: Kementrian Kesehatan 2015.

Utaminingsih, WR. Mengenal Dan Mencegah Penyakit Diabetes, Hipertensi,


Jantung dan Stroke Untuk Hidup lebih Berkualitas. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama: 2015

16

Anda mungkin juga menyukai