Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KEPERAWATAN GERONTIK
(Pengkajian Status Kognitif / Afektif)

DISUSUN OLEH :
Kelompok 2
Ardianto 16.3.0.1.0089
Lisa 16.3.0.1.0089
Mega Wati 16.3.0.1.0089
Nora Setia Ningsih 16.3.0.1.0086
Nurul Afifah Nensih 16.3.0.1.0089
Suriadi 16.3.0.1.0089

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan syukur kehadirat Allah Swt, hanya karena izin-


Nya makalah ini dapat diselesai tepat pada waktunya. Shalawat dan salam
penulis ucapkan kepada jujungan Nabi Muhammad saw beserta keluarganya,
para sahabatnya dan seluruh insan yang dikehendakinya. Penulisan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi tugas Keperawatan gerontik. Materi di dalam
makalah ini menguraikan tentang pengkajian status kognitif /afektif.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Keperawatan
Keluarga bapak Dr. Ns. Ezalina, S.kep, M.Kes. Berkat bimbingan beliau
penulis dapat menyelesaikan makalah Keperawatan gerontik. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari
segi penyusunan bahasa maupun aspek lainnya. Jadi, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan membuka
wawasan pembaca, sehingga dapat memahami tentang keperawatan gerontik
dan pembaca dapat mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dari makalah ini.

Pekanbaru, November 2019

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
C. Manfaat Penulisan ......................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORITIS ............................................................. 4
A. Pengkajian status kognitif/ afektif ................................................. 4
B. Aspek pengkajian status kognitif/afektif ........................................ 5
BAB III PENUTUP .................................................................................. 7
A. Kesimpulan ................................................................................... 7
B. Saran .............................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu gangguan kesehatan yang dapat muncul pada lansia
adalah gangguan mental. Gangguan mental yang sering muncul pada masa
ini adalah depresi dan gangguan fungsi kognitif. Sejumlah faktor resiko
psikososial juga mengakibatkan lansia pada gangguan fungsi kognitif.
Faktor resiko tersebut adalah hilangnya peranan sosial, hilangnya
ekonomi, kematian teman atau sanak saudaranya, penurunan kesehatan,
peningkatan isolasi karena hilangnya interaksi sosial dan penurunan fungsi
kognitif. Lansia yang mengalami kesulitan dalam mengingat atau
kurangnya pengetahuan penting dilakukan pengkajian fungsi kognitif
dengan tujuan dapat memberikan informasi tentang fungsi kognitif lansia.
Pengkajian fungsi kognitif pada lansia berfungsi untuk membantu
mengidentifikasi lansia yang berisiko mengalami penurunan fungsi
kognitif (Gallo, Reichel & Andersen, 2000).
Dampak dari menurunnya fungsi kognitif pada lansia akan
menyebabkan bergesernya peran lansia dalam interaksi sosial di
masyarakat maupun dalam keluarga. Hal ini didukung oleh sikap lansia
yang cenderung egois dan enggan mendengarkan pendapat orang lain,
sehingga mengakibatkan lansia merasa terasing secara sosial yang pada
akhirnya merasa terisolir dan merasa tidak berguna karena tidak ada
penyaluran emosional melalui bersosialisasi. Keadaan ini menyebabkan
interaksi sosial menurun baik secara kualitas maupun kuantitas, karena
peran lansia digantikan oleh generasi muda, dimana keadaan ini terjadi
sepanjang hidup dan tidak dapat dihindari (Stanley & Beare, 2007).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di
posyandu wilayah kerja Puskesmas Sukoharjo, jumlah lansia di
Kecamatan Sukoharjo sampai bulan Januari tahun 2012 mencapai 7.372
lansia. Di Kecamatan Sukoharjo terdiri dari 14 kelurahan antara lain

1
Kelurahan Sukoharjo, Kelurahan Gayam, Kelurahan Bulakrejo, Kelurahan
Kriwen, Kelurahan Dukuh, Kelurahan Bulakan, Kelurahan Sonorejo,
Kelurahan Kenep, Kelurahan Banmati, Kelurahan Mandan, Kelurahan
Begajah, Kelurahan Joho, Kelurahan Jetis dan Kelurahan Combongan.
Dari beberapa kelurahan tersebut jumlah lansia di Kelurahan Mandan
mencapai 395 lansia. Di Kelurahan Mandan terdapat 5 posyandu lansia
antara lain posyandu lansia Suko Lestari I terdiri dari 85 lansia, posyandu
lansia Suko Lestari II terdiri dari 55 lansia, posyandu lansia Suko Maju
terdiri dari 90 lansia, posyandu lansia Ngudi Waras terdiri dari 43 lansia
dan posyandu Budi Sehat terdiri dari 122 lansia.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan 5 lansia di posyandu
menunjukkan bahwa berdasarkan pengkajian fungsi kognitif dengan
menggunakan MMSE, fungsi kognitif 4 dari 5 lansia dalam kategori buruk
dengan skor kurang dari 21. Sedangkan berdasarkan hasil pengamatan
peneliti di posyandu menunjukkan bahwa di posyandu terdapat berbagai
tingkah laku lansia yang berbeda-beda. Hal ini dapat dilihat dengan
adanya lansia yang senang berbicara dan bersendau gurau dengan
temannya tetapi ada juga lansia yang memilih untuk diam dan langsung
pulang. Perilaku menarik diri ini dapat menyebabkan halusinasi karena
terjadi persepsi dalam kondisi sadar tanpa adanya rangsang nyata terhadap
indera yang dapat mempengaruhi kehidupannya bahkan jika berkelanjutan
akan menyebabkan resiko bunuh diri.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui mengenai pengkajian status kognitif / afektif
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang short
portable mental status questionnaire (SPMSQ)
b. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang mini-
mental state exam (MMSE).

2
C. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang short portable mental
status questionnaire (SPMSQ)
2. Mahasiswa mengetahui dan memahami tentang mini-mental state
exam (MMSE)

3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Pengkajian status kognitif/afektif


Pengkajian status kognitif/afektif merupakan pemeriksaan status
mental sehingga dapat memberikan gambaran perilaku dan kemampuan
mental dan fungs intelektual. Pengkajian status mental ditekankan pada
pengkajian kesadaran perhatian, keterampilan berbahasa, ingatan
interpretasi bahasa, keterampilan menghitung dan menulis, serta
kemampuan konstruksional. Pengkajian status mental bisa digunakan
untuk klien yang berisiko delirium. Pengkajian ini melipub Short Portable
Mental Status Questionnaire (SPMSQ), Mini-Mental State Exam
(MMSE).

B. Aspek pengkajian status kognitif/afektif


1. Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ)
Pengkajian ini digunakan untuk mendeteksi adanya tingkat
kerusakan intelektual. Instrumen SPMSQ terdiri dari 10 pertanyaan
tentang orientasi, riwayat pribadi, memori dalam hubungannya dengan
kemampuan perawatan diri, memori jauh dan kemampuan matematis.
Penilaian dalam pengkajian SPMSQ adalah nilai 1 jika rusak/salah dan
nilai 0 tidak rusak/benar.

Skor
NO Pertanyaan Jawaban
Benar Salah
1 Tanggal berapa hari ini?
2 Hari apa sekarang ini?
3 Apa nama tempat ini?
4 Dimana alamat anda?

4
5 Berapa umur anda?
6 Kapan anda lahir?
7 Siapa presiden Indonesia
sekarang?
8 Siapa presiden sebelumnya?
9 Siapa nama kecil ibu anda?
10 Kurang 3 dari 20 dan tetap
pengurangan 3 dari setiap
angka baru, semua secara
menurun
Jumlah

INTERPRETASI
Salah 0-3 : fungsi intelektual utuh
Salah 4-5 : fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6-8 : fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9-10 : fungsi intelektual kerusakan berat

2. Mini-Mental State Exam (MMSE)


Mini-Mental State Exam (MMSE) digunakan untuk menguji aspek
kognitif dari fungsi mental: orientasi, registrasi, perhatian, kalkulasi,
mengingat kembali, dan bahasa. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
melengkapi dan menilai, tetapi tidak dapat digunakan untuk tujuan
diagnostik, namun berguna untuk mengkaji kemajuan klien.

NILAI PASIEN PERTANYAAN


ORIENTASI 5 Tahun, Musim, Tanggal, Hari, Bulan
Apa sekarang ?
5 Dimana kita sekarang (Negara,
Wilayah, Kota, Rumah, Rumah Sakit,

5
Lantai ?
Registrasi 3 Nama 3 objek : 1 detik untuk
mengatakan masing-masing. Kemudian
tanyakan kepada klien ketiga objek
setelah anda mengatakannya. Beri 1
point untuk setiap jawaban yang benar.
Kemudian ulangi sampai ia mempelajari
ketiganya. Jumlahkan percobaan dan
catat.
PERHATIAN 5 Seri 7’s 1 point untuk setaip kebenaran.
DAN Berhenti setelah 5 jawaban. Bergantian
KALKULASI eja “kata” kebelakang.
MENGINGAT 3 Minta untuk mengulang ketiga objek di
atas.
Berikan 1 point untuk setiap kebenaran.
BAHASA 9 Nama pensil dan melihat (2 point).
Mengulang hal berikut “Tidak ada jika,
dan atau tetapi (1 point).
NILAI
TOTAL

Skor :
24-30 : normal
17-33 : probable gangguan koknitif
0-16 : definitif gangguan koknitif

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengkajian status kognitif/afektif merupakan pemeriksaan status mental
sehingga dapat memberikan gambaran perilaku dan kemampuan mental dan
fungs intelektual. Pengkajian status mental ditekankan pada pengkajian
kesadaran perhatian, keterampilan berbahasa, ingatan interpretasi bahasa,
keterampilan menghitung dan menulis, serta kemampuan konstruksional.
Pengkajian status mental bisa digunakan untuk klien yang berisiko delirium.
Pengkajian ini melipub Short Portable Mental Status Questionnaire (SPMSQ),
Mini-Mental State Exam (MMSE).

B. Saran
Bagi mahasiswa calon perawat diharapkan dapat memahami tentang
keperawatan gerontik dan teori-teorinya agar bisa mengaplikasikannya dengan
baik pada saat bertemu dengan pasien atau klien yang berbeda-beda nantinya.

7
DAFTAR PUSTAKA

Hawari, D. 2001. Managemen Stress, Cemas, dan Depresi. Jakarta: FK UI


Wijayanti, Rahayu & Sunaryo, dkk. 2016. Asuhan Keperawatan Gerontik.
Yogyakarta: Penerbit Andi

Anda mungkin juga menyukai